Dosen Pengampu:
Nurul Himmah, S.Pd., M.Pd.
Asisten Dosen:
Norfajrina
Puteri Amelia Alicia Wijaya
Oleh:
Fazry
180101110208
B. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menggambar struktur sel saraf, macam sel saraf, otak, saraf crania, sistem
saraf otonom serta bola mata.
3. Memberi keterangan pada gambar
4. Mewarnai gambar sesuai dengan fungsinya.
C. TEORI DASAR
Panca indra adalah organ-organ akhir yang di khususkan untuk
menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya
merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory imfression) dari
organ indra menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa
timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan
suara. Lainnya timbul dari dalam antara lain lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam segala hal serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir
khusus guna mengumpulkan ransangan perasaan yang khas itu tempat organ
berhubungan. Tampaknya, kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf
pada lidah, mendengar dengan saraf dalam telinga dan sentuhannya, tetapi
sesunggunya otaklah yang menilai semua perasaan itu. Macam-macam panca
indra yaitu :
1. Indra penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa
cahaya. Bola mata terletak didalam rongga mata dan beralaskan lapisan
lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan
bantuan tiga otot penggerak mata yaitu :
a. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata.
b. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata
kebawah dan kedalam.
c. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata keatas
dan kebawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan
mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata
yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior.
Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata yaitu
muskulus levator palpebralis superior (Arrington, 1972).
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan
yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, selaput retina
atau selaput jala.
a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang
tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat dan
berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur
mata yang sangat halus dan menbantu mepertahankan bentuk biji
mata sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening
dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk
kemata, kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
kongjungtiva. Kornea juga akan selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata
yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini
adalah memberi nutrisi dan oksigen kemata serta menyerap cahaya
dan mengurangi cahaya yang memantul disekitar mata bagian dalam.
Pupil adalah celah yang berada dibagian tengah iris. Fungsinya
adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika
cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil akan
menyempit dan cahaya yang masuk kemata lebih sedikit atau tidak
berlebihan. Lensa mata berada dibelakang iris, lensa mata memiliki
daya akomodasi yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal)
dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa
mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yang
dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik
dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh
mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh
pada mata normal adalah tak terhingga.
c. Selaput jala
Selaput jala disebut juga retina, retina adalah lapisan paling dalam
pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel
saraf, pada retina terdapat bintik kuning adalah bagian retina yang
paling peka terhadap cahay karena merupakan tempat perkumpulan
sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Seseorang bisa
melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning
terdapat sel kerucut dan sel batang. Funsi sel kerucut dan sel batang :
1) Sel kerucut berfungsi untuk melihat ditempat yang terang, sel ini
memerlukan protein iodopsin.
2) Sel batang berfungsi untuk melihat ditempat yang gelap, sel ini
memerlukan protein mata yang disebut riodopsin. Rodopsin
dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan
vitamin A.
Mekanisme penglihatan yaitu mata bisa melihat benda karena
adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut kemata. Jika tidak
ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda
tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:
a. Cahaya yang dipantulkan oelh benda ditangkap oleh mata, menembus
kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus
lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat
dibintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian disampaikan keotak.
e. Cahaya yang disampaikan keotak akan diterjemahkan oleh otak
sehingga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
2. Indra pendengaran (telinga)
Telinga merupakan alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20 – 20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengar, telinga
juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia. Bagian-bagian
telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitubagian luar,
bagian tengah dan bagian dalam.
a. Telinga Bagian Luar
Telinga bagian luar terdiri atas :
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
2) Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan
getaran.
3) Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk
sebagai pembawa gelombang suara.
4) Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima
dan memperbesar getaran suara.
b. Telinga bagian tengah
1) Telinga bagian tengah terletak disebelah dalam membran
timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adlah untuk
meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga
bagian dalam.pada telinga tengah terdapat saluran eustachius
dan tiga tulang pendengaran
2) Saluran eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara
di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam
akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang
telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam
keadaan biasa dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
3) Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan
memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang
pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan
tulang sanggurdi. Tulang-tulang ini menghubungkan gendang
telinga dan tingkap jorong.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat
pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah
sebagai berikut :
1) Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan
getaran.
2) Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan
menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam
saluran rumah siput terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-
ujung saraf pendengaran.
3) Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
Mekanisme kerja pendengaran pada manusia adalah suara yang kita
dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang
telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini
diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan
ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar
sehingga merangsang ujung- ujung saraf pendengaran dan menimbulkan
impuls saraf yang ditujukan ke otak
Di dalam otak, impuls tesebut akan diolah sehingga kita bisa
mendengar dan mengenali suara tersebut. Selain sebagai indra
pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indra keseimbangan. Letak
indra keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga
saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula
terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap grafitasi. Bila kepala
menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh
sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak.
Gangguan pada telinga terjadi akibat dua gangguan yaitu gangguan
penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan
oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi
menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar
gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada beberapa macam
gangguan telinga, yaitu:
a. Tuli, ada dua macam yaitu :
1) Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke
dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang
memenuhi telinga pada peradangan menimbulkan kerusakan
pada tulang-tulang pendengaran.
2) Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
Gangguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar
yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan
ini dapat bersifat permanen jika terjadi infeksi yang sangat parah.
Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya
cepat bisa disembuhkan. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi
getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita
harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal sekali
seminggu.
b. Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah.
Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu
kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda
yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi
sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang
telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
Kerusakan telinga yang diakibatkan sebab-sebab yang lain yaitu :
1) Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang
ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika
masih kecil.
2) Presbikusis, adalah kerusakan pada sel saraf telinga yang
terjadi pada usia manula.
3) Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam
akibat pendengaran suara yang amat keras.
3. Indra penciuman/pembau (hidung)
Hidung adalah alat indra yang menanggapi rangsangan berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus ( silia olfaktori) diujungnya dan diliputi
oleh lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Pada daerah
sensitif ini terdapat dua jenis sel sebagai berikut ( hau,2003) :
a. Sel penyokong berupa epitel-epitel.
b. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf .
Sel- sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut.
Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat 2-3 detik, tetapi
kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indra pembau manusia
adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya sangat sedikit di udara.
Beberapa hewan memiliki indra yang lebih sensitif karena mempunyai
reseptor pembau yang lebih banyak.
Pada saat kita bernafas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke
dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan
dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan merangsang rambut-
rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan
ini akan ke otak dan akan diolah sehingga kita dapat mengetahui jenis
bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit
pilek yang mengghasilkan lendir atau ingus sehingga mengalami bau
mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga dapat disebabkan oleh
adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung terlalu banyak. Kita harus
selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulu bulunya
supaya penciuman kita tidak terganggu. Indra pembau pada hidung dapat
mengalami kelainan, antara lain (hau,2013) :
a. Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh
penyumbatan karena polit atau tumor, atau reseptor pembau rusak
karena inveksi virus.
b. Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersembunyinya
rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan
mengecap berkurang.
4. Indra pengecap ( lidah )
Lidah adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia
larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaanya dilindungi oleh
lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada
lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan.
Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup
pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada
bintil-bintil lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup – kuncup
pengecap (taste bud) yaitu suatu bagian berbentuk bundar yang terdiri
dari dua jenis yaitu sel-sel penyokong dan sel –sel pengecap yang
berfungsi sebagai reseptor.
Gangguan yang bersifat permanen misalnya terjadi pada orang
yang mengalami trauma pada bagian terutama otak. Pada lidah juga
sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin c
( pearce,2009).
5. Indra peraba (kulit)
Selain menghasilkan keringat pada bagian dermis terdapat ujung saraf
sebagai reseptor peraba. Kulit adalah alat indra yang peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit,
dan ujung saraf yang berselaput (berpapillia). Sel peraba juga terdapat
pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul dipermukaan
kulit tersentuh oleh suatu benda. Sel-sel saraf akan terangsang
( sulaksono,1987).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa
luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai
reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada
berbagai alat tubuh. Permukaaan kulit yang mempunyai banyak- banyak
ujung saraf peraba adalah ujung jari telunjuk, telapak tangan , telapak
kaki, bibir dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini
sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra
memanfaatkan kepekaan perabanya untuk membaca huruf braile
(sulaksono, 1987).
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainan-kelainan
pada kulit antara lain (sulaksono, 1987) :
a. Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasia terutama
di daeerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat
terjadi sewaktu pubertas, karena waktu pubertas terjadi perubahan
komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan
akatifitas kelenjar sebasia. Kelenjar sebasia memproduksi lemak
beserta keringat. Lemak merupakan merupakan media yang cocok
bagi pertumbuahan bakteri.
b. Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang
biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh,
dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia ( karbol, sabun,
cat rambut, dan lain-lain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Struktur Bola Mata
a. Gambar Hasil Pengamatan
a
l
b
k
c
j
d
e
i
f
h
g
g
a
f
b
d
n m
f
h j
d g i
e
Kus, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis, Bandung: CV.
Yrama, 2004.