Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji
teh dari Jepangyang ditanam sebagai tanaman hias. Kemudian dilaporkan pada
tahun 1694 terdapat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Jakarta. Teh
jenis Assam mulai masuk ke Indonesia dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun
1877 dan ditanam di Kebun Gambung, Jawa Barat oleh R.E Kerk Hoven.
Sejak saat itu, teh China secara berangsur-angsur diganti dengan the Assam,
sejalan dengan perkembangan perkebunan teh di Indonesia, yang mulai sejak
tahun 1910 dengan dibangunnya perkebunan teh di Simalungun, Sumatera
Utara. Dalam perkembangannya industri teh di Indonesia mengalami pasang
surut sesuai perkembangan situasi pasar dunia maupun Indonesia, antara lain
pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) banyak areal kebun teh menjadi
terlantar (Soehardjo, Dkk, 1996).
Tanaman teh dapat tumbuh sampai sekitar 6-9 meter tingginya. Di
perkebunan-perkebunan, tanaman teh dipertahankan hanya sekitar 1 meter
tingginya dengan pemangkasan secara berkala. Hal ini adalah untuk
memudahkan pemetikan daun dan agar diperoleh tunas-tunas daun teh yang
cukup banyak. Tanaman teh umumnya mulai dapat dipetik daunnya secara
terus-menerus setelah 5 tahun dan dapat memberikan hasil daun the cukup
besar selama 40 tahun, baru kemudian diadakan peremajaan. Tanaman ini
dapat tumbuh dengan subur di daerah ketinggian 200-2000 meter di atas
permukaan air laut. Semakin tinggi letak daerahnya, semakin menghasilkan
mutu teh yang baik (Spillane, 1992).
Pada tahun 1998 terjadi kenaikan harga teh dunia secara menyeluruh
dari harga tahun 1997 sebesar $1.65 (Indonesia), $1.70 (India) dan $2.02 (Sri
Lanka) menjadi masing-masing $1.70, $1.80 dan $2.28 pada tahun berikutnya,
dan yang tertinggi adalah Sri Lanka. Seperti kejadian yang umum berlaku,
setelah kenaikan harga selalu disusul dengan penurunan harga, karena sebagai
respon penjual terhadap fenomena kenaikan harga yang melonjak. Pada saat
harga baik setiap produsen berusaha meningkatkan produksinya agar
memperoleh manfaat yang tinggi dalam jangka pendek, akibatnya pasar
dibanjiri oleh the kualitas rendah sehingga disusul dengan penurunan harga.
Jika diperhatikan antara tahun 1998 ke 1999 penurunan harga Sri Lanka dari
$2.28 menjadi $1.64 atau 72%, India dari $1.80 menjadi $1.44 atau 80% tapi
Indonesia dari $1.70 menjadi $1.05 atau 62% dan setelah itu harga teh
Indonesia selalu terpuruk (Tim Penulis Pusat Penelitian Teh dan Kina, 2008).

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam buku Species Plantarum, menamakan tanaman ini sebagai Thea
sinensis. Kemudian, selama bertahun-tahun, diperkenalkan dua nama ilmiah oleh
para ahli botani, yaitu Camellia thea di India dan Sri Lanka dan Cohen Stuart dari
Indonesia menggunakan nama Camellia theiufera. Tetapi sekarang terdapat ke-
seragaman nama ilmiah untuk tanaman ini yaitu Camellia sinensis (L) yang di-
perkenalkan oleh O. Kuntze (Eden, 1956). Tanaman teh termasuk marga
(genus) Camelia dari famili Theaceae.

A. Klasifikasi Tanaman Teh


Menurut Graham (1984), tanaman teh (Camellia sinensis) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta  
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo : Clusiales
Familia : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis

B. Syarat Tumbuh Tanaman Teh


Iklim untuk budidaya teh yang tepat yaitu dengan curah hujan tidak
kurang dari 2.000 mm/tahun, dengan bulan penanaman curah hujan kurang
dari 60 mm tidak lebih 2 bulan. Tanaman memerlukan matahari yang cerah.
Suhu udara harian tanaman teh adalah 13-25o C.Kelembaban kurang dari 70%.
Dari segi penyinaran sinar matahari sangat mempengaruhi pertanaman teh.
Makin banyak sinar matahari makin tinggi suhu, bila suhu mencapai 30 o C
pertumbuhan tanaman teh akan terlambat.
Pada ketinggian 400 – 800 m kebun-kebun teh memerlukan pohon
pelindung tetap atau sementara. Disamping itu perlu mulsa sekitar 20 ton/ha
untuk menurunkan suhu tanah. Suhu tanah tinggi dapat merusak perakaran
tanaman, terutama akar dibagian atas. Faktor iklim lain yang harus
diperhatikan adalah tiupan angin yang terus menerus dapat menyebabkan daun
rontok. Angin dapat mempengaruhi kelembaban udara serta berpengaruh pada
penyebaran hama dan penyakit.
Untuk media tanamnya jenis tanah yang cocok untuk teh adalah
Andasol, Regosol, dan Latosol. Namun teh juga dapat dibudidayakan di tanah
podsolik (Ultisol), Gley Humik, Litosol, dan Aluvia. Teh menyukai tanah
dengan lapisan atas yang tebal, struktur remah, berlempung sampai berdebu,
dan gembur. Derajat kesamaan tanah (pH) berkisar antara 4,5 sampai 6,0.
Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi tiga
daerah yaitu dataran rendah sampai 800 m dpl, da-taran sedang 800-1.200 m
dpl, dan dataran tinggi lebih dari 1.200 m dpl. Perbedaan ketinggian tempat
menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh. Ketinggian tempat
tergantung dari klon, teh dapat tumbuh di dataran rendah pada 100 m
dpl sampai ketinggian lebih dari 1000 m dpl.

C. Perkembangan Luas Area Perkebunan Teh


Luas area dan produksi teh di Indonesia dari tahun 1970 sampai
dengan tahun 2000 terus mengalami peningkatan, namun setelah tahun 2000
terjadi kecenderungan penurunan luas area. perkebunan teh, rata-rata
mengalami penurunan sekitar 3000 hektar pertahun bukan hanya terjadi pada
perkebunan teh rakyat namun juga di alami oleh perkebunan besar. Padahal
Indonesia adalah Negara penghasil teh terbesar ke 4 di dunia.
Perkembangan luas area perkebunan teh di Indonesia 5 tahun terakhir
cenderung menunjukkan sedikit penurunan yang berkisar antara (-11,02) dan
(0,69)%, pada tahun 2009 luas lahan perkebunan teh di indonesia tercatat
seluas 124.056 hektar, kemudian pada tahun 2010 menjadi 122.797 hektar
atau berkurang menjadi 1,01%. Sementara itu, pada tahun 2011 luas area
perkebunan teh tercatat seluas 122.458 hektar atau mengalami penurunan
sebesar 0,28% terhadap tahun sebelumnya.
Demikian pada tahun 2012 luas area mengalami penurunan sebesar
0,69% atau menjadi 121.607 hektar. Sehingga apa bila di lihat dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2012 perkembangan luas area perkebunan teh
mengalami penuruna sebesar 1,97%. Perkembangan luas area perkebunan teh
menurut status pengusaha tahun 2009 – 2014 dapat di lihat pada table di
bawah ini.
Pada tahun 2012 diperkirakan luas area perkebunan teh tersebar di 11
provinsi yakni, privinsi sumatera utara, sumatera barat, jambi, sumatera
selatan, Bengkulu, jawa barat, banten, jawa tengah, D.I Yogyakarta, jawa
timur, serta Kalimantan timur. Dari 11 provinsi tersebut jawa baratlah yang
memiliki area terluas di Indonesia dengan catatan luas 95.253 hektar atau
merupakan 78,33% dari total luas area perkebunan teh di Indonesia. Selain itu
provinsi lainnya yang memiliki area perkebunan teh yang cukup luas yaitu
jawa tengah dengan luas 9.578 hektar atau 7,88% dan sumatera barat seluas
4.981 hektar (4,10%).

D. Perkembangan Produksi Teh


Perkembangan produksi teh di Indonesia selama lima tahun terakhir
berfluktuasi. Pada tahun 2009 total produksi teh di Indonesia dalam bentuk
daun kering sebesar 152.588 ton. Pada tahun 2010 produksi teh mengalami
penurunan volume produksi sebesar 1,03% atau menjadi 151.012 ton,
sedangkan pada tahun 2011produksi teh sebesar 146.603 ton yang berarti
turun sekitar 2,92%. Produksi teh mengalami penurunan kembali sekitar
2,18% pada tahun 2012 sehingga menjadi sebesar 143.413 ton. Prediksi pada
tahun 2013 total produksi teh Indonesia sebesar 148.077 ton. Hal ini berarti
akan mengalami kenaikan produksi sekitar 3,25% dari tahun 2012.
Sama halnya luas area perkebunan teh, produksi teh yang terbesar juga
berasal dari jawa barat. Pada tahun 2012 jawa barat memproduksi teh sebesar
104.319 ton yang berarti sekitar 72,74% dari total produksi teh di Indonesia.
Sementara itu provinsi lainnya yang juga merupakan penghasil teh yang cukup
besar yakni jawa tengah sebesar 14.008 ton (9,77%) dan sumatera barat
sebesar 8.416 ton (5,87%).
Dilihat dari status pengusahanya, pada tahun 2012 persentase luas area
perkebunan teh yang diusahakan oleh perkebunan rakyat mencapai 46,26%
terhadap total luas area perkebuna teh Indonesia, namun produksi dari
perkebuna rakyat hanya sekitar 36,08% dari total produksi teh Indonesia. Hal
itu dikarenakan produktivitas dari perkebunan rakyat umumnya lebih rendah
dibandingkan dengan produktivitas perkebunan besar Negara maupun swasta.
Persentase produksi teh yang di usahakan oleh perkebunan rakyat
selama periode tahun 2009-2012 yakni berkisar 45,72 sampai dengan 46,26%,
sedangkan perkebunan Negara berkisar 30,59 sampai dengan 31,20% dan
untuk perkebunan besar swasta berkisar 22,75 sampai dengan 23,55%.
Produksi teh Indonesia tahun 2012 sebesar 121.607 ton yang berasal dari
perkebunan rakyat sebesar 51.741 ton atau sekitar 36,08%, perkebunan besar
Negara sebesar 57.146 ton (39,85%), dan perkebunan besar swasta sebesar
34.526 ton (24,07%).

E. Berdasarkan sifat fermentasinya, dikenal beberapa macam jenis teh,


yaitu:
1. Teh Hitam (Black Tea)
Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan
paling luas dikonsumsi. Dalam proses pengolahan diberi kesempatan
penuh terjadi fermentasi (mengalami perubahan kimiawi sempurna
sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi theaflavin
dan thearubigin) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi
kecoklatan dan dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam.
2. Teh Oolong
Umumnya diproduksi dari tanaman teh yang tumbuh di daerah
semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses
fermentasinya hanya sebagian (lebih singkat sekitar 30-70% dan
perubahan berlangsung setengah sempurna sehingga masih mengandung
sebagian tanin dan beberapa senyawa turunannya) sehingga warna dan
aromanya di antara teh hitam dan teh hijau.
3. Teh Merah (Red Tea)
Di Afrika Selatan, teh merah adalah sebutan untuk teh roibos, yang
termasuk dalam golongan teh herbal. Teh merah dihasilkan melalui proses
semifermentasi.
4. Teh Hijau (Green Tea)
Daun teh tidak diberi kesempatan fermentasi (hampir tidak
mengalami proses perubahan kimia). Biasanya pucuk teh diproses
langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim
sehingga sama seperti raw leaf (daun teh awalnya), karena itu selain
warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin yang relatif tinggi.
5. Teh Putih (White Tea)
Merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya
diambil dari satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama.
Kandungan antioksidan paling tinggi. Dalam prosesnya, daun teh
dibiarkan layu secara alami sehingga warnanya menjadi putih.
6. Teh Kuning (Yellow Tea)
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar
atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi
dengan proses pengeringan yang lebih lambat.
7. Teh Bunga atau Teh Melati (Jasmine Tea)
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan
bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati (Heung Pín dalam
bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang merupakan
campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-
bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci
dan seruni. Mutu teh merupakan kumpulan sifat yang dimiliki oleh teh,
baik sifat fisik maupun kimianya. Kedua sifat ini telah dimiliki sejak
masih berupa pucuk teh maupun diperoleh sebagai akibat teknik
penanganan dan pengolahan yang dilakukan.
F. Budidaya Tanaman Teh
1. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dimulai dengan pembongkaran tunggul-tunggul
dan pohon sampai ke akar agar  tidak  menjadi sumber penyakit akar.
Lahan yang digunakan untuk penanaman baru dapat berupa hutan
belantara, semak belukar atau lahan pertanian lain, yang telah diubah dan
dipersiapkan bagi tanaman teh. Secara umum  urutan  kerja persiapan
lahan bagi penanaman baru adalah sebagai berikut.
a. Survey dan pemetaan tanah
Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan karena berguna
dalam me-nentukan sarana dan prasarana yang akan dibangun seperti
jalan-jalan kebun untuk  transportasi dan kontrol, pembuatan fasilitas
air, serta pembuatan peta kebun dan peta kemampuan lahan.
b. Pembongkaran pohon dan tunggul
Pelaksanaan Pembongkaran pohon dan tunggul dapat dilakukan
dengan tiga cara berikut.
1) Pohon dan tunggul dibongkar langsung secara tuntas sampai
keakar-akarnya, agar tidak menjadi sumber penyakit akar bagi
tanaman teh.
2) Pohon dapat dimatikan terlebih dahulu sebelum dibongkar dengan
cara pengulitan pohon (ring barking)
3) Pohon dimatikan dengan penggunaan racun kimia
atau aborosida seperti Natrium arsenat atau Garlon 480 P.
c. Pembersihan semak belukar dan gulma
Setelah dilaksanakan pembongkaran dan pembuangan pohon,
semak belukar dibabat, kemudian digulung kemudian dibuang ke
jurang yang  tidak ditanami teh, atau ditumpuk di pinggir lahan yang
akan ditanami. Pembersihan gulma dapat juga menggunakan bahan
kimia yaitu herbisida dengan dosis yang telah tercantum dalam merk
dagang.
d. Pengolahan tanah
Maksud pengolahan tanah adalah mengusahakan tanah menjadi
subur, gembur dan bersih dari sisa-sisa akar dan tunggul, serta
mematikan gulma yang masih tumbuh.
e. Pembuatan jalan dan saluran drainase
Setelah pengolahan selesai selanjutnya dilakukan pengukuran
dan pematokkan. Ajir/patok dipasang setiap jarak 20 m, baik kearah
panjang maupun kearah lebar. Dengan demikian akan terbentuk
petakan-petakan yang berukuran 20m x 20m atau seluas 400 m2.
Selesai membuat petakan selanjutnya pembuatan jalan kebun,
pembuatan jalan kebun dibuat secukupnya, tidak terlalu banyak yang
menyebabkan tanah terbuang dan tidak terlalu sedikit sehingga
menyulitkan pelaksanaan pekerjaan di kebun.
2. Pembibitan
Tanaman teh dapat diperbanyak secara generative maupun secara
vegetative. Pada perbanyakan secara generative digunakan bahan tanam
asal biji, sedangkan perbanyakan secara vegetative digunakan bahan
tanaman asal setek berupa klon. Biji yang baik ditandai dengan beberapa
ciri, antara lain:
a. Kulit biji berwarna hitam dan mengkilap.
b. Berisi penuh, dengan isi biji berwarna putih.
c. Mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada air, sehingga apabila
dimasukkan kedalam air akan tenggelam.
d. Mempunyai bentuk dan ukuran yang normal.
e. Tidak terserang penyakit, cendawan ataupun kepik biji.
Sebaiknya biji segera disemai karena daya kecambah biji teh cepat
menurun dan biji teh mudah menjadi busuk.
a. Penyemaian biji
Persiapan lahan untuk persemaian harus dilaksanakan 6 bulan
sebelum penyemaian benih. Pengecambahan biji dimaksudkan untuk
memperoleh biji yang tumbuh seragam dan serempak sehingga
memudahkan pemindahannya ke persemaian bibit atau kekantong
plastik.
b. Pemeliharaan di persemaian bibit asal biji
Untuk memperoleh bibit yang baik, yang tumbuh subur dan
sehat serta terhindar dari gangguan hama dan penyakit, bibit
dipersemaian harus dijaga dengan baik.
Pemeliharaan bibit terdiri atas:
1) Penyiraman
2) Penyulaman
3) Penyiangan
4) Pemupukan
5) Pengendalian hama dan penyakit
6) Pengaturan naungan
c. Pemindahan bibit ke lapangan
Setelah bibit berumur dua tahun, benih yang mempunyai
ukuran lebih besar dari pensil, dapat dibongkar untuk dipindahkan ke
kebun.
d. Pembibitan dengan stek
Pembibitan menggunakan stek merupakan cara yang paling
cepat untuk memenuhi kebutuhan bibit dalam jumlah yang banyak,
dan jenis klon yang di-tentukan dapat dipastikan sifat keunggulannya
sama dengan induknya. Untuk memperoleh hasil pembibitan setek
berupa setek bibit yang baik, diperlukan adanya perencanaan,
persiapan, dan pelaksanaan yang baik dan tepat waktu.
Adapun lokasi untuk pembibitan, diantaranya:
1) Lokasi terbuka, drainase tanah baik dan tidak becek.
2) Dekat dengan sumber air, untuk keperluan penyiraman.
3) Dekat dengan sumber tanah, untuk mengisi polibag.
4) Lebih baik bila lahan melandai kearah timur, agar mendapat sinar
matahari pagi.
5) Dekat dengan jalan agar memudahkan dalam pengawasan dan
peng-angkutan ke lokasi yang akan ditanami.
3. Penanaman
Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah
penentuan jarak tanam yang tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam,
teknik penanaman dan penanaman tanaman pelindung yang diperlukan.
Pembuatan  lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum dilakukan
penanaman. Lubang tanam yang dibuat tepat di tengah-tengah diantara dua
ajir. Ukuran lubang tanamnya adalah:
a. Untuk bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm.
b. Untuk bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm.
Ada dua kegiatan dalam proses penanaman, yaitu:
a. Pemberian pupuk dasar
Pupuk dasar yang dianjurkan terdiri atas Urea 12,5 g + TSP 5 g
+ KCl 5 g per lubang. Apabila pH tanah diatas 6, maka lubang tanam
diberikan belerang murni (belerang cirrus) sebanyak 10-15 g per
lubang.
b. Cara penanaman
1) Menanam bibit stump
Bibit stump biasanya ditanam pada umur 2 tahun. Bibit
ditanam dengan cara dimasukkan ke dalam lubang tanam, persis di
tengah-tengah lubang, dengan leher akar tepat dipermukaan tanah.
2) Menanam bibit asal stek
Mula-mula kantong plastik disobek pada bagian bawah dan
sampingnya untuk memudahkan melepaskan bibit dari plastik.
Ujung kantong plastik bagian bawah yang telah sobek ditarik
keatas sehingga bagian bawah kantong  plastik  terbuka.
selanjutnya bibit dipegang dengan tangan kiri, disanggga dengan
belahan bambu, kemudian dimasukkan ke dalam lubang, sementara
tangan kanan menimbun lubang dengan tanah yang berada
di sekitar lubang dengan menggunakan kored.
4. Pemeliharaan
a. Pemeliharaan dan pemangkasan
Tanaman teh yang belum menghasilkan mendapat naungan
sementara dari tanaman pupuk hijau seperti Crotalaria
sp. atau Theprosia sp. Namun sementara ini biasa ditanam selang dua
baris dari tanaman teh, dan pada umur sekitar enam bulan tingginya
telah mencapai lebih dari satu meter. Agar tanaman pupuk hijau ini
tidak mengganggu pertumbuhan tanaman teh, perlu dilakukan
pemangkasan.
Pemangkasan dilakukan pada tinggi 50 cm dan sisa pangkasan
dihamparkan sebagai mulsa disekitar tanaman. Jangan melakukan
pemangkasan pada musim kemarau karena pada saat itu tanaman teh
muda membutuhkan naungan.
b. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di perkebunan teh merupakan salah satu
kegiatan rutin yang sangat penting dalam pemeliharaan tanaman teh.
Populasi gulma yang tumbuh tidak terkendali, akan merugikan
tanaman teh karena terjadinya persaingan di dalam memperoleh unsur
hara, air, cahaya matahari, dan ruang tumbuh. Jenis-jenis gulma
tertentu diduga pula mengeluarkan senyawa racun (allelopati) yang
membahayakan tanaman teh.
c. Pengendalian Hama dan Penyakit

5. Pemetikan
Panjang pendeknya periode pemetikan ditentukan oleh umur dan
kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan
tanaman. Pucuk teh di petik dengan periode antara 6-12 bulan. Disamping
faktor luar dan dalam, kecepatan pertumbuhan tunas baru dipengaruhi oleh
daun-daun yang tertinggal pada perdu yang biasa disebut daun
pemeliharaan. Tebal lapisan daun pemeliharaan yang optimal adalah 15-20
cm, lebih tebal atau lebih tipis dari ukuran tersebut pertumbuhan akan
terhambat.
6. Pasca Panen
Daun teh yang dipetik, awal mula melewati proses pelayuan yang
memakan waktu 18 jam disebuah tempat berbentuk persegi panjang
bernama withered trough. Setiap 4 jam daun dibalik secara manual.
Masing-masing withered trough memuat 1 sampai 1,5 ton daun teh. Fungsi
dari proses pelayuan ini adalah untuk menghilangkan kadar air sampai
dengan 48%.
Daun-daun teh yang sudah layu kemudian dimasukan kedalam
gentong dan diangkut menggunakan monorel ke tempat proses berikutnya.
Dari monorel daun-daun dimasukan ke mesin penggilingan. 1 mesin
memuat 350 kg daun teh dan waktu untuk menggiling adalah 50 menit.
Setelah digiling, daun teh dibawa ketempat untuk mengayak. Proses untuk
mengayak ini terjadi beberapa kali dengan hasil hitungan berdasarkan
jumlah mengayak: bubuk 1, bubuk 2, bubuk 3, bubuk 4, dan badag.
Sementara itu hasil ayakan terakhir yaitu badag tidak melewati
proses fermentasi. Badag dan bubuk-bubuk yang telah melewati proses
fermentasi kemudian dibawa ke ruangan berikutnya untuk dikeringkan.
Lamanya proses pengeringan adalah 23 menit dengan suhu 100 o C. Bahan
bakar untuk proses pengeringan ini adalah kayu dan batok kelapa untuk
rasa yang lebih enak.
Usai dikeringkan, daun dibawa ke ruangan sortasi,. Ada 3 jenis
pekerjaan yang dilakukan diruangan sortasi. pertama, memisahkan daun
teh yang berwarna hitam dan yang berwarna merah dengan menggunakan
alat yang disebut Vibro. Kedua, memisahkan ukuran besar
dan ukuran kecil. Setelah semua proses selesai dikerjakan maka teh harus
diperiksa dahulu (quality control). Bila daun tersebut memenuhi standar
maka akan dikemas ditempat penyimpanan sementara (disimpan didalam
tong plastik berukuran besar). Bila sudah siap untuk dipasarkan,
contohnya di ekspor maka  daun teh yang siap dipasarkan tersebut akan
dikemas kedalam papersack.

G. SUBSISTEM AGRIBISNIS
1. Farming System (Input)
a. Fungsi input dari teh yaitu :
1) Daun teh yang masih muda digunakan untuk komoditi utama
dalam proses produksi teh
2) Akar dari teh dapat digunakan untuk furniture dalam bentuk meja
cousin, kursi, gantungan topi, dan sebagainya
3) Ampas teh dari sisa pemakaian teh dapat dijadikan pupuk alami
yang ramah lingkungan dan mudah larut dalam tanah
b. Kendala dalam input teh yaitu :
1) Jika diadakan replanting (penanaman kembali) bibit harus
diadakan dari Bandung.
2) Dalam hal pengangkutan bibit dari Bandung menuju ketempat
replanting,bibit teh harus dibungkus karena bibit membutuhkan
oksigen dan menghindari bibit teh dari hama penyakit
3) Bibit harus ditanam diatas permukaan laut dengan ketinggian yang
harus disesuaikan dengan kondisi tanaman
4) Bibit tidak dapat ditanam langsung karena bibit teh dalam
pengadaannya harus melalui proses stek yaitu penyambungan
c. Solusi dalam input teh yaitu :
1) Proses pengadaan bibit harus disesuaikan dengan volume
permintaan dan pengadaannya harus tepat waktu
2) Dalam hal pengangkutan bibit harus dibungkus sesuai dengan
prosedur untuk menghindari kekurangan oksigen dan dari hama
yang akan menimbulkan penyakit pada bibit the
3) Penanaman bibit juga harus disesuaikan dengan standar hidup
tanaman
4) Optimalisasi produktifitas kebun yang telah lama tidak
mendapatkan perlakuan yang seharusnya atau pengelolaannya di
bawah standar yang seharusnya
2. Processing (Produksi) :
a. Fungsi produksi dari teh yaitu :
1) Untuk memenuhi permintaan pasar dalam hal ini pemenuhan
komsumsi masyarakat
2) Untuk menghasilkan profit,dimana tujuan dari suatu melakukan
proses produksi yaitu mendapatkan profit semaksimal mungkin.
b. Kendala dalam proses produksi yaitu :
1) BBM, dimana dalam proses produksi bahan bakar yang dipakai
yaitu solar.Di mana solar yang harganya mahal akan
mengakibatkan biaya produksi menjadi lebih tinggi
2) Musim, apabila mengalami musim kemarau yang panjang maka
akan mengakibatkan berkurangnya produksi daun teh, dalam hal
ini daun muda
3) Keterampilan Tenaga Kerja, tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu
tenaga kerja yang terampil.Dalam hal pemetikan daun teh haruslah
diplih daun yang masih muda.Jika daun tua yang dipetik maka
mutu dan aromanya tidak bagus
4) Hama, hama yang dihadapi yaitu hama ulat api yang memakan
pucuk daun teh terutama daun muda
5) Topografi, keadaan topografi atau tata letak sangat mempengaruhi
kesesuaian pertumbuhan dimana perkebunan teh sangat
membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi
6) Tingginya biaya produksi teh dipengaruhi oleh biaya buruh dan
penggunaan bahan bakar solar
7) Pada perkebunan teh, satu hektar tanaman teh membutuhkan 1,2
hingga 1,5 tenaga kerja. Bandingkan dengan kebun sawit yang
hanya membutuhkan 0,35 tenaga kerja per hektar
8) Komponen biaya buruh mencapai 60 persen dari harga pokok
produksi
9) Penggunaan bahan bakar solar juga memberatkan produsen
teh.Untuk mengolah satu kg teh, dibutuhkan 0,34 liter solar
10) Selain biaya produksi dan harga jual, pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) juga disebutkan para produsen teh
sebagai disinsentif bagi pengembangan industri hilir
11) Banyak mutu teh yang belum memenuhi standar internasional (ISO
3720)
12) Peremajaan tanaman teh yang lambat dan mesin-mesin pengolahan
yang kurang mengarah kebutuhan dan permintaan pasar yang
berubah secara dinamis dan cepat
13) Penurunan produksi teh akibat banyak lahan perkebunan teh yang
tidak produktif dan telah beralih fungsi
c. Solusi dalam proses produksi yaitu :
1) BBM, saat ini dalam proses produksi telah digunakan bahan bakar
alternativ yaitu cangkang dari buah kelapa sawit dan batubara
2) Hama, pencegahan dilakukan secara dini dengan melakukan
pengasapan,membasmi dengan pestisida yang ramah terhadap
lingkungan dan tidak mengakibatkan efek samping terhadap teh
3) Keterampilan Tenaga Kerja, untuk mendapatkan hasil yang
maksimal,tenaga kerja diberikan perhatian dan pengarahan tentang
pemetikan yang baik dan benar.Jika dilakukan pemetikan yang
salah maka hasil yang didapat tidak akan maksimal bahkan jauh
dari mutu yang diharapkan
4) Optimalisasi produktifitas kebun yang telah lama tidak
mendapatkan perlakuan yang seharusnya atau pengelolaannya di
bawah standar yang seharusnya
5) Produsen teh harus memenuhi standar internasional (ISO 3720)
yang merupakan kewajibannya
6) Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan
permintaan pasar yang berubah secara dinamis dan cepat harus
digunakan guna meningkatkan produktivitas produksi
3. Riset and Development (Pengolahan) :
a. Fungsi pengolahan teh yaitu :
Untuk menambah nilai guna suatu produk terutama teh.Dalam
hal ini pengolahan teh dimulai dari bahan baku hingga menghasilkan
teh yang berkualitas baik akan menambah nilai guna suatu produk.
b. Kendala pengolahan teh yaitu :
1) Mesin-mesin, dalam proses pengolahan teh kendala yang dihadapi
yaitu mesin-mesin yang digunakan.Jika, mesin yang digunakan
mengalami kerusakan maka akan berpengaruh terhadap
produktivitas pengolahan dan tertanggunya proses produksi teh
2) Mutu daun, jika mutu daun yang diolah kurang baik maka proses
pengeringannya akan memakan waktu yang lama
c. Solusi pengolahan teh yaitu :
1) Jika terjadi kerusakan, maka mesin-mesin tersebut harus diperbaiki
guna menghindari tertanggunya proses produksi
2) Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja khususnya dibagian
pemetikan daun teh untuk memetik daun yang masih muda.Karena
daun yang masih muda, mutunya lebih baik jika dibandingkan
dengan daun yang sudah tua
4. Marketing (Pemasaran) :
a. Fungsi pemasaran teh yaitu :
1) Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk yang dihasilkan,
dalam hal ini yaitu produk dari teh dan turunannya
2) Untuk mendapatkan maximum profit atau laba atau pendapatan
maksimal
b. Kendala pemasaran teh yaitu :
1) Komsumsi teh yang masih rendah dikarenakan kurangnya
pengetahuan masyarakat luas mengenai manfaat teh
2) Biaya produksi yang lebih besar jika dibandingkan dengan hasil
yang diperoleh
3) Negara komsumsi teh seperti Inggris dan Amerika Serikat
melakukan standar produk
4) Tidak transparannya akibat pembatasan-pembatasan tarif dan non-
tarif dalam melakukan ekspor
5) Harga teh yang rendah didunia diakibatkan over produksi sehingga
menekan harga teh dunia
6) Pengeloalaan akan permintaan teh yang tidak efisien
c. Solusi pemasaran teh yaitu :
1) Memberikan penyuluhan kepada masyarakat bahwa pentingnya
manfaat dari teh
2) Menekan biaya produksi dengan cara mencari energi alternativ
seperti cangkang kelapa sawit dan batubara yang lebih murah
3) Melakukan perbaikan dari segi tarif ekspor guna membantu
produsen teh meringankan biaya tarif ekspor
4) Meningkatkan kerja sama dengan negara pengkomsumsi teh untuk
dapat membantu negara produsen memasuki pasar mereka dan
memberikan dispensasi mengenai pemberlakuan standar produk
khususnya negara Inggris dan Amerika Serikat
5) Membatasi produksi teh negara produsen guna meminimalisir over
produksi yang mengakibatkan harga teh tertekan
6) Melakukan pembenahan akan permintaan teh
5. Supporting (Pendukung) :
a. Fungsi pendukung teh yaitu :
1) Untuk meningkatkan mutu produk teh yang diproduksi
2) Untuk meningkatkan efisien proses produksi teh dengan mendapat
dukungan dari mesin-mesin dan material pendukung lainnya
b. Kendala pendukung teh yaitu :
1) Mesin-mesin, mesin merupakan pendukung utama dalam proses
produksi.Jika terjadi kerusakan maka akan mengganggu
produktivitas produksi
2) Belum terbangunnya infrastruktur yang efisien dan kenaikan biaya
produksi komoditi tersebut
3) Industri teh dunia kini tengah menghadapi tantangan akses pasar
yang potensial, sehingga membatasi kelancaran perdagangan
komoditi tersebut
4) Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) juga disebutkan para
produsen teh sebagai disinsentif bagi pengembangan industri hilir
c. Solusi pendukung teh yaitu :
1) Mesin-mesin pengolahan yang kurang mengarah kebutuhan dan
permintaan pasar yang berubah secara dinamis dan cepat harus
digunakan guna meningkatkan produktivitas produksi
2) Membangun infrastruktur yang memadai atau sesuai dengan
standar internasional sehingga akan membantu mempermudah
produksi teh
3) Memperlancar perdagangan komoditi teh dengan membuat
peraturan yang baru dimana isi dari peraturan tersebut lebih
memihak kepada produsen teh
4) PPN sudah akan berarti banyak bagi industri teh, setelah itu
Penghapusan pembenahan lain untuk revitalisasi industri ini bisa
dilakukan

H. Strategi Pemasaran
1. Strategi Produk
Produsen melakukan strategi dengan mengembangkan bentuk teh
atau dikemas dalam bentuk yang lebih mudah di gunakan konsumen dan
menarik di mata konsumen, misalnya dalam berbagai bentuk kemasan, teh
celup yang dikemas dalam kantong kecil yang dibuat dari kertas dengan
tali yang mudah untuk di seduh, teh saring yang dikemas dengan kertas
tanpa tali, teh stik teh yang dikemas dalam stik yang dibuat dari lembaran
alumunium tipis yang mempunyai lubang-lubang kecil yang berfungsi
sebagai saringan teh atau teh instan yang berbentuk bubuk tinggal
dilarutkan dalam air panas atau dingin. Bahkan ada yang dalam kemasan
langsung minum berbentuk gelas, botol kaca atau botol plastic dan bahkan
kaleng. teh disesuaikan dengan kebutuhan juga keinginan dari konsumen.
Hal itu dapat dilihat dari pilihan rasa yang dibeli atau manfaat apa yang di
perlukan oleh konsumen setelah mengkonsumsinya.
2. Strategi Harga
Harga yang ditetapkan produsen sangat mempengaruhi minat
konsumen dalam melakukan pembelian. Startegi yang dapat dilakukan
misalnya dengan member potongan harga untuk jumlah pembelian
tertentu, hal ini dapat menarik konsumen untuk membeli dalam jumlah
banyak tetapi juga memberi keringanan dalam biaya dan pembelian.
3. Strategi Promosi
Tujuan promosi yaitu untuk memberi informasi kepada konsumem
tentang keberadaan produk dan juga keunggulan yang dimiliki produk dan
manfaat apa yang akan di peroleh apabila memkonsumsi produk tersebut.
Promosi penjualan yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan
nilaitambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau
konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. (Morissan,
MA, 2010:25).
4. Strategi Distribusi
Tempat penjualan merupakan salah satu aspek penting yang perlu
diperhatikan juga untuk menarik perhatian konsumen, suasana yang
nyaman dan bersih juga member nilai tersendiri untuk konsumen yang
akan membeli. Misalnya di pada supermarket, atau jika produk bertujuan
untuk kesehatan dapat di temukan pada apotik.

I. Sistem Distribusi Seacara Langsung dan Tidak Langsung


PT. Sinar Sosro adalah salah satu perusahaan teh yang memfokuskan
produksi dalam pengolahan teh, system produksi yang digunakan oleh teh
botol sosro adalah system distribusi secara langsung dan tidak langsung.
Saluran distribusi langsung yang dilakukan yaitu dengan membawa
produk ke kantor penjualan wilayah (KPW) yang diwakili oleh kantor
penjualan (KP) ke setiap kota atau kabupaten dengan menjual langsung
kepada pengecer (reseler), saluran ini menggunakan system salur satu tingkat,
dimana hanya ada satu perantara yaitu pengecer. menggunakan pengecer
sebelum sampai kepada konsumen.
Kegiatan ini dilakukan melalui sales representative dan sales canvasser
(pengembangan pasar). Yang bertugas mengembangkan, melihat, dan mendata
pasar atau outlet. Dengan tujuan mengantisipasi kurangnya saluran distribusi
dan meningkatkan jumlah produk teh botol sosro di pasaran, sehingga
konsumen lebih mudah dan lebih banyak mendapatkan produk teh botol sosro.
Saluran distribusi tidak langsung yang dilakukan yaitu dengan melalui
kantor penjualan wilayah yang diwakili oleh kantor di setiap kota dan
kebupaten dengan saluran tiga tingkat.
Yang pertama, dengan menyalurkan teh botol sosro kepada pedagang
besar (Wholesaler). Perusahaan menyebut pedagang besar ini dengan istilah
dister. Kemudian pada tingkat kedua, dister meneruskan teh botol sosro
kepada subdister (pedagang menengah). Dan tingkat yang terakhir,  subdister
menyalurkan lagi kepada pengecer (reseller) dan akhirnya sampai ketangan
konsumen.
Pengecer dikategorikan menjadi tujuh channel yaitu kantin, lokasi
makan, street/traditional, rekreasi dan olahraga, modern outlet, industry, dan
user. User adalah pengecer yang menjual teh botol sosro kepada konsumen
berkategori khusus seperti cara keluarga, misalnya pernikahan atau arisan.
PT sinar sosro memiliki produk dengan berbagai kategori yaitu:
a. Teh siap minum dengan merek Teh botol sosro, fruit tea sosro, sosro joy
green tea dan stee
b. Teh ber karbonasi / bersoda dengan merek TEBS
c. Jus dengan merek country choice dan happy jus
d. Air mineral dengan merek Prim-a
Volume Penjualan memiliki arti penting yaitu besarnya kegiatan –
kegiatan yang dilakukan secara efektif oleh penjualan untuk mendorong agar
konsumen melakukan pembelian. Dan tujuan dari Volume penjualan ini
adalah untuk memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima dengan
menjual produk kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi volume penjualan yaitu:
a. Faktor Intern, Yaitu sebab yang terjadi dari dalam perusahaan
b. Faktor Ekstern, Yaitu sebab yang terjadi diluar kekuasaan perusahaan
c. Modal
d. Kondisi Organisasi Perusahaan

J. Kunci Kesuksesan dari Industri Manufaktur Teh


Dari analisa pasar, terdapat beberapa kunci kesuksesan dari industri
manufaktur teh:
1. Kontrak pasokan di tempat strategis
Kontrak dengan pemasok terpercaya daun teh dan bahan baku
lainnya, seperti rempah-rempah, sangat mengurangi volatilitas pasokan.
Pasokan yang terjamin dengan harga tetap meminimalkan biaya pasokan
dan membantu perencanaan tambahan produksi. Mengingat tanaman teh
memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat mulai berproduksi atau
mulai dapat dipanen.
2. Diferensiasi produk
Dalam industri yang berkembang, diferensiasi produk merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam mempertahankan pangsa pasar
dan meningkatkan penjualan. Melakukan variasi produk teh dapat
menghasilkan pangsa pasar teh yang baru.
3. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
Faktor kunci keberhasilan produksi industri teh adalah kemampuan
untuk mengantisipasi dan menyikapi perubahan dalam preferensi
konsumen pada waktu yang tepat. Memahami pola konsumsi peminum teh
dapat memberikan perhitungan yang baik dan akurat, sehingga
penyusunan strategi penetrasi pasar dan juga produksi bisa menjadi lebih
efisien.
4. Skala ekonomi dan ruang lingkup
Skala dan luasnya operasi produksi teh sangat menentukan biaya
marjinal dan volume teh yang produsen mampu produksikan.

K. Pemasaran Produksi
Selain melakukan pemasaran pada supermarket dan toko, pertumbuhan
jumlah kafe teh khusus di AS telah lebih jauh mendorong permintaan untuk
produk gourmet teh. Mirip dengan kafe kopi, perusahaan ini mengubah pola
konsumsi teh untuk menjadi kegiatan konsumen yang lebih sosial.
Dalam hal pemasaran produk teh, terdapat beberapa bentuk
kemasannya, yakni kantong teh, daun teh, konsentrat dan teh instan. Selain itu
juga terdapat banyak rasa yang ditawarkan, seperti teh tradisional, teh hitam,
oolong, chai, serta varietas teh hijau dan putih. Kantong teh kecil yang berisi
daun teh dan, kadang-kadang, rempah-rempah. Kantong teh biasanya terbuat
dari bahan berserat, yang memungkinkan air panas untuk meresap ke dalam
bungkus teh. Mereka populer karena bungkus bertindak sebagai infuser,
sehingga mudah untuk membuang daun teh setelah menyeduh teh. Sedangkan
teh longgar biasanya daun teh dikemas dalam tabung yang vakum disegel
untuk mempertahankan kesegaran dan rasa. Bentuk teh ini memungkinkan
konsumen untuk menyeduh dengan kekuatan yang diinginkan, rasa atau
konsistensi.
Teh juga dapat dibuat dengan menggunakan cairan atau bubuk
konsentrat yang memerlukan pengenceran sebelum dikonsumsi. Sebuah
bagian kecil dari segmen ini 20 termasuk instan atau mudah larut seperti kopi
instan. Produk ini biasanya dijual dalam bentuk bubuk yang kemudian
diencerkan dalam air sebelum digunakan.
Produk teh lainnya adalah yang disebut Ready to Drink (RTD). Produk
ini dikemas dalam botol ataupun kardus dengan mengisi teh yang disaji cair
dan dingin. Produk teh ini sama dengan format minuman soft drink dan juice
buah, sehingga banyak ditemui di toko dan supermarket dibagian minuman
dingin.
Bentuk lainnya adalah teh herbal, dimana ini masuk dalam produk teh
gourmet dan tradisional. Produk ini diperkirakan mencapai share sekitar 17,0
% dari pendapatan industri. Teh herbal digolongkan tanaman dibuat dari daun,
akar, buah atau bunga yang berasal dari tanaman selain tanaman teh. Produk-
produk dari industri Herbal Produksi US$ 167,8 juta. Produsen teh utama
seperti perusahaan Hain Celestial Group yang semakin berinovasi dalam rasa
teh herbal sebagai akibat dari permintaan konsumen yang meningkat, terutama
untuk teh herbal yang menawarkan sejumlah manfaat kesehatan. Akibatnya,
pendapatan diperkirakan tumbuh 2,2 % per tahun selama lima tahun sampai
2012, termasuk pertumbuhan 3,3 % pada tahun 2012. Meningkatnya
permintaan dari golongan manula sebagian disebabkan oleh pemasaran yang
intens pada bagian dari operator industri dalam upaya untuk meningkatkan
kesadaran tentang manfaat kesehatan dari teh herbal. Sehingga pendapatan teh
herbal diperkirakan tumbuh sejalan dengan industri selama lima tahun ke
depan.
Munculnya baru-baru tearooms atau kafe, terutama di daerah-daerah
kota, telah menerangi aspek sosiologis minum teh. Hal tersebut telah
mendorong permintaan dan peningkatan konsumsi. Gerai kafe kopi terkemuka
juga telah memperkenalkan merek teh mereka sendiri, seperti Starbucks Tazo,
dan menjual produk-produk seperti latte teh dan 21 es teh bersama minuman
kopi. Meningkatnya ketersediaan teh juga lebih mempopulerkannya,
mengakibatkan permintaan yang lebih tinggi untuk produk-produk industri.
Kondisi konsumen AS untuk makan sehat telah memiliki efek mendalam pada
industri makanan dan minuman. Contoh produsen berusaha untuk memenuhi
kebutuhan yang dirasakan konsumen sehat ditemukan di setiap lorong
supermarket dan berkisar dari buah organik dengan penggunaan pemanis
alami seperti stevia untuk menggantikan tinggi

Anda mungkin juga menyukai