Anda di halaman 1dari 35

TATA LAKSANA PERAWATAN LogoType

JENAZAH

Oleh :
Seksi P2PM Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
LATAR BELAKANG
01 Hingga saat ini kasus HIV AIDS di Indonesia masih terus meningkat

02 Data Kemenkes,tahun 2015 s/d Juni 2016 kasus HIV sebanyak


208.920. Sementara, kasus AIDS sampai Juni 2016 sejumlah 68.917 kasus

03 Meninggalnya ODHA di rumah (di luar fasilitas kesehatan) sering


menimbulkan keresahan dimasyarakat lingkungan ODHA karena masih
tingginya stigma

04 Belum semua masyarakat memahami penularan HIV AIDS secara benar.


Apakah bisa tertular bila memegang, menyentuh atau berdekatan dengan
jenazah ODHA (Orang Dengan HIV AIDS)?
LATAR BELAKANG
05 Berakibat mereka tidak berani melakukan proses penyelenggaraan/perawatan
jenazah ODHA karena khawatir tertular

05 Kekhawatiran akan tertular penyakit tersebut bisa diantisipasi. Salah satunya


dengan memahami tata cara perawatan jenazah yang meninggal karena
penyakit infeksi menular

06 Tindakan dalam mengantisipasi terjadinya penularan penyakit infeksi di


sebut KEWASPADAAN STANDART
TU J UAN
Tujuan Umum:
01 Sebagai panduan bagi petugas kesehatan dan
masyarakat dalam mencegah terjadinya penularan
penyakit infeksi pada saat perawatan jenazah ODHA
dan infeksi lainnya

Tujuan Khusus :
02 - Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas
dalam perawatan jenazah
- Memotivasi masyarakat agar peduli kepada siapapun
yang meninggal karena sebab apapun
- Mensosialisasikan kewaspadaan standar kepada
masyarakat agar terhindar dari resiko infeksi
MANFAAT

1. Menghilangkan resiko penularan penyakit,


khususnya HIV/AIDS dari jenazah.
2. Memberi rasa aman kepada petugas perawatan
jenazah.
3. Memberi rasa aman pada lingkungan tempat di
dirawatnya jenazah.
Bagaimana Cara Penularan Infeksi Menular pada Jenazah ?

Cara Penularan :
- Ada kontak dengan cairan
tubuh jenazah

Proses Penularan :
 Terpercik ke kulit yang tidak utuh seperti luka dan
radang kulit
 Terpercik ke selaput lendir (mukosa) seperti rongga
hidung dan mulut
 Berpindah melalui perantara seperti serangga dan
binatang rumah
 Mencemari lingkungan kemudian menulari manusia.
CONTOH MIKROORGANISME
PADA CAIRAN TUBUH JENAZAH
CAIRAN MIKROORG CARA PENYAKIT
TUBUH ANISME PENULARAN

Darah HIV Jarum suntik AIDS


Virus Hepatitis B tidak steril. Hepatitis B
Virus Hepatitis C Hubungan Hepatitis C
seksual.

Tinja Salmonella Kontaminasi Demam tifoid


(feses) Vibrio makanan Diare kolera
Cholera atau Disentri
Shigela minuman. Diare
Amuba Tangan yang
E.Coli tidak bersih.
Cairan Ngonorrhoea Hubungan Gonore
Kelamin Treponema seksual. Sifilis
pallidum
CAIRAN
Lanjutan.... MIKROORG CARA PENYAKIT
TUBUH ANISME PENULARAN
Air seni Leptospira Kontaminasi makanan Leptospirosis
(urine) atau minuman.
Tangan yang tdk
bersih
Dahak M.tuberculo Droplet. Tuberkulosis
sis Coccus Batuk atau Infeksi
bersin. saluran nafas

Cairan Coryne bakterium Batuk atau Difteri


hidung dan difteriae bersin. Pertusis
ludah Bordetella pertusis Tangan yang Infeksi
Coccus tidak bersih saluran nafas
Influenza Influenza
(flu)
Nanah Coccus Hubungan Infeksi/
Herpes seksual. radang kulit
Kontak Herpes
langsung.
Kapan Petugas Pelaksana Perawatan Jenazah
Harus Waspada?

Jenazah dengan banyak perdarahan, seperti luka-luka


01 kecelakaan atau akibat melahirkan

Jangan sampai kontak atau terpercik darah atau cairan


02 tubuh jenazah ke kulit yang tidak utuh seperti luka atau
radang kulit.

Jangan sampai kontak atau terpercik darah atau cairan


03 tubuh jenazah ke mukosa (selaput lendir) seperti rongga
hidung, mata, dan mulut.
PERAWATAN JENAZAH
ODHA
Ketentuan Umum
1. Selalu menerapkan kewaspadaan standart

2. Pastikan jenazah sudah didiamkan selama lebih


dari dua jam sebelum dilakukan perawatan jenazah
3. Tidak mengabaikan etika, budaya, dan agama
yang dianut jenazah
4. Semua lubang-lubang tubuh ditutup dengan
kasa absorben dan diplester kedap air

5. Badan jenazah harus bersih dan kering.

6. Sebaiknya jenazah yang sudah dibungkus / dikafani


/ dipakaikan baju tidak dibuka lagi
7. Jenazah yang dibalsem atau disuntik untuk
pengawetan atau autopsi dilakukan oleh
petugas khusus yang terlatih 8. Autopsi hanya dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari pihak
berwenang.
KEWASPADAAN STANDART

DEFINISI

tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan


oleh seluruh tenaga kesehatan untuk
mengurangi resiko penyebaran infeksi dan
didasarkan pada prinsip bahwa cairan tubuh
dapat berpotensi menularkan penyakit, baik
berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan.
KEWASPADAAN STANDART TERKAIT PERAWATAN JENAZAH MELIPUTI :

1. Kebersihan tangan/cuci tangan.


2. Pemakaian alat pelindung diri (APD):
a. Sarung tangan.
b. Masker.
c. Pelindung mata (goggle).
d. Penutup kepala.
e. Gaun pelindung.
f. Sepatu pelindung.
3. Etika batuk untuk melindungi orang sekitar.
4. Pengelolaan linen
5. Pengelolaan lingkungan.
6. Pengelolaan limbah/alat bekas pakai.
7. Kesehatan petugas.
1. KEBERSIHAN TANGAN/ CUCI TANGAN

Persiapan:
 Air bersih yang mengalir dari air kran bila tidak ada,
cukup dengan air gayung yang dialirkan dengan
bantuan orang lain.

 Kain lap kering yang bersih atau kertas tisu.


 Kuku jari-jari tak boleh panjang.
2. Cara pemakaian alat pelindung diri (APD)
a. Memakai sarung tangan
 Tujuan agar tidak terkontaminasi dengan cairan tubuh jenazah.
 Sarung tangan dianjurkan yang panjang sampai siku dari bahan dasar yang
tidak tembus air
 Sarung tangan dilepas dengan cara menarik pangkal sarung tangan kearah
jari secara terbalik atau melipat keluar
 Jika mau di gunakan kembali,rendam terlebih dahulu dengan deterjen ke-
mudian dengan larutan disinfektan/klorin 0.5% selama minimal sepuluh
menit dengan syarat sarung tangan tidak bocor

b. Memakai masker
Tujuan agar aman.
2. Cara pemakaian alat pelindung diri (APD)
c. Memakai kacamata khusus (goggle)
- Tujuan agar aman.
- Kacamata pelindung khusus (goggle) yang disarankan adalah dapat menutup
dengan baik seluruh bagian mata.

d. Memakai penutup kepala


- Tujuan agar aman.
- Penutup harus dapat menahan air dari luar
2. Cara pemakaian alat pelindung diri (APD)
e. Memakai gaun pelindung
- Tujuan agar aman.
- Gaun pelindung atau celemek harus dibuat dari bahan tak tembus air seperti
plastik dan dipakai untuk menutupi seluruh bagian depan tubuh dari leher
sampai kaki.

f. Memakai sepatu pelindung


- Sepatu pelindung (sepatu bot karet) sebaiknya model tinggi sampai lutut.
- Bahan harus terbuat dari material yang tahan tusukan benda tajam seperti
karet.
• 3. ETIKA BATUK UNTUK MELINDUNGI ORANG SEKITAR
4. Pencegahan pencemaran lingkungan

DEKONTAMINASI
01
adalah proses untuk membersihkan cairan dan kotoran yang mengkontaminasi
tubuh dengan mempergunakan bahan antiseptik.
Bahan antiseptik yang biasa digunakan :
• Klorheksidin, contoh : Savlon, hibiscrub
• Povidon Iodium
• Alkohol 70 %

Cara Dekontaminasi Bagian Tubuh :


• Bila yang terkontaminasi tangan, kaki atau kulit lain yang utuh maka cukup
dicuci bersih dengan memakai sabun. Tetapi bila ada kulit yang tidak utuh
seperti luka lecet maka harus dicuci menggunakan antiseptik.
• Bila yang terkontaminasi mata,segera mencuci mata dengan air bersih
• Bila yang terkontaminasi hidung maka segera keluarkan dengan melakukan
bersin dan bilas dengan air bersih.
• Bila yang terkontaminasi bagian tubuh yang luas maka segeralah mandi bersih
menggunakan sabun dan cuci rambut menggunakan shampo.
4. Pencegahan pencemaran lingkungan (Lanjutan)

DEKONTAMINASI
01 Cara dekontaminasi peralatan bekas pakai
Tujuan untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat seperti:
Bak/meja pemandian, Perabot rumah tangga (ember, gayung), lantai dan linen.
Cara dekontaminasinya :
 Bila tumpahan cairan atau darah banyak maka serap terlebih dahulu den-
gan kertas koran atau tisu kemudian dikelola lebih lanjut sebagai bahan
infeksius di tempat tertentu.
 Bekas tumpahan diberi cairan deterjen kemudian didekontaminasi dengan
cairan disinfektan kemudian serap lagi dengan kertas atau tisu.
 Bilas dengan air bersih kemudian lap dengan kertas atau tisu.
Disinfektan yang sering digunakan:
 Klorin atau hipoklorit.
Untuk keperluan pembersihan lantai atau perabot rumah tangga cukup
dengan
konsentrasi 0,5% yang dibuat dengan mencampur larutan klorin dengan air
dalam perbandingan 1:9.
 Fenol atau karbol.
adalah cairan disinfektan yang sering dipakai dan banyak dipasarkan den-
gan
merek seperti Lysol dan Densol. Larutan ini kurang aman untuk kulit dan
mukosa (selaput lendir).
4. Pencegahan pencemaran lingkungan
PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS
02  Sampah yang bersifat infeksius dari jenazah berupa perban, kasa, dan plas-
ter.
 Sampah tersebut dimasukkan ke dalam satu wadah agar tidak berceceran.
 Wadah dapat berupa kardus atau kantong plastik untuk kemudian dibakar
Cara membakarnya harus secara sempurna hingga semua menjadi abu.

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


03   Limbah cair dari jenazah adalah cairan tubuh jenazah dan bekas air mandi
jenazah
 Limbah cair harus tersalur ketempat pembuangan yang aman dan jangan sam-
pai mencemari sumber air minum seperti sumur
 limbah diberi larutan klorin kemudian dialirkan ke saluran air/selokan/septik
tank
 lantai bekas pemandian jenazah dapat di dekontaminasi dengan menaburkan
kapur tohor (gamping).
4. Pencegahan pencemaran lingkungan (Lanjutan)
PENGELOLAAN LINEN
04  Yang termasuk linen di adalah kain/handuk/seprei, kain pel atau serbet.
Apabila linen tersebut akan digunakan kembali maka harus melalui proses
yang aman agar tidak menularkan penyakit
 Caranya :
• Linen kotor dimasukkan ke dalam kantong yang kedap air untuk mencegah
kebocoran, kontaminasi lingkungan, dan orang yang membawanya
• Kemudian dilakukan dekontaminasi yaitu dengan merendamnya dalam
larutan deterjen selama 5-10 menit kemudian merendamnya dalam larutan
klorin dengan konsentrasi 0,5% selama 10 menit. Linen harus terendam
semua.
• Setelah itu lakukan pencucian dengan larutan deterjen secara biasa namun
jangan dicampur dengan linen yang lain
• Kasur, guling, dan bantal dapat di dekontaminasi dengan disinfektan dan
kemudian dibilas yang selanjutnya di jemur dibawah terik matahari hingga
kering sekali.
TATALAKSANA
PERAWATAN JENAZAH
1. Persiapan Tempat
PERSIAPAN a. Fasilitas kesehatan b. Rumah
• Berdekatan dengan saluran • Berdekatan dengan saluran
SEBELUM pembuangan air/parit dan pembuangan air/parit
MEMANDIKAN air harus mengalir ke
instalasi
• Jika tak ada parit, galilah
lubang
JENAZAH pembuangan air limbah (I- serapan untuk pembuangan
PAL) air.
• Tersedia bak pemandian • Tersedia meja pemandian
jenazah. jenazah
* Contoh tempat pemandian jenazah desa
Jatipelem
2. Persiapan Alat dan Bahan
a. Fasilitas kesehatan b. Rumah
PERSIAPAN - Kapas digulung kecil se-ibu jari - Kapas digulung kecil se-ibu jari
SEBELUM - pinset
- plester kedap air
- pinset
- plester kedap air
MEMANDIKAN - ember besar, gayung, waslap - ember besar, gayung, waslap
- sabun mandi, shampo - sabun mandi, shampo
JENAZAH - handuk, dan kain basahan - handuk, dan kain basahan
jenazah. jenazah.
- APD (masker, kacamata - APD ( jika fasilitas terbatas maka
pelindung, sarung tangan, gaun APD bisa di ganti sbb:
pelindung, sepatu bot, Penutup a. Masker di ganti sapu tangan
Kepala) b. Kaca mata google di ganti
kacamata renang
c. Sarung tangan bisa pakai
sarung tangan rumah tangga
d. Gaun pelindung di ganti celemek
kedap air/jas hujan/kantong
kresek besar yang di lubangi
e. Sepatu bot di ganti kantong plastik
. tidak bocor untuk membungkus kaki
tanpa melepas alas kaki
f. Penutup kepala pakai kresek
APD PADA FASILITAS TERBATAS

Sarung tangan
Sapu Tangan Sepatu pelindung Gaun pelindung
rumah tangga

A lat
Penutup kepala
Pelindung
Kaca mata renang

Diri
3. Persiapan Pembuatan Larutan Klorin
PERSIAPAN
• Satu botol cairan klorin (sebanyak 1liter) dituang ke dalam ember, kemudian
SEBELUM 9 liter air dituang ke dalam ember berisi klorin tadi lalu diaduk sampai
MEMANDIKAN tercampur rata. Contoh larutan klorin 0,5 % adalah mencampur Bayklin 1 liter
dengan air bersih 9 liter.
JENAZAH • Jumlah yang diperlukan (sebanyak dua ember dan satu baskom) / kurang
lebih 50 liter. Satu ember larutan klorin untuk disinfektan peralatan peman-
dian
jenazah, satu ember larutan klorin untuk merendam pakaian jenazah dan satu
baskom larutan klorin untuk merendam kapas
.

9 ltr air 1 ltr bayklin


4. PERSIAPAN PETUGAS
• Memastikan tidak ada luka yang terbuka.
PERSIAPAN • Jika terdapat luka kecil/lecet dibalut dengan plester kedap air
• Memakai alat pelindung (APD).
SEBELUM
MEMANDIKAN 5. PENGGUNAAN PLASTIK PADA JENAZAH DENGAN KONDISI
KHUSUS SEPERTI :
JENAZAH a. Dekubitus/Pressure Sore.
b .Ulkus Diabetikum.
c. Kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan lainnya menyebabkan tubuh jenazah
hancur dan mengeluarkan cairan tubuh.
d. Jenazah yang membusuk.
e. Kondisi lainnya yang menyebabkan cairan tubuh jenazah keluar terus
menerus

6. PERSIAPAN PETI MATI


Persiapan setelah memandikan jenazah seperti mempersiapkan peti mati serta
kelengkapan lainnya untuk Kristiani, Budha, Hindu, dan Konghuchu disesuaikan
dengan agama dan kepercayaan masing–masing.
2. Memandikan Jenazah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
memandikan jenazah:
1. Membuka tali pengikat dan semua yang
melekat pada tubuh jenazah seperti ; gigi
palsu, cincin, kalung, kemudian menutup
aurat jenazah dengan kain panjang.
2. Menyiram seluruh tubuh dari arah kepala
hingga ke kaki.
3. Menggosok tubuh jenazah memakai waslap
dan sabun dilanjutkan dengan mencuci
rambut menggunakan shampo.
4. Memiringkan jenazah ke kiri dan kanan
sambil
membersihkan bagian belakang dengan sabun
dan air.
5. Menyiram seluruh badan dengan air hingga
bersih.
6. Mengeringkan jenazah dengan handuk
selanjutnya diganti dan ditutup auratnya
dengan kain kering.
7. Sumbat lubang-lubang tubuh dgn kapas untuk
menghindari cairan tubuh keluar dari 9
lubang
tubuh
Kegiatan setelah memandikan jenazah

01 02 03

Cucilah tangan dengan sabun Masukkan peralatan pelindung APD yang dapat digunakan
dan air mengalir petugas yang sekali pakai (disposabl) kembali dicuci bersih melalui
ke dalam plastik sampah infeksius. proses dekontaminasi yang
telah
disarankan

05 04

Lantai tempat pemandian dipel dengan Bakarlah peralatan sekali pakai yang
larutan deterjen dan dapat dilanjutkan sudah digunakan.
dengan menggunakan klorin 0,5%.

Pesan Untuk 
Pada saat memandikan jenazah tidak boleh di pangku tanpa APD
Jika di wajah tidak terdapat luka diperbolehkan mencium
jenazah dengan memperhatikan aspek kewaspadaan standar
Keluarga begitu juga sebaliknya.
3. PENGUBURAN JENAZAH

 Hal yang perlu diperhatikan pada proses penguburan jenazah adalah tidak membiarkan

jenazah terbungkus plastik dan dikubur bersama dengan pembungkus plastiknya.

 Jika pada jenazah dengan kondisi khusus seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka

plastik pembungkus hendaknya dilepaskan dari jenazah lalu diperlakukan sebagai sampah

infeksius.

 Proses penguburan dilakukan sesuai anjuran agama dan kepercayaan masing-masing

 Pasca pemguburan petugas dianjurkan cuci rambut dengan shampo dan mandi dengan sabun

antiseptik

 
* Kesimpulan
 Petugas yang sudah terlatih .
 Petugas yang sehat / tidak hamil .
 Petugas harus memakai U.P lengkap .
 Perawatan Jenazah semua harus dianggap menular
 Petugas harus meningkatkan kewaspadaan .
 Bekerja dengan baik adalah Ibadah
 Bekerja dengan hati, bukan materi
 Jauhi penyakitnya, Bukan
Orangnya

Anda mungkin juga menyukai