Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

Pembuatan Acar Sayur dengan Bahan dasar Timun Segar dan


Agen Bakteri sebagai Upaya Peningkatan Nilai Gizi Sayur Timun

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Bioteknologi

Disusun oleh:

Novira Fazrin 212154055


Resa Sohib Putri 212154046
Sinthya Nabillah 212154048
Siti Fuji Rahmi Lutfiah 212154051

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................... 3
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................. 3
A. Fermentasi Acar ...................................................................................................... 3
B. Agen Bakteri ............................................................................................................ 3
C. Penggunaan Sayuran untuk Acar ............................................................................ 4
BAB III ................................................................................................................... 6
METODE PENELITIAN ..................................................................................... 6
A. Rancangan Penelitian.............................................................................................. 6
B. Subjek Penelitian..................................................................................................... 7
D. Analisis Data ............................................................................................................ 8
BAB IV ................................................................................................................... 9
HASIL PENELITIAN .......................................................................................... 9
BAB V................................................................................................................... 12
PEMBAHASAN .................................................................................................. 12
BAB VI ................................................................................................................. 14
SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sayuran memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Banyak kandungan
yang dimiliki oleh sayuran, diantaranya memiliki kandungan protein,
karbohidrat, lemak, dan minyak serta vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh. Kandungan antioksidan yang ada pada sayuran juga merupakan salah satu
zat penting yang ada dalam sayuran, contohnya antioksidan betakaroten yang
ada pada wortel jika dikonsumsi dalam jumlah dan dalam waktu tertentu dapat
menjaga tubuh dari pertumbuhan sel kanker dan penyakit kardiovaskular.
Tetapi, kandungan gizi yang lengkap dan tingginya kadar udara sayuran
menyebabkan mikroba dalam pembusukan sayuran itu mudah tumbuh dan
berkembang biak sehingga menyebabkan sayuran memiliki umur penyimpanan
yang pendek.
Sayuran dapat disimpan dengan umur yang panjang dapat dilakukan
dengan fermentasi. Fermentasi adalah salah satu metode pengawetan makanan
untuk memperpanjang umur simpan sayuran. Fermentasi sayuran dapat
menggunakan larutan garam atau cuka kemudian disimpan dalam wadah
tertutup kurang lebih selama sebulan sehingga dapat awet hingga 2 tahun disebut
dengan acar. Proses fermentasi yang terjadi secara alami ini dipengaruhi oleh
bahan utama yang digunakan, jenis mikroorganisme, dan kondisi penyimpanan
selama proses fermentasi. Mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi
sayuran ini yaitu bakteri asam laktat Lactobacillus plantarum. Pada proses
fermentasi, bakteri tersebut tumbuh dan dapat mengubah gula pada bahan asam.
Fermentasi yang dilakukan akan menghasilkan rasa khas acar, dan juga
meningkatkan gizi serta mempermudah pencernaan di dalam tubuh.
Masyarakat Indonesia pada umumnya kurang mengetahui bahwa sayuran
dapat difermentasi. Salah satu contoh sayuran yang dapat difermentasi adalah
timun. Timun yang difermentasi memiliki manfaat yang lebih baik pada timun
yang dimakan secara langsung tanpa adanya proses fermentasi. Fermentasi
timun menggunakan bakteri probiotik yang memiliki nilai gizi yang lebih baik.
Adanya bakteri probiotik dapat meningkatkan kualitas produk untuk kesehatan.
Makanan konvensional ini berperan penting dalam membantu kebutuhan
makanan sehari-hari masyarakat dan banyak memiliki kandungan protein,
karbohidrat, dan vitamin (Antara et al., 2000).
Pembuatan acar timun yang jarang diketahui oleh masyarakat mendorong
kami untuk mengangkat proyek tersebut dengan judul “Pembuatan Acar Sayur
dengan Bahan Dasar Timun Segar dan Agen Bakteri Sebagai Upaya Peningkatan
Nilai Gizi Sayur Timun” sebagai perwujudan dari ketertarikan penulis terhadap
pembuatan acar mentimun dan manfaat konsumsinya.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, berikut merupakan rumusan dari
topik yang akan dibahas, yaitu:
1. Bagaimana cara pembuatan acar timun dengan agen bakteri?
2. Bagaimana hasil dan ketahanan acar timun dengan agen bakteri?
3. Apa saja manfaat dari pembuatan acar timun dengan agen bakteri?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, berikut merupakan tujuan dari
penelitian ini:
1. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat acar timun dengan agen
bakteri.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil dari ketahanan acar timun dengan agen
bakteri.
3. Untuk mengetahui apa saja manfaat dari pembuatan acar timun dengan
agen bakteri.

D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan pembuatan acar
timun dengan agen bakteri.
2. Kegunaan Praktis
a) Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini berfungsi sebagai wadah dalam menambah
pengetahuan dan wawasan bagi peneliti mengenai pembuatan acar
timun dengan agen bakteri.
b) Bagi Pembaca
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah atau pembaca
sebagai sumber referensi inovasi pembuatan acar timun dengan agen
bakteri.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Fermentasi Acar
Fermentasi adalah proses pemecahan senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim mikroorganisme. Proses
tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan aerob (ada oksigen) dan anaerob
(tidak ada oksigen), tergantung dari sifat mikroorganismenya (Bambang
Sarwono, 2010 : 53). Acar adalah salah satu metode mengawetkan makanan
dengan menggunakan proses fermentasi yaitu mengonversi gula menjadi asam
oleh mikroorganisme (bakteri asam laktat atau BAL).
Fermentasi makanan berdasarkan peran sumber mikroorganisme dalam
proses fermentasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu; fermentasi spontan dan
fermentasi non spontan. Fermentasi spontan merupakan fermentasi makanan
yang tidak ditambahkan mikroorganisme sebagai kultur stater dalam proses
pembuatannya, sedangkan fermentasi non spontan merupakan fermentasi
makanan yang menambahkan mikroorganisme sebagai kultur stater dalam
proses pembuatannya. Pembuatan acar termasuk fermentasi spontan karena
berjalan alami, tanpa penambahan stater.
Acar merupakan makanan pelengkap berbahan dasar sayuran yang
dihasilkan dari proses fermentasi tradisional. Acar dibuat dengan menggunakan
proses fermentasi anaerob agar tidak terjadi proses pembusukan (Pusat
Penelitian IPB, 2001). Biasanya sayuran yang digunakan untuk membuat acar
adalah timun, wortel, cabai rawit dan bawang merah. Cuka dan cabai dalam acar
mempunyai sifat anti mikroba yang sangat kuat sehingga menyebabkan
kandungan bakteri lebih rendah dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang
berbahaya. (Soetarno dan Soediro, 1997).
Acar memiliki kelebihan yaitu rendah kolesterol dan kalori serta
mengandung gizi yang cukup banyak, walaupun dibuat dengan cara fermentasi,
hal tersebut tidak mengubah kandungan serat pada sayuran yang digunakan.
Acar mengandung zat besi, vitamin C, vitamin K, dan beberapa acar juga
mengandung vitamin B seperti serta sodium tinggi yang berfungsi sebagai
antioksidan. Mengonsumsi acar dapat meningkatkan dan mengatur jumlah
cairan yang dibutuhkan oleh tubuh juga dapat membantu tubuh dalam
menyerang molekul yang akan merusak sel ke arah jantung maupun kanker.

B. Agen Bakteri
Dalam proses pengelolaan bahan pangan, fermentasi asam laktat
memiliki peran penting karena bakteri asam laktat merupakan mikroba secara
alami maupun sengaja ditambahkan dalam berbagai jenis bahan pangan. BAL
berpotensi sebagai bakteri probiotik. BAL yang berperan sebagai bakteri
probiotik memiliki kemampuan untuk hidup dalam pencernaan manusia yang

3
dapat menjaga keseimbangan jumlah mikroba dalam pencernaan manusia dan
memberikan manfaat kesehatan pada saluran pencernaan manusia. Secara
biokimia, bakteri asam laktat tidak bergantung dari siklus krebs dan sistem
transpor elektron terminal, sehingga dapat hidup di lingkungan yang memiliki
kadar oksigen yang rendah bahkan tidak ada sama sekali (anaerob). Bakteri
laktat kelompok heterofermentatif sangat penting dalam menghasilkan cita rasa
dan aroma dari bahan pangan, berbeda dengan bakteri laktat kelompok
homofermentatif yang lebih banyak menghasilkan energi (Platt,1990).
Bakteri asam laktat banyak ditemukan pada produk makanan fermentasi.
Bakteri asam laktat dapat menghasilkan senyawa bakteriosin dan senyawa
antibakteri lainnya. Senyawa bakteriosin memiliki daya antibakteri atau dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lain. Sedangkan antibakteri merupakan
kemampuan suatu senyawa yang dapat merusak dinding sel, menghambat kerja
enzim, sintesis asam nukleat dan protein.
Berdasarkan hasil penelitian Hapsari dan Suranto (2002) pada penelitian
keanekaragaman jenis dan pertumbuhan kapang dalam acar mentimun dengan
perlakuan penambahan bawang merah dan tanpa bawang merah, yaitu A.niger
dan P.expansum sehingga keragaman jenis kapang dalam acar dengan
penambahan bawang merah lebih rendah daripada tanpa bawang merah.
Menurut Mirelman et al (200), hal ini dimungkinkan karena adanya alisin yang
mampu menghambat kedua jenis kapang tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
identifikasi dan karakterisasi bakteri asam laktat pada acar ketimun dengan
menggunakan uji morfologi, pewarnaan gram dan uji biokimia maka diperoleh
2 jenis bakteri asam laktat pada acar ketimun. Adapun bakteri asam laktat yang
ditemukan antara lain adalah Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus reuteri.
Karakteristik secara umum adalah basil, gram positif, katalase negatif, tidak
motil, suhu optimum 250°C-300°C dan memiliki tipe fermentasi
heterofermentatif dan homofermentatif.
Fermentasi diawali dengan tumbuhnya Leuconostoc mesenteroides yang
akan mengondisikan lingkungan agar bakteri asam laktat lain
seperti Lactobacilli dan Pediococci dapat tumbuh. Agen bakteri yang sangat
penting pada pembuatan acar secara tradisional adalah Lactobacillus plantarum.
Metabolisme bakteri asam laktat dalam medium pertumbuhannya dapat
menghasilkan banyak jenis cita rasa yang berbeda-beda. Selain menghasilkan
flavor khas acar, fermentasi pada pembuatan acar juga dapat meningkatkan gizi
serta mempermudah kecernaannya di dalam tubuh (Sultana dkk., 2014).

C. Penggunaan Sayuran untuk Acar


Acar dibuat dari sayuran yang difermentasi dengan menggunakan larutan
garam atau cuka atau minyak kemudian disimpan dalam wadah tertutup selama
kurang lebih 5 minggu sehingga dapat awet. Sayuran adalah tanaman atau bagian
tanaman yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan

4
pokok, makanan pelengkap, ataupun sebagai makanan pembangkit selera.
Sayuran pasca panen memiliki daya tahan yang berbeda-beda. Salah satu
kekurangan dari sifat sayuran adalah mudah layu dan busuk pasca sayuran
dipanen. Hal ini ditandai dengan perubahan fisik dari sayuran sehingga sayuran
menurun kualitasnya. Maka, untuk memperpanjang umur simpan sayuran
melakukan metode pengawetan suatu pangan dengan fermentasi.
Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sayuran sebagai produk hasil
fermentasi. Salah satunya ialah konsentrasi garam. Kandungan kadar air
semakin rendah seiring dengan semakin tingginya konsentrasi garam pada
fermentasi. Penurunan kadar air terjadi karena saat perendaman dengan larutan
garam, garam memiliki kemampuan menarik kandungan air dalam sayuran
sehingga air keluar dari jaringan sayuran. Garam menyerap air dan nutrisi dalam
jaringan dan keluar dari sayuran. Sehingga menurunkan kadar air bahan pangan
sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.
Perendaman sayuran dalam larutan garam rendah atau tinggi akan menyebabkan
tumbuhnya bakteri Lactobacillus plantarum.

5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Langkah-langkah Penelitian
Berikut langkah penelitian telah disusun dalam penelitian ini:
a) Mencari topik penelitian
b) Menyusun Bab I Pendahuluan sebagai dasar alasan dari pelaksanaan
penelitian
c) Menyusun Bab II Kajian Pustaka sebagai sumber referensi dan
kerangka konseptual dari pelaksanaan penelitian
d) Menyusun Bab III Metode Penelitian sebagai acuan pelaksanaan
penelitian
e) Melaksanakan penelitian sesuai dengan tata cara pembuatan acar
mentimun dengan agen bakteri Lactobacillus plantarum
f) Melakukan pendataan dari hasil penelitian
g) Menyusun Bab IV Hasil Penelitian sebagai data output dari pelaksanaan
penelitian
h) Menyusun Bab V Pembahasan sebagai hasil secara deskriptif dari
pelaksanaan penelitian
i) Menyusun Bab VI Simpulan sebagai rangkuman hasil akhir dari
pelaksanaan penelitian

2. Waktu dan Tempat Penelitian


a) Waktu penelitian
September Oktober
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
Mencari Topik
1
Penelitian
Menyusun Bab I
2
Pendahuluan
Menyusun Bab
3 II Kajian
Pustaka
Menyusun Bab
4 III Metode
Penelitian
Persiapan Alat
5 dan Bahan
Penelitian
Pelaksanaan
6
Penelitian

6
Pendataan Hasil
7
Penelitian
Menyusun Bab
8 IV Hasil
Penelitian
Menyusun Bab
9
V Pembahasan
Menyusun Bab
10
VI Simpulan

b) Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kost Dr. Rustam, Jalan Siliwangi,
RT.1/RW.9, Kelurahan Kahuripan, kec. Tawang, Kota. Tasikmalaya
46115

B. Subjek Penelitian
Berdasarkan judul dan topik penelitian yang diangkat, maka subjek dari
penelitian ini adalah fermentasi Acar sayur dengan agen bakteri Lactobacillus
Plantarum.

C. Instrumen Penelitian dan Metode Penelitian


a) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
instrumen pembuatan acar yang memuat alat dan bahan yang menunjang
penelitian. Adapun alat dan bahan yang digunakan diantaranya:
1. Alat
No. Nama Alat Jumlah
1 Pisau 1 buah
2 Talenan 1 buah
3 Wadah sayur 2 buah
4 Lemari Pendingin 1 unit
5 Toples Kaca 2 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Jumlah
1 Mentimun 2 buah
2 Wortel 2 buah
3 Bawang merah 7 siung
4 Cabai rawit 5 buah
5 Cuka makan 4 sdm
6 Garam 1/2 sdm

7
7 Gula pasir 1/2 sdm
8 Air hangat 4 sdm

b) Metode Penelitian
Berdasarkan proses pelaksanaan penelitian, metode yang digunakan
adalah penelitian eksperimen dengan observasi atau melaksanakan
percobaan dan pendataan secara langsung (Real-time)

D. Analisis Data
Data yang digunakan dari hasil eksperimen terkait pembuatan acar sayur
berbahan dasar buah mentimun segar dan agen bakteri ini akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan dan
menggambarkan rangkaian eksperimen yang telah dilakukan dalam pembuatan
acar mentimun ini.
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa
dalam pembuatan acar mentimun ini peneliti melalui beberapa tahapan yaitu
Pengupasan, pencucian, pemotongan, pemanasan air, pencampuran bahan, dan
fermentasi.

8
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
• Proses Pelaksanaan Penelitian
Tabel 1. Proses Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Dokumentasi

Siapkan alat dan


1 bahan yang telah
dicuci bersih

Bersihkan bagian
2 tengah mentimun
dengan cara dikerok

Lalu potong timun


3
berbentuk dadu

Kemudian kerok
4 kulit wortel dan
potong dadu

9
5 Iris bawang merah

Campur kan semua


6 bahan dalam
1 wadah

Tambahkan 1/2
7
sendok garam

Kemudian
8 tambahkan 1/2
sendok gula pasir

Tambahkan 4
9
sendok makan cuka

Masukan bahan
yang telah dicampur
garam gula cuka dan
10
sedikit air ke dalam
toples kaca
untuk penyimpanan

10
Simpan selama 24
11
jam di suhu ruang

Lalu simpan acar


dalam suhu lemari
12
es agar
awet lebih lama

Keadaan acar
13. setelah lama simpan
1 minggu

11
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa bakteri
asam laktat yang digunakan pada proses pembuatan Acar mentimun membantu
fermentasi sayur yaitu mentimun, wortel, bawang merah dan cabai menjadi
bahan utama acar mentimun. Pada penelitian ini, bakteri asam laktat yang kami
gunakan adalah Lactobacillus plantarum yang akan meningkatkan nilai nutrisi
dan menjaga makanan fermentasi dari patogen jamur. Bahan-bahan sayur ini
Dapat mudah ditemukan di pasar, Bakteri Lactobacillus plantarum adalah
bakteri yang menghasilkan asam laktat dan berasal dari tumbuhan yang
difermentasi.
Cuci mentimun, wortel, cabai rawit, dan bawang merah hingga bersih.
Potong mentimun dan juga wortel dalam bentuk dadu, masukkan ke wadah
(mangkok). Masukkan cabai, bawang merah yang diiris ke mangkok yang sama
dengan potongan mentimun. Lalu, masukkan air panas, cuka dan garam ke
dalam mangkok tersebut. Kemudian, di aduk hingga tercampur. Setelah
tercampur, masukkan ke dalam dua buah stoples dengan satu toples ditutup
dengan penutupnya dan satu toples di tutup dengan plastik. Biarkan di suhu
ruangan selama satu jam dan setelahnya disimpan di kulkas. Tunggu sampai tiga
hari hingga seminggu hingga rasanya berkembang, dan mentimun akan terasa.
Semakin lama diasinkan, maka rasanya semakin enak. Agar acar melunak dan
menghasilkan rasa yang lezat, tunggu setidaknya 3-7 hari sebelum dimakan.
Jangan biarkan terlalu lama karena tekstur mentimun kurang baik dan menjadi
kenyal.
Selama proses fermentasi terjadi perubahan warna wortel dari oranye
gelap menjadi oranye terang, perubahan warna cabai hijau dari hijau terang
menjadi hijau lembut dan perubahan warna timun dari hijau cerah menjadi warna
hijau kehitaman yang disebabkan oleh Bacillus nigrificans yang dapat
memproduksi pigmen hitam larut air. Selama fermentasi, sayuran juga menyerap
garam dengan cepat hingga mencapai kesetimbangan tertentu dengan larutan
garam di sekitarnya. Peran garam selama fermentasi adalah dapat mencegah

12
tumbuhnya mikroba pembusuk yang tidak diinginkan serta berkontribusi
memberikan tekstur acar yang tidak terlalu keras namun tidak terlalu lunak
karena garam dapat mencegah terjadinya pelemahan jaringan pada sayuran.
Tekstur sayuran menjadi lebih lunak dibandingkan saat masih mentah karena
adanya mikroba seperti Bacillus, Fusarium, Penicillium, Phoma, Cladosporium,
Alternaria, Mucor, Aspergillus, dan lain-lain yang dapat menghasilkan enzim
pektinase dan mengurai pektin (seperti dinding kokoh yang memberikan tekstur
keras pada permukaan sayuran mentah).
Hasil penelitian yang telah kami lakukan serta sumber literasi yang telah
dibaca menunjukkan bahwa Acar mentimun merupakan makanan sehat yang
dijadikan toping atau tambahan makanan lain seperti sate dan bakso, acar yang
kami buat memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh salah satunya adalah
menjaga sistem pencernaan dan meningkatkan kadar antioksidan dalam tubuh.
Antioksidan alami dalam acar timun dapat membantu tubuh untuk melawan
radikal bebas, selain itu acar timun juga dapat mengendalikan berat badan,
menurunkan kolesterol, dan meningkatkan sensitivitas insulin, namun meskipun
demikian acar tetap dikonsumsi dalam jumlah normal dan tidak berlebihan.

13
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum dapat ditarik kesimpulan
bahwa acar mentimun wortel merupakan produk pemanfaatan bioteknologi yang
proses pembuatannya sangat mudah. Pembuatan acar mentimun wortel ini dibuat
dengan cara fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus Plantarum dan
dibiarkan selama 5 minggu. Manfaat dari acar ini yaitu untuk meningkatkan
antioksidan alami dalam membantu melawan radikal bebas, mengendalikan
berat badan, menurunkan kolesterol dan meningkatkan sensitivitas insulin,
namun meskipun banyak manfaat yang terkandung dalam acar tersebut tetapi
dikonsumsinya harus dalam jumlah normal.

B. Saran
Laporan ini merupakan laporan yang berisi mengenai informasi
pembuatan acar mentimun wortel. Sesuai dengan tujuan laporan ini kami
berharap agar pembaca dapat lebih memahami mengenai informasi pembuatan
acar mentimun wortel. Oleh karena itu, laporan ini sebaiknya dapat dibaca
dengan teliti agar pembaca dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, L., Lubis, N., & Junaedi, E. C. (n.d.). Review: Pengaruh Konsentrasi
garam terhadap produk Fermentasi Sayuran: Review: Effect of salt
concentration on fermented vegetable products. Jurnal Sains dan Kesehatan.
https://jsk.farmasi.unmul.ac.id/index.php/jsk/article/view/459

Bab II Tinjauan Pustaka A. Acar - ump. (n.d.-a).


https://repository.ump.ac.id/9595/3/Sekar%20Ayu%20Tunjung%20Bayuwa
ti_BAB%20II.pdf

Fermentasi Probiotik Acar Timun (Pickled Cucumber) Sebagai Pangan Fungsional

Kanal Pengetahuan UGM. 2018. Acar: Menjadi Lebih Awet dengan Fermentasi.
Yogyakarta, UGM: Menara Ilmu

Margono, S. A. (1970, January 1). Aktivitas probiotik Bakteri Asam laktat Hasil
Fermentasi acar kubis putih (brassica oleracea) tawangmangu, Surakarta
Dengan Perlakuan Garam 5% dan 7,5%. Unika Repository.
http://repository.unika.ac.id/15597/

PKM Pembuatan Produk Fermentasi Probiotik Acar TIMUN (pickled cucumber


... (n.d.).
https://www.researchgate.net/publication/362421309_PKM_PEMBUATAN
_PRODUK_FERMENTASI_PROBIOTIK_ACAR_TIMUN_PICKLED_C
UCUMBER_SEBAGAI_PANGAN_FUNGSIONAL_UNTUK_KESEHAT
AN_DALAM_MEMBANGUN_INOVASI_DI_ERA_REVOLUSI_INDUS
TRI_40_DAN_SOCIETY_50_KEPADA_GURU_SMA_PLUS

Rahayu, Yayuk, P. Lubis, M, S. Nuraida. 2022. “PKM Pembuatan Produk Untuk


Kesehatan Dalam Membangun Inovasi Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan
Society 5.0 Kepada Guru Sma Plus Taruna Akterlis Medan.” Prosiding
Seminar Nasional Pengabdian: 332, Medan.

Surbakti, F., & Hasanah, U. (n.d.). Identifikasi Dan Karakterisasi Bakteri asam
Laktat Pada Acar ketimun (cucumis sativus L.) Sebagai Agensi Probiotik.
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (The Journal of Food Technology
and Health).
http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/teknologi_pangan/article/view/182/172

15

Anda mungkin juga menyukai