Anda di halaman 1dari 6

Contoh:

RESENSI TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK

A. Identitas Buku
Judul Buku : Tenggelamnya Kapal Van Der Wjick
Pengarang : Hamka
Penerbit : Bulan Bintang
Tahun terbit : Rabi’ul Akhir, Maret 2012
Cetakan ke : 32
Cetakan 1 (1939)
Ukuran Buku : 21 cm
ISBN : 979-418-055-6
Tebal : 236 halaman
Kategori : Novel Fiksi
Kota terbit : Jakarta

B. Latar belakang
Hamka ialah Haji Abdul Malik Karim Amrullah dan merupakan putra dari Haji Abdul
Karim Amrullah seorang ulama pembaharu Islam yang terkemuka di Sumatra Barat.
Meskipun sekolahnya hanya sampai kelas II Sekolah Dasar saja, namun ia mendapat
pendidikan agama dan bahasa Arab yang luas dan dari ayahnya. Beliau dilahirkan tahun
1908 dan meninggal pada tahun 1981. Buku pertama yang diterbitkan adalah Dibawah
Lindungan Kakbah.

C. Isi Cerita
Berawal dari pertemuan yang tak disengaja antara Zainuddin dan hayati di jalan waktu
hujan turun itulah percintaan sepasang kekasih yang penuh derita ini dimulai. Hubungan
kasih Zainuddin dan Hayati tidak disetujui oleh ninik dan mamaknya Hayati. Dengan alasan
Zainuddin tidak bersuku dan berbeda adat itulah mereka tidak menyetujuinya. Zainuddin
dianggap sebagai anak orang Mengkasar oleh orang-orang Minangkabau sekalipun ayahnya
asli orang situ karena ayahnya menikah bukan dengan orang sesama sukunya. Begitu pula
di Mengkasar Zainuddin dianggap orang padang oleh warga tersebut karena ibunya bersuami
ayahnya yang merupakan orang buangan dari Minangkabau.
Hayati akhirnya menikah dengan Azis kakak dari sahabatnya Khadijah yang tinggal di
Padang Panjang atas dasar pilihan Hayati dan keputusan mamaknya yang sepakat menerima
Azis dan menolak lamaran Zainuddin. Azis anak orang berada yang masih sesuku dan terikat
kerabat walaupun jauh dengan mamaknya hayati. Awal pernikahan Hayati dan Azis sangat
bahagia karena Azis pandai mengambil dan menyenangkan hati Hayati. Namun tanpa
sepengetahuan Hayati, Azis adalah tipe pemuda yang suka menghamburkan uang, berjudi,
mabuk-mabukkan dan senang main perempuan.
Mendengar pernikahan Hayati dan penolakan atas pinangan yang di kirim melalui surat,
Zainuddin pun jatuh sakit. Sakitnya itu seperti orang tidak waras yang selalu memanggil
nama Hayati setiap erangannya. Atas permintaan dokter dan izin dari Azis suaminya
akhirnya Hayati pun menjenguk Zainuddin. Dengan sekejap sakitnya langsung sembuh.
Setelah sembuh dari sakit Zainuddin menjadi penulis yang terkenal di tanah Jawa. Seiring
berjalannya waktu juga akhirnya Azis bangkrut kemudian rela menceraikan Hayati demi
Zainuddin yang telah banyak membantunya saat itu dan bunuh diri di sebuah hotel. Tetapi
Zainuddin menolak untuk menerima Hayati demi membalas dendamnya terhadap Hayati
atas pengkhianatan yang dilakukan Hayati.
Hayati bertolak pulang dengan perasaan sedih menaiki kapal Van Der Wijck. Kapal
tersebut tenggelam dalam perjalanan tetapi Hayati berhasil diselamatkan. Dia meninggal
setelah Zainuddin mengajarkannya mengucap kalimat syahadah. Zainuddin juga meninggal
tidak lama kemudian karena menanggung penyesalan yang tidak berkesudahan.

D. Kelebihan:
Karya seorang ulama yang begitu apik merangkum permasalahan kehidupan manusia.
Alur cerita ini amat sangat menggugah rasa. Berbagai aspek kehidupan, sejarah, agama, adat
dan cinta semua terangkai indah dalam buku ini. Bahasa yang digunakan, membuat pembaca
semakin berimajinasi padamasa-masa yang pernah dilalui Indonesia berpuluh tahun yang
lalu. Pokoknya terbaik! Mesti banyak diaplikasikan dalam pemahaman cinta pada manusia
saat ini.

E. Kekurangan:
Aku tentu saja tidak bisa menilik kekurangan karya seorang ulama yang maha luas
pengetahuannya. Aku hanya pembaca dan penikmat karya. Dalam buku ini dicantumkan
banyak pepatah dan syair lama yang tidak aku mengerti maksudnya. Tentu saja ini bukan
bentuk kekurangan, tapi bentuk kurangnya pengetahuan si pembaca.

F. Kesimpulan
Pesan yang ingin disampaikan pengarang dalam buku ini sangat banyak, yang paling
utama yaitu untuk selalu sabar semua jodoh manusia ditangan Tuhan. Setiap hamba yang
ingin berusaha pasti akan ada jalannya.Buku ini kurang cocok jika dibaca oleh anak-anak.
Karena bahasa yang digunakan sedikit susah dipahami. Pengarang banyak menggunakan
bahasa Melayu.
RESENSI NOVEL KOALA KUMAL
RADITYA DIKA

A. IDENTITAS BUKU
Judul : Koala Kumal
Pengarang : Raditya Dika
Tebal halaman : 247 halaman
Tahun terbit : 2014
Cetakan ke : Dua
Penerbit : Gagas Media
Tempat Terbit : Jakarta
Harga : Rp. 59.500
Banyak Bab : 13

B. LATAR BELAKANG
Siapa yang tidak mengenal Raditya Dika, Penulis sekaligus comica dan sutradara ini sudah
mengeluarkan sebanyak 6 buku. Semuanya bergenre sama dikemas secara apik dalam balutan
komedi. Penulis yang bangga memamerkan tampang uniknya ini berhasil melahirkan “koala
Kumal” dengan selamat sebagai bukunya yang ke 7, dan baru rilis 17 januari 2015 kemarin.
Dengan ciri khasnya memakai nama hewan sebagai judul bukunya, bang Dika yakin bahwa
bukunya akan bernasib sama dengan buku-bukunya sebelumnya laris manis dipasaran atau
bahkan lebih baik. Terlebih saat bang Dika dan para krunya mengadakan pre order pada tanggal
15 Desember 2014, ribuan buku koala kumal bertanda tangan plus bonus kaos ludes dalam
waktu kurang lebih 3 jam. Begitu banyak penggemar yang antusias menyambut kelahiran
karyanya yang ke 7.
C. ISI RESENSI
Koala kumal ini bercerita seputar patah hati, dari bang Dika yang masih SD kemudian
ketika SMA sampai jadi mahasiswa atau bahkan yang masih hangat-hangatnya setahun yang
lalu. Semuanya dikupas dan dituangkan disini. Dari bab pertama menceritakan tentang
persahabatan antara bang Dika, Bahri dan Dodo yang membuatnya beralih dari video game ke
petasan jangwe lalu berakhir pada layangan “Layangan hijau yang putih itu melayang lemah
tanpa arah, seperti abege yang gagal move on” . Pada bab 2 menceritakan adegan lucu yang
harus diambilnya pada pembuatan film Cinta Brontosaurus, gila ini adegan asli diambil dari
kutipan bokapnya. Mungkin agak kurang pantas jika di kutip disini, penasaran ? baca ya(koala
kumal). Bang Dika tanpa ragu dan secara blak-blakan menulis apa yang ingin dia tulis, benar-
benar membuat pembaca ngakak tanpa henti. Kombinasi komik yang diselipkan dalam
beberapa cerita di buku ini membuatnya terlihat menarik dan menyegarkan mata. Dalam
twitternya, bang Dika mengatakan bahwa favorite part nya adalah “Perempuan tanpa Nama”
pada bab 8 halaman 117. Perempuan tanpa nama, jelas menggambarkan orang-orang yang
berhasil ditemuinya tanpa diketahui namanya. Ada tiga perempuan yang disebutkan disini,
perempuan pertama yang ditemuinya di tempat makan (olahan ayam). Waktu itu bang Dika
masih duduk di bangku SD, dan dia naksir sama perempuan yang duduk di meja sebelahnya.
Dika hanya diam saja, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia bahkan bolak-balik ke toilet,
masih nongkrong padahal minuan sudah habis hanya demi melihat perempuan berkucir kuda
itu. Akhirnya dia harus menelan pahit begitu melihat punggung perempuan itu menjauh dan
hanya bisa mengenalnya sebagai perempuan tanpa nama. Yang ke dua, perempuan tanpa nama
hadir di pesawat yang mengantarnya terbang ke Bali. Ya, dia seorang pramugari cantik putih
tinggi sudah pasti perfect dimata bang Dika. Tapi, belum saja kenal dan tahu namanya salah
seorang penumpang pesawat menegurnya di toilet “Mas kalau kencing jangan berceceran dong”
disini tawa beradu. Pramugari itu menatapnya jijik, dan mengalah membersihkan toiletnya.
Kasihan sekali bang Dika jadi korban fitnah, umur 18 tahun mau dapat perempuan cantik, gagal
lagi gagal lagi. Dan perempuan tanpa nama yang terakhir adalah yang ditemuinya di tempat
perbelanjaan, bang Dika ngumpet-ngumpet diantara baju-baju yang dijual demi bisa lihat
perempuan itu diam-diam. Mengingat sudah 2 kali gagal kenalan dengan perempuan yang
ditaksir, kali ini bang Dika memberanikan diri. Dengan gaya sok tajir membawa banyak baju,
bang Dika justru disangka pelayan toko tersebut. Betapa memalukan bang !! Buang muka lo !!
Kadang pembaca yang membaca part ini pun turut berduka pada pengorbanan bang Dika.
Setidaknya pasti diantara para pembaca pernah mengalaminya.
Bab yang unik dan paling lucu adalah ketika bang Dika di Thailand. Kala itu bang Dika
lagi mencoba aplikasi pencari jodoh bernama Tinder atas usulan parter kerjanya di Bangkok.
Semacam facebook tapi sedikit berbeda, dimana kita bisa melihat foto dan kutipan profilnya.
Jika kita tertarik kita like fotonya, dan pilihan bang Dika jatuh cinta pada perempuan bernama
Moo usia 21 tahun dengan rahang agak besar dan terlihat percaya diri. Pikirnya Moo tidak
mungkin suka dengan bang Dika yang pendek dan tampang seadanya. Siapa sangka ternyata
perempuan cantik itu memberikan respon balik dan minta ketemuan. Bukan dapat bidadari tapi
dapatnya bidadara alias waria, karena di profil tindernya Moo tertulis LB (Lady Boy) dan bang
Dika tidak memahami soal itu. Bagaimana seandainya mereka menikah ? dan … Hentikan Dika
!!!!
Kemudian pada bab akhir dika menceritakan tentang filosofi koala kumal yang diambilnya
sebagai judul novel ini. Pada saat itu terjadi peristiwa yang aneh sekali pada hidupnya ketika
tiba tiba mantan pacarnya dahulu mengirim pesan ke dia lewat whatsapp. Setelah chat itu, si
dika menjadi kembali dekat dengan mantannya itu. beberapa kali dika dinner dan menghabiskan
waktu dengan mantanna itu. Kemudian ketika suatu hari saat Dika dinner bareng mantannya,
mantan si Dika bilang dia ingin balikan dan dia sudah putus sama pacarnya yang sekarang.
Selanjutnya dengan nada meyakinkan dia bilang ke Dika” aku berbeda dari aku yang dulu”.
Kemudian Dika teringat pada foto koala yang tinggal di south wales, australia. Koala tersebut
bermigrasi dari tempat asalnya yang dulu dia merasa nyaman sekali ditempat itu kemudian
beberapa tahun kemudian koala itu kembali ketempat asalnya, terlihat didalam foto dia bingung
dan merasa aneh pada tempatnya yang dulu. Dia merasa ada yang berbeda, tidak seperti yang
dulu. Dika merasa keadaannya yang saat ini sama seperti keadaan koala yang ada di gambar.
Dika merasa bahwa perasaannya sudah berbeda dengan mantannya itu. Dika merasa tidak
senyaman keadaannya dulu ketika bersama mantannya itu. Kemudian Dika memutuskan untuk
menolak mantannya dan pulang dengan perasaan senyup dan kaku.

D. KELEBIHAN NOVEL
Keunggulan yang ada pada novel berjudul Koala Kumal ini terletak pada sisi penyampaian
ceritanya yang menggunakan bahasa lugas dan relevan dengan penggunaan bahasa di zaman ini.
Meskipun terdapat beberapa catatan sebagai kritikan mengenai hal ini. Di samping itu novel
dengan genre komedi ini juga sangat menghibur dengan segala ceritanya yang lucu dan
menggelitik. Adapula beberapa kata-kata penyemangat dan motivasi yang disisipkan di dalam
dialog-dialognya. Pesan tersirat yang ada pada novel ini salah satunya adalah jangan mudah
melupakan cinta dan kenangan indah yang pernah dilalui dengan pasangan.
E. KEKURANGAN NOVEL
Kekurangan yang ada pada novel Koala Kumar terletak pada penggunaan bahasa atau tutur
kata yang terkesan vulgar. Sehingga tidak baik jika dikonsumsi atau dibaca oleh anak-anak di bawa
umur. Selain itu gaya bahasa yang digunakan juga adalah bahasa yang hanya populer untuk
kalangan tertentu saja. Hal ini tentu akan berakibat pada ketidakpahaman pembaca diluar
segmentasi kalangan penulisnya dalam memahami dialog yang ada pada novel. Selain itu pada
novel ini juga terkesan memiliki alur cerita yang datar, mudah ditebak, serta memiiki konflik yang
rasanya tidak tajam dalam ukuran sebuah karya sastra novel. Selain itu ada pula sisi negatif dari
beberapa dialog yakni dendam dan lain sebagainya. Pesan-pesan negatif tersebut seolah
dikaburkan dengan lelucon yang dibawakan dalam dialog.
E. KESIMPULAN
Novel koala kumal merupakan novel yang begenre comedi yang cocok di baca oleh
kalangan dewasa. Novel ini menggunakan bahasa yang lugas dan relevan pada masyarakat
sekarang ini.ada beberapa diksi pilihan yang membuat penyegar bagi pembaca untuk membacanya
lagi.kemudian ada beberapa motivasi dan penyemangat bagi pembaca khususnya yang sedang
patah hati untuk kembali bangkit menjalani kehidupan sebagaimana mestinya.Tetapi dalam
beberapa kalimat mengajarkan balas dendam kepada seseorang tertapi dibalut dalam lelucon
sehingga menjadi agak kabur. Novel ini terkesan membuat alur yang datar dan gampang ditebak
oleh pembacanya sehingga dalam konfliknya kurang mengena.

Anda mungkin juga menyukai