Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting bagi
manusia, karena dengan sistem ini kita dapat merasakan hal-hal yang ada
di dunia ini. Misalkan saat kita makan, kita dapat merasakan apakah
makanan itu asin atau manis. Hidup tidak akan menjadi sepi karena kita
dapat mendengar alunan nada atau musik. Atau saat kita mulai tumbuh dan
hormon-hormon pertumbuhan mulai berfungsi, kita dapat merasakan yang
namanya falling in love. Semua rangsangan itu dapat kita rasakan melalui
bermacam-macam reseptor yang ada di dalam tubuh kita, lalu dari reseptor
akan dikirim ke central nervous system (saraf pusat) kita sebagai sinyal
ataupun informasi. Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk
kedalam Sistem Sensoris.
Sistem sensoris sendiri adalah gabungan dari sistem nervous (saraf)
dan sistem pengindraan pada manusia. Dimana diawali dengan adanya
sensasi yang dapat dideteksi oleh organ-organ lalu berkembang menjadi
persepsi yang diproses di saraf pusat (encephalon dan medulla spinalis).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem sensoris ?
2. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris ?
3. Bagaimana anatomi dan fisiologi indra pada manusia ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian sistem sensoris
2. Mengetahui cakupan/hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris
3. Mengetahui anatomi dan fisiologi indra-indra pada manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris

Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory system berarti


yang berhubungan dengan panca indra. Sistem ini membahas tentang
organ akhir yang khusus menerima berbagai jenis rangsangan tertentu.
Rangsangan tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris)
dari berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor sensori,
merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi dalam dan luar
tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat. Implus listrik yang
dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan menjadi sensasi yang nantinya
akan diolah menjadi persepsi di saraf pusat. Namun, dalam makalah ini
hanya akan membahas mengenai reseptor sensori yang menerima
rangsangan dari luar tubuh.

Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan terlepas dari


sistem sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima macam sistem sensori
manusia (panca indera/exteroceptive sensory system) yang
mengintepretasi stimulus dari luar tubuh, yaitu penglihatan, perabaan,
pendengaran, pembau/penciuman, dan perasa. Berikut adalah penjelasan
tentang anatomi dan fisiologi dari kelima sistem indra yang ada di tubuh
manusia.

B. Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra merupakan


reseptor yang dapat menerima rangsangan atau impuls dari luar tubuh atau
bisa disebut juga eksteroseptor. Ada lima macam indera yang ada pada
manusia yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra pengecap, indra
peraba dan perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai
anatomi dan fisiologi jalannya impuls dari kelima indra ke sistem saraf
pusat.

3
1. Indra Penglihatan (mata)

Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari
bercak sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap
rangsangan cahaya karena ada photoreceptor di dalamnya. Di dalam
lapisan pelindungnya, mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa
pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem
saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi
mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem
persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf
pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf
optik ( nervosa optikus ). Implus saraf dari stimulus photoceptor
dibawa ke otak pada lobus oksipital di serebrum dimana sensi
penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat
merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.

a. Struktur Anatomi Mata

Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak


yang disebut orbit. Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak
yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila,
sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah
dan melindungi mata. Pada orbit terdapat lubang yaitu foramen
optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan fisura
orbital superior yang berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri otot
mata. Bagaian-bagaian mata terdiri dari.

1) Sklera
Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih
buram dan tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang
transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada
bola mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.

2) Kornea
kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya
transparan, terletak pada bagian depan mata berhubungan
dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya
cahaya dan memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas
5 lapisan yaitu epithelium, membrane , buwman, stroma,
membrane descemet dan endothelim.

4
3) Lapisan Koroid
Lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan
lapisan yang berpigmen mengandung banyak pertumbuhan
darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna
gelap pada koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau
pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid membentuk
korpus silialis yang berlanjut membentuk iris.

4) Iris
Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke
anterior, bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris
tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi
mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata
dengan cara merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat
berubah karena mengandung serat-serat otot silkuler yang
mampu menciutkan pupil dan serta-serta radikal yang
menyebabkan kelebaran pupil.

5) Lensa
Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai
pembuluh darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa
merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar
4mm dan diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan
ditahan oleh ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan
lensa dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola
maka yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang lensa.
Ruang bagian depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous
humor , cairan ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan
pada bagian belakang lensa berisi cairan vitreous humor.
Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga alensa pada
tempatnya dan dalam bentuk yang sesuai serta memberikan
makanan pada korne dan lensa . lensa tersusun dari 65% air
dan sekitar 35% protein dan sedikit mineral, terutama kalium.
Lensa berfokus untuk menfokuskan cahaya yang masuk
kedalam retina melalui mekanisme akomudasi yaitu proses
penyusuaian secara otomatis pada lensa untuk memfokuskan
objek secara jelas yang beragam.

5
6) Retina
Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi
lapisi 2/3 bola pada bagian belakang. Pada bagian depan
berhubungan dengan korpus silialis dioraserata. Retina
meruapakan bagian mata yang sangat peka terhadap cahaya.
Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen dan
berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng
terdapat lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam
mengandung reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar
dan sel akmagrin.

Ada dua sel reseptor pada retina yaitu sel konus atau sel
kerucut dan sel rod atau sel batang. Sel kerucut berisi pigmen
lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu.kedua pigmen
tersebut akan terurai jika terkena sianar terutama pada
pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu
pigmen pada sel batang berfungsi untuk situasi yang kurang
terang atau matahari sedangkan pada pigmen sel kerucut
berfungsi lebih pada suasana terang dan berperan dalam
pengliatan disiang hari .

Pigmen ungu yang ada pada sel batang disebut dengan


rodoksin yang merupakan senyawa protein dan vitamin A
apabila terpapar sianr, rodiksi akan terurai menjadi vitamin A
pembentukan kembali pigmen tersebut terjadi dalam keadaan
kelap yang disebut adaptasi gelap sedangkan pigmen
lembayung dari sel kerucut merupakan senyawa iodopsin
yang merupakan gabungan antara retinin dan oksin. Pada sel
kerucut terdapat 3 macam yaitu sel yang peka terhadap
merah, hijau dan biru sehingga sel kerucut dapat menagkap
sprektum warna. Kerusakan pada salah satu sel kerucut akan
meyebabkan buta warna.

7) Saraf Optic
Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan
kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

6
b. Fisiologi Penglihatan

Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya


menjadi implus saraf sehingga dapat diterjemahkan oleh otak
menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang
tepat dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks
dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata
berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva, korne,
okueus humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada masing-
masing tersebut berkas cahaya dibiaskan (refraksi) sebelum
akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang masuk akan
diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau mengkecilakan
pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun silkuler dan
radial yang mampu bergerak dan mengecil membentuk pupil.
Agar sianar objek , menghasilakan sinar yang jelas pada retina
harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut pemfokusan).
Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari lensa. Lensa
akan mebiaskan cahaya dan membiaskannya. Kemampuan lensa
untuk menyusuaikan cahaya dekat atau jauh ketitik retina disebut
okumudasi .
Berkas cahaya dari lensa kemudian difokuskan ke retina.
Retina merupakan bagian mata veterbrata yang peka terhadap
cahaya dan mampu mengubahnya menjadi implus saraf untuk
dihantarkan keotak melalui nervuesorticus (nervous cranial 2).
Pada retina terdapat lapisan saraf atau neuron yaitu neuron
fotoreseptor, neuran difolar dan neuron ganglion. Neuron
merupakan reseptor yang peka terhadap cahaya karena
mengandung sel batang (rods dan sel kerucut cones) sel batang
mengandung sel redoksin yang khusus untuk penglihatan hitam
putih dalam cahaya redup sedangkan sel kerucut berisikan pigmen
lembayung yang merupakan senyawa iodoksin yang peka
terhapad warna merah, hijau dan biru sehingga dapat mendapat
sprektum berwana dalan cahaya tajam yang terang.
Cahaya yang diterima oleh neuron fotoreseptor akan diubah
dalam bayangan pertama kemudian akan diubah kembali jadi
bayangan kedua disel bifolar dan diselanjutnya menjadi bayangan
ketiga disel ganglion yang kemudian dibawa kekorteks
penglihatan primer untuk dihasilkan visual penglihatan.

7
2. Indra Pendengar (telinga)

Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar


suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui /
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus
melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa
mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu
bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam. Berikut adalah
penjelasan tentang struktur anatomi telinga.

a. Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)


Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki
Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri
dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar
Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3
bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar
serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut,
kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah
mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu
kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan
zat lemak setengah padat berwarna kecoklat–coklatan yang
dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi
menangkap dan mencegah infeksi.

MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan


kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas
membran tympani

Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi


dari berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius
berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada trauma
langsung dari luar.

b. Telinga bagian tengah (Kavum timpani)


Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula
(tulang-tulang pendengaran) dan eustachius.

8
1) Membran Timpani

Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang


telinga dengan bentuk menyerupai gendang, terletak tepat
setelah saluran auditori dan merupakan penerima rangsang
fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk
meneruskan suara meuju tulang-tulang pendengaran
(osikula).

Cavum timpani terdiri dari 3 bagian yaitu:

a) Epitimpanum; merupakan cavum timpani bagian atas


yang berhubungan dengan antrum dengan aditus
adantrum
b) Mesotimpanum; merupakan cavum timpani bagian
tengah
c) Hipotimpanum; merupakan cavum timpani bagian bawah
yang berhubungan dengan tuba eustachius

Pembagian secara fisiologi:

a) Timpani anterior, terdiri dari: mesotimpani, hipotimpani,


tuba auditiva
b) Timpani posterior, terdiri dari: retrotimpani ( antrum dan
selula)

2) Osikula

Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas


tiga tulang kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti
rantai dan bersambung, dari membran timpani menuju rongga
telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah:

a) Malleus (martil)
b) Incus (landasan)
c) Stapes (sanggurdi)
Yang berfungsi untuk mengalirkan getaran suara ke rongga
telinga dalam. Yang letaknya melekat pada bagian dalam
membra timpani. Antrum timpani merupakan rongga tidak
teratur yang agak luas, terletak dibagian bawah samping dari
kavum timpani. Antrum timpani dilapisi oleh mukosa,
merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum timpani.

9
Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang
disebut sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah
antrum, di dalam tulang temporalis. Tuba auditiva eustaki.
Saluran tulang rawan yang panjangnya 3,7 cm berjalan
miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan mukosa.

3) Saluran eustacius

Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga


telinga tengah yang menjorok menghubungkan telinga
dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam
keadaan biasa dan akan membuka ketika kita menelan,
sehingga tekanan udara di dalam telinga tengah dengan udara
luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau ketulian
akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindari.

Fisiologi dari telinga bagian tengh, membran timpani


berfungsi memfokuskan bunyi yang masuk dalam liang
telinga dan berfungsi sebagai amplifier. Tulang-tulang
pendengaran berfungsi dengan sistem daya pengungkit atau
tuas untuk meningkatkan amplifikasi dari bunyi suara yang
menggetarkan membran timpani.

c. Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang


menyerupai saluran-saluran, yaitu vestibula, tiga saluran setengah
lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah siput).

1) Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam


yang berfungsi sebagai pintu penghubung antar bagian-
bagian telinga.
2) Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler),
yaitu saluran superior, posterior dan lateral.ketiga saluran
ini saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada
salah satu ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut
ampula. Saluran semi serkuler berfungsi untuk membantu
otak dalam mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran
akan kedudukan tubuh kita.
3) Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang
membelit dirinya seperti rumah siput.

10
Belitan-belitan tersebut melingkari sebuah sumbu berbentuk
kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan di
sebut modiolus dalam koklea terdapat jendela oval (vanestra
vestibuli) yang menghubungkan telinga tengah dengan
telinga dalam, dan jendela melingardan (fanestra kokhlea)
yang berfungsi sebagai reseptor suara.

Selain itu, di dalam koklea juga terdapat cairan limfe.


Cairan tersebut bergetar jika ada bunyi, getaran tersebut
merangsang ujung-ujung saraf pendengaran (nervus
auditori) oleh ujung-ujung saraf pendengaran diteruskan ke
otak untuk ditafsirkan sebagai suara.

3. Indra Pengecap (lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan
menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak
memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam
tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah
sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari
bahasa Yunani.

Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang disebut kuncup


pengecap (taste buds). Pada lidah lebih kurang 10.000 kuncup
pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang pinggir
lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung
dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla.

Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa dasar, yaitu


manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin dideteksi pada
ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah, dan rasa pahit di
bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah dapat menerima
rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk larutan. Oleh karena itu,
makanan harus dikunyah dan dibasahi dengan ludah terlebih dahulu
agar dapat dinikmati rasanya. Makanan yang sudah mengalami proses
pencernaan di rongga mulut menghasilkan bahan kimia yang larut
dalam ludah. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls
saraf ke saraf gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.

11
a. Jalan Kerja Impuls Pengecap dari Lidah ke Otak
Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam
pengantaran impuls dari lidah ke otak, yaitu nervus facial (VII)
pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX) pada
bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx
dan epiglottis. Diawali dari taste buds pada lidah, impuls
menyebar sepanjang nervus facial dan dari 1/3.
Posterior lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls
dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus. Impuls
di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk
masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan
membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis
kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan
ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar
ke thalamus yang akan memberi persepsi pengecapan yang dirasa.

b. Bagian-Bagian Lidah

Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat


pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus
styloideusdi tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah
yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.

Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya


tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:

1) papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang


halus;
2) papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun
seperti huruf V di belakang lidah;
3) papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.

Terdapat satu jenis papila yang tidak terdapat pada manusia,


yakni papila folliata pada hewan pengerat. Tunas pengecap adalah
bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel
yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi
sebagai reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk
menopang.

Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya


terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini peka terhadap stimulus
dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor.

12
Reseptor tersebut adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup
tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan terletak
dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah.

Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu


sel pengecap dan sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia
(rambut gustatori) yang memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat
kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap
melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup
pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam,
asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbedabeda yaitu :

a) Rasa Asin = Lidah Bagian Depan


b) Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
c) Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
d) Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang
Fungsi lidah dapat menunjukkan kondisi tubuh. Selaput
lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolism
tubuh,terutama kesehatan tubuh manusia.

c. Bentuk Lidah
Tipis, jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat
menandakan defisiensi (kekurangan ) darah yang berhubungan
dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati tebal,
sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan
limpa kaku, menandakan masuk angin panjang, adanya akivitas
panas pada jantung Retak, adanya ganguan pada lambung limpa
dan jantung.

13
4. Indra Penciuman (hidung)

Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena


memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan tersebut
ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle).
Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga reseptor wama
dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda dapat dilihat wama
yang bermacam-macam), organ pembau hanya memiliki tujuh
reseptor. Namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang
berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction biasa juga disebut dengan
Organon Olfaktus, dapat menerima stimulus benda-benda kimia
sehingga reseptomya disebut pula chemoreceptor. Benda kimia yang
dapat menstimulasi sel saraf dalam hidung adalah substansi yang
dapat larut dalam zat cair (lendir) yang terdapat pada cilia yang
menutupi sel tersebut. Makin berbau suatu substansi, maka hal
tersebut menunjukkan bahw amakin banyak molekul yang dapat larut
dalam air dan lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).

Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada


concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-
benda yang dapat menguap dan berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:

a. Concha Superior
b. ConchaMedialis
c. Concha Inferior
d. Septum nasi (sekat hidung)

Olfactory muscosa memiliki axon yang mampu melalui bagian


tengkorak yang permiable (cribriform plate) dan masuk ke
olfactory bulbs (saraf cranial yang pertama). Pada olfactory bulbs,
terjadi sinapsis dengan neuron yang menyampaikan pesan secara
menyebar ke olfactory paleocortex di lobus temporal bagian medial
melalui lateral olfactory tract. Dari olfactory paleocortex, ada jejak
saraf yang menuju medial dorsal nucleus di thalamus dan kemudian
menuju olfactory neocortex dibagian depan frontal lobes, tepatnya
pada permukaan inferior. Neuron-neuron olfactory paleocortex
yang lain akan menuju ke sistem lymbic. Bila proyeksi neuron ke
thalamic-neocortical bertugas sebagai perantara kesadaran persepsi
terhadap aroma, maka proyeksi neuron ke sistem lymbic bertugas
sebagai perantara respon emosional terhadap aroma.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris


tersebut, di ketahui dalam sistem sensoris di bahas tentang panca indra
atau lima indra di mana di jelaskan bagaimana mekanisme kerja panca
indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan, sistem
sensoris meliputi:
1. Sistem indra penglihatan (mata)
2. Sistem indra pendengar (telinga)
3. Sistem indra pembau (hidung)
4. Sistem indra pengecap (lidah)

B. Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat


mengetahui bahwa Anatomi Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem
Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting bagi kehidupan kita,
dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjalankan aktifitas
kita. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami
harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang
membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat
maupun tersurat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Syaifuddin, H. 2011. Anatomi Fisiologi untuk Keperawatan dan Kebidanan.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media.

16

Anda mungkin juga menyukai