BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu diciptakan dengan sistem indera yang digunakan yang lengkap untuk
mampu berinteraksi dengan keadaan lingkungan sekitar, yang dapat diperoleh melalui indera,
yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Informasi tersebut dihantarkan ke otak untuk
diolah dan diartikan sehingga individu dapat melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan
meraba. Jadi, masing-masing alat indra memiliki kepekaan terhadap rangsangan dari luar yang
Alat indera kita memiliki bagian yang dapat menerima rangsang berupa ujung-ujung
saraf sensorik atau sel-sel reseptor. Satu macam reseptor hanya mampu menanggapi satu
macam rangsangan, rangsangan yang diterima oieh sel reseptor terlebih dulu diubah menjadi
impuls saraf dan kemudian dihantarkan ke pusat susunan saraf melalui serabut saraf sensorik.
Di dalam pusat susunan saraf, impuls saraf tersebut diolah dan diartikan sehingga individu
mengetahui apa yang terjadi di sekitar kita. Setelah itu, otak memerintahkan jenis tanggapan
yang akan diberikan. Perintah dari otak disampaikan ke otot atau kelenjar sebagai efektor yang
Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi sebagai reseptor atau penerima
rangsangan dari lingkungan sekitar. Manusia mempunyai lima macam indera yaitu indera
juga diperlukan pengetahuan mengenai sistem indera yang berhubungan dengan pemerian obat
1. Maksud Percobaan
2. Tujuan Percobaan
C. Prinsip Percobaan
1. Indera Penglihatan
ditandai dengan tanda titik dan tanda silang .Dimana jarak antara kertas dengan
2. Indera Pengecap
Penentuan rasa dari bahan percobaan yang diujikan kepada probandus dalam keadaan
mata tertutup.
3. Indera Pembau
Penentuan aroma dari bahan percobaan yang diujikan kepada probandus dalam keadaan
mata tertutup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata
terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan
diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu (Arrington, 1972: 139)
Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata.
Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah.
Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata.
Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus
okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau
selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan selaput retina atau selaput jala.
a. Selaput putih
Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk
dan merupakan lapisan yang kuat dan berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah
melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata
s klera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi
menerima cahaya yang masuk ke mata, kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut
b. Selaput hitam
Selaput hitam (koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke
mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian
dalam.
Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk
mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi
sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika
cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau
tidak berlebihan.
Lensa mata berada di belakang iris, lensa mata memiliki daya akomodasi yaitu
dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh
yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh
c. Selaput jala
Selaput jala disebut juga retina, retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang
peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf, pada retina terdapat bintik kuning dan
bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena
merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Seseorang
bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan
sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan sel batang (Arrington, 1972: 142) :
1) Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang, sel ini memerlukan protein
iodopsin.
2) Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap, sel ini memerlukan protein mata
yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan
vitamin A.
Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata
menuju otak. Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat
Mekanisme kerja penglihatan yaitu mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang
dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka
mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut
a. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan
melalui pupil.
b. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke
otak.
e. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui
Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang
suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain
sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah,
Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian
tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga bagian dalam.
Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga
tekanan udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga
gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan biasa, dan akan
Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian
dalam. Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang
Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh
Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf
pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf
pendengaran.
Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan
menjaga keseimbangan.
Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang
telinga sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang
pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan
limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan
Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan
Letak indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran setengah
lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang peka terhadap
gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut berubah. Perubahan ini diterima oleh
Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan
saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi
bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang
suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu (Pearce, 2009:
335) :
Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang
menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan
Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi
atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi
infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter
supaya bisa cepat disembuhkan. Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara
untuk sampai ke gendang telinga. Oleh karena itu, kita harus membersihkan telinga dari
Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang
didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga
dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga
Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering
Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang
amat keras.
Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang
berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan
sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di
ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah sensitif
Sel-sel pembau mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-
bauan mula-mula berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat.
Keistimewaan indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara
sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif karena mempunyai
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita.
Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan
meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan rangsangan
ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang
menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau.
Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang
terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan
bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu. Indera pembau pada hidung dapat
1) Anosmia, ialah tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung
karena polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga
Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah
memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil.
Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima
rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap
merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Papilla agak
kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah. Di dalam papila terdapat
banyak kuncup-kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bagian berbentuk bundar yang terdiri
dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor
Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami
trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau
reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan,
tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya
ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam,
yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput
(berpapilia). Sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul
di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang (Sulaksono, 1987:
87).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9
m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung
saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak
ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan
daerah kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa
sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan pada kulit antara lain
1) Jerawat (acne) Ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher,
dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu pubertas terjadi
perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan dan aktivitas kelenjar
sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama keringat. Lemak merupakan media
2) Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan
tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena zat kimia
(karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan kondisi tubuh.
B. Uraian Bahan
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Family : Rosaceae
Genus : Phyrus
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Geranlales
Family : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta
Ordo : Malvales
Family : Sterculiaceae
Genus : Theobroma
Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Family : Rudaceae
Genus : Citrus
Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Family : Sapindaceae
Genus : Euphoria
Spesies : Euphoria sinensis
Regnum : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Violales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
METODE KERJA
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah mistar, karton, dan piring.
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah apel, buah belimbing,
buah coklat, buah jeruk, buah lengkeng, buah mangga, buah pare, pancake durian, fresh care,
B. Cara Kerja
1. Indra Pengecapan
2. Indera penciuman
3. Indera penglihatan
c. Diuji probandus dengan membaca membaca bintik buta dalam jarak jauh dan dekat
BAB IV
A. Tabel pengamatan
1. Pare +
2. Kopi
3. Jeruk ++ ++ ++
4. Lengkeng
5. Apel ++
7. Belimbing ++++
8. Mangga ++++
9. Coklat ++
Ket : + : Pahit
++ : Manis
+++ : Pedas
++++ : Asam
+++++ : Asin
Sampel
No. Probandus Keterangan
Durian Cuka Terasi Fresh care
2. Hartina A. √ Menyengat
4. Filik A. √ Tajam
B. Pembahasan
Tubuh manusia mempunyai panca indra, yaitu mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung.
Dengan memiliki indra tersebut, maka manusia mampu mengenal lingkungannya dan
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Semua organisme mrmiliki reseptor sebagai lat penerima informasi. Informasi tersebut dapat
Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya (Arrington, 1972:
139-140) :
Kemoreseptor berfungsi sebagai penerima rangsang zat kimia, contohnya bau dan rasa.
elektromagnetik.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra penglihat (mata), indra
pendengar (telinga), indra peraba (kulit), indra pengecap (lidah), indra pembau (hidung)
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap tiga alat indera yaitu indera
pengecapan (lidah), indera penglihatan (mata), dan indera penciuman (hidung). Dimana pada
pengujian terhadap indera pengecapan (lidah) dilakukan pengujian dengan cara menentukan
rasa, dan indera penciuman (hidung) dilakukan pengujian dengan cara menentukan aroma,
serta pada pengujian terhadap indera penglihatan (mata) dilakukan pengujian bintik buta.
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah mistar dan kertas. Dan bahan
yang digunakan dalam percobaan yaitu buah apel, belimbing, bon cabe, cuka, coklat, durian,
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu pada indra pengecapan: disiapkan
alat dan bahan, diambil semua bahan yang kemudian diletakkan dalam piring, dicampurkan
semua bahan secara merata, probandus mengecap bahan yang telah dicampurkan, dicatat hasil
yang diperoleh. Pada indera penciuman: disiapkan alat dan bahan yang digunakan, ditutup mata
indera penciuman, dicatat hasil yang diperoleh. Dan pada indera penglihatan: disiapkan alat
dan bahan, di uji setiap probandus dengan cara membaca isi kertas bintik buta, diuji probandus
dengan membaca membaca bintik buta dalam jarak jauh dan dekat, dicatat hasil yang diperoleh.
Pada percobaan diperoleh hasil yaitu pada pengujian terhadap indera pengecap (lidah)
Nisa mengidentifikasi buah durian dengan aroma tajam, probandus Arti mengidentifikasi terasi
dengan aroma menyengat, probandus Andi Ayu mengidentifikasi fresh care dengan aroma
aromatik, probandus Filik mengidentifikasi durian dengan aroma tajam, probandus Yuri
mengidentifikasi cuka dengan aroma asam. Pada pengujian terhadap indera penglihatan (mata)
probandus Nunu dibagian mata kanan uji I, II, dan III masing-masing berjarak 27 cm, 26 cm,
dan 23,5 cm sedangkan dibagian mata kiri uji I, II, dan III masing-masing berjarak 26 cm, 25
cm, dan 21 cm serta rata-rata pada mata kanan 60,83 cm dan mata kiri 58 cm; probandus Fajar
dibagian mata kanan uji I, II, dan III masing-masing berjarak 23 cm, 25,5 cm, dan 24 cm
sedangkan dibagian mata kiri uji I, II, dan III masing-masing berjarak 24,5 cm, 24,5 cm, dan
24 cm serta rata-rata pada mata kanan 56,5 cm dan mata kiri 55,5cm; probandus Muji dibagian
mata kanan uji I, II, dan III masing-masing berjarak 40,5 cm, 42 cm, dan 55 cm sedangkan
dibagian mata kiri uji I, II, dan III masing-masing berjarak 49,5 cm, 49,5 cm, dan 45 cm serta
rata-rata pada mata kanan 100,83 cm dan mata kiri 44 cm; dan probandus Masni dibagian mata
kanan uji I, II, dan III masing-masing berjarak 22 cm, 42 cm, dan 31 cm sedangkan dibagian
mata kiri uji I, II, dan III masing-masing berjarak 25 cm, 25 cm, dan 38 cm serta rata-rata pada
Pada pengamatan indera pengecap, pengecapan probandus pada sampel paria yaitu
pahit. Pengecapan probandus pada sampel jeruk yaitu manis. Pengecapan probandus pada
sampel apel yaitu manis. Pengecapan probandus pada sampel bon cabe yaitu pedas.
Pengecapan probandus pada sampel belimbing yaitu asam. Pengecapan probandus pada sampel
mangga yaitu asam. Sedangkan, pengecapan probandus pada sampel coklat yaitu manis.
Berdasarkan literatur dapat dibandingkan bahwa pada lidah memang terdapat 4 (empat) rasa
pada tiap bagian lidah, yaitu rasa pahit, asin, asam, dan manis.
Pada pengamatan indera pembau, probandus Nisa menggunakan buah durian dengan
bau yang sangat tajam. Probandus Arti menggunakan sampel terasi dengan bau yang sangat
menyengat. Probandus Ayu menggunakan sampel freshcare dengan bau yang tajam. Probandus
Filik menggunakan sampel durian dengan bau yang sangat tajam. Sedangkan, probandus
Yuri menggunakan sampel cuka dengan bau asam. Berdasarkan hasil literatur dapat
dibandingkan bahwa seseorang yang dapat mencium bau dengan benar dapat disimpulkan
Adapun hasil yang diperoleh dari literatur yaitu menyatakan bahwa cara kerja atau
metode serta hasil pengujian yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang ada pada literatur
seperti misalnya pada pengujian indera penglihatan (mata), pada literatur dikatakan bahwa
hasil penglihatan bagian mata kiri dan kana berbeda dan memiliki rata-rata penglihatan yang
berbeda pula. Dan pada pengujian indera penciuman (hidung) menyatakan bahwa dalam indera
pembau terdapat bagian-bagian yang mengolah aroma yang dihirup yang kemudian diteruskan
ke otak untuk diterjemahkan. Serta pada pengujian indera pengecap menyatakan bahwa lidah
sebagai indera pengecap memiliki bagian-bagian yang telah difungsikan untuk mendeteksi rasa
tertentu misalnya ujung lidah dapat mendeteksi rasa manis, pangkal lidah dapat mendeteksi
rasa pahit, dan tepi lidah bagian depan mendeteksi rasa asin sedangkan bagian tepi dalam
mendeteksi ras asam. Ketiga pengujian memperoleh hasil yang sesuai baik dari segi
pengetahuan maupun dari literatur karena sistem indera yang diuji bekerja dengan baik.
Perbedaan yang terletak antara literatur dengan hasil pengujian yaitu jenis bahan yang
Adapun faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kesalahan dalam percobaan yang
dilakukan yaitu berupa metode kerja pengujian yang tidak sesuai dan adanya kerusakan fungsi
Adapun ayat yang berhubungan pada percobaan ini, yaitu dalam surah Al-Mulk ayat
3:
ور
ٍ ط ْ َت ف
ُ ُار ِج ِع ا ْلبَص ََر َه ْل تَ َرى ِمن ف ُ َالرحْ َم ِن ِمن تَف
ٍ او َّ قِ ت ِطبَاقا ً َّما تَ َرى فِي َخ ْل
ٍ اوا
َ س َم
َ س ْب َع َ َالَّذِي َخل
َ ق
Artinya : ”Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
Adapun hubungan percobaan dalam bidang farmasi yaitu karena dalam bidang farmasi
juga diperlukan pengetahuan mengenai sistem indera yang berhubungan dengan pemerian obat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki
sistem indera berupa indera penglihatan (mata), penciuman, (hidung), pengecapan (lidah),
pendengaran (telinga), dan peraba (kulit) yang masing-masing terdiri dari organ tertentu dan
mekanisme kerja tertentu pula, serta terdapat kelainan-kelainan atau penyakit yang dapat
1. Asisten
Sebaiknya dalam praktikum kinerjan tiap asisten dipertahankan dan bila perlu
2. Laboratorium
Sekira penyedian alat dan bahan praktikum dapat dilengkapi agar praktikum
KEPUSTAKAAN
Swara.
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: EGC.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Posting Komentar
Blog Archive
► 2016 (5)
▼ 2015 (2)
o ► November (1)
o ▼ Juni (1)
Laporan Lengkap Praktikum Anatomi dan Fisiologi Ma...
My Blog List
Template by: