DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGITA PUJI LESTARI
NOMOR : 06
KELAS :XI MIPA C
KELOMPOK :ANGGITA P.L(6), NAJWA D.T.(23)
REZA I.H.(28), RIZQY T.F.(31)
SMAN 1 KEBUMEN
2019
I. JUDUL PERCOBAAN
Larutan adalah campuran homogen yang komponenenya terdiri atas pelarut dan zat terlarut.
merupakan campuran dua senyawa atau lebih yang membentuk satu fasa (satu wujud). Artinya jika
kita memiliki campuran homogen dalam sebuah gelas, kemudian kita ambil dalam setengahnya, akan
selalu mengandung semua senyawa dalam jumlah setengah dari total seluruhnya dalam gelas, begitu
pula ketika kita memiliki satu tetes. Selain itu, larutan tidak dapat disaring dan stabil.
Koloid adalah campuran dengan ukuran partikel berkisar antara 1 nm – 100 nm. Jadi, koloid
tergolong campuran heterogen dan merupakan sistem dua fasa, yaitu fasa pendispersi (pelarut) dan
fasa terdispersi (terlarut).Secara makroskopis, campuran ini tampak homogen. Namun, bila diamati
secara mikroskopis, campuran ini merupakan campuran heterogen. Campuran jenis ini cukup stabil
dan tidak dapat disaring kecuali dengan penyaring ultra.
Suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata
lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel
padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk
memungkinkan terjadinya sedimentasi dan juga penyaringan. Tidak seperti koloid, padatan pada
suspensi akan mengalami pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan denga kata
lain tidak stabil. Singkatnya, suspensi merupakan campuran yang masih dapat dibedakan antara
pelarut dan zat yang dilarutkan.
A. Alat
Gelas kimia
Spatula
Sendok teh
Corong
Kertas saring
B. Bahan
Gula Pasir
Susu bubuk
Kopi
Air
Air panas (hangat)
V. CARA KERJA
1. Campurkan air dengan gula pasir, susu bubuk, dan kopi secara terpisah dengan
perbandingan 100 mL air dengan 1 sendok teh zat tersebut lalu aduk.
2. Untuk mengamati
sifat homogen atau
heterogen, amati
apakah campuran
tersebut dapat
dibedakan atau
tidak.
3. Setelah 3 menit,
amati untuk
mengetahui
kestabilannya
4. Saring ketiga campuran menggunakan kertas saring untuk mengetahui ada tidaknya residu.
Hal yang diamati Air + gula Air + susu bubuk Air + kopi
Sifat (homogen/heterogen) homogen homogen heterogen
Kestabilan +++ ++ +
Dapat/tidak disaring dapat tidak tidak
VII. PEMBAHASAN
A. Air+ gula
Sesuai dengan ciri-ciri larutan, yaitu homogen (ditandai dengan tidak dapat dibedakannya
kedua sat tercampur), stabil, dan dapat disaring, maka air+ gula termasuk dalam kategori
tersebut(larutan).
B. Air+susu bubuk
Air+susu bubuk memiliki ciri homogen, cukup stabil, dan tidak dapat disaring.
Namun, pada hal ini, sifat sifat air+susu bubuk sebenarnya adalah heterogen. Namun, sifat
tersebut hanya dapat diamati secara makroskopis. Jadi, berdasarkan cirinya, air+susu bubuk
merupakan koloid.
C. Air+kopi
Air+kopi memiliki ciri heterogen(ditandai dengan dapat dibedakannya antar zat yang
tercampur), tidak stabil, dandapat disaring. Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa
ait+kopi merupakan suspensi.
VIII. KESIMPULAN
Mahfuzh.2016. Pengertian Campuran Homogen dan Contoh Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Diakses
dari https://mystupidtheory.com/pengertian-dan-contoh-campuran-homogen/ pada 12 Mei
2019
Purba, Michael dan Eti Sarwiyati.2017.Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Utami,Budi dkk.2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta :Pusat
Perbukuan.
DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGITA PUJI LESTARI
NOMOR : 06
KELAS :XI MIPA C
KELOMPOK :ANGGITA P.L(6), NAJWA D.T.(23)
REZA I.H.(28), RIZQY T.F.(31)
SMAN 1 KEBUMEN
2019
I. JUDUL PERCOBAAN
Koloid merupakan campuran yang ukuran partikel terdispersinya berada di antara larutan dan
suspensi. Meskipun ukuran partikel koloid lebih besar dari larutan, partikel-partikelnya tidak dapat
dilihat menggunakan mata telanyang, harus menggunakan mikroskop ultra.
Penampilan koloid pada umumnya keruh, tetapi tidak selalu demikian. Beberapa ‘larutan’
koloid tampak “bening” dan sukar dibedakan dari larutan sejati. Cara mengenali kolioid salah satunya
dalah dengan mengamati efek tyndall
Efek Tyndall adalah fenomena di mana partikel-partikel dalam koloid menyebarkan sinar
cahaya yang diarahkan kepadanya. Efek ini ditunjukkan oleh semua koloid dan beberapa suspensi yang
sangat baik. Oleh karena itu, dapat digunakan untuk memverifikasi apakah suatu campuran adalah
koloid. Intensitas cahaya yang tersebar tergantung pada kepadatan partikel koloid serta frekuensi
cahaya yang datang.
Ketika seberkas cahaya melewati koloid, partikel koloid yang ada dalam larutan tidak
memungkinkan sinar untuk sepenuhnya melewati. Cahaya bertabrakan dengan partikel koloid dan
tersebar (menyimpang dari lintasan normalnya, yang merupakan garis lurus). Hamburan ini membuat
jalur berkas cahaya terlihat.
A. Alat
Gelas kimia
Spatula
Senter
B. Bahan
Gula Pasir
Susu bubuk
Kopi
Air
Air panas (hangat)
V. CARA KERJA
6. Campurkan air dengan gula pasir, susu bubuk, dan kopi secara terpisah dengan
perbandingan 100 mL air dengan 1 sendok teh zat tersebut lalu aduk.
7. Letakkan ketiga gelas kimia berurutan sejajar dimulai dari campuran gula, campuran susu,
dan campuran kopi.
8. Sinari ketiga campuran secara bersamaan, lalu amati
VII.PEMBAHASAN
Air+gula
Pada campuran tersebut, cahaya diteruskan. Hal ini menunjukkan bahwa larutan tidak
didispersi sehingga campuran tersebut termasuk larutan.
Air+susu
Cahaya pada campuran ini dihamburkan karena cahaya bertabrakan dengan partikel koloid
dan tersebar (Menyimpang dari lintasan normalnya, yang merupakan garis lurus). Campuran
ini juga tidak memiliki endapan karena merupakan campuran yang stabil. Dari ciri tersebut,
dapan disompulkan bahwa campuran ini adalah koloid.
Air+kopi
Meskipun cahaya dihamburkan, namun campuran ini memiliki endapan yang merupakan ciri
dari suspensi.
VII. KESIMPULAN
Purba, Michael dan Eti Sarwiyati.2017.Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Suwardi, Soebiyanto, danTh. Eka Widiasih.2009. Panduan Pembelajaran Kimia : Untuk SMA & MA
Kelas XI. Jakarta :Pusat Perbukuan.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
EFEK KOAGULASI PADA KOLOID
DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGITA PUJI LESTARI
NOMOR : 06
KELAS :XI MIPA C
KELOMPOK :ANGGITA P.L(6), NAJWA D.T.(23)
REZA I.H.(28), RIZQY T.F.(31)
SMAN 1 KEBUMEN
2019
I. JUDUL PERCOBAAN
Partikel-partikel koloid bersifat stabil karena memiliki muatan sejenis. Apabila muatan suatu koloid
dilucuti, maka kestabilan koloid tersebut akan berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi atau
penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit
ditambahkan ke dalam sistem koloid. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai
berikut. Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan koloid yang
bermuatan positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung
lapisan kedua. Apabila selubung lapisan kedua itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan
muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarikmenariknya
dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf.
Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis
logam dan suhu.
A. Alat
Gelas kimia
Spatula
Spatula
Sendok teh
Corong
Alu
Mortar
B. Bahan
Air kotor
Tawas
V. CARA KERJA
9. Masukkan 100 mL air kotor lalu amati PH, bau, dan kekeruhan
10. Masukkan tawas sebanyak 1 spatula yang sudah dihaluskan dan aduk.
11. Diamkan sampai jernih lalu amati PH, bau, dan kekeruhan.
VII.PEMBAHASAN
Kekeruhan pada air kolam berkurang karena terjadi koagulasi di mana partikel kotoran digumpalkan
oleh tawas. Dengan penambahan Koagulan (tawas), maka ion Al yang berukuran lebih besar dari
ukuran partikel koloid dan memiliki muatan positif akan mengikat partikel-partikel koloid sehingga
membentuk gumpalan yang lebih besar.Penurunan PH terjadi karena penggunaan tawas.
VII. KESIMPULAN
Koloid memiliki sifat koagulasi.
Suwardi dkk. 2009. Panduan Pembelajaran Kimia : Untuk SMA & MA Kelas XIUtami. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
Budi dkk.2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta :Pusat
Perbukuan.
DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGITA PUJI LESTARI
NOMOR : 06
KELAS :XI MIPA C
KELOMPOK :ANGGITA P.L(6), NAJWA D.T.(23)
REZA I.H.(28), RIZQY T.F.(31)
SMAN 1 KEBUMEN
2019
I. JUDUL PERCOBAAN
Judul : Pengolahan Air Bersih
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Tawas berguna
untuk menggumpalkan lumpur koloidal sehingga lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloid
Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar, seperti detergen dan
pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka digunakan karbon aktif di
samping tawas.
Fungsi arang pada proses penyaringan air ialah sebagai karbon aktif dalam melakukan
penyaringan air untuk menjernihkan air tersebut. Hal ini dikarenakan dalam arang mengandung zat
karbon aktif yang dapat bekerja dengan cara adsorpsi. Partikel koloid mempunyai kemampuan
menyerap berbagai macam zat pada permukaannya. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsopsi.
Pasir, kerikil, ijuk, dan kapas berfungsi sebagai penyaring material yang terkandung dalam air.
A. Alat
B. Bahan
Air kotor
Kerikil
Pasir
Kapas
Arang
Ijuk
V. CARA KERJA
12. Susun alat penyaring dengan urutan dari bawah kapas, pasir, ijuk, arang, kerikil
13. Sebelum air disaring, ukur PH, amati kekeruhan, dan juga bau.
14. Tambah tawas lalu aduk
16. Ukur PH, amati kekeruhan dan bau air yang sudah disaring.
Air yang semula keruh setelah disaring menjadi jernih. Hal ini karena air kolam telah digumpalkan
menggunakan tawas dengan prinsip koagulasi. Setelah itu, kerikil, pasir, ijuk, dan kapas menahan
partikel kotoran kolam sehingga air semakin jernih. Bau pada air hilang karena penggunaan karbon
aktif. Zat bau yang terdapat pada air diadsorpsi sehingga diperoleh air yang tidak bau.Penurunan PH
terjadi karena penggunaan tawas.
VII. KESIMPULAN
Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi.
Gurumonica.2016. Apa Fungsi Arang Pada Proses Penyaringan Air. Diakses dari http://gurupintar.
com/threads/apa-fungsi-arang-pada-proses-penyaringan-air.1588/ pada 18 Mei 2019.
Produk Ijuk.2016. Teknik sederhana Penyaringan/Penjernih Air dengan Serat Ijuk. Diakses dari
http://arengabroom.blogspot.com/2015/06/teknik-sederhana-penyaringanpenjernih.html
pada 18 Mei 2019.
Purba, Michael dan Eti Sarwiyati.2017.Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Utami,Budi dkk.2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta :Pusat
Perbukuan.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
DISPERSI, SEBAGAI SALAH SATU CARA PEMBUATAN KOLOID
DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGITA PUJI LESTARI
NOMOR : 06
KELAS :XI MIPA C
KELOMPOK :ANGGITA P.L(6), NAJWA D.T.(23)
REZA I.H.(28), RIZQY T.F.(31)
SMAN 1 KEBUMEN
2019
I. JUDUL PERCOBAAN
Pengertian koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat
berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata dalam medium zat lain. Sistem
koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati atau menghaluskan
bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Cara yang pertama disebut
cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.
Cara dispersi dibagi menjadi cara mekanik , busur bredig, dan petisasi. Peptisasi adalah cara
pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat
pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Agar-agar dipeptisasi oleh air.
Efek Tyndall adalah fenomena di mana partikel-partikel dalam koloid menyebarkan sinar
cahaya yang diarahkan kepadanya. Efek ini ditunjukkan oleh semua koloid dan beberapa suspensi yang
sangat baik. Oleh karena itu, dapat digunakan untuk memverifikasi apakah suatu campuran adalah
koloid. Intensitas cahaya yang tersebar tergantung pada kepadatan partikel koloid serta frekuensi
cahaya yang datang.
Ketika seberkas cahaya melewati koloid, partikel koloid yang ada dalam larutan tidak
memungkinkan sinar untuk sepenuhnya melewati. Cahaya bertabrakan dengan partikel koloid dan
tersebar (menyimpang dari lintasan normalnya, yang merupakan garis lurus). Hamburan ini membuat
jalur berkas cahaya terlihat.
A. Alat
Panci
Kompor
Spatula
B. Bahan
Agar-agar plain
Air
V. CARA KERJA
VII.PEMBAHASAN
Ketika dimasak, agar-agar dipeptisasi oleh air. Air memecah butir kasar agar-agar menjadi butir-butir
koloid. Agar-agar yang dibuat dapat menghamburkan cahaya, yang dapat diketahui dari berkas
cahaya yang dapat dilihat di agar-agar, menunjukkan bahwa dispersi merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan untuk membuat koloid.
VII. KESIMPULAN
Dispersi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat koloid.
Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 2 : SMA/MA Untuk Kelas XI, Semester 1 dan 2 Program Ilmu
Pengetahuan Alam.Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Purba, Michael dan Eti Sarwiyati.2017.Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Nafiun. 2019. Pembuatan Koloid dengan Cara Kondensasi dan Dispersi, Sistem, Contoh Reaksi,
Praktikum, Kimia. Diakses dari http://www.nafiun.com/2013/07/pembuatan-koloid-dengan-
cara-kondensasi-dan-dispersi.html pada 18 Mei 2019.
DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGITA PUJI LESTARI
NOMOR : 06
KELAS :XI MIPA C
KELOMPOK :ANGGITA P.L(6), NAJWA D.T.(23)
REZA I.H.(28), RIZQY T.F.(31)
SMAN 1 KEBUMEN
2019
I. JUDUL PERCOBAAN
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih dimana partikel-
partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat
lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1–100 nm, ukuran yang
dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.
Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan jenis fasa terdispersi dan fasa
pendispersinya. Koloid yang mengandung fasa terdispersi padat disebut sol. Jadi, ada tiga jenis sol,
yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair), dan sol gas (padat dalam gas). Istilah
sol biasa digunakan untuk menyatakan sol cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol
(aerosol padat). Koloid yang mengandung fasa terdispersi cair disebut emulsi. Emulsi juga ada tiga
jenis, yaitu emulsi padat (cair dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam
gas). Istilah emulsi biasa digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas juga dikenal
dengan nama aerosol (aerosol cair). Koloid yang mengandung fasa terdispersi gas disebut buih. Hanya
ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair.
A. Alat
Panci
B. Bahan
Air
Ubi
Buah pisang
Gula Merah
Santan
Garam
V. CARA KERJA
1. Siapkan bahan.
2. Didihkan air, masukkan ubi yng telah dipotong.
3. Tunggu ubu metang lalu masukkan gula merah.
4. Masukkan pisang yang sudah dipotong.
5.Tambahkan garam dan gula.
6. Masukkan santan secukupnya.
7. Aduk hingga merata dan tunggu 7-10 menit.
VII.PEMBAHASAN
Santan merupakan salah satu jenis koloid dengan jenis emulsi. Fase terdispersinya berupa lemak dan
pendispersinya berupa air.
VII. KESIMPULAN
Salah satu menu koloid adalah kolak karena terdapat santan yang berjenis emulsi.
Purba, Michael dan Eti Sarwiyati.2017.Kimia 2 untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta:Penerbit Erlangga.
Utami,Budi dkk.2009. Kimia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI, Program Ilmu Alam. Jakarta :Pusat
Perbukuan.