Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


TPB 18138/ 1 SKS
SISTEM INDRA

Dosen Pengampu:
Nurul Himmah, S.Pd., M.Pd.

Asisten Dosen:
Norfajrina
Puteri Amelia Alicia Wijaya

Oleh:
Fazry
180101110208

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DANKEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRISBIOLOGI
BANJARMASIN
DESEMBER 2020
PRAKTIKUM VII
SISTEM INDRA

Tujuan : 1. Menjelaskan struktur bola mata


2. Menjelaskan struktur telinga luar, tengah dan dalam
3. Menjelaskan struktur lidah
Hari/Tanggal : Rabu, 23 Desember 2020.
Tempat : Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara

A. ALAT DAN BAHAN


1. Gambar bola mata, telinga luar, tengah dan dalam serta lidah.
2. Atlas Anatomi Tubuh Manusia.
3. Alat Tulis.

B. CARA KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menggambar struktur sel saraf, macam sel saraf, otak, saraf crania, sistem
saraf otonom serta bola mata.
3. Memberi keterangan pada gambar
4. Mewarnai gambar sesuai dengan fungsinya.

C. TEORI DASAR
Panca indra adalah organ-organ akhir yang di khususkan untuk
menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melayaninya
merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa (sensory imfression) dari
organ indra menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa
timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan
suara. Lainnya timbul dari dalam antara lain lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam segala hal serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung akhir
khusus guna mengumpulkan ransangan perasaan yang khas itu tempat organ
berhubungan. Tampaknya, kita seolah-olah mengecap dengan ujung saraf
pada lidah, mendengar dengan saraf dalam telinga dan sentuhannya, tetapi
sesunggunya otaklah yang menilai semua perasaan itu. Macam-macam panca
indra yaitu :
1. Indra penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa
cahaya. Bola mata terletak didalam rongga mata dan beralaskan lapisan
lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan
bantuan tiga otot penggerak mata yaitu :
a. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), berfungsi
menggerakkan bola mata.
b. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata
kebawah dan kedalam.
c. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata keatas
dan kebawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan
mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata
yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior.
Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata yaitu
muskulus levator palpebralis superior (Arrington, 1972).
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan
yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, selaput retina
atau selaput jala.
a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang
tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat dan
berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur
mata yang sangat halus dan menbantu mepertahankan bentuk biji
mata sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening
dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk
kemata, kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
kongjungtiva. Kornea juga akan selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata
yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini
adalah memberi nutrisi dan oksigen kemata serta menyerap cahaya
dan mengurangi cahaya yang memantul disekitar mata bagian dalam.
Pupil adalah celah yang berada dibagian tengah iris. Fungsinya
adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika
cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil akan
menyempit dan cahaya yang masuk kemata lebih sedikit atau tidak
berlebihan. Lensa mata berada dibelakang iris, lensa mata memiliki
daya akomodasi yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal)
dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa
mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yang
dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik
dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh
mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh
pada mata normal adalah tak terhingga.
c. Selaput jala
Selaput jala disebut juga retina, retina adalah lapisan paling dalam
pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel
saraf, pada retina terdapat bintik kuning adalah bagian retina yang
paling peka terhadap cahay karena merupakan tempat perkumpulan
sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Seseorang bisa
melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning
terdapat sel kerucut dan sel batang. Funsi sel kerucut dan sel batang :
1) Sel kerucut berfungsi untuk melihat ditempat yang terang, sel ini
memerlukan protein iodopsin.
2) Sel batang berfungsi untuk melihat ditempat yang gelap, sel ini
memerlukan protein mata yang disebut riodopsin. Rodopsin
dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan
vitamin A.
Mekanisme penglihatan yaitu mata bisa melihat benda karena
adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut kemata. Jika tidak
ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda
tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut:
a. Cahaya yang dipantulkan oelh benda ditangkap oleh mata, menembus
kornea dan diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus
lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat
dibintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang,
kemudian disampaikan keotak.
e. Cahaya yang disampaikan keotak akan diterjemahkan oleh otak
sehingga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
2. Indra pendengaran (telinga)
Telinga merupakan alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan
frekuensi antara 20 – 20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengar, telinga
juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia. Bagian-bagian
telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitubagian luar,
bagian tengah dan bagian dalam.
a. Telinga Bagian Luar
Telinga bagian luar terdiri atas :
1) Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
2) Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan
getaran.
3) Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk
sebagai pembawa gelombang suara.
4) Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima
dan memperbesar getaran suara.
b. Telinga bagian tengah
1) Telinga bagian tengah terletak disebelah dalam membran
timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah adlah untuk
meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga
bagian dalam.pada telinga tengah terdapat saluran eustachius
dan tiga tulang pendengaran
2) Saluran eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara
di telinga tengah sehingga tekanan udara di luar dan di dalam
akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga gendang
telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam
keadaan biasa dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
3) Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan
memperbesar getaran ke telinga bagian dalam. Tulang
pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan
tulang sanggurdi. Tulang-tulang ini menghubungkan gendang
telinga dan tingkap jorong.
c. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat
pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah
sebagai berikut :
1) Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan
getaran.
2) Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan
menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam
saluran rumah siput terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-
ujung saraf pendengaran.
3) Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
Mekanisme kerja pendengaran pada manusia adalah suara yang kita
dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang
telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini
diteruskan oleh tiga tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan
ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar
sehingga merangsang ujung- ujung saraf pendengaran dan menimbulkan
impuls saraf yang ditujukan ke otak
Di dalam otak, impuls tesebut akan diolah sehingga kita bisa
mendengar dan mengenali suara tersebut. Selain sebagai indra
pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indra keseimbangan. Letak
indra keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga
saluran setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula
terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap grafitasi. Bila kepala
menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh
sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak.
Gangguan pada telinga terjadi akibat dua gangguan yaitu gangguan
penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan
oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi
menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar
gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada beberapa macam
gangguan telinga, yaitu:
a. Tuli, ada dua macam yaitu :
1) Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke
dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang
memenuhi telinga pada peradangan menimbulkan kerusakan
pada tulang-tulang pendengaran.
2) Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
Gangguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar
yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan
ini dapat bersifat permanen jika terjadi infeksi yang sangat parah.
Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya
cepat bisa disembuhkan. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi
getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita
harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal sekali
seminggu.
b. Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah.
Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu
kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda
yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi
sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang
telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
Kerusakan telinga yang diakibatkan sebab-sebab yang lain yaitu :
1) Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang
ditandai dengan gejala tinitus (dering pada telinga) ketika
masih kecil.
2) Presbikusis, adalah kerusakan pada sel saraf telinga yang
terjadi pada usia manula.
3) Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam
akibat pendengaran suara yang amat keras.
3. Indra penciuman/pembau (hidung)
Hidung adalah alat indra yang menanggapi rangsangan berupa bau atau
zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf
pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau
mempunyai rambut-rambut halus ( silia olfaktori) diujungnya dan diliputi
oleh lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung. Pada daerah
sensitif ini terdapat dua jenis sel sebagai berikut ( hau,2003) :
a. Sel penyokong berupa epitel-epitel.
b. Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf .
Sel- sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut.
Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula berjalan cepat 2-3 detik, tetapi
kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan indra pembau manusia
adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya sangat sedikit di udara.
Beberapa hewan memiliki indra yang lebih sensitif karena mempunyai
reseptor pembau yang lebih banyak.
Pada saat kita bernafas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke
dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan
dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan merangsang rambut-
rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan
ini akan ke otak dan akan diolah sehingga kita dapat mengetahui jenis
bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit
pilek yang mengghasilkan lendir atau ingus sehingga mengalami bau
mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga dapat disebabkan oleh
adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung terlalu banyak. Kita harus
selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulu bulunya
supaya penciuman kita tidak terganggu. Indra pembau pada hidung dapat
mengalami kelainan, antara lain (hau,2013) :
a. Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh
penyumbatan karena polit atau tumor, atau reseptor pembau rusak
karena inveksi virus.
b. Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersembunyinya
rongga hidung sehingga menyebabkan kemampuan membaui dan
mengecap berkurang.
4. Indra pengecap ( lidah )
Lidah adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia
larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaanya dilindungi oleh
lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada
lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan.
Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup
pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada
bintil-bintil lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup – kuncup
pengecap (taste bud) yaitu suatu bagian berbentuk bundar yang terdiri
dari dua jenis yaitu sel-sel penyokong dan sel –sel pengecap yang
berfungsi sebagai reseptor.
Gangguan yang bersifat permanen misalnya terjadi pada orang
yang mengalami trauma pada bagian terutama otak. Pada lidah juga
sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin c
( pearce,2009).
5. Indra peraba (kulit)
Selain menghasilkan keringat pada bagian dermis terdapat ujung saraf
sebagai reseptor peraba. Kulit adalah alat indra yang peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit,
dan ujung saraf yang berselaput (berpapillia). Sel peraba juga terdapat
pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul dipermukaan
kulit tersentuh oleh suatu benda. Sel-sel saraf akan terangsang
( sulaksono,1987).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa
luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai
reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada
berbagai alat tubuh. Permukaaan kulit yang mempunyai banyak- banyak
ujung saraf peraba adalah ujung jari telunjuk, telapak tangan , telapak
kaki, bibir dan daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini
sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna netra
memanfaatkan kepekaan perabanya untuk membaca huruf braile
(sulaksono, 1987).
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainan-kelainan
pada kulit antara lain (sulaksono, 1987) :
a. Jerawat (acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasia terutama
di daeerah wajah, leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat
terjadi sewaktu pubertas, karena waktu pubertas terjadi perubahan
komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan
akatifitas kelenjar sebasia. Kelenjar sebasia memproduksi lemak
beserta keringat. Lemak merupakan merupakan media yang cocok
bagi pertumbuahan bakteri.
b. Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang
biasanya terasa gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh,
dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia ( karbol, sabun,
cat rambut, dan lain-lain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Struktur Bola Mata
a. Gambar Hasil Pengamatan

Sumber: Fazry (2020)


Keterangan:
a. Rangsangan penglihatan (Ora serrata retinae)
b. Badan bulu mata (Corpus ciliare)
c. Jaringan ikat (Ligamentum suspensori)
d. Selaput bening (Corneus)
e. Selaput pelangi belakang kornea (Iris)
f. Lubang bagian tengah dari mata (Pupil)
g. Kutub depan (Pole anterior)
h. Struktur sel bagian depan (Segment anterior)
i. Lensa mata (Lens)
j. Sudut rongga cabang pembuluh balik (Sinus venosus sclerae)
k. Struktur sel bagian belakang (Segment posterior)
l. Organ penglihatan bentuk cakram (Discus opticus)
m. Pembuluh nadi bola mata (Arteri centralis retinae)
n. Saraf penglihatan (Nervus opticus)
o. Kutub belakang (Pole posterior)
p. Lekuk/mangkuk pusat mata (Fovea sentralis)
q. Selaput gendang (Macula luteae)
r. Selaput jala (Retina)
s. Selaput pembuluh darah mata (Choroidea)
t. Selaput keras (Sclera)
b. Gambar Literatur

a
l
b
k
c
j
d

e
i
f
h
g

Sumber: Andry (2005)


Keterangan:
a. Otot mata
b. Kornea
c. Iris
d. Pupil
e. Aqueous humor
f. Lensa
g. Vitreous humor
h. Bintik buta
i. Saraf optik
j. Retina
k. Koroid
l. Sklera
2. Struktur Lidah
a. Gambar Hasil Pengamatan

Sumber: Fazry (2020)


Keterangan:
a. Anak lidah (Epiglottis)
b. Tulang langit-langit (Palatopharingeal)
c. Jaringan limfoid palatum (Tonsilla palatina)
d. Jaringan limfoid lingua (Tonsilla lingualis)
e. Langit-langit dan tekak (Palatoglossal)
f. Cekungan serat saraf perifer (Sulcus terminalis)
g. Punggung lidah (Dorsum linguae)
h. Puting pengecap pupil lidah (Papillae fungiformis)
i. Puting pengecap punggung lidah (Papillae filiformes)
j. Puting pengecap bawah lidah (Papillae circumvalate)
b. Gambar Literatur
i

g
a
f

b
d

Sumber: Syaifuddin (2006)


Keterangan:
a. Celah ujung
b. Tubuh lidah
c. Ujung lidah
d. Celah lidah
e. Circumvallate papilla
f. Jendela buntu
g. Amandel langit-langit tenggorokan
h. Amandel lidah (tongsil)
i. Katup pangkal tenggorokan
3. Struktur Telinga Luar, Tengah dan Dalam
a. Gambar Hasil Pengamatan

Sumber: Fazry (2020)


Keterangan:
a. Alat pendengaran bagian dalam (Auditory interna)
b. Alat pendengaran bagian tengah (Auditory media)
c. Alat pendengaran bagian luar (Auditory externa)
d. Daun telinga (Auricula)
e. Tepi daun telinga (Helix)
f. Belahan (Lobulus)
g. Saluran pendengar (Meatus acusticus)
h. Hubungan teka dengan telinga tengah (Pharingo tympanicum)
i. Tulang pendengaran (Ossicles)
j. Tulang pendengar (Malleolus)
k. Landasan tulang pendengar (Incus)
l. Tulang pendengaran yang bentuknya seperti sanggurdi
(Stapes)
m. Selaput pendengar (Membrana tympanicum)
n. Jendela sanggurdi (3 tulang pendengaran) (Fenestra stapes)
o. Pembuluh balik leher (Vena jugularis)
p. Daerah jendela pendengar (Fenestra ovale)
q. Pembuluh balik saluran telinga tengah (Vena auditiva)
r. Rumah siput (Cochlea)
s. Saraf rumah siput (Nervus cochlearis)
t. Saraf vestibula (Nervus vestibularis)
u. Serambi (Vestibularis)
v. Saluran setengah lingkaran (Canalis semicirculares)
b. Gambar Literatur
c b a

n m

f
h j

d g i
e

Sumber: Istamar (2004)


Keterangan:
a. Telinga dalam
b. Telinga tengah
c. Telinga luar
d. Daun telinga
e. Saluran telinga luar
f. Membran timpani
g. Tulang martil
h. Membran timpani
i. Saluran Eustachius
j. Koklea/rumah siput
k. Tingkap bulat
l. Tingkap oval
m. Tulang sanggurdi
n. Tulang landasan
E. ANALISIS
1. Struktur Bola Mata
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah saya lakukan dengan
mengamati gambar struktur bola mata. Saya memahami bahwa pada organ
struktur bola mata ini termasuk kedalam sistem indra pada manusia.
Menurut saya struktur bola mata tersusun atas beberapa organ-organ yang
berperan penting didalamnya. Beberapa organ tadi yaitu, rangsangan
penglihatan (Ora serrata retinae), badan bulu mata (Corpus ciliare),
jaringan ikat (Ligamentum suspensori), selaput bening (Corneus), selaput
pelangi belakang kornea (Iris), lubang bagian tengah dari mata (Pupil),
kutub depan (Pole anterior), struktur sel bagian depan (Segment anterior),
lensa mata (Lens), sudut rongga cabang pembuluh balik (Sinus venosus
sclerae), struktur sel bagian belakang (Segment posterior), organ
penglihatan bentuk cakram (Discus opticus), pembuluh nadi bola mata
(Arteri centralis retinae), saraf penglihatan (Nervus opticus), kutub
belakang (Pole posterior), lekuk/mangkuk pusat mata (Fovea sentralis),
selaput gendang (Macula luteae), selaput jala (Retina), selaput pembuluh
darah mata (Choroidea), selaput keras (Sclera), dan lain sebagainya. Yang
mana pada tiap bagian itu memiliki fungsi dan struktur yang berbeda lagi.
Mata adalah organ penglihatan yang penting bagi kehidupan
makhluk hidup. Suatu pengurangan fungsi indera penglihatan bahkan
kebutaan akan memyebabkan kerugian yang tak ternilai besarnya bagi
seorang penderita.
Mata adalah organ indera yang memiliki reseptor peka pada cahaya
yang disebut fotoreseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, sistem
lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor dan syarat untuk
menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.
Bagian mata yaitu retina, terdapat kurang lebih 125 juta sel batang
(sel basillus) yang mampu menerima rangsangan sinar kuat dan warna. Sel
batang mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya yang disebut
rodopsin, yaitu suatu bentuk senyawa antara vitamin A dengan protein
tertentu. Bila terkena sinar terang, rodopsin terurai dan akan terbentuk
kembali dalam keadaan gelap. Proses pembentukan rodopsin memerlukan
waktu yang disebut waktu adaptasi rodopsin. Dalam waktu adaptasi mata
kurang melihat.
Menurut Pearce, (2007) sel kerucut mengandung pigmen iodopsin,
yaitu senyawa ritinin dan epsin. Ada tiga macam sel kerucut yang masing-
masing peka terhadap rangsangan warna tertentu yaitu merah, biru dan
hijau. Dari kombinasi tiga warna ini kita dapat menerima spektrum warna
ungu sampai merah. Kerusakan sel konus menyebabkan buta warna merah,
biru atau kuning. Penderita buta warna ada yang disebut dikromat atau
monokromat. Dikromat adalah orang yang mempunyai dua sel kerucut,
mereka menderita buta warna sebagian. Dikromat hanya dapat menerima
spektrum warna dengan campuran dua warna saja. Monokromat
merupakan orang yang hanya dapat membedakan hitam dan putih serta
bayangan kelabu.
Menurut Luiz (2007), Cairan aqueous bening yang disekresikan ke
bilik posterior oleh badan kelenjar siliaris cairan itu beredar didepan lensa
melalui pupil ke bilik anterior dan kembali ke sirkulasi vena melalui sinus
vena sclera (kanal schlemm) disudut antara iris dan kornea. Cairan ini
terus diproduksi dan di alirkan tetapi tekanan okulernya tetap konstan
antara 1.3 dan 2.6 kPa (10 – 20 mmHg). Peningkatan tekanan ini
menyebabkan glukoma. Cairan aqueous membawa nutrient dan
menyingkirkan zat sisa dari struktur bening di depan mata yang tidak
memiliki suplai darah yaitu kornea, lensa dan kapsul lensa. Badan vitreus
terletak dibelakang lensa dan bagian posterior (rongga) bola mata, badan
vitreus merupakan substansi bening, halus tidak berwarna dan menyerupai
jelly yang terdiri atas 99% air, beberapa garam dan mukoprotein. Substansi
ini mempertahankan tekanan intraokuler yang cukup untuk menunjang
retina pada koroid dan mencegah kolapnya dinding bola mata. Mata
mempertahankan bentuknya karena tekanan intraocular yang diberikan
oleh badan vitreus dan cairan aqueous.
Kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah. Perubahan
kecembungan tersebut karena kontraksi dan relaksasi otot – otot ligamen
(badan siliaris) yang dapat berubah-ubah dapat membuat pandangan
menjadi fokus atau sebaliknya. Inilah yang dinamakan daya akomodasi
lensa mata.
Bila mata melihat benda yang dekat, maka otot siliaris
berkontraksi. Lensa menjadi tebal untuk menangkap cahaya sehingga
objek yang dekat dapat difokuskan pada retina. Akan tetapi, saat melihat
jauh otot siliaris berelaksasi, lensa menjadi memipih dan objek difokuskan
pada retina.
Mata yang normal adalah yang dapat memfokuskan sinar-sinar
sejajar yang masuk kemata sehingga jatuh tepat ke bintik kuning diretina.
Dengan demikan, benda dapat dilihat dengan jelas. Keadaan ini disebut
emetrop (normal). Seringkali mata juga mengalami kelainan-kelainan
seperti miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat).
Menurut Haryani (2009), konjungtiva merupakan membrane
bening yang halus dan melapisi kelopak mata serta bagian depan bola
mata. Konjungtiva yang melapisi kelopak mata mengandung epitelium
kolumnar yang kaya vaskuler. Konjungtiva kornea terdiri atas epitelium
berlapis avascular, yakni epitelium yang tidak mengandung pembuluh
darah. Saat kelopak mata menutup konjungtiva menjadi kantong (sakus)
yang tertutup. Konjungtiva melindungi kornea yang halus dan bagian
depan mata. Saat diberikan tetes mata sebaiknya diberikan di sakus
konjungtiva bawah. Tepi kelopak mata yaitu, disepanjang tepi kelopak
mata terdapat banyak kelenjar sebasea, sebagian disertai duktus yang
mengandung folikel rambut bulu mata dan sebagian bersambung ke tepi
kelopak mata di antara rambut. Kelenjar tarsal (kelenjar meibomian)
adalah kelanjar sebasea yang diubah sedemikian rupa dan melekat pada
lempeng tarsal disertai duktus yang bersambung ke depan bagian kelopak
mata yang bebas. Fungsi kelopak mata dan bulu mata adalah melindungi
dari cedera penutupan reflek kelopak mata saat konjungtiva atau bulu mata
bersentuhan dan saat objek mendekat ke mata atau saat cahaya terang
menyinari mata (reflek kornea), berkedip dengan interval 3-7 detik untuk
menyebarkan air mata dan sekresi di sepanjang kornea yang bertujuan
mencegah kekeringan.
Apparatus lakrimalis, yaitu tiap mata terdiri dari satu kelenjar
lakrimalis. dan duktusnya, dua kanalikuli lakrimalis dan satu duktus
nasilakrimalis. Kelenjar lakrimalis merupakan kelenjar eksokrin yang tepat
dibelakang tepi supraorbital. Kelenjar menyekresikan air mata yang terdiri
dari air, garam mineral, antibody, dan lisozim suatu enzim bakterisida. Air
mata keluar dari kelenjar lakrimalis melalaui beberapa duktus kecil dan
melalui bagian depan mata di bawah kelopak mata menuju kantus medialis
dimana air mata mengalir ke dua kanalikuli lakrimalis. Lubang pada setiap
kantus disebut punktum.
2. Struktur Lidah
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah saya lakukan dengan
mengamati gambar struktur lidah mendapatkan hasil. Saya memahami
bahwa pada struktur lidah ini termasuk kedalam sistem indra pada
manusia. Menurut saya struktur lidah ini tersusun atas beberapa organ-
organ atau bagian-bagian yang berperan penting didalamnya. Beberapa
bagian-bagian tadi yaitu, anak lidah (Epiglottis), tulang langit-langit
(Palatopharingeal), jaringan limfoid palatum (Tonsilla palatina), jaringan
limfoid lingua (Tonsilla lingualis), langit-langit dan tekak (Palatoglossal),
cekungan serat saraf perifer (Sulcus terminalis), punggung lidah (Dorsum
linguae), puting pengecap pupil lidah (Papillae fungiformis), puting
pengecap punggung lidah (Papillae filiformes), puting pengecap bawah
lidah (Papillae circumvalate) dan lain sebagainya. Yang mana pada tiap
bagian itu memiliki fungsi dan struktur yang berbeda lagi.
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan
rangsangan rasa dari makanan yang masuk kedalam mulut kita. Bagian
lidah yang berbintil-bintil disebut papilla adalah ujung saraf pengecap.
Setiap bintil-bintil saraf pengecap tersebut mempunyai kepekaan terhadap
rasa tertentu berdasarkan letaknya pada lidah. Pangkal lidah dapat
mengecap rasa pahit, tepi lidah mengecap rasa asin dan asam serta ujung
lidah dapat mengecap rasa manis.
Agar suatu zat terasakan zat tersebut harus larut dalam kelembaban
mulut. Hanya bila ada dalam larutan zat itu baru dapat menstimulasikan
rasa. Dapat dibedakan empat tancup rasa secara morfologis. Kebanyakan
terletak di terletak dipermukaan lidah walaupun beberapa ditemukan di
langit-langit lunak.
Menurut Hurlock (1996), selaput lendir lidah selalu lembab dan
waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atas seperti beludru dan
ditutupi papila yang terdiri dari papila sirkumfalata, ada 8 hingga 12 dari
jenis ini yang terletak pada bagian dasar lidah. Papila ini adalah papila
yang terbesar dan masingmasing dikelilingi lekukan seperti parit. Papila
fungiformis, menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk
jamur. Terakhir yaitu papila foliformis, adalah yang tebanyak dan meyebar
pada seluruh permukaan lidah.
Pada lidah terdapat kemoreseptor yang merespon rasa asin, manis,
asam dan pahit. Kemoreseptor ini berfungsi untuk menangkap rangsangan
yang bersifat senyawa kimia yang larut dalam air. Bagian-bagian lidah
terdapat puting kemoreseptor adalah:
a. Bagian tepi depan merasakan asam dan asin
b. Bagian belakang merasakan pahit
c. Bagian depan merasakan manis.
Pengecapan terutama berhubungan dengan fungsi dari kuncup rasa
(taste bud) yang terdapat didalam mulut. Akan tetapi presepsi pengecapan
dipengaruhi juga oleh indera penghidup, tekstur makanan dan makanan
yang memberi sensasi nyeri akan mempengaruhi pengalaman dalam
pengecapan. Pengenalan bahan kimia spesifik yang mampu merangsang
berbagai reseptor pengecapan belum dapat diketahui semuanya. Walaupun
demikian penelitian telah mengenali 13 reseptor kimia yang ada pada sel
pengecap, yaitu 2 reseptor natrium, 2 reseptor kalium, 1 reseptor klorida, 1
reseptor adenosin, 1 reseptor inosin, 2 reseptor manis, 2 reseptor pahit, 1
reseptor glutamat, dan 1 reseptor ion hidrogen. Ketiga belas reseptor
tersebut dikumpulkan menjadi menjadi 5 katagori umum yang disebut
sensasi pengecap utama yaitu rasa asam disebabkan oleh asam, yakni
karena konsentrasi ion hidrogen. Semakin asam suatu makanan, maka
semakin kuat pula sensasi asam yang terbentuk. Rasa asin dihasilkan dari
garam yang terionisasi, terutama karena konsentrasi ion natrium. Rasa
manis tidak dibentuk dari satu zat kimia saja, beberapa zat kimia yang
menyebabkan rasa manis mencakup gula, glikol, alkoohol, aldehid, keton,
amida, ester, asam amino, protein, asam sulfonat, asam halogenasi, dan
asam-asam organik dari timah dan belirium. Rasa pahit hampir seluruhnya
disebabkan oleh substansi organik. Golongan substansi organik tersebut
yaitu substansi organik rantai panjang yang mengandung nitrogen dan
substansi organik alkaloid. Terakhir yaitu rasa umami adalah rasa kecap
yang menyenangkan secara kualitatif. Didapatkan dari makanan yang
mengandung L-glutamat seperti pada ekstrak daging dan keju lama.
3. Struktur Telinga Luar, Tengah dan Dalam
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah saya lakukan dengan
mengamati gambar struktur rlinga luar, tengah, dan dalam mendapatlan
hasil. Saya memahami bahwa organ telinga luar, tengah, dan dalam ini
termasuk kedalam sistem indra pada manusia. Menurut saya struktur
telinga luar, tengah, dan dalam ini tersusun atas beberapa organ-organ atau
beberapa bagian-bagian yang berperan penting didalamnya. Beberapa
bagian-bagian tadi yaitu, alat pendengaran bagian dalam (Auditory
interna), alat pendengaran bagian tengah (Auditory media, alat
pendengaran bagian luar (Auditory externa), daun telinga (Auricula), tepi
daun telinga (Helix), belahan (Lobulus), saluran pendengar (Meatus
acusticus), hubungan teka dengan telinga tengah (Pharingo tympanicum),
tulang pendengaran (Ossicles), tulang pendengar (Malleolus), landasan
tulang pendengar (Incus), tulang pendengaran yang bentuknya seperti
sanggurdi (Stapes), selaput pendengar (Membrana tympanicum), jendela
sanggurdi (3 tulang pendengaran) (Fenestra stapes), pembuluh balik leher
(Vena jugularis), daerah jendela pendengar (Fenestra ovale), pembuluh
balik saluran telinga tengah (Vena auditiva), rumah siput (Cochlea), saraf
rumah siput (Nervus cochlearis), saraf vestibula (Nervus vestibularis),
serambi (Vestibularis), saluran setengah lingkaran (Canalis
semicirculares), dan lain sebagainya. Yang mana pada tiap bagian itu
memiliki fungsi dan struktur yang berbeda lagi.
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar
suara yang ada di sekitar kita. Telinga merupakan indera pendengaran
yang menerima rangsang berupa suara (fonoreseptor). Selain berfungsi
sebagai indera pendengaran, telinga juga sebagai alat keseimbangan.
Menurut Idel, (2003) proses atau mekanisme pendengaran pada
Telinga Manusia Semua suara atau bunyi dari luar tubuh dapat
didengarkan karena masuk dalam bentuk gelombang suara yang melalui
medium udara. Sebelum telinga mendengar bunyi, terlebih dahulu daun
telinga akan menangkap dan mengumpulkan gelombang suara.
Selanjutnya, gelombang suara masuk kedalam liang telinga (saluran
pendengaran) dan ditangkap gendang telinga.
Menurut Guyton, (1008), telinga merupakan organ pendengaran
dan mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar, tersusun atas
dua bagian, yaitu daun telinga dan saluran telinga. Daun telinga
merupakan bagian yang selama ini dapat kita lihat dengan jelas, dan
tersusun dari tulang rawan dan kulit. Daun telinga berfungsi untuk
meneruskan dan mengarahkan gelombang suara dari luar telinga, agar
masuk ke saluran telinga luar. Dari saluran tersebut, gelombang suara
kemudian akan diteruskan ke gendang telinga, yang juga disebut dengan
membran timpani. Saluran teling atau kanal telinga, merupakan bagian
yang menghubungkan antara telinga luar dengan telinga tengah. Saluran
ini memiliki panjang sekitar 2,5 cm, dan posisinya terletak mulai dari
lubang telinga luar dan berakhir di gendang telinga.
Telinga tengah secara garis besar terdiri atas dua bagian, yaitu
osikel dan tuba eustasia. Osikel adalah sekumpulan tulang yang menyusun
telinga tengah, yang terdiri dari Maleus atau martil, Incus atau landasan,
Stapes atau sanggurdi. Gelombang suara yang masuk, akan menyebabkan
gendang telinga bergetar. Getaran dari gendang telinga ini kemudian akan
disalurkan ke osikel yang akan memperkuat suara tersebut, dan
meneruskannya ke membran di antara telinga tengah dan dalam.
Sedangkan tuba eustasia adalah bagian berbentuk tabung berdiameter
sempit, yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang
hidung, dan tenggorokan atau nasofaring. Fungsi tuba eustasia adalah
untuk mengalirkan udara ke telinga tengah dan membawa lendir dari
telinga tengah, untuk berpindah ke nasofaring. Saat melakukan gerakan
menelan, tuba eustasia akan terbuka, sehingga udara akan masuk ke telinga
tengah. Hal tersebut memungkinkan tekanan udara pada kedua sisi
gendang telinga, tetap seimbang.
Telinga bagian dalam terdiri dari dua bagian utama, yaitu koklea
dan kanal semisirkular. Koklea adalah bagian telinga dalam yang
berbentuk seperti cangkang siput. Koklea berfungsi mengubah getara suara
yang dikirim dari telinga tengah menjadi sinyal saraf yang akan
disampaikan ke otak. Kanal semisirkular adalah bagian telinga yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Kanal ini berisi rambut-
rambut halus dan cairan. Saat kepala bergerak, cairan yang ada di dalam
kanal akan ikut bergerak, memindahkan rambut-rambut halus di dalamnya.
Pergerakan rambut ini kemudian kemudian akan dikirimkan sebagai sinyal
informasi kepada saraf vestibular di otak. Setelah menerima informasi
tersebut, otak kemudian menginterpretasikan sinyal ini dan mengirimkan
informasi ke otot untuk menyesuaikan sehingga tubuh tetap bisa berada di
posisi yang seimbang.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan tentang praktikum sistem
indra ini melalui melihat gambar struktur bola mata, struktur lidah, dan
struktur telinga luar, tengah dan dalam, maka saya dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Beberapa organ yang terdapat atau yang tersusun pada struktur bola mata
yaitu, rangsangan penglihatan (Ora serrata retinae), badan bulu mata
(Corpus ciliare), jaringan ikat (Ligamentum suspensori), selaput bening
(Corneus), selaput pelangi belakang kornea (Iris), lubang bagian tengah
dari mata (Pupil), kutub depan (Pole anterior), struktur sel bagian depan
(Segment anterior), lensa mata (Lens), sudut rongga cabang pembuluh
balik (Sinus venosus sclerae), struktur sel bagian belakang (Segment
posterior), organ penglihatan bentuk cakram (Discus opticus), pembuluh
nadi bola mata (Arteri centralis retinae), saraf penglihatan (Nervus
opticus), kutub belakang (Pole posterior), lekuk/mangkuk pusat mata
(Fovea sentralis), selaput gendang (Macula luteae), selaput jala (Retina),
selaput pembuluh darah mata (Choroidea), selaput keras (Sclera), dan lain
sebagainya.
2. Beberapa organ yang termasuk kedalam struktur telinga luar, dalam, dan
tengah yaitu, alat pendengaran bagian dalam (Auditory interna), alat
pendengaran bagian tengah (Auditory media, alat pendengaran bagian luar
(Auditory externa), daun telinga (Auricula), tepi daun telinga (Helix),
belahan (Lobulus), saluran pendengar (Meatus acusticus), hubungan teka
dengan telinga tengah (Pharingo tympanicum), tulang pendengaran
(Ossicles), tulang pendengar (Malleolus), landasan tulang pendengar
(Incus), tulang pendengaran yang bentuknya seperti sanggurdi (Stapes),
selaput pendengar (Membrana tympanicum), jendela sanggurdi (3 tulang
pendengaran) (Fenestra stapes), pembuluh balik leher (Vena jugularis),
daerah jendela pendengar (Fenestra ovale), pembuluh balik saluran telinga
tengah (Vena auditiva), rumah siput (Cochlea), saraf rumah siput (Nervus
cochlearis), saraf vestibula (Nervus vestibularis), serambi (Vestibularis),
saluran setengah lingkaran (Canalis semicirculares), dan lain sebagainya.
Yang mana pada tiap bagian itu memiliki fungsi dan struktur yang berbeda
lagi.
3. Beberapa bagian-bagian yang termasuk kedalam struktur lidah yaitu, anak
lidah (Epiglottis), tulang langit-langit (Palatopharingeal), jaringan limfoid
palatum (Tonsilla palatina), jaringan limfoid lingua (Tonsilla lingualis),
langit-langit dan tekak (Palatoglossal), cekungan serat saraf perifer
(Sulcus terminalis), punggung lidah (Dorsum linguae), puting pengecap
pupil lidah (Papillae fungiformis), puting pengecap punggung lidah
(Papillae filiformes), puting pengecap bawah lidah (Papillae
circumvalate) dan lain sebagainya. Yang mana pada tiap bagian itu
memiliki fungsi dan struktur yang berbeda lagi.
G. DAFTAR PUSTAKA

Ganong, Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 1983.

Guyton & Hall, Fisiologi Kedokteran, Jakarta: EGC, 2008.

Haryani, Anatomi Fisiologi Manusia, Bandung: Cakra, 2009.

Hurlock. E, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1996.

Kus, Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis, Bandung: CV.
Yrama, 2004.

Luiz, Histologi Dasar, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2007.

Nuracmah, Anatomi dan Fisiologi, Jakarta: Salemba Medika, 2011.

Widya Leslie, Histologi Edisi Ketiga, Jakarta: Saunders Elsevier, 2007.


H. EVALUASI
1. Sebutkan alat tambahan pada mata ?
Jawab:
Alat tambahan pada mata yaitu alis, kelopak mata, dan bulu mata.

2. Sebutkan alat pendengar luar ?


Jawab:
Alat pendengar telinga bagian luar yakni terdiri dari daun telinga, lubang
telinga dan liang pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai