Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sistem sensoris merupakan salah satu sistem yang penting

bagi manusia, karena dengan sistem ini kita dapat merasakan

hal-hal yang ada di dunia ini. Misalkan saat kita makan, kita

dapat merasakan apakah makanan itu asin atau manis. Hidup

tidak akan menjadi sepi karena kita dapat mendengar alunan

nada atau musik. Atau saat kita mulai tumbuh dan hormon-

hormon pertumbuhan mulai berfungsi, kita dapat merasakan

yang namanya falling in love. Semua rangsangan itu dapat kita

rasakan melalui bermacam-macam reseptor yang ada di dalam

tubuh kita, lalu dari reseptor akan dikirim ke central nervous

system (saraf pusat) kita sebagai sinyal ataupun informasi.

Proses pengiriman sinyal inilah yang termasuk ke dalam Sistem

Sensoris. 

Sistem sensoris

sendiri adalah

gabungan dari

sistem nervous (saraf)

dan sistem

pengindraan pada

manusia. Dimana

1
diawali dengan adanya sensasi yang dapat dideteksi oleh organ-

organ lalu berkembang menjadi persepsi yang diproses di saraf

pusat (encephalon dan medulla spinalis).

Makalah ini disusun agar kita mengetahui tentang sistem

sensoris di dalam tubuh kita serta bagaimana fisiologis ataupun

cara kerja dari sistem tersebut. Dengan mengetahui jalannya

sistem sensoris, diharapkan mampu menambah wawasan,

mempersiapkan ilmu-ilmu dasar mengenai anatomi dan fisiologi

sistem sensoris, dapat mengidentifikasi secara akurat,

meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam menentukan asuhan

keperawatan.

B.     Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang tersebut, maka didapatkan

rumusan-rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem sensoris ?

2. Apa saja hal-hal yang berkaitan dengan sistem sensoris ?

3. Bagaimana anatomi dan fisiologi indra pada manusia ?

C.    Tujuan

Dari rumusan-rumusan masalah di atas, maka tujuan yang

akan dicapai setelah menyusun makalah ini yaitu :

1. Mengetahui dan memahami pengertian sistem sensoris

2
2. Mengetahui cakupan/hal-hal yang berkaitan dengan sistem

sensoris

3. Mengetahui anatomi dan fisiologi indra-indra pada manusia

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian dan Cakupan Sistem Sensoris

Sistem sensoris atau dalam bahasa Inggris sensory

system berarti yang berhubungan dengan panca indra. Sistem

ini membahas tentang organ akhir yang khusus

menerima berbagai jenis rangsangan tertentu. Rangsangan

tersebut dihantarkan oleh sensorys neuron (saraf sensoris) dari

berbagai organ indra menuju otak untuk ditafsirkan. Reseptor

sensori, merupakan sel yang dapat menerima informasi kondisi

dalam dan luar tubuh untuk dapat direspon oleh saraf pusat.

Implus listrik yang dihantarkan oleh saraf akan diterjemahkan

menjadi sensasi yang nantinya akan diolah menjadi persepsi di

saraf pusat. Namun, dalam makalah ini hanya akan membahas

mengenai reseptor sensori yang menerima rangsangan dari luar

tubuh.

3
Dalam memahami konsep persepsi, maka tidak akan

terlepas dari sistem sensoris. Dalam bab ini akan dibahas kelima

macam sistem sensori manusia (panca indera/exteroceptive

sensory system) yang mengintepretasi stimulus dari luar tubuh,

yaitu penglihatan, perabaan, pendengaran, pembau/penciuman,

dan perasa. Berikut adalah penjelasan tentang anatomi dan

fisiologi dari kelima sistem indra yang ada di tubuh manusia.

B.  Anatomi dan Fisiologi Indra Pada Manusia

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa indra

merupakan reseptor yang dapat menerima rangsangan atau

impuls dari luar tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor. Ada

lima macam indera yang ada pada manusia yaitu indra

penglihat, indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan

perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai

anatomi dan fisiologi jalannya impuls dari kelima indra ke sistem

saraf pusat.

1.   Indra Penglihatan (Mata)

Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit,

tersusun dari bercak sensitif cahaya primitif sehingga mata

sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya karena

adaphotoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya,

mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan

4
cahaya oleh reseptor, dan terhubung atas suatu sistem saraf.

Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya kamera, tetapi

mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem

persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan

saraf pusat terhubung melalui suatu berkas serat saraf yang

disebut saraf optik ( nervosa optikus ). Implus saraf dari

stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di

serebrum dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi.

Reseptor penglihatan dapat merespon satu juta stimulus yang

berbeda setiap detik.

a.   Struktur Anatomi Mata

Bola mata berada di ruang cekung pada tulang tengkorak

yang disebut orbit. Orbit tersusun oleh tujuh tulang tengkorak

yaitu tulang frontalis, lakrimalis, etmoid, zigomatikum, maksila,

sphenoid dan palatin yang berfungsi mendukung, menyanggah

dan melindungi mata. Pada orbit  terdapat lubang yaitu foramen

optic untuk lintasan saraf optik dan arteri optalmik dan fisura

orbital superior yang berfungsi untuk lintasan safaf dan arteri

otot mata. Bagaian-bagaian mata terdiri dari.

1). Sklera

Merupakan jarinagan ikat fibrosa yang kuat berwarna putih

buram dan tidak tembus cahaya, kecuali dibagian depan yang

5
transparan yang disebut kornea. Sclera memberi bentuk pada

bola mata dan memberikan temapt melekat otot ekstrinsik.

2). Kornea

kornea merupakan jendela mata, unik karena bentuknya

transparan, terletak pada bagian depan mata berhubungan

dengan skllera. Bagian ini merupakan tempat masuknya cahaya

dan memfokuskan bekas cahaya. korena tersusun atas 5 lapisan

yaitu epithelium, membrane , buwman, stroma, membrane

descemet dan endothelim.

3). Lapisan Koroid

lapisan koroid berwarna coklat kehitaman dan merupakan

lapisan yang berpigmen mengandung banyak pertumbuhan

darah untuk memberi nutrisi dan oksigen pada retina . warna

gelap pada koroit berfungsi untuk mencegah refleksi atau

pemantulan sinar. Pada bagian depan koroid membentuk korpus

silialis yang berlanjut membentuk iris.

4). Iris

Iris merupakan perpanjangan dari korpus silialis ke

anterior, bersambung dengan permukaan lensa anterior. Iris

tidak tembus pandang dan berpigmen berfungsi mengendalikan

banyaknya cahaya yang masuk kedalam mata dengan cara

merubah ukuran pupil. Ukuran pupil dapat berubah karena

6
mengandung serat-serat otot silkuler yang mampu menciutkan

pupil dan serta-serta radikal yang menyebabkan kelebaran pupil.

5). Lensa

Lensa mempunyai struktur bikonvfeks, tidak mempunyai

pembuluh darah, transparan dan tidak berwarna. Kapsul lensa

merupakan membrane ke semifermiabel, tabelnya sekitar 4mm

dan diameternya 9mm. lensa berada dibelakang iris dan ditahan

oleh ligamentum yang disebut zonula. Adanya ikatan lensa

dengan ligamentum ini menyebabkan 2 rongga bola maka yaitu

bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruang bagian

depan lensa berisi cairan yang disebut aqueous humor , cairan

ini diproduksi oleh korpus silialis dan ruangan pada bagian

belakang lensa berisi cairan vitreous humor. Lensa berfokus

untuk menfokuskan cahaya yang masuk kedalam retina melalui

mekanisme akomudasi yaitu proses penyusuaian secara

otomatis pada lensa untuk memfokuskan objek secara jelas yang

beragam.

6). Retina

Retina merupakan lapisan terdalam pada mata, melapisi

lapisi 2/3 bola pada bagian belakang. Pada bagian depan

berhubungan dengan korpus silialis dioraserata. Retina

meruapakan bagian mata yang sangat peka terhadap cahaya.

Pada bagian depan retina terdapat lapisan berpigmen dan

7
berhubungan dengan koroid dan pada bagian belakng terdapat

lapisan saraf dalam. Pada lapisan sel saraf dalam mengandung

reseptor, sel bifolar, sel ganglion, sel horizontar dan sel

akmagrin.

7). Saraf Optic

Saraf optic merupakan saraf yang memasuki sel tali dan

kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

b.      Fisiologi Penglihatan

Fungsi utama mata adalah mengubah energy cahaya

menjadi implus saraf sehingga dapat diterjemahkan oleh otak

menjadi gambar fisual. Untuk menghasilkan gambar fisual yang

tepat dan diinginkan terjadilah proses yang sangat kompleks

dimulai adanya gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke

mata berkas cahaya yang masuk kemata melalui konjungtiva,

korne, okueus humor, lensa dan fitreurus humor, diaman pada

masing-masing tersebut berkas cahaya dibiaskan (refraksi)

sebelum akhirnyaa jatuh tepat di retina. Jumlah cahaya yang

masuk akan diatur oleh iris dengan jalan membesarka atau

mengkecilakan pupil pada iris terdapa 2 otot polos yang tersusun

silkuler dan radial yang mampu bergerak dan mengecil

membentuk pupil. Agar sianar objek , menghasilakan sinar yang

jelas pada retina harus dibiaskan (terjadi proses yang disebut

8
pemfokusan). Pemfokusan cahaya merupakan peran utama dari

lensa. Lensa akan mebiaskan cahaya dan membiaskannya.

Kemampuan lensa untuk menyusuaikan cahaya dekat atau jauh

ketitik retina disebut okumudasi .

2.      Indra Pendengar (Telinga)

Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk

mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat

mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita

tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang

yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas

tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.

Berikut adalah penjelasan tentang struktur anatomi telinga.

a.      Meatus Auditorius Eksternal (liang telinga luar)

Liang telinga (meatus akustikus eksternus) memiliki

Panjang kurang 2,5 cm, berbentuk huruf S. 1/3 bagian luar terdiri

dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak dan kelenjar

Serumen (modifikasi kelenjar keringat=kelenjar serumen). 2/3

bagian sisanya terdiri dari tulang (temporal) dan sedikit kelenjar

serumen. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut,

kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah

mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu

kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan

zat lemak setengah padat berwarna kecoklat–coklatan yang

9
dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi

menangkap dan mencegah infeksi.

MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan

kelembaban dan temperatur yang dapat mengganggu elastisitas

membran tympani

Adapun fungsi dari daun telinga yaitu menangkap bunyi

dari berbagai arah kedalam liang telinga, kanalis auditorius

berfungsi untuk memproteksi membran timpani dari pada

trauma langsung dari luar.

b.      Telinga bagian tengah (Kavum timpani)

Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula

(tulang-tulang pendengaran) dan eustachius.

1. Membran Timpani

Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang

telinga dengan bentuk menyerupai gendang, terletak tepat

setelah saluran auditori dan merupakan penerima rangsang

fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan

suara meuju tulang-tulang pendengaran (osikula).

2. Osikula merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga

tulang kecil, tersusun pada rongga telinga tengah seperti

rantai dan bersambung, dari membran timpani menuju

rongga telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah:

(a). Malleus (martil)

10
(b). Incus  (landasan)

(c). Stapes  (sanggurdi)

3. Saluran eustacius merupakan saluran di dalam rongga telinga

tengah yang menjorok menghubungkan telinga dengan faring

saluran eustacius akan tertutup jika dalam keadaan biasa dan

akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara

di dalam telinga tengah dengan udara luar akan seimbang.

Dengan begitu, cedera atau ketulian akibat tidak

seimbangnya tekanan udara dapat dihindari.

c.       Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam terdiri atas beberapa ronggayang

menyerupai saluran-saluran, yaitu vestibula, tiga saluran

setengah lingkaran (saluran semi serkuler, dan koklea (rumah

siput)). 

1. Vestibula merupakan bagian pertama dari telinga dalam yang

berfungsi sebagai pintu penghubung antar bagian-bagian

telinga.

2. Tiga saluran setengah lingkaran (saluran semi serkuler), yaitu

saluran superior, posterior dan lateral.ketiga saluran ini saling

membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu

ujung saluran terdapat penebalan yang di sebut ampula.

Saluran semi serkuler berfungsi untuk membantu otak dalam

11
mengendalikan keseimbangan, dan kesadaran akan

kedudukan tubuh kita.

3. Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit

dirinya seperti rumah siput. Belitan-belitan tersebut

melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki

bagian tengah dari tulang, dan di sebut modiolus dalam

koklea terdapat jendela oval (vanestra vestibuli) yang

menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam, dan

jendela melingardan (fanestra kokhlea) yang berfungsi

sebagai reseptor suara.

3.      Indra Pengecap ( Lidah)

Lidah  adalah kumpulan otot rangka pada bagian

lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan

dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera

pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah

juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya

yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual,

dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.

Lidah ini, dibangun oleh suatu struktur yang

disebut kuncup pengecap (taste buds). Pada lidah lebih

kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan

atas dan di sepanjang pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam

12
dibagian epitel lidah dan bergabung dengan tonjolan-tonjolan

lidah yang disebut papilla.

Kuncup pengecap dapat membedakan empat cita rasa

dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Rasa manis dan asin

dideteksi pada ujung lidah, rasa asam di tengah sisi-sisi lidah,

dan rasa pahit di bagian belakang. Kuncup pengecap di lidah

dapat menerima rangsangan rasa suatu zat dalam bentuk

larutan. Oleh karena itu, makanan harus dikunyah dan dibasahi

dengan ludah terlebih dahulu agar dapat dinikmati rasanya.

Makanan yang sudah mengalami proses pencernaan di rongga

mulut menghasilkan bahan kimia yang larut dalam ludah. Bahan

kimia tersebut masuk ke dalam bentuk impuls saraf ke saraf

gustatori, kemudian meneruskannya ke otak.

4.       Indra Peraba (Kulit)

a.       Anatomi Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan

luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.

Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang

dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter

persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm

tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak

pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial

lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,

13
telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis

kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah

epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm

sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah

dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama

yaitu :

1). Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan

avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk,

mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal

epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling

tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya

sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit.

2). Dermis

Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit

yang sering dianggap sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan

ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan

jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada

telapak kaki sekitar 3 mm.

3). Subkutis

Subkutis merupakan lapisan di bawah dermis atau

hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat

14
jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan

jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda

menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi

menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi

Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,

cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock

absorber. 

b.      Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi

tubuh diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam

berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol

suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan

dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier

dari invasi mikroorganisme patogen. 

5.      Indra Pencium/Pembau (Hidung)

Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan

karena memiliki banyak reseptor pembau namun kemampuan

tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component

principle). Seperti pada penglihatan warna (hanya memiliki tiga

reseptor wama dasar, namun dari komposisi yang berbeda-beda

dapat dilihat wama yang bermacam-macam), organ pembau

hanya memiliki tujuh reseptor. Namun dapat membedakan lebih

15
dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau atau sistem olfaction

biasa juga disebut dengan Organon Olfaktus, dapat menerima

stimulus benda-benda kimia sehingga reseptomya disebut pula

chemoreceptor. Benda kimia yang dapat menstimulasi sel saraf

dalam hidung adalah substansi yang dapat larut dalam zat cair

(lendir) yang terdapat pada cilia yang menutupi sel tersebut.

Makin berbau suatu substansi, maka hal tersebut menunjukkan

bahw amakin banyak molekul yang dapat larut dalam air dan

lemak (konsentrasi penguapannya tinggi).

Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu

pada concha superior dan membran ini hanya menerima

rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.

Bagian-bagiannya adalah sebagai berikut: 

a. Concha Superior

b. ConchaMedialis

c. Concha Inferior

d. Septum nasi (sekat hidung)

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

16
Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem

sensoris tersebut , di ketahui dalam sistem sensoris di bahas

tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan

bagaimana mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-

bagian organ yang bersangkutaan, sistem sensoris meliputi:

1. Sistem indra penglihatan (mata)

2. Sistem indra pendengar (telinga)

3. Sistem indra pembau (hidung)

4. Sistem indra pengecap (lidah)

5. Sistem indra peraba (kulit)

Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga)

merupakan alat pendengar dan alat keseimbangan. Telinga

terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan

rongga telinga dalam.

Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks

yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk

trandsuksi. Mata terdiri dari beberapa komponen utama, sebagai

berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea, iris,

kornea, koroid, lensa, ligamentum suspensorium, makula lutea,

neuron bipolar ,otot siliaris, pupil, retina, saraf optikus, sel

batang, sel ganglion, sel kerucut, sklera, vitreus humor.

Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab

memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus

17
untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta

rasa sakit.

            Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun

atas otot. Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut

papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla

lidah terdapat indra pengecap.

 Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di

rangsang oleh gas yang terhirup oleh hidung. Indra pembau

tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di

hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.

B.     Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca

dapat mengetahui bahwaAnatomi Fisiologi Sensori (Anatomi

Fisiologi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting

bagi kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita

dimudahkan dalam menjaankan aktifitas kita. Selain dari pada

itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena

kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami

harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana

yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang

sifatnya tersirat maupun tersurat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, dkk. 2006. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk


Mahasiswa       Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info
Media.

http://bmaya11.blogspot.co.id/2013/10/sistem-sensori.html

https://akperkapuas.files.wordpress.com/2010/04/sistem-
sensorik.pdf

http://sidrapth.blogspot.co.id/2012/12/sistem-indra-pada-
manusia.html

19

Anda mungkin juga menyukai