Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM INTEGUMEN DAN INDERA KHUSUS


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia
Dosen Pengampu:
Drs. Suharsono., M.Pd.
Dr. Dita Agustian., S.Pd., M.Pd.

Oleh:
KELOMPOK 1
Sinthya Nabillah 212154048
Regita Rosmawati 212154066
Restu Fitriani 212154068
Ikhwan Rahmadino 212154078

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
PEMBAHASAN
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yaitu integumentum yang
berarti “penutup”. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luar. System ini terdiri
dari atas kulit dan aksesorisnya termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebasous), dan
reseptor saraf khusus.
Sistem indera (juga dikenal sebagai sistem sensorik) adalah sekumpulan organ dan
struktur dalam tubuh manusia atau makhluk hidup lainnya yang bertanggung jawab atas
persepsi dan penilaian terhadap lingkungan eksternal. Sistem indera memungkinkan kita
untuk merasakan rangsangan dari dunia luar dan mengirimkan informasi tersebut ke otak
untuk diproses dan diinterpretasikan.

Sistem indera merupakan penghubung antara otak dengan lingkungan sekitar. Dengan
adanya sistem Indera kita dapat menikmati keindahan dunia luar (Mubarak et al., 2022).
Sistem Indera juga merupakan sistem yang dikhususkan untuk menerima rangsangan tertentu.
Dengan adanya sistem ini kita dapat melihat, mendengar, mencium bau, dan merasakan
sesuatu di sekitar lingkungan kita.

a. Indera Penglihatan

Indera penglihatan ini merupakan Indera yang manusia pakai untuk melihat. Jadi
Cahaya disalurkan melalui organ yang termasuk dalam Indera ini untuk diteruskan ke otak.
Organ yang termasuk dalam Indera penglihatan adalah mata (organ visus) terdiri dari organ
okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata) (Khadijah et al., 2020).

1. Anatomi Indera Penglihatan

Mata memiliki bagian-bagian yang sangat banyak dan kompleks. Secara struktural
mata ini hampir menyerupai kamera, namun pada mekanisme sarafnya tidak bisa disamakan
dengan apapun. Bola mata dapat menempel pada tengkorak oleh beberapa otot. otot ini
terdiri dari tiga pasang otot, ketiganya dikenal sebagai otot silindris (Bolon et al., 2020).
Struktur mata secara esensial terbagi menjadi beberapa lapisan, diantaranya :

1.) Lapisan Luar

Pada lapisan luar atau yang sering disebut tunika fibrosa ini, terdapat beberapa organ
diantaranya:
- Sklera

Sklera berfungsi untuk memberikan bentuk bola kepada mata. Sklera juga membentuk bagian
putih pada mata. Selain itu fungsi dari sklera adalah melindungi struktur mata yang sangat
halus, dan menjaga bentuk mata.

- Kornea

Kornea berfungsi untuk memfokuskan serta mentrasmisikan cahaya yang masuk ke mata.
Kornea memiliki lapisan air mata yang salah satu fungsinya membuat permukaan kornea
menjadi lebih halus dan rata dalam membiaskan cahaya.

2.) Lapisan Tengah

Pada lapisan tengah atau yang sering disebut tunika vascular ini, terdapat beberapa organ
diantaranya:

- Lapisan koroid

Lapisan ini adalah bagian yang sangat terpigmentasi yang berfungsi untuk mencegah
pantulan dari internal berkas cahaya. Selain itu juga memberikan nutrisi pada mata.

- Iris

Iris merupakan bagian berwarna pada mata manusia dan bagian inilah yang memberikan
warna berbeda pada tiap manusia. Pada bagian Tengah iris terdapat lubang agar cahaya dapat
masuk ke mata.

- Pupil

Pupil merupakan lubang pada bagian tengah iris tadi. Pupil memiliki diameter sekitar 8 mm
pada cahaya minimal dan dapat mengecil hingga 1,5 mm pada keadaan yang sangat terang.
Ukuran pupil diatur oleh iris sesuai dengan seberapa banyak cahaya yang masuk.

3.) Lensa

Lensa merupakan jaringan elastis yang terletak di belakang iris dan pupil yang memfokuskan
cahaya ke retina. Ketika sudah mengalami penuaan keelastisan lensa tersebut akan menurun.

4.) Rongga Mata

Terdapat rongga anterior dan rongga posterior. Rongga anterior terdiri dari ruang anterior dan
posterior dan fungsinya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lensa dan kornea. Sedangkan
rongga posterior berfungsi untuk mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina
terhadap kornea.

5.) Retina

Retina atau yang sering disebut sebagai selaput jala. Di dalam retina tersebut terdapat bitnik
kuning yang peka terhadap warna dan cahaya. Di dalam retina juga terdapat fovea yang
merupakan pusat visual mata, jadi jika ada bayangan terfokus disana akan diinterpretasikan
dengan jelas oleh otak (Khadijah et al., 2020). Ada juga makula yang berfungsi membantu
memfokuskan cahaya dan ketepatan untuk lensa mata. Pada retina manusia terdapat sel
batang dan sel kerucut. Sel batang lebih sensitif terhadap cahaya namun tidak bisa
membedakan warna dan sel batang biasanya membantu kita untuk melihat saat malam hari,
sedangkan sel kerucut dapat menghasilkan warna tetapi kurang dalam penglihatan di malam
hari.

2. Fisiologi Penglihatan

Agar kita bisa melihat suatu benda kita perlu adanya cahaya. Jadi benda tersebut akan
memantulkan cahaya dan kita melihat pantulan dari cahaya tersebut. Setelah kita melihat
pantulan Cahaya tersebut, cahaya tersebut akan ditangkap oleh mata dan masuk ke kornea
lalu diteruskan ke pupil. Intensitas cahaya yang diatur oleh pupil diteruskan melalui lensa
mata. Daya akomodasi yang ada pada lensa mata membantu agar cahaya jatuh tepat pada
bintik kuning. Setelah dari bintik kuning, cahaya selanjutnya masuk kepada impuls sensorik
lalu disalurkan ke otak. Setelah cahaya sampai ke otak, lalu otak akan menerjemahkan cahaya
tersebut sehingga kita menjadi tahu apa yang kita lihat. Fotoreseptor di retina mengubah
serangkaian sinar menjadi sinyal kemudian ditransmisikan ke pusat visual otak melalui saraf
yang terintegrasi (Khadijah et al., 2020).

3. Kelainan pada Indera penglihatan

Terdapat beberapa kelainan pada Indera penglihatan, diantaranya:

- Rabun Jauh (miopi)

Kelainan dari rabun jauh ini adalah mata tidak bisa untuk melihat objek yang jauh dengan
jelas. Hal ini dapat terjadi karena lensa mata terlalu cembung, jadi bayangan yang diterima
akan jatuh di depan bintik kuning (Bolon et al., 2020). Maka dari itu pada penderita ini
menggunakan kacamata dengan lensa cekung untuk membantu melihat.

- Rabun dekat (hipermetropi)

Rabun dekat merupakan kebalikan dari rabun jauh, yaitu mata tidak bisa untuk melihat objek
yang dekat secara jelas karena lensa mata terlalu pipih dan bayangan yang diterima akan
jatuh di belakang bintik kuning (Bolon et al., 2020). Maka dari itu penderita ini dapat
menggunakan kacamata dengan lense cembung untuk melihat.

- Katarak

Penyakit ini disebabkan karena lensa yang semakin lama semakin keruh sehingga penglihatan
tidak jelas bahkan bisa menyebabkan kebutaan. Hal ini dapat diobati dengan operasi
pengangkatan lensa katarak dan menggantinya dengan lensa buatan (Arisworo, 2006).

b. Indera Pendengaran
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena memberikan respons terhadap
getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. (Khadijah et al., 2020).
1. Anatomi Indera pendengaran
Telinga terdiri atas 3 bagian yaitu:
1) Telinga luar, yang terdiri atas:
a) Aurikula (daun telinga), yang berfungsi untuk menangkap gelombang
suara.
b) Meatus akustikus eksterna (liang telinga), adalah saluran penghubung
aurikula dengan membran timpani. Terdiri dari tulang rawan dan
tulang keras. Saluran ini juga mengandung kelenjar sebasea serta
kelenjar keringat.
c) Membran timpani, terletak antara telinga luar dan telinga tengah
terdapat selaput gendang telinga.
2) Telinga bagian Tengah, terdiri atas
a) Kavum Timpani, merupakan rongga didalam tulang temporalis
terdapat 3 buah tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan
stapes. (Khadijah et al., 2020)
b) Antrum Timpani, adalah rongga tidak teratur yang terletak dibagian
bawah samping dari kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh
mukosa merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani,
rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut
sellula mastoid (Khadijah et al., 2020)
c) Tuba Auditiva Eustaki, merupakan saluran tulang rawan yang berjalan
miring ke bawah agak ke depan dilapisi lapisan mukosa.
3) Telinga bagian dalam, terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis,
terdapat reseptor pendengaran dan alat pendengar ini disebut labirin. Telinga
bagian dalam terdiri atas bagian rumah siput (koklea) dan tiga saluran
setengah lingkaran. Koklea berfungsi sebagai reseptor karena di dalamnya
terdapat sel saraf sensoris yang berhubungan dengan otak. Tiga saluran
setengah lingkaran berfungsi menjaga keseimbangan tubuh. (Bolon et al.,
2020).

2. Fisiologi indera pendengaran

Mekanisme pendengaran yaitu Rangsang (bunyi) gendang telinga osikula Rumah siput Saraf Audio
3. Kelainan pada indera pendengaran
1) Tuli, gangguan telinga dimana seseorang tidak dapat mendengar suara secara
sebagian atau keseluruhan. Tuli dibedakan menjadi 2 jenis yaitu tuli konduktif
dan tuli sensorineural. Tuli konduktif yaitu ketika suara tidak dapat melewati
saluran telinga luar dan dalam karena adanya penyumbatan. Sedangkan tuli
sensorineural disebabkan oleh kerusakan sel di telinga bagian dalam atau saraf
pendengaran.
2) Otitis eksterna, peradangan pada telinga luar karena sering kemasukan air.
3) Otitis media, gangguan pada bagian telinga tengah yang disebabkan oleh
infeksi dari virus atau bakteri
4) Telinga berdenging, ditandai dengan sensasi berdenging pada telinga yang
dapat berlangsung singkat atau bahkan lama.
5) Kolesteatoma, gangguan yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan kulit
yang tidak normal di dekat gendang telinga.

c. Indera Penciuman
Indra penciuman adalah salah satu dari lima indera utama pada manusia yang
memungkinkan kita untuk mendeteksi dan mengenali berbagai aroma dan bau di sekitar kita.
Indra ini terletak di hidung dan berperan penting dalam membantu kita merasakan lingkungan
sekitar serta mempengaruhi cara kita mengenali makanan, benda, atau situasi tertentu. Proses
indra penciuman melibatkan beberapa langkah:
● Deteksi Bau: Ketika zat atau molekul tertentu tersebar dalam udara, mereka
masuk melalui hidung kita saat kita bernapas. Di dalam hidung terdapat
rongga berisi sel-sel reseptor bau yang peka terhadap berbagai jenis molekul
yang menghasilkan bau.
● Interaksi dengan Reseptor: Molekul-molekul bau tersebut berinteraksi dengan
reseptor bau yang terletak di permukaan sel-sel reseptor. Setiap jenis reseptor
cenderung merespons molekul-molekul tertentu, dan kombinasi respons dari
berbagai jenis reseptor akan menghasilkan pengenalan aroma yang berbeda.
● Pengiriman Sinyal Saraf: Ketika reseptor bau berinteraksi dengan molekul-
molekul bau, mereka menghasilkan sinyal listrik yang diteruskan melalui
serabut saraf ke pusat pengolah informasi di otak, khususnya dalam area yang
disebut bulbus olfaktori.
● Interpretasi di Otak: Di otak, sinyal-sinyal yang diterima dari reseptor bau
diolah dan diinterpretasikan. Ini memungkinkan kita untuk mengenali bau
yang kita alami dan menghubungkannya dengan pengalaman, kenangan, atau
pengetahuan sebelumnya.
Hidung memiliki 10-100 juta reseptor untuk penciuman. Daerah yang sensitif
terhadap indera penciuman terletak di bagian atas rongga hidung. Struktur indera
penciuman terdiri atas sel penyokong yang berupa sel epitel dan sel bau yang berupa sel
saraf sebagai reseptor. Pada manusia, bau mempunyai muatan afeksi yang bisa
menyenangkan atau membangkitkan rasa penolakan dan keterlibatan memori, selain itu bau
juga penting untuk nafsu makan. Fisiologi Hidung: Hidung berfungsi sebagai indra
penghidu, menyiapkan udara inhalasi agar dapat digunakan paru serta fungsi filtrasi.
Sebagai fungsi penghidu, hidung memiliki epitel olfaktorius berlapis semu yang berwarna
kecoklatan yang mempunyai tiga macam sel-sel saraf yaitu sel penunjang, sel basal dan sel
olfaktorius. Fungsi filtrasi, memanaskan dan melembabkan udara.

Indra penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Pada rongga hidung ba

Macam- macam gangguan pada indera penciuman diantaranya:


1. Anosmia merupakan hilangnya kemampuan menghidu secara keseluruhan.
Hal ini dapat timbul akibat trauma di daerah frontal atau oksipital. Selain itu
anosmia dapat juga terjadi setelah infeksi oleh virus, tumor seperti osteoma,
atau meningioma dan akibat proses degenerasi pada orang tua (Endang, 1990).
2. Agnosia adalah tidak mampuan untuk menghidu satu macam odoran.
Dimisalkan pada satu odoran yang spesifik pada pemeriksaan daya penghidu
sederhana. Parsial anosmia yaitu ketidakmampuan menghidu beberapa odoran
tertentu.
3. Hiposmia adalah penurunan kemampuan menghidu, baik berupa sensitifitas
maupun kualitas penghidu. Keadaan ini merupakan kasus yang paling sering
terjadi. Dapat disebabkan oleh rinitis alergi, rinitis vasomotor, rinitis atrofi,
hipertrofi konka, deviasi septum, polip dan tumor.
4. Disposmia yaitu persepsi bau yang salah, termasuk parosmia dan phantosmia.
Parosmia adalah perubahan kualitas sensasi penciuman, phantosmia adalah
sensasi bau tanpa adanya stimulus/ halusinasi odoran. Sebagai contoh subjek
diberi odoran beruba mawar, pada phantosmia akan mengungkapkan jenis
odoran yang berbeda dan kadang tak terdefinisi baunya. Dengan jenis dan
odor yang sama, penderita parosmia tidak mengalami aroma harum mawar,
namun hanya bau yang samar (Hummel, 2011).
5. Presbiosmia adalah gangguan penghidu dikarenakan faktor umur. Pada
penelitian Hummel, dkk (1997) dengan pengujian sniffin’ sticks test
mendapatkan nilai ambang daya penciuman pada umur 55 tahun mulai
mengalami penurunan yang berarti.

d. Indera Pengecapan
Indera pengecapan disebut juga lidah atau indera gutasi yaitu indera yang berfungsi
untuk merasakan rangsangan rasa dari makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut.
Lidah memiliki kuncup pengecap (taste buds) sebagai kemoreseptor untuk merespon
berbagai macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Lidah terletak
dalam rongga mulut yang terdiri atas otot lurik yang digunakan untuk pergerakan dan
membran mukosa.
1. Anatomi Indera Pengecapan

Lidah manusia terdiri atas dua bagian lidah, yaitu bagian anterior dan bagian
posterior. Bagian posterior terhubung dengan tulang hyoid oleh otot-otot hyoglossus dan
genioglossus, serta membran hyoglossus. Permukaan anterior terdiri atas ujung lidah,
sedangkan posterior terdiri atas akar lidah yang berkaitan dengan tulang hyoid dan saraf
glossopharyngeal. Bagian lidah yang memisahkan anterior dan posterior adalah sulkus
terminal yang memiliki bentuk seperti huruf V. Lidah sebagian besar terdiri dari 2
kelompok otot, yaitu:
a) Muskulus Ekstrinsik; otot yang mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta
melaksanakan gerakan-gerakan kasar untuk mengubah posisi lidah sehingga memungkinkan
untuk menjulur, melakukan gerak dari sisi ke sisi dan gerakan retraksi.
(1) M. Genioglossus: merupakan otot lidah terkuat, muncul dari mandibula dan
membuat lidah dapat menjulur. Otot utama yang berfungsi dalam pergerakan lidah ke
depan, dan sebagai otot pernafasan tambahan.
(2) M. Hyoglossus: berupa lembaran 4 sisi yang tipis, muncul dari tulang hyoid
memiliki fungsi untuk menekan dan meretraksi lidah sehingga punggung lidah lebih
cekung dan menarik lidah kembali ke dalam rongga mulut.
(3) M. Styloglossus: timbul dari proses styloid tulang temporal, membuat seseorang
bisa memanjangkan dan menarik lidah ke belakang. Styloglossus menarik sisi lidah ke
atas sehingga membuat cekungan untuk menelan.
(4) M. Palatoglossus: muncul dari aponeurosis palatina, menekan langit-langit lunak
dan mengangkat lidah ke bagian belakang.

b) Muskulus Intrinsik; empat pasang otot intrinsik lidah ada di bagian dalam lidah yang
melakukan semua gerakan halus. Otot ini mempengaruhi bentuk lidah dengan
memperpanjang dan memperpendek lidah, menggulung dan meluruskan puncak dan tepian
lidah serta mendatarkan dan membulatkan lidah.

(1) M. Longitudinalis Superior Linguae: otot ini melintang di permukaan superior


lidah, di bawah membran mukosa yang membuat lidah bisa menekuk dan melipat.
(2) M. Longitudinalis Inferior Linguae: otot ini melintang di bagian sisi lidah dan
bergabung dengan otot styloglossus berfungsi menekuk otot bawah sehingga
memendekkan atau memanjangkan lidah.
(3) M. Transversal Lingua: merupakan otot yang melintang di tengah lidah dan
melekat pada selaput lendir yang ada di sepanjang sisi lidah berperan saat
menjulurkan lidah dan membuatnya lebih panjang.
(4) M. Verticalis Linguae: terletak di bagian tengah lidah dan bergabung dengan otot
longitudinal superior dan otot longitudinal inferior berperan saat lidah melebar di
dalam mulut, sehingga mendorong belakang gigi.

Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi–gigi bawah, sementara dorsum
merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke belakang,
maka tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum linguae, sebuah struktur
ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar untuk mulut membatasi
pergerakan lidah dan menjaga agar lidah tetap pada tempatnya dalam mulut. Bagian anterior
lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak
tenang di dasar mulut, maka ujung lidah berbentuk bulat. Permukaannya memiliki tekstur
karena terdapat tonjolan-tonjolan yang disebut papila yang terdiri dari 4 jenis yaitu:
1. Foliate Papillae terdapat pada pangkal lidah bagian lateral atau di pinggir lidah.
2. Circumvallate Papillae (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V
di belakang lidah ada delapan hingga dua belas buah, berperan utama dalam
mengidentifikasi rasa.
3. Fungiform Papillae (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur menyebar pada
permukaan ujung dan sisi lidah, berperan utama dalam mengidentifikasi rasa.
4. Filiform Papillae (fili=benang); berbentuk seperti benang halus yang terbanyak
menyebar pada seluruh permukaan lidah. Papillae filiform lebih berfungsi untuk
menerima rasa sentuh mencengkram makanan.

Setiap papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste buds) dimana di setiap ujung
pengecap ini masing-masing terdapat tiga jenis sel diantaranya:
a) Sel penyokong (supporting cell) atau pendukung sustentacular yang berfungsi
menopang dan dapat meregenerasi sel pengecap.
b) Sel pengecap (gustatory receptor cell) berupa tonjolan seperti rambut, keluar dari
lubang pengecap atau reseptor gustatory cell merupakan kemoreseptor yang memproses
merasakan makanan yang masuk dan selnya mengalami regenerasi cukup cepat.
c) Sel basal (basal cell) yang mampu menghasilkan dan meregenerasi sel penyokong
sustentacular dan sel pengecap.

Tonsil merupakan kumpulan dari jaringan getah bening (limfoid) yang terletak dalam
rongga mulut. Tonsil memiliki fungsi sebagai penyaring bakteri dan kuman yang masuk ke
tubuh baik melalui jalur udara dan alat pernapasan maupun melalui makanan. Berdasarkan
letaknya dalam rongga mulut, tonsil terbagi menjadi tiga jenis:
1. Tonsil palatina, merupakan tonsil yang sering disebut sebagai amandel dan terletak di
kiri dan kanan rongga mulut.
2. Tonsil faringers, disebut juga sebagai adenoid dan terletak di bagian dinding belakang
nasofaring.
3. Tonsil lingual, merupakan tonsil yang terletak pada daerah pintu masuk saluran nafas
dan saluran pencernaan.
2. Fisiologi Indera Pengecapan
Fungsi alat pengecap:
1) Untuk merasakan arti makanan yang enak atau tidak enak.
2) Sebagai alat reflek, dengan adanya rasa asam, asin, pahit, manis dan sebagainya, maka
getah cerna akan keluar.
3) Menunjukkan kondisi tubuh.
4) Membasahi makanan di dalam mulut
5) Membolak-balik makanan
6) Menelan makanan
7) Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata.
8) Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolisme tubuh, terutama
kesehatan tubuh manusia.

Mekanisme kerja indera pengecapan:


Lidah merupakan reseptor dari makanan atau bisa disebut juga sebagai penerima
rangsangan yang berupa kemoreseptor karena memiliki kuncup pengecap di sekitarnya.
Mekanismenya berawal dari rangsangan yang berupa makanan masuk ke mulut kemudian
dikunyah dan terpecah molekul kimianya oleh enzim amilase yang dihasilkan dari saliva.
Lalu rasa dalam pecahan molekul zat kimia masuk ke dalam papila-papila perasa yang
memiliki taste buds. Rasa yang diperoleh dari makanan masuk ke taste buds melalui taste
pore dan diterima oleh gustatory sel sebagai kemoreseptor, kemudian disalurkan melalui
saraf sensorik. Tiga saraf kranial mengandung akson dari neuron gustatory. Saraf facial
(VII) melayani pengecap di bagian anterior lidah; saraf glassopharyngeal (IX) melayani
perasa di bagian posterior lidah; dan saraf vagus (X) melayani perasa di paling belakang
lidah/faring tenggorokan. Kemudian impuls saraf merambat di sepanjang saraf kranial ke
nukleus gustatory di medula oblongata, dari medula oblongata beberapa akson yang
membawa sinyal rasa memproyeksikan ke thalamus kemudian dari thalamus sinyal rasa
memproyeksikan ke area gustatory primer di lobus parietal dari serebral korteks sehingga
menimbulkan persepsi sadar akan rasa.

Makanan (rangsangan) masuk ke mulut Molekul kimia Papila-papila Taste buds Gustatory cell Saraf sen
3. Kelainan Indera Pengecapan
1. Hipogeusia
Hipogeusia adalah menurunnya kemampuan mengecap seseorang. Orang yang
mengalami hipogeusia tetap dapat merasakan suatu rasa, tapi tidak sekuat biasanya.
Hipogeusia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi virus akut, cedera otak,
atau pengobatan tertentu.
2. Ageusia
Ageusia adalah kondisi saat seseorang tidak mampu mengenali rasa sama sekali.
Artinya, makanan atau minuman yang dikonsumsi tidak terasa apa-apa. Meski demikian,
kondisi ini sebenarnya jarang terjadi. Seseorang lebih umum mengalami anosmia, yakni
kehilangan kemampuan membaui sama sekali dibandingkan indra perasa.
3. Disgeusia
Disgeusia adalah gangguan indera pengecapan yang membuat seseorang mengecap
rasa yang tidak enak, seperti busuk, tengik, pahit, atau asin yang bertahan di mulut. Ciri lain
adalah merasakan logam di mulut untuk beberapa waktu.

Dan beberapa lainnya karena faktor usia, selain kelainan di atas, terdapat juga
beberapa tanda terkait perbedaan warna lidah diantaranya:
1. Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika menuju warna kehijauan adanya
infeksi bakteri akut.
2. Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti
adanya panas pada jantung, dan jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya
gangguan ginjal dan kandung empedu.
3. Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan.
4. Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.

e. Indera Peraba
1. Anatomi indera peraba

Kulit terdiri atas 3 lapisan yaitu:

1) Lapisan Epidermis

Epidermis adalah lapisan terluar dari kulit. Bagian ini tersusun dari
jaringan epitel squamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi. Epidermis
terdiri dari beberapa lapisan sel stratum. Menurut Buku ajar Anatomi Umum
Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 2011
(Khadijah et al., 2020) stratum terbagi atas beberapa yaitu:

● Stratum corneum, merupakan lapisan epidermis paling atas, dan


menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk
terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan
sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia, dikenal dengan lapisan
horny.
● Stratum lucidum, Terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap
sebagai penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Terdiri
atas protoplasma sel-sel jernih yang berukuran kecil-kecil
● Stratum granulosum, sel-sel pipih seperti kumparan, sel-sel tersebut
terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit. tersusun
oleh sel-sel keratinosit
● Stratum spinosum atau stratum acanthosum, Terdiri atas sel-sel yang
saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus.
● Stratum basalis, Disebut demikian karena sel-selnya terletak di bagian
basal (dasar), stratum ini merupakan sel-sel induk yang akan
mengganti sel-sel yang berada diatasnya. Stratum basalis dibentuk oleh
satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap
permukaan dermis.
2) Dermis
Terdiri dari 2 lapisan yaitu bagian luar (stratum papilaris) dan lapisan
dalam (stratum reticularis). Lapisan tersebut terdiri dari jaringan ikat longgar
yang tersusun dari serabut retikulus. Serabut ini saling beranyaman dan
masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Serabut kolagen berfungsi
untuk memberikan kekuatan pada kulit, serabut elastis memberikan kelenturan
pada kulit dan retikulus (Khadijah et al., 2020).
3) Hipodermis

Terdiri dari kumpulan sel-sel lemak dan diantaranya terdapat jaringan


ikat dermis. Lapisan lemak berfungsi sebagai bantalan ketika kulit mendapat
tekanan trauma mekanis.

2. Aksesoris Kulit
● Rambut
Rambut merupakan organ yang berbentuk benang yang tumbuh pada kulit
terutama pada mamalia. Rambut berfungsi untuk melindungi kulit dari terpaparnya
partikel asing secara langsung. Bagian paling luar rambut yang menonjol diatas
permukaan kulit disebut dengan batang rambut. Sedangkan bagian rambut yang
menembus epidermis atau bahkan subkutan disebut dengan akar rambut. Batang dan
akar rambut terdiri dari tiga lapisan sel yaitu medula, korteks dan kutikula rambut.
● Kelenjar kulit
Jenis kelenjar kulit: Kelenjar sebasea (minyak), kelenjar sudoriferus (keringat) dan
kelenjar serumin. (Bolon et al., 2020)
Kelenjar Sebasea, atau yang lebih dikenal dengan nama kelenjar minyak
terletak di bagian dermis yang biasanya ada pada folikel rambut.
Kelenjar sudoriferus (keringat), sel sel dari kelenjar ini mengeluarkan keringat
melalui pori pori. Terdapat jenis kelenjar keringat yaitu ekrin, apoekrin dan apokrin.
(Bolon et al., 2020). Kelenjar ekrin merupakan kelenjar yang berfungsi sebagai
pengatur suhu tubuh melalui penguapan. Kelenjar ini terdapat pada kulit dahi, telapak
tangan dan telapak kaki. kelenjar apokrin terlibat dalam regulasi termal dan pelepasan
aroma. Kelenjar ini terdapat pada area ketiak dan perineum. Kelenjar keringat
apoekrin berkembang selama masa pubertas dari prekursor mirip dengan ekrin yang
membuka langsung ke permukaan kulit. Kelenjar keringat apoekrin memiliki tingkat
sekresi sebanyak 10 kali lipat dari kelenjar ekrin dan oleh karena itu dianggap
berkontribusi pada hiperhidrosis aksila (Bolon et al., 2020)
Kelenjar serumin merupakan kelenjar keringat yang dimodifikasi di telinga
luar,yang disebut kelenjar serum yang menghasilkan sekresi seperti lilin. Bagian
sekretori kelenjar serum ini terletak di lapisan subkutan. (Bolon et al., 2020).
● Kuku
Kuku merupakan epidermis berbentuk zat tanduk yang terdapat pada ujung
ujung jari. Bagian utama dari kuku adalah plat kuku merupakan bagian yang keras
dan tampak di permukaan kulit. Plat kuku terdir dari kutikula, lanula dan bagian
bebas. Kutikula merupakan lapisan yang melindungi pangkal kuku. Lanula
merupakan bagian putih yang berbentuk setengah lingkaran yang terdapat pada
pangkal kuku.

3. Fisiologi kulit
1) Termoregulasi, kulit berkontribusi dalam pengeluaran keringat dengan
menyesuaikan aliran darah darah tubuh (homeostasis).
2) Kulit sebagai pelindung, keratin memiliki fungsi melindungi jaringan
dibawahnya dari mikroba, abrasi,panas dan bahan kimia (Khadijah et al.,
2020)
3) Kulit sebagai alat ekskresi dan absorsi, kulit berfungsi untuk mengeluarkan air
dan keringat yang ada pada tubuh. Serta kulit juga berfungsi dalam
penyerapan dan penghapusan zat yang ada pada tubuh.
4) Sintesis vitamin D
5) Penerima rangsang

4. Kelainan kulit
1) Jerawat, disebabkan oleh adanya gangguan pada kelenjar kulit yang terkena
infeksi dari kotoran luar.
2) Panu, disebabkan oleh infeksi jamur yang menyerang pigmen kulit
3) Herpes, disebabkan oleh virus varicella
4) Eksim
5) Kudis, disebabkan serangan tungau atau kutu kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Arisworo, D., & Sutresna, Y. (2006). Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo. Jakarta.
Bolon, C. M., Siregar, D., Kartika, L., Supinganto, A., Manurung, S. S., Sitanggang, Y. F., . .
Noradina. (2020). Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Medan: Yayasan Kita
Menulis.

Khadijah, S., Tutik Astuti, Mk., Rahayu Widaryanti, Mk., & Ester Ratnaningsih, Mk. (2020).
Anatomi & Fisiologi Manusia (S. Khadijah, Ed.). Respati Press.

Mubarak, M., Sauria, N., Kartini, K., Rosanty, A., Romantika, I. W., Nasruddin, N. I., ... &
Herman, H. (2022). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia.

Muliana GH, A. S. (t.thn.). Anatomi dan Fisiologi tubuh manusia. Get Press Indonesia.

Saputro, N.T., Arif Nugroho, Alfian E.P. (2017, March 25). Modul Kodefikasi terkait Sistem
Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan Perilaku. Repository Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai