Anda di halaman 1dari 4

INDAHNYA KEBERAGAMAN INDONESIAKU (PERCAKAPAN WAYANG)

Keterangan : Nabila (Anak gadis bersuku jawa dan agama Islam)


Kristina (Anak gadis bersuku Batak Karo dan Beragama Kristen Protestan)
Bagus (Anak laki-laki Suku Bali beragama Hindu)
Adrilin (Anak Gadis Tiong Hoa beragama Buddha)
Ibu Guru (Guru wali kelas IV)

Tak seperti biasanya nabila tampak bergegas saat subuh. Diperiksanya satu persatu
perlengkapan sekolah agar tidak ada yang tertinggal. Dia akan memulai kelas di sekolah
barunya. Setibanya di sekolah nabila melihat anak permpuan sedang memegangi tangan
ibunya, anak perempuan itu mengenakan kalung salib, raut anak itu tampak sedih dan takut,
dipegangnya tangan ibunya. Tak lama kemudian sang ibu memanggil nabila

Ibu kristina : “Dek, adek kelas berapa?”

Nabila : “Kelas empat buk”

Ibu Kristina :“Anak ibu juga kelas empat, namanya Kristina Sitepu dia anak
baru disini. Kristina ayokla kenalan sama teman barumu ini kris”
(perintah ibuk kristina kepada kristina)

Nabila : “Hai nama saya Nabila”

Kristina : “Hai nama saya Kristina”

Bel berbunyi (kring....kring...kring) sambil menggandeng tangan kristina yang tampak sedih
dan takut nabila mengajak kristina masuk ke dalam kelas setelah menyalami tangan kristina)

Nabila : yuk, masuk yuk...

Nabila dan Kristina bergegas masuk. Di kelas guru meminta setiap anak untuk mengenalkan
dirinya, nabila mulai mengenal teman-teman barunya diantara mereka ada yang pindahan dari
luar kota bahkan luas provinsi

Nabila : “Hai kawan-kawan, Perkenalkan...nama saya Nabila, saya


bersuku Jawa, Agama saya Islam”

Bagus Oka : “Hai nama saya Bagus Oka, saya pindahan dari bali. Saya Suku
Bali dan beragama Hindu”
Kristina : “Hai saya Kristina Sitepu, Suku saya Batak Karo, Agama Saya
Kristen Protestan”

Adrilin : “Hai kawan-kawan, Nama saya Adrilin, Suku saya TiongHoa,


dan agama saya Buddha”

Setelah semua siswa memperkenalkan diri, “Kring... kring...” waktu istirahat pun tiba,
sebagian anak-anak berlarian menuju ke kantin

Adrilin datang menghampiri nabila

Adrilin : “hayaaa nabilla, jajan yukk (logat china)”

Nabila :” enggak ahh aku bawak bekal dari rumah kok”

Kristina : “Iya..saya juga bawa bekal”

Adrilin : “Haiyaa...saya juga bawa lo, kalau begitu kita makan bersma ya”

Mereka pun membuka bekalnya masing-masing, tiba-tiba..bagus menghampiri mereka..

Bagus : “Boleh tidak aku makan dengan kalian? Makan sendiri tidak
enak”

Nabila, Kristina : “ohh.... boleh bolehh”

Mereka berempat duduk dan kemudian membuka bekal masing-masing Adrilin membawa
sosis goreng, kristina membawa roti gandum dengan selai kacang, bagus membawa nuget dan
nasi, nabila dibekali dengan nasi, ayam goreng, dan sambel.

Nabila : “waduh enak sekali yaa makan bersama..”

Bagus, Kristina : “iyaa”

Mereka berdoa bersama-sama

Kristina : “Tuhan terimakasih atas makanan yang engkau berikan,


semoga makanan ini memberikan kami kesehatan dan membuat
kami mampu melaksanakan tugas kami berkati juga mereka
yang menyiapkan makanan ini semoga mereka mendapatkan
berkat yang sama seperti kami. Amin.”
Bagus : “om, Anugraha Amrtadi Sanjiwani Ya Namah Swaha (Om Hyang
Widhi, semoga makanan ini memberikan kehidupan lahir dan
batin yang suci pada hamba”

Nabila : Allahumma Bariklana fii ma rasaqtana Waqina Asabannar ( Ya


Allah berkahilah kami dalam rezeki yang telah engkau berikan
kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka)

Setelah berdoa merekapun menyantap makanan mereka, pengalaman itu membuat nabila
bingung. Nabila bingung karena mereka punya cara berdoa yang berbeda

Kring...kring bel masuk pun berdering menandakan jam istirahat telah usai. Mereka bergegas
masuk ke dalam kelas

Nabila : “Masuk kekelas yuk”

Bagus : “Ayukk”

Sesampai dikelas nabila bertanya kepada ibu guru

Nabila : “Bu, Bagus, Adrilin, dan Kristina kok cara doa sebelum
makannya beda ya buk?”

Ibu guru : “Ohh.. itu karena agama mereka berbeda dengan Nabila. Seperti
agama Kristen Katolik, Kristen Protestan, Islam, Hindu, Buddha,
dan aliran kepercayaan punya cara sendiri-sendiri saat berdoa.
Intinya sih kurang lebih sama bersyukur karna masih bisa
menikmati makanan. Nabila tidak perlu khawatir yaa berteman
saja dengan mereka. Ibu juga punya teman baik yang beragama
Katolik, Hindu, Buddha dan Protestan. Mereka suka membantu
ibu ketika ibu kesulitan.

Nabila : “Ohh begituu yaaa”

Ibu Guru : “Jadi, intiny walaupun kita berbeda Suku, Agama, Warna kulit..
kita harus tetap hidup rukun, saling menghormati, dan saling
membantu”
Nabila : ohhhh (kepala nabila sambil terangguk-angguk)

Kini nabila dan teman-teman yang lain mulai memahami perbedaan pada teman barunya.
Senyum mereka pun mengembang membayangkan belajar dan bermain bersama teman-
teman baru yang mengasyikkan.

Anda mungkin juga menyukai