Tak seperti biasanya nabila tampak bergegas saat subuh. Diperiksanya satu persatu
perlengkapan sekolah agar tidak ada yang tertinggal. Dia akan memulai kelas di sekolah
barunya. Setibanya di sekolah nabila melihat anak permpuan sedang memegangi tangan
ibunya, anak perempuan itu mengenakan kalung salib, raut anak itu tampak sedih dan takut,
dipegangnya tangan ibunya. Tak lama kemudian sang ibu memanggil nabila
Ibu Kristina :“Anak ibu juga kelas empat, namanya Kristina Sitepu dia anak
baru disini. Kristina ayokla kenalan sama teman barumu ini kris”
(perintah ibuk kristina kepada kristina)
Bel berbunyi (kring....kring...kring) sambil menggandeng tangan kristina yang tampak sedih
dan takut nabila mengajak kristina masuk ke dalam kelas setelah menyalami tangan kristina)
Nabila dan Kristina bergegas masuk. Di kelas guru meminta setiap anak untuk mengenalkan
dirinya, nabila mulai mengenal teman-teman barunya diantara mereka ada yang pindahan dari
luar kota bahkan luas provinsi
Bagus Oka : “Hai nama saya Bagus Oka, saya pindahan dari bali. Saya Suku
Bali dan beragama Hindu”
Kristina : “Hai saya Kristina Sitepu, Suku saya Batak Karo, Agama Saya
Kristen Protestan”
Setelah semua siswa memperkenalkan diri, “Kring... kring...” waktu istirahat pun tiba,
sebagian anak-anak berlarian menuju ke kantin
Adrilin : “Haiyaa...saya juga bawa lo, kalau begitu kita makan bersma ya”
Bagus : “Boleh tidak aku makan dengan kalian? Makan sendiri tidak
enak”
Mereka berempat duduk dan kemudian membuka bekal masing-masing Adrilin membawa
sosis goreng, kristina membawa roti gandum dengan selai kacang, bagus membawa nuget dan
nasi, nabila dibekali dengan nasi, ayam goreng, dan sambel.
Setelah berdoa merekapun menyantap makanan mereka, pengalaman itu membuat nabila
bingung. Nabila bingung karena mereka punya cara berdoa yang berbeda
Kring...kring bel masuk pun berdering menandakan jam istirahat telah usai. Mereka bergegas
masuk ke dalam kelas
Bagus : “Ayukk”
Nabila : “Bu, Bagus, Adrilin, dan Kristina kok cara doa sebelum
makannya beda ya buk?”
Ibu guru : “Ohh.. itu karena agama mereka berbeda dengan Nabila. Seperti
agama Kristen Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindu, Buddha,
dan aliran kepercayaan punya cara sendiri-sendiri saat berdoa.
Intinya sih kurang lebih sama bersyukur karna masih bisa
menikmati makanan. Nabila tidak perlu khawatir yaa berteman
saja dengan mereka. Ibu juga punya teman baik yang beragama
Katolik, Hindu, Buddha dan Protestan. Mereka suka membantu
ibu ketika ibu kesulitan.
Ibu Guru : “Jadi, intiny walaupun kita berbeda Suku, Agama, Warna kulit..
kita harus tetap hidup rukun, saling menghormati, dan saling
membantu”
Nabila : ohhhh (kepala nabila sambil terangguk-angguk)
Kini nabila dan teman-teman yang lain mulai memahami perbedaan pada teman barunya.
Senyum mereka pun mengembang membayangkan belajar dan bermain bersama teman-
teman baru yang mengasyikkan.