Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

HOROG-HOROG, PENGANAN TRADISIONAL MASYARAKAT KABUPATEN JEPARA SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN POKOK PENGGANTI NASI

BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

Diusulkan Oleh:

1. Burhanudin 2. Fachri Ali 3. Taufiqul Khoyr

(2201407112)/ 2007 (2201407175)/ 2007 (2601410002)/ 2010

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2011

HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-GT 1. Judul Kegiatan : Horog-horog, Penganan Tradisional Masyarakat Kabupaten Jepara Sebagai Alternatif Makanan Pokok Pengganti Nasi : ( ) PKM-AI () PKM-GT

2. 3.

Bidang kegiatan

Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Burhanudin b. NIM : 2201407112 c. Jurusan : Bahasa dan Sastra Inggris d. Universitas : Universitas Negeri Semarang e. Alamat Rumah : Ds. Blado Kec. Blado 02/1 No.14 Kab. Batang f. No. Telepon/HP : 085226992434 g. E-mail : rha_nu@yahoo.co.id Anggota Pelaksana Dosen Pendamping a. Nama Lengkap b. NIP c. Alamat d. No. Telepon/HP : 2 orang

4. 5.

: Bambang Purwanto, S.S., M.Hum : 197807282008121001 : Jl. Cinde Utara VI/21 A Semarang : 081390223561

Semarang, 2 Maret 2011 Menyetujui Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FBS

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Drs. Ahmad Sofwan, Ph. D.) NIP. 196204271989011001 Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

(Burhanudin) NIM. 2201407112 Dosen Pendamping

(Dr. Masrukhi, M.Pd.) NIP. 19620508 198803 1002

(Bambang Purwanto, S.S., M.Hum) NIP.197807282008121001 ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan PKM-GT ini demi mengembangkan kreatifitas penyusun dalam bidang tulis-menulis dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam penulisan PKM-GT ini, penyusun tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang bersifat moral dan material. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. sebagai Rektor UUNES 2. Prof. Dr. Rustono, M.Hum. sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni 3. Drs. Ahmad Sofwan, Ph.D. sebagai Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris 4. Bambang Purwanto, S.S., M.Hum sebagai dosen pendamping 5. Teman-teman yang telah membantu pembuatan PKM-GT Akhirnya penyusun berharap semoga PKM-GT ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri, pembaca serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Amin. Semarang, 2 Maret 2011

Penyusun

iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... RINGKASAN ................................................................................................. i ii iii iv v

PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................... 1 Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai .................................................... 1 GAGASAN Kondisi Kekinian............................................................................................ Solusi yang Pernah Diterapkan .................................................................... Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Dapat Diperbaiki .................................. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan Gagasan ................................................................... Strategi yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan Gagasan ...........................................................................................................

3 3 3 3 4

KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan................................................................................. 5 Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan............................................... 5 Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh ............................................................ 5 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 6 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 7 .

iv

RINGKASAN Burhanudin, dkk. Horog-horog, Penganan Tradisional Masyarakat Kabupaten Jepara Sebagai Alternatif Makanan Pokok Pengganti Nasi, Dosen Pendamping Bambang Purwanto, S.S., M.Hum. Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis Tahun 2011. 13 Halaman Indonesia merupakan negara agraris dengan nasi sebagai makanan pokoknya. Tetapi keadaan ini justru sangat ironis dengan kenyataan yang sesungguhnya. Indonesia sering mengalami minus persediaan beras dan terpaksa harus mengimpor beras dari negara lain seperti dari Vietnam misalnya. Kasus kelaparan, kekurangan pangan, dan gizi buruk sering melanda negeri ini. Padi yang siap panen pun terkadang harus puso akibat bencana alam yang sering menerjang Indonesia. Indonesia yang kita kenal merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun tetap saja masih ada kasus kekurangan makanan, padahal jika kita dapat memanfaatkan sumber daya alam kita denagn baik, tidak akan terjadi kejadian kekurangan makanan atau bahkan kelaparan seperti yang sering terjadi belakangan ini. Fakta pahit yang terjadi di negara tersebut masih diperparah dengan ketersediaan beras dengan harga yang melambung tinggi. Hal ini tentu saja sangat memberatkan masyarakat yang tergolong dalam golongan msyarakat ekonomi lemah di Indonesia. Sebenarnya jika kita mampu memanfaatkan sumber daya alam kita dengan seksama, tidak akan ada kasus semacam ini, misalkan kita memanfaatkan tanaman arena atau sagu menjadi makanan alternatif pengganti nasi. Salah satunya dengan cara mengolahnya menjadi horoghorog. Makanan ini sangat tepat untuk dijadikan sebagai makanan alternatif pengganti nasi. Kita mungkin masih asing mendengar nama horog-horog ini karena makanan tersebut hanya terdapat di kota Jepara. Horoghorog merupakan sejenis nasi hasil olahan dari bahan tepung aren. Tekstur dari makanan ini mirip dengan nasi, rasanya enak serta mempunyai kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Harganya pun sangat terjangkau. Penganan tradisional asli Indonesia ini diharapkan mampu menjadi makanan alternatif pengganti beras di Indonesia, masyarakat Jepara khususnya. Keberadaannya diharapkan menjadi solusi jitu untuk masalah kelangkaan serta mahalnya harga beras. Kata Kunci: horog-horog, penganan tradisional, pengganti nasi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kebutuhan manusia adalah pangan. Melalui makanan manusia memperoleh tenaga atau energi yang digunakan untuk beraktivitas dalam kehidupannya seharihari. Kita mengenal nasi sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia. Akan tetapi belakangan ini banyak peristiwa yang menyebabkan beras menjadi langka. Bencana banjir yang terjadi belakangan ini merusak persawahan warga, yang menyebabkan tanaman padi mati dan para petani terancam gagal panen. Berbagai upaya pemerintah untuk menanggulangi peristiwa tersebut. Semisal dengan cara mengimpor beras dari negara tetangga semisal dari Vietnam. Akan tetapi kekurangan beras masih saja terjadi. Harga beras mengalami kenaikan, sehingga kebanyakan warga dari kalangan orang miskin tak mampu membeli beras. Banyak juga dari mereka yang memakan nasi aking, yaitu nasi sisa yang dikeringkan kemudian dimasak kembali. Padahal nasi tersebut sebenarnya tidak layak konsumsi, serta tidak mengandung nilai gizi. Hal tersebut membuat masyarakat kita tidak tercukupi kebutuhan gizinya. Peristiwa ini berbanding terbalik dengan keadaan negara kita. Indonesia yang kita kenal merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Namun tetap saja masih ada kasus kekurangan makanan, padahal jika kita dapat memanfaatkan sumber daya alam kita dengan baik, tidak akan terjadi kejadian kekurangan makanan atau bahkan kelaparan. Papua kita tahu merupakan wilayah Indonesia bagian timur yang sangat kaya akan sumber daya alam, tetapi masih saja banyak kasus kelaparan yang terjadi di sana. Sebenarnya jika kita mampu memanfaatkan sumber daya alam kita dengan seksama, tidak akan ada kasus semacam ini, misalkan kita memanfaatkan tanaman arena atau sagu menjadi alternatif pengganti nasi. Salah satunya dengan cara mengolahnya menjadi horohorog. Makanan ini sangat tepat untuk dijadikan sebagai makanan alternatif pengganti nasi. Kita mungkin masih asing mendengar nama horog-horog ini karena makanan tersebut hanya terdapat di kota Jepara. Horoghorog merupakan sejenis nasi hasil olahan dari bahan tepung aren. Tekstur dari makanan ini mirip dengan nasi, rasanya enak serta mempunyai kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh. Harganya pun sangat terjangkau. Dalam makalah yang berjudul horog-horog, sebuah penganan alternatif pengganti nasi masyarakat kecamatan Kedung kabupaten Jepara ini, penulis ingin menonjolkan keunggulan dari makanan horog-horog itu sendiri. Kandungan karbohidrat yang tinggi pada makanan ini bisa menjadikan makanan ini sebagai makanan alternativ pengganti nasi. Tujuan dan Manfaat yang Ingin Dicapai Dengan penulisan makalah ini diharapkan horoghorog bisa dijadikan sebagai makanan alternative pengganti nasi, karena kandungan karbohidrat yang cukup tinggi yang ada dalam horoghorog merupakan sumber tenaga yang cukup bagi tubuh manusia. Teksturnya pun mirip dengan nasi serta rasanya gurih. Horog horog pun bisa dikenal lebih luas lagi sampai ke luar daerah, tidak hanya di Jepara saja. Selain itu, kita juga diharapkan bisa melestarikan cita rasa nusantara yang

2 beraneka ragam, dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dari proses produksinya. Manfaat yang dapat kita peroleh setelah membaca makalah ini adalah kita akan mengetahui bahwa horoghorog, makanan traditional dari Jepara bisa dijadikan sebagai altertatif pengganti nasi, karena horoghorog mempunyai kandungan karbohidrat sebagai sumber tenaga bagi kita yang mengkonsumsinya. Ketersediaan bahan baku utamanya yaitu aren, bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

GAGASAN Kondisi Kekinian Horog-horog merupakan makanan tradisional masyarakat Jepara yang terbuat dari tepung arena atau tepung sagu. Pemanfaatan sumber daya alam ini dimaksudkan untuk menggantikan makanan pokok di Indonesia yaitu nasi. Karena zaman dahulu nasi dinilai sebagai barang langka yang sulit untuk didapatkan. Makanan ini dinilai sebagai mampu menggantikan nasi karena sama-sama mengenyangkan dikarenakan kandungan karbohidrat di dalamnya, sehingga menjadi sumber cadangan energi dan juga penunda lapar yang efisien bagi tubuh manusia yang memakannya. Solusi yang Pernah Diterapkan Horog-horog yang telah dibuat sejak lama secara tradisional oleh masyarakat Jepara ini biasanya hanya digunakan sebagai camilan atau makanan pelengkap saja. Contohnya sebagai makanan pelengkap makan bakso atau pecel. Makanan ini kurang popular di masyarakat zaman sekarang karena keberadaannya mulai tergantikan dengan makanan-makanan instan siap saji yang marak beredar. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Dapat Diperbaiki Dengan melihat keberadaan horog-horog di masyarakat saat ini yang mulai meredup karena tergantikan oleh makanan siap saji, maka diperlukan sejumlah siasat untuk mengatasi masalah ini, antara lain adalah: 1. Promosi lewat berbagai media serta informasi terkait kandungan dan nilai gizi dari makanan tradisional ini. 2. Mengadakan festival jajanan daerah seperti makanan tradisional masyarakat setempat agar keberadaannya lebih dikenal masyarakat luas. Setelah dilakukan upaya-upaya di atas, diharapkan makanan tradisional yang sebelumnya kurang dikenal masyarakat luas ini akan segera diketahui oleh masyarakat. Keuntungan yang didapat dari sini adalah: 1. Dari informasi nilai gizi yang diperoleh oleh masyarakat, makanan ini bisa dilirik sebagai media makanan alternatif pengganti nasi terkait dengan mahalnya serta kelangkaan beras di masyarakat kita. 2. Ketertarikan konsumen atau masyarakat luas untuk mencoba makanan tradisional dari Jepara ini. Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan Gagasan Ada beberapa pihak yang dipertimbangkan membantu mengimplementasikan terwujudnya gagsan ini.Pihak-pihak ini meliputi:

1. DIKTI DIKTI berperan sebagai penyandang dana utama semua kegiatan sampai dengan proses sosialisasi melalui Program Kreatifitas Mahasiswa. Di samping itu, DIKTI juga berperan sebagai auditor yang akan memantau tujuan dari kegiatan ini sehingga bisa tercapai. 2. Universitas Peran Universitas dalam kegiatan ini adalah sebagai pemberi izin serta pengawas jalannya kegiatan ini. 3. Dosen Dosen berperan sebagai pendamping selama kegiatan berlangsung dari awal pembuatan PKM-GT sampai dengan pembuatan laporan. 4. Pihak Pemerintah Daerah Pihak Pemerintah Daerah berperan untuk mengembangkan dan menerapkan aplikasi yang telah dibuat. 5. Masyarakat Masayarakat merpakan salah satu komponen penting yang nantinya akan menggunakan hasil dari gagasan ini sehingga apa yang ada dalam gagasan ini benar-benar bermanfaat dengan baik. Strategi yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan Gagasan Strategi langkah yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan ini terdiri dari dua tahap yaitu: 1. Tahap Pralapangan Tahap pralapangan dilakukan mulai dari memilih serta mencari informasi yang mendukung. 2. Tahap Lapangan Tahap lapangan meliputi berbagai aktifitas yang ada di lapangan untuk merealisasikannya. Adapun tahap lapangan yang dilakukan meliputi: a. Mengelompokkan informasi yang ada. b. Membuat gagasan sesuai dengan input yang diperoleh dan sesuai output yang akan dibuat. c. Pengujian gagasan yang diusulkan.

KESIMPULAN Gagasan yang Diajukan Inti gagasan yangt diajukan dalam proposal ini adalah sebagai berikut: 1. Menjadikan produk horog-horog ini sebagai salah satu solusi dalam mengatasi kelangkaan pangan yang terjadi, dan bisa juga sebagai alternatif untuk menekan pengeluaran ekonomi masyarakat agar kecukupan kebutuhan masyarakat tetap bisa terpenuhi. 2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang kandungan nilai gizi yang terdapat dalam makanan tradisional horog-horog ini. Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan Teknik implementasi yang akan dilakukan meliputi: 1. Penelitian Kegiatan tahap ini yaitu meneliti apakah gagasan yang diajukan ini dapat memberikan solusi bagi masyarakat agar mereka bisa mengkonsumsi makanan taradisional ini sebagai makanan alternatif pengganti nasi. 2. Penyusunan Usulan Pada tahap ini dilakukan beberapa tindakan seperti mengelompokkan informasi yang ada dan menginput data yang diperoleh. 3. Penerapan Gagasan Tahap ini dilakukan setelah tahap-tahap sebelumnya selesai dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah horog-horog ini layak dikonsumsi sebagai makanan alternatif pengganti nasi. Pengaplikasian di sini bisa dikatakan juga sebagai tahap uji coba lapangan dan merealisasikan hasil gagasan yang telah selesai dibuat secara lengkap. 4. Pengembangan Perkembangan zaman akan terus berlanjut, begitu juga denagn ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu ketercapaian dari gagasan yang diajukan ini bukan berate telah berakhir, tetapi masih sangat mungkin dikembangkan sehingga ditemukan solusi yang dinilai lebih tepat. Tentunya kreativitas dan kejelian masyarakat dalam melihat suatu masalah dan mengatasinya sangat diperlukan dalam hal ini. Prediksi hasil yang diperoleh Dari semua tahapan yang dilakukan, diharapkan akan memperoleh hasil sebagai berikut: 1. Usulan yang telah diajukan menghasilkan solusi yang lebih baik dari sebelumnya. 2. Uslan yang diajukan bisa menyempurnakan kondisi kekinian yang telah lama berlangsung di masyarakat. 3. Dengan usulan ini diharapkan makanan tradisional ini dapat dijadikan makanan alternatif pengganti nasi sebagai solusi mengatasi kelangkaan beras.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Galery, Lee. 2010. WHAT? Dunia Tumbuhan 2. Jakarta: Grasindo. Marsh, James. 2010. Young Telegraph: Alam yang Masih Liar. Jakarta: Karisma. Michaelson, Gerald. 2008. Strategi untuk Pemasaran. Jakarta: Karisma. Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2009. Kamus Gizi : Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas. Rahardi Dicky. 2006 .Analisis SWOT. Pada DickyRahardi.Com.diunduh 15 Februari 2011 : 20.15 Sastrapradja, Setijati. 2008. Keanekaragaman Hayati Pertanian Menjamin Kedaulatan Pangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Soechan, Lanny. 2011. 37 Resep Makanan Terpopuler untuk Bisnis. Jakarta: Gramedia. Sasika Novel, S.Si , Sinta. 2009. Kamus Biologi SMA. Jakarta: Gagas Media. Team Quality Press. 2010. Katakan Kepadaku Mengenai Dunia Tanaman. Jakarta: Karisma. Watts, Claire. 2009. Ternyata Bisa: Tumbuhan. Jakarta: Karisma.

7 Lampiran 1 BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama NIP Jabatan Struktural Fakultas/jurusan Perguruan Tinggi Alamat Telepon : Bambang Purwanto, S.S., M.Hum. : 197807282008121001 : Dosen Bahasa Inggris : FBS/ Bahasa dan Sastra Inggris : UNNES : JL Cinde Utara VI/21 A Semarang : 081390223561

BIODATA PENULIS 1. Nama TTL NIM Prodi Jurusan Alamat : Burhanudin : Batang, 02 Juli 1989. : 2201407112 : Pendidikan Bahasa Inggris : Bahasa dan Sastra Inggris : Ds. Blado Kec. Blado 02/1 No.14 Kab. Batang

2. Nama TTL NIM Prodi Jurusan Alamat

: Fachri Ali : Demak, 01 Januari 1989 : 2201407175 : Pendidikan Bahasa Inggris : Bahasa dan Sastra Inggris : Mutih Kulon Rt 02 Rw 04, Mutih Kulon Kec. Wedung Kab. Demak : Taufiqul Khoyr : Jepara, 04 Mei 1990 : 2601410002 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa : PBSID : Teluk Awur Rt 02 Rw 01, Teluk Awur, Kec. Tahunan, Kab. Jepara

3. Nama TTL NIM Prodi Jurusan Alamat

8 Lampiran 2 PROSES PEMBUATAN HOROG-HOROG

Gb. 1.1 Tepung aren mentah

Gb. 1.2 Perendaman tepung

Gb. 1.3 Pengadukan adonan

Gb. 1.4 Pengerukan adonan

Gb. 1.5 Adonan disangarai

Gb. 1.6 Adonan karon

Gb. 1.7 Pengukusan

Gb. 1.8 Horog-horog matang

Anda mungkin juga menyukai