Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN

1 Vote

International Council of Nurses (Photo credit: Wikipedia)


PROGRAM S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PATRIA HUSADA BLITAR

2011/2012

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Organisasi Profesi

Marqius Bessi L. & Huston J.C. (2000) mendefinisikan organisasi profesi sebagai organisasi
praktisi yang menilai/ mempertimbangkan seseorang memiliki kompetensi profesional dan
ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang mana tidak dapat dilaksanakan
secara terpisah sebagai individu.

Organisasi profesi memiliki dua perhatian utama, yaitu :

1. Kebutuhan hukum untuk melindungi masyarakat dari perawat yang tidak dipersiapkan
dengan baik.
2. Kurangnya standar dalam keperawatan.
Organisasi profesi menyediakan kendaraan untuk perawat dalam menghadapi tantangan yang
ada saat ini dan akan datang serta bekerja ke arah positif terhadap perubahan-perubahan
profesi sesuai dengan perubahan sosial.

Ciri-ciri organisasi profesi adalah :

1. Hanya ada satu organisasi untuk setiap profesi.


2. Ikatan utama para anggota adalah kebanggaan dan kehormatan.
3. Tujuan utama adalah menjaga martabat dan kehormatan profesi.
4. Kedudukan dan hubungan antar anggota bersifat persaudaraan.
5. Memiliki sifat kepemimpinan kolektif.
6. Mekanisme pengambilan keputusan atas dasar kesepakatan.
Peran organisasi profesi adalah :

1. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap mutu pendidikan


keperawatan.
2. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan.
3. Sebagai pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
4. Sebagai pembina, pengembang, dan pengawas kehidupan profesi.
Fungsi organisasi profesi adalah :

1. Bidang pendidikan keperawatan


2. Menetapkan standar pendidikan keperawatan.
3. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.
4. Bidang pelayanan keperawatan
5. Menetapkan standar profesi keperawatan.
6. Memberikan ijin praktik.
7. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan.
8. Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan.
9. Bidang IPTEK
10. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi riset keperawatan.
11. Merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam
keperawatan.
12. Bidang kehidupan profesi
13. Membina, mengawasi organisasi profesi.
14. Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota.
15. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain.
16. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota.
Manfaat organisasi profesi adalah :

Menurut Breckon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal, yaitu :

1. Mengembangkan dan memajukan profesi.


2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.
3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi.
4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi.
2.2 Organisasi Profesi Nasional

Di Indonesia organisasi keperawatan tingkat nasional yang digunakan sebagai wadah perawat
untuk menyalurkan aspirasi, bernama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (sering disingkat
dengan PPNI).

2.2.1 Sejarah PPNI

PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai
organisasi keperawatan di masa itu, seperti IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan
Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita
Indonesia).

Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan
diri sebagai anggota PPNI, dan semua siswa/ mahasiswa keperawatan yang sedang belajar
dapat disebut sebagai calon anggota.

2.2.2 Tujuan dan Fungsi PPNI

Tujuan PPNI adalah sebagai berikut :

1. Membina dan mengembangkan organisasi profesi keperawatan antara lain : persatuan


dan kesatuan, kerjasama dengan pihak lain, dan pembinaan manajemen organisasi.
2. Membina, mengembangkan, dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan dan
pelayanan keperawatan di Indonesia.
3. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia.
4. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota.
Fungsi PPNI adalah sebagai berikut :

1. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan
posisi jabatan, profesi, dan lingkungan untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
program-program pembangunan manusia secara holistik tanpa membedakan
golongan, suku, keturunan, agama/ kepercayaan terhadap Tuhan YME.
3. Menampung, memadukan, menyalurkan, dan memperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga
keperawatan.
2.2.3 Struktur Organisasi PPNI

Jenjang organisasi di dalam PPNI adalah sebagai berikut :

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP)


2. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I)
3. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPD II)
4. Komisariat PPNI (penguruh pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)
Struktur organisasi tingkat pusat adalah sebagai berikut :
1. Ketua umum sebagai puncak tertinggi kepemimpinan. Di bawahnya ada beberapa
ketua bidang seperti :
2. Pembinaan organisasi
3. Pembinaan pendidikan dan latihan
4. Pembinaan pelayanan
5. Pembinaan IPTEK
6. Pembinaan kesejahteraan
7. Sekretaris jenderal sebagai wakil ketua untuk urusan kesekretariatan dan administrasi.
Sekretaris berjumlah 5 orang sesuai dengan beberapa departemen di bawah ini.
8. Departemen organisasi, keanggotaan, dan kaderisasi
9. Departemen pendidikan
10. Departemen pelatihan
11. Departemen pelayanan di rumah sakit
12. Departemen pelayanan di puskesmas
13. Departemen penelitian
14. Departemen hubungan luar negeri
15. Departemen kesejahteraan anggota
16. Departemen pembinaan yayasan
2.2.4 Keanggotaan PPNI

Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :

1. Menyempurnakan AD/ ART


2. Perumusan program kerja
3. Pemilihan pengurus
Keanggotaan PPNI ada 2, yaitu :

1. Anggota biasa
2. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
3. Lulus bidan pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah.
4. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi.
5. Pernyataan diri untuk menjadi anggota.
6. Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa, yaitu pada butir a, c, d dan bukan berasal dari
pendidikan perawatan tetapi telah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh
DPP (Dewan Pmpinan Pusat).

Kewajiban anggota PPNI :

1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.


2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan.
3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan.
4. Menghadiri rapat yang diadakan organisasi.
5. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja.
6. Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekuen.
7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan uang
iuran.
Hak anggota PPNI :
1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam
hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi.
2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan mengembangkan
ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi.
3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan.
4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang memiliki hak untuk memilih dan
dipilih sebagai pengurus atau perwakilan organisasi.
2.3 Organisasi Profesi Mancanegara

Selain di Indonesia, dunia keperawatan di luar negeri juga terdapat beberapa organisasi
profesi yang mengatur dan menjalankan birokrasi keperawatan secara global. Organisasi-
organisasi ini dibentuk sebagai tempat untuk memperkokoh silaturahmi para perawat di
seluruh dunia dan memberi kesempatan untuk membicarakan berbagai masalah tentang
keperawatan. Berikut beberapa contoh organisasi yang dibahas.

2.3.1 International Council of Nurses (ICN)

International Council of Nurses atau Konsil Keperawatan Internasional (KKI) adalah sebuah
federasi yang beranggotakan asosiasi-asosiasi perawat nasional (NNAs) dari 133 negara di
dunia dan merupakan representasi dari jutaan perawat di seluruh dunia. Didirikan pada
tanggal 1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick dan mengadakan kongres
setiap 4 tahun sekali, berpusat di Geneva, Switzerland.

ICN tidak memiliki keanggotaan secara perseorangan. Peran perawat yang telah terdaftar
dalam asosiasi perawat nasional dari suatu negara secara otomatis juga terdaftar sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari ICN.

Misi ICN adalah sebagai representasi dari profesi perawat dalam tatanan internasional dan
terlibat secara aktif dalam mempengaruhi kebijakan kesehatan di seluruh dunia. Kode etik
keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat universal.
Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kulit, usia, jenis kelamin,
aliran politik, agama, dan status sosial. Alamat ICN :

3rd place Jean Marteau CH 1201 Geneva, Switzerland


Telp. : +41 22 908-0100, Fax : +41 22 908-0101, E-mail : icn@icn.ch
2.3.2 American Nurses Association (ANA)

ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800
yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari Negara-negara bagian. ANA berperan
dalam menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk menignkatkan
mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan profesional dengan
pemberlakuan legislasi keperawatan.

2.3.3 Canadian Association of Nurses (CAN)

CAN adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Memiliki tujuan yang sama dengan ANA,
yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar praktek
keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan, dan meningkatkan
kesejahteraan perawat. CAN juga berperan aktif meningkatkan mutu pendidikan
keperawatan, pemberian ijin bagi praktek keperawatan mandiri.

2.4 Peran Organisasi Profesi Keperawatan

Di era globalisasi ini, organisasi profesi keperawatan sudah sangat berkembang dengan pesat
dan maju. Melalui berbagai macam organisasi profesi keperawatan yang ada di seluruh dunia,
perawat yang dulunya hanya dianggap sebagai pihak yang tidak terlalu penting dalam dunia
kesehatan, sekarang pun sudah menjadi suatu profesi.

Karena hal itu, keberadaan organisasi profesi keperawatan menjadi sangat bermanfaat dan
berperan penting dalam mewujudkan sistem keperawatan yang lebih bermutu. Peran-peran
tersebut diaplikasikan dalam beberapa langkah nyata seperti yang sudah dilakukan oleh
organisasi profesi keperawatan berikut ini.

2.4.1 PPNI

Peran dan langkah nyata yang dilakukan oleh PPNI dalam rangka pengembangan profesi
keperawatan di Indonesia adalah :

1. Menganjurkan suatu kegiatan sosialisasi profesional.


2. Mengusulkan Pola Jenjang Karir tenaga perawat sebagai sistem pengembangan karir.
3. Agar sistem pengembangan karir dapat terlaksana, PPNI bertanggung jawab terhadap
terlaksananya Program Pendidikan Berkelanjutan Bagi Perawat (PBP/ CNE).
4. Menciptakan komunitas profesional, yaitu komunitas perawatan yang ada di institusi
pelayanan kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan pelayanan/ asuhan
keperawatan profesional, memiliki sistem nilai dan tanggung jawab yang sama,
merupakan bagian dari masyarakat keperawatan profesional.
5. Untuk menjamin kualitas pelayanan keperawatan yang diterima masyarakat, maka
PPNI telah menetapkan sistem legislasi keperawatan diawali dengan adanya
Keputusan Menteri Kesehatan No. 647 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.
2.4.2 ICN

ICN bekerja dalam banyak area, terutama dalam memberikan panduan dalam Praktik
Keperawatan Profesional, Perumusan Regulasi, dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Ekonomi pada berbagai negara di dunia, serta berkaitan dengan Standar Keperawatan dan
Kebijakan dalam Keperawatan dan Kesehatan di manca negara. ICN menyediakan publikasi
dalam skala yang luas terkait dengan isu-isu terkini dan kebijakan-kebijakan yang diambil
organisasi bagi anggotanya secara gratis.

Setiap tahun ICN mempublikasikan dan mendiseminasikan seperangkat media untuk


digunakan dalam peringatan Hari Perawat Sedunia (The International Nurses’ Day Kit), yang
dilaksanakan secara serentak di berbagai belahan dunia setiap tanggal 12 Mei. ICN memiliki
proyek penting dalam bidang Praktik Keperawatan Profesional dan Kesejahteraan Sosial
Ekonomi, seperti Leadership for Change, ICNP®, Negotiation in Leadership yang terus
dijalankan di Amerika Latin, Karibia, Asia Pasifik, dan Afrika.
2.4.3 Majelis Tenaga Keperawatan Indonesia

PPNI memiliki suatu majelis tinggi yang mengatur segala regulasi keperawatan agar
fungsinya berjalan dengan baik. Majelis tersebut bernama Majelis Tenaga Keperawatan
Indonesia (MTKI). Majelis ini didirikan sebagai upaya meningkatkan profesionalisme
pelayanan keperawatan kepada masyarakat, meningkatkan daya saing tenaga keperawatan
dalam negeri maupun luar negeri, serta memberikan perlindungan kepada penerima dan
pemberi jasa pelayanan keperawatan, dan juga perlu dilakukan suatua registrasi dan
sertifikasi kepada tenaga keperawatan.

Wewenang Majelis Tenaga Keperawatan Indonesia :

1. Mengatur sertifikasi tenaga keperawatan.


2. Membina, mengawasi, dan mengendalikan tenaga keperawatan dan pelaksanaan
praktik pelayanan kesehatan.
3. Menerima dan menindaklanjuti masukan dan pengaduan dari masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan.
4. Memberikan advokasi non litigasi dan etik bagi tenaga keperawatan.
5. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah tentang perencanaan tenaga
keperawatan dalam hal kebutuhan baik jenis, jumlah, amupun kualifikasi tenaga
keperawatan.
6. Menetapkan pedoman organisasi dan tatalaksana kerja serta Divisi dan Komite
Profesi MTKI beserta rincian tugas-tugas.
7. Memberikan rekomendasi kepada Dinas Kesehatan dalam penerbitan dan pencabutan
ijin tenaga kesehatan.
2.4.4 RUU Keperawatan

Keperawatan merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan yang harus memiliki
kompetensi dan memenuhi standar praktik, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi
agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu.

Saat ini terjadi pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model
medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan ke
paradigma sehat yang lebih holistik, yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi,
bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).

Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Keperawatan dan PPNI mengenai kegiatan perawatan
di Puskesmas, ternyata lebih dari 75% dari seluruh kegiatan pelayanan adalah kegiatan
pelayanan keperawatan (Depkes, 2005). Dari sini kita dapat menyadari bahwa perawat berada
pada posisi kunci paling penting dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
sehingga diperlukan suatu regulasi yang jelas dalam mengatur pemberian asuhan
keperawatan dan perlindungan hukum pun mutlak didapatkan oleh perawat.

Tetapi bila kita lihat realita yang ada sekarang, dunia keperawatan di Indonesia masih
memprihatinkan. Dalam keadaan ini, perawat yang tugasnya berada di samping pasien
selama 24 jam sering mengalami kedaruratan pasien sedangkan dokter yang bertugas tidak
ada. Hal ini membuat perawat terpaksa melakukan tindakan medis yang bukan merupakan
wewenangnya demi keselamatan pasien. Tindakan yang dilakukan tanpa ada delegasi dan
petunjuk dari dokter sering terjadi di Puskesmas di daerah-daerah terpencil. Dengan adanya
pengalihan fungsi perawat tersebut, ketika ada kesalahan tentu saja perawat tidak
mendapatkan perlindungan hokum yang baku, karena pekerjaannya tidak dapat
dipertanggungjawabkan secara profesional.

Selain itu banyak pula masyarakat yang menuntut hukum terhadap praktik tenaga
keperawatan, dan sering diidentikkan dengan kegagalan upaya pelayanan kesehatan. Padahal
perawat hanya melakukan daya upaya sesuai disiplin ilmu keperawatan.

Dari beberapa kenyataan di atas, jelas bahwa diperlukan suatu ketetapan hukum yang
mengaturpraktik keperawatan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap masyarakat
penerima pelayanan asuhan keperawatan serta perawat sebagai pemberi pelayanan asuhan
keperawatan. Hanya perawat yang memenuhi persyaratan yang mendapatkan izin melakukan
praktik keperawatan.

Untuk itu diperlukan Undang-undang Praktik keperawatan yang mengatur keberfungsian


Konsil Keperawatan sebagai badan regulator untuk melindungi masyarakat. Fungsi Konsil
keperawatan, sebagai Badan Independen yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden,
yakni mengatur sistem registrasi, lisensi, dan sertifikasi bagi praktik perawat (PPNI, 2006).
Dengan adanya Undang-undang PraktikKeperawatan maka akan terdapat jaminan terhadap
mutu dan standar praktik, di samping sebagai perlindungan hukum bagi pemberi dan
penerima asuhan keperawatan.

Pada tahun 1989, PPNI sebagai organisasi profesi perawat di Indonesia mulai
memperjuangkan terbetuknya UU Keperawatan. Berbagai peristiwa penting terjadi dalam
usaha mensukseskan UU Keperawatan ini. Pada tahun 1992 disahkanlah UU Kesehatan yang
di dalamnya mengakui bahwa keperawatan merupakan profesi (UU Kesehatan No.23, 1992).
Peristiwa ini penting artinya, karena sebelumnya pengakuan bahwa keperawatan merupakan
profesi hanya tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP No.32, 1966). Dan usulan UU
Keperawatan baru disahkan menjadi Rancangan Undang-uandang (RUU) Keperawatan pada
tahun 2004.
Perlu kita ketahui bahwa untuk membuat suatu undang-undang dapat ditempuh dengan dua
cara yakni melalui Pemerintah (UUD 1945 Pasal 5 ayat 1) dan melalui DPR (Badan
Legislatif Negara). Selama hampir 20 tahun ini PPNI memperjuangkan RUU Keperawatan
melalui Pemerintah, dalam hal ini Depkes RI. Dana yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tapi
kenyataannya hingga saat ini RUU keperawatan berada pada urutan 250-an pada Program
Legislasi Nasional (Prolegnas), yang pada tahun 2007berada pada urutan 160 (PPNI, 2008).

Tentunya, pengetahuan masyarakat akan pentingnya UU Keperawatan mutlak diperlukan.


Hal ini terkait status DPR yang merupakan lembaga perwakilan rakyat, sehingga
pembahasan-pembahasan yang dilakukan merupakan masalah yang sedang terjadi di
masyarakat. Oleh karena itu, pencerdasan kepada masyarakat akan pentingnya UU
Keperawatn harus dilakukan agar masyarakat merasa butuh dan usulan UU Keperawatan pun
masuk dalam agenda DPR RI.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.inna-
ppni.or.id/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=29&Itemid=44(d
iakses tanggal 10 November 2011)
http://www.icn.ch/about-icn/governance/ (diakses tanggal 10 November 2011)
Muslim Sudirman, S.Kp. (2000). Catatan Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK
Bina Husada Palembang

Chitty R.T. (1997). Profesional Nursing : Concept and Challenges. WB Sounders Company
Philadelphia

Marqius Bessi L. & Huston J.C. (2000). Leadership Roles and Management Functions in
Nursing. Theory and Application, Lippincott Philadelphia
Organisasi Profesi Keperawatan

Jun3

Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang
menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-
fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.

Ciri-ciri organisasi profesi

Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :

Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para anggotanya
berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu
yang sama

Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi profesi
serta memperjuangkan otonomi profesi

Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar pelayanan
profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi

Peran organisasi profesi

Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan

Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan

Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan

Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi

Fungsi organisasi profesi

Bidang pendidikan keperawatan

a. Menetapkan standar pendidikan keperawatan

b. Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut

Bidang pelayanan keperawatan

a.Menetapkan standar profesi keperawatan

b. Memberikan izin praktik

c. Memberikan regsitrasi tenaga keperawatan


d.Menyusun dan memberlakukan kode etik keperawatan

Bidang IPTEK

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasai riset keperawatan

b. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK dalam


keperawatan

Bidang kehidupan profesi

a. Membina, mengawasi organisasi profesi

b.Membina kerjasama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan antar anggota

c. Membina kerjasama dengan organisasi profei sejenis dengan negara lain

d. Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota

Manfaat organisasi profesi

Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :

1. Mengembangkan dan memajukan profesi

2. Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi

3. Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi

4. Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam
mengembangkan dan memajukan profesi

Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di Indonesia
adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada tanggal 17 Maret
1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi keperawatan saat itu.

PPNI pada awalnya terbentuk dari penggabungan beberapa organisasi keperawatan seperti
IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru
Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Dalam penggabungan ini IBI
(Ikatan Bidan Indonesia) tidak ikut serta karena mempunyai anggapan bahwa bidan adalah
profesi sendiri.

Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan
diri sebagai anggota PPNI dan semua siswa/mahasiswa keperawatan yang sedang belajar
dapat disebut calon anggota.

Tujuan PPNI

1. Membina dan mengambangkan organisasi profesi keperawatan antara lain : persatuan dan
kesatuan,kerja sama dengan pihak lain dan pembinaan manajemen organisasi
2. Membina, mengambangkan dan mengawasi mutu pendidikan keperawatan di Indonesia

3. Membina, mengembangkan dan mengawasi mutu pelayanan keperawatan di indonesia

4. Membina dan mengembangkan IPTEK keperawatan di Indonesia

5. Membina dan mengupayakan kesejahteraan anggota

Fungsi PPNI

1. Sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki kesatuan kehendak sesuai dengan posisi
jabatan, profesi dan lingkungan untukmencapai tujuan organisasi

2. Mengembangkan dan mengamalkan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada program-


program pembangunan manusia secara holistic tanpa membedakan golongan, suku,
keturunan, agama/kepercayaan terhadap Tuhan YME

3. Menampung,memadukan,menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga keperawatan


serta mengembangkan keprofesian dan kesejahteraan tenaga keperawatan.

STRUKTUR ORGANISASI PPNI

Jenjang organisasi

1. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPNI

2. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I) PPNI

3. Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPP II) PPNI

4. Komisariat PPNI (pengurus pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)

Struktur organisasi tingkat pusat

1. Ketua umum

Ketua-ketua :

a. Pembinaan Organisasi

b. Pembinaan pendidikan dan latihan

c. Pembinaan pelayanan

d. Pembinaan IPTEK

e. Pembinaan kesejahteraan
2. Sekretaris Jenderal

Sekretaris berjumlah 5 orang yang dibagi sesuai dengan pembidangan ketua-ketua


dan Departemen

a. Departemen organisasi, keanggotaan dan kaderisasi

b. Departemen pendidikan

c. Departemen pelatihan

d.Departemen pelayanan di RS

e. Departemen pelayanan di puskesmas

f. Departemen penelitian

g. Departemen hubungan luar negeri

h. Departemen kesejahteraan anggota

i.Departemen pembinaan yayasan

Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional atau
Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :

1.Menyempurnakan AD / ART

2.Perumusan program kerja

3. Pemilihan Pengurus

PPNI juga menyelenggarakan rapat pimpinan (rapim) dan rapat pimpinan daerah (rapimda)
setiap 2 tahun sekali dalam rangka evaluasi dan penyempurnaan program kerja berikutnya.
Selain itu, PPNI juga mengadakan rapat bulanan atau harian sesuai dengan kebutuhan.
Keanggotaan PPNI biasanya terdiri dari tenaga perawat. Namun demikian terdapat juga
anggota non – perawat yang telah berjasa dibidang keperawatan dan mereka ini termasuk
dalam anggota luar biasa/kehormatan.

Sumber dana PPNI : uang pangkal, iuran bulanan dan sumber-sumber lain yang sah.

Program kerja utama PPNI :

1. Pembinaan organisasi dan keanggotaan

2. Pengembangan dan pembinaan pendidikan

3. Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan

4. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit


5. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas

6.Pembinaan dan Pengembangan IPTEK

7. Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi keperawatan
internasional

8. Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan

9. Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota

Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan
pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka profesionalisasi keperawatan
adalah dengan melakukan upaya antara lain :

1. Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat


serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh yang meliputi
wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan keperawatan
profesional yang berfokus pada penguasaan iptek keperawatan

2. Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan selalu
berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang keterlaksanaan asuhan
keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk itu
diperlukan pengembangan kemauan tenaga keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif
dan juga advokasi terhadap perawat.

3. Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan peran
dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun standar
pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.

4. Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup


peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat
luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.

Kewajiban Anggota PPNI

1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.

2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan

3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan

4.Menghadiri rapat yang diadakan organisasi

5. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja

6.Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen


7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan uang
iuran

Hak Anggota PPNI

1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi dalam hal
yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi

2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan mengambangkan ilmu
serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi

3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan

4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih dan
dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau perwakilan
organisasi

Tugas pokok PPNI

1. Bidang pembinaan organisasi

PPNI bertugas membina kelembagaan anggotanya dan akder kepemimpinan

2. Bidang pembinaan profesi

PPNI bertugas meningkatkan mutu pelayanan, penghayatan dan pengamalan kode etik
perawat, mengutamakan terbentuknya peraturan perundang-undangan keperawatan serta
mengembangkan ilmu dan teknologi keperawatan

3. Bidang kesejahteraan anggota

PPNI bertugas membina hubungan kerja sama dengan organisasi dan lembaga lain
didalam maupun diluar negeri

Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:

1. Anggota biasa

a. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.

b. Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah

c. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi

d. Penyatakan diri untuk menjadi anggota

2. Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan bukan berasal dari
pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh
DPP (dewan pimpinan pusat)

ORGANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL

1. International Council of Nurses (ICN)

Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli
1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan
perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh
silaturahmi para perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat
diseluruh dunia untuk membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung
tinggi peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan
keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.

Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat
universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi mnausia.
Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis
kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.

ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva, switzerland.

2.American Nurses Association (ANA)

ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun
1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA
berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan
profesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.

3. Canadian Nurses Association (CNA)

CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan
ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar
praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan dan
meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.

4.National League for Nursing (NLN)

NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan
keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan
agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan
peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.

5. British Nurses Association (BNA)


BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887 oleh Mrs.
Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh perawat di
inggris dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai