Berbagai pola pertanaman dalam muliple cropping telah dikembangkan yang sesuai dengan kondisi biofisik lahannya. Untuk tanah kering dengan kemiringan 15-30%,. Pola tanaman ganda yang intensif pada lorong/sela menjadi solusi alternatif yang efektif kondisi tanah ini. Alley cropping (budidaya lorong) adalah suatu bentuk usahatani atau penggunaan tanah untuk menanam tanaman semusim atau tanaman pangan. Penanaman dilakukan di lorong atau gang antara barisan pagar tanaman semak atau pohon/tahunan. Lebar lorong berkisar antara 2-4 meter. Jadi setiap jarak tersebut ditanami satu baris tanaman tahunan. Lalu di tengah-tengah tanaman tahunan tersebut yang menyerupai lorong ditanami tanaman semusim. Pelaksanaan pertanaman mengikuti pola lorong (tanaman pangan) yang masing-masing membangun lorong tanaman pagar / tegakan (pagar), pada umumnya tanaman yang tumbuh cepat berupa tanaman multiguna (legum). Teknologi budidaya berusaha berusaha memadukan konservasi tanah dan udara, pemahaman kesuburan tanah, keanekaragaman tanaman dan produktivitas tanah. Beberapa gatra penting budidaya lorong yang bersifat multiguna adalah sebagai berikut. 1. Mencegah kerusakan tanah akibat erosi permukaan (konservasi garta) 2. Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah (garta kesuburan tanah) 3. Tanaman pagar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau, makanan ternak, sayuran, pematah angin dan penyediaan kayu'bakar (garta multiguna tanaman pagar). 4. Meningkatkan produktivitas tanah . Beberapa jenis tanaman legum yang banyak dimanfaatkan untuk budidaya lorong adalah kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), kaliandra putih (Calliandra tetragona), gamal (Gliricidia sepium), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), lamtoro (leucaena diversifolia), flemengia (Flemengia congesta), turi (Sesbania grandiflora), Cajanus cajan, Dalbergia sisso, Desmanthus virgatus, Thefrosia volgelii. Menurut Tim peneliti Jurusan Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pedesaan Fakultas Pasca Sarjana lPB (1992) dalam Sastrosumarjo (1995) pola tanam Padi gogo + Jagung + Ubikayu - Cabe + Terung dapat meningkatkan pendapatan petani lahan kering dibanding pola tanam tanaman pangan lainnya. Pola tersebut sudah dikembangkan di Jawa Tengah. Yakni, tanaman jati dengan jagung, jati dengan singkong, sengon dengan jagung, sengon dengan kedelai. Dengan demikian sistem ini mengkombinasikan tanaman semusim/pangan dengan tanaman hutan/tahunan. Alley Cropping bisa dikembangkan sampai umur tanaman tahunan kira- kira sepuluh tahunan atau tanaman masih memberikan ruang yang cukup bagi tanaman semusim untuk mendapat cahaya matahari. Dalam pemilihan varietas unggul tanaman pangan pada lahan kering, Gomez dan Gomez (1983) dalam Sastrosumarjo (19997 menyatakan bahwa tiga karakter utama yang perlu digunaka dalam seleksi karakter jangka waktu pertumbuhan pender (durasi pertumbuhan yang pendek), toleran terhadap kekeringan, dan toleran terhadap naungan Dapat meningkatkan produktivitas dalam membangun produksi tanaman pangan secara nyata pada lahan kering melalui pola tanam intensif. Pentingnya Pengelolaan Air pada Pertanian Lahan Kering Kendala utama dalam pertanian lahan kering (pertanian dataran tinggi) adalah pembatasan udara pada masa pertumbuhan tanaman, jika terjadi kekurangan air selama proses pertumbuhan apaman akan mengurangi produksi baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Air merupakan komponen utama bumi, sehingga kekurangan air merupakan faktor pembatas tunggal uang utama terhadap hasil tanaman. Pada daerah tadah hujan, distribusi curah hujan kadang kala sangat tidak menentu, kapan turunnya hujan, intensitasnya, akibatnya terhadap erosi (run off) dan kapan tidak, tanaman yang diusahakan cenderung menjadi akibat adanya stres. Kondisi stres pada tanaman akibat kekurangan air dalam jangka waktu tertentu setelah melewati masa layu sementara, maka mempersembahkan air berikutnya pada tanaman tersebut tidak berguna lagi, karena tanaman telah mengalami layu permanen (Karimuna, 2007). Kondisi inilah yang sangat penting dan vital bagi tanaman pada sistem pertanian lahan kering. Untuk itu diperlukan adanya aplikasi teknologi yang dapat menjaga dan mempertahankan iklim mikro tanaman selalu lembab, melalui pendekatan teknis dan vegetatif, yakni pengelolaan tanaman dalam sistem pertanaman. Adapun beberapa aspek solusi dalam pengelolaan air pada lahan kering diantaranya : pemanenan air, evapotranspirasi dan kebutuhan air, efisiensi penggunaan air dan penjadwalan irigasi.