Anda di halaman 1dari 15

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

MAKALAH HAND HYGIENE DAN KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIC

Dosen pengampu mata kuliah :


Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep.,M.Kep

Oleh :

1. Anak Agung Darma Prayoga (C1122039)


2. I Gede Edi Darmawan (C1122047)
3. Ida Ayu Made Sinta Wulandari (C1122049)
4. Ida Ayu Putu Cindyana Putri (C1122050)
5. Ni Putu Desi Lestari (C1122071)
6. Ni Putu Yulianthi Pertiwi Putri (C1122073)
7. Ni Wayan Dina Puspasari (C1122074)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunianya makalah yang berjudul “Hand Hygiene dan Kriteria Pemilihan Antiseptic”
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
Hand Hygiene dan Kriteria Pemilihan Antiseptic. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen pengampu mata kuliah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi , Bapak Ns, I Putu Artha
Wijaya, S.Kep., M.,Kep yang telah membimbing kami serta seluruh pihak pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan berguna bagi kami maupun pihak
lain yang berkepentingan. Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang
baik dari studi sesungguhnya. Oleh karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan untuk perbaikan makalah kami
kedepannya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hand hygiene merupakan kegitan membersihkan tangan dari kotoran yang menempel
di tangan. Berdasarkan Hidayah dan Uliyah (2011) menjelaskan bahwa hand hygiene
merupakan prosedur awal yang di lakukan oleh petugas kesehatan sebelum memberikan
tindakan, dengan cara menggosok tangan dari kotoran dengan sabun maupun dengan
cairan antiseptik yang di bilas dengan air yang mengalir. Dengan demikian untuk hasil
hand hygiene yang baik sebaiknya di lakukan dengan tidak terburu–buru, serius, dan teliti
yaitu minimal di lakukan selama 20 menit. Tujuan dari hand hygiene yaitu meminimalkan
atau menghilangkan mikroorganisme dari tangan, dan mencegah perpindahan
mikroorganisme dari lingkungan pasien dan dari pasien ke petugas (infeksi silang). Cuci
tangan atau biasa disebut sebagai hand hygiene adalah suatu perilaku ketika seseorang
melakukan proses mekanik yang bertujuan untuk membuang kotoran dan debu dari kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air. Seseorang melakukan cuci tangan, artinya
orang tersebut percaya dengan teori cuci tangan mampu menghilangkan kuman pathogen
dari tangan. Terbukti dengan banyaknya penelitian yang dilakukan dengan membiasakan
hand hygiene, seseorang dapat mencegah ataupun memutus bagaimana terjadinya
kesakitan akibat kurangnya kebersihan di tangan. Kenyataannya hampir semua orang
mengerti pentingnya mencuci tangan pakai sabun, namun masih banyak yang tidak
membiasakan diri untuk melakukan dengan benar pada saat yang penting (Achmadi,
2008). Sebagian masyarakat mengetahui akan pentingya mencuci tangan, namun dalam
kenyataanya masih sangat sedikit karena hanya 5% yang mengerti bagaimana cara
melakukanya dengan benar. Seseorang dikatakan berperilaku higienis apabila mampu
berperilaku benar dalam hal cuci tangan maupun BAB. Salah satu perilaku untuk
mencegah terjadinya penyebaran penyakit dari orang ke orang dapat di lakukan dengan
meletakkan pengahalang di antara mikroorganisme dan individu yaitu pasien atau petugas
kesehatan. Penghalang dapat berupa upaya fisik berupa hand hygiene (Abdullah, 2014).
Dengan begitu perawat merupakan tenaga kesehatan profesional yang perannya tidak
dapat di kesampingkan dari baris terdepan di pelayanan rumah sakit. Perawat merupakan
tenaga kesehatan yang kontak paling lama dengan pasien bahkan sampai 24 jam penuh,
maka dari itu perawat ikut mengambil peran yang cukup besar dalam memberikan
konstribusi kejadian infeksi nasokomial. Perawat sangat berperan aktif dalam
pengendalian infeksi nasokomial dengan melakukan tindakan pencegahan salah satunya
dengan cara hand hygiene (Nursalam, 2011).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Definisi dari Hand Hygiene?
2. Apa Tujuan dari Hand Hygiene?
3. Apa Saja Indikator Cuci Tangan?
4. Bagaimana Panduan Enam Langkah Cuci Tangan?
5. Apa Saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Pelaksanaa Hand
Hygiene?
6. Apa Saja Kriteria Pemilihan Antiseptic?

1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Apa Definisi dari Hand Hygiene
2. Untuk Mengetahui Apa Tujuan dari Hand Hygiene
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Indikator Cuci Tangan
4. Untuk Mengetahui Panduan Enam Langkah Cuci Tangan
5. Untuk Mengetahui Saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan
Pelaksanaa Hand Hygiene
6. Untuk Mengetahui Apa Saja Kriteria Pemilihan Antiseptic
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI HAND HYGIENE


Hand hygiene merupakan istilah umum yang biasa digunakan untuk
menyatakan kegiatan yang terkait membersihkan tangan (WHO, 2015). Salah
satu untuk mencegah kontaminasi silang dari mikrorganisme sehingga dapat
menurunkan dan mencegah insiden kejadian infeksi nosokomial yaitu hand
hygiene, baik itu melakukan proses cuci tangan atau disinfeksi tangan
merupakan salah satu cara terpenting dalam rangka pengontrolan infeksi agar
dapat mencegah infeksi nosokomial yaitu dengan cara melaksanakan hand
hyigiene, baik melakukan cuci tangan dengan handrub ataupun cuci tangan pakai
sabun (Monica P, 2016). Hand hygiene merupakan teknik dasar yang paling
penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit terutama penyakit
infeksi. Hand hygiene merupakan cara mencuci tangan dengan membasahi kedua
tangan pada air mengalir yang bertujuan untuk menghilangkan kuman yang
menempel di tangan dan menghindari penyakit.

2.2 TUJUAN HAND HYGIENE


Adapun tujuan hand hygiene secara umum, yaitu:
a) Menjaga kebersihan diri.
b) Mencegah terjadinya infeksi.
c) Sebagai pelindung diri

Tujuan hand hygiene untuk menghilangkan mikroorganisme yang bersifat


sementara, yang dapat ditularkan ke dokter, perawat, pasien serta tenaga
kesehatan lainnya. Hand hygiene bertujuan untuk melakukan pengendalian
terhadap infeksi nosokomial dan untuk melindungi pasien dari infeksi dengan
pencegahan, surveilans serta pengobatan yang bersifat rasional. Pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial mutlak harus dilakukan oleh tenaga medis
seperti perawat, dokter dan seluruh orang yang terlibat dalam perawatan pasien,
sehingga insiden infeksi dapat diminimalisasi.
2.3 INDIKATOR CUCI TANGAN
Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia (HPPI) tahun 2010
menyatakan bahwa waktu melakukan cuci tangan, adalah bila tangan kotor, saat
tiba dan sebelum meningggalkan rumah sakit, sebelum dan sesudah melakukan
tindakan, kontak dengan pasien, lingkungan pasien, sebelum dan sesudah
menyiapkan makanan, serta sesudah ke kamar mandi. Indikator mencuci tangan
digunakan dan harus dilakukan untuk antisipasi terjadinya perpindahan kuman
melalui tangan (Depkes RI, 2008), yaitu pertama, sebelum melakukan tindakan,
misalnya saat akan memeriksa (kontak langsung dengan klien), saat akan
memakai sarung tangan bersih maupun steril, saat akan melakukan injeksi dan
pemasangan infus. Kedua, setelah melakukan tindakan, misalnya setelah
memeriksa pasien, setelah memegang alat bekas pakai dan bahan yang
terkontaminasi, setelah menyentuh selaput mukosa. World Health Organization
(WHO, 2009). WHO telah mengembangkan moment untuk kebersihan tangan
yaitu Five Moments for Hand Hygiene, yang telah diidentifikasi sebagai waktu
kritis ketika kebersihan tangan harus dilakukan yaitu sebelum kontak dengan
pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah
kontak dengan pasien, dan setelah kontak dengan lingkungan pasien (WHO,
2009). Dua dari lima momen untuk kebersihan tangan terjadi sebelum kontak.
Indikasi "sebelum" momen ditujukan untuk mencegah risiko penularan mikroba
untuk pasien. Tiga lainnya terjadi setelah kontak, hal ini ditujukan untuk
mencegah risiko transmisi mikroba ke petugas kesehatan perawatan dan
lingkungan pasien.
WHO (2009) menetapkan indikasi five moments hand hygiene
yang dimaksud meliputi:
1) Sebelum menyentuh pasien
Hand hygiene yang dilakukan sebelum menyentuh pasien bertujuan
untuk melindungi pasien dengan melawan mikroorganisme, dan di
beberapa kasus melawan infeksi dari luar, oleh kuman berbahaya yang
berada di tangan. Contoh tindakan dari indikasi ini adalah:
a) Sebelum berjabat tangan dengan pasien.
b) Sebelum membantu pasien melakukan aktivitas pribadi: bergerak,
mandi, makan, dan berpakaian.
c) Sebelum melakukan perawatan dan tindakan non-invasif lainnya:
pemasangan masker oksigen dan melakukan masase.
d) Sebelum melakukan pemeriksaan fisik non-invasif: memeriksa
nadi, memeriksa tekanan darah, auskultasi dada,
dan merekam ECG.
2) Sebelum melakukan prosedur bersih/ aseptik
Hand hygiene yang dilakukan sebelum melakukan prosedur bersih/
aseptik bertujuan untuk melindungi pasien dengan melawan infeksi
kuman berbahaya, termasuk kuman yang berada di dalam tubuh pasien.
Contoh tindakan dari indikasi ini adalah:
a) Sebelum menyikat gigi pasien, memberikan obat tetes mata,
pemeriksaan vagina atau rektal, memeriksa mulut, hidung, telinga
dengan atau tanpa instrumen, memasukkan suppositori, dan
melakukan suction mukus.
b) Sebelum membalut luka dengan atau tanpa insrumen, pemberian
salep pada kulit, dan melakukan injeksi perkutan.
c) Sebelum memasukkan alat medis invasif (nasal kanul,
Nasogastric Tube (NGT), Endotracheal Tube (ETT), periksa urin,
kateter, dan drainase), melepas/ membuka selang peralatan medis
(untuk makan, pengobatan, pengaliran, penyedotan, dan
pemantauan).
d) Sebelum mempersiapkan makanan, pengobatan, dan
peralatan steril.
3) Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
Hand hygiene yang dilakukan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari infeksi oleh kuman
berbahaya dari tubuh pasien dan mencegah penyebaran kuman di
lingkungan perawatan pasien. Contoh tindakan dari indikasi ini adalah:
a) Ketika kontak dengan membran mukosa atau dengan kulit yang
tidak utuh.
b) Setelah melakukan injeksi; setelah pemasangan dan pelepasan
alat medis invasif (akses ke pembuluh darah, kateter, selang, dan
drainase); setelah melepas dan membuka selang yang terpasang
dalam tubuh.
c) Setelah melepaskan peralatan medis invasif.
d) Setelah melepas alat perlindungan (serbet, gaun, dan handuk
pengering).
e) Setelah menangani sampel yang mengandung bahan organik,
setelah membersihkan ekskresi dan cairan tubuh lainnya, setelah
membersihkan benda atau peralatan yang terkontaminasi (sprei
tempat tidur yang kotor, gigi palsu, instrumen, dan urinal).
4) Setelah menyentuh pasien
Hand hygiene yang dilakukan setelah menyentuh pasien bertujuan untuk
melindungi petugas kesehatan dari kuman yang berada di tubuh pasien
dan melindungi lingkungan perawatan pasien dari penyebaran kuman.
Contoh tindakan dari indikasi ini adalah :
a) Setelah berjabat tangan.
b) Setelah membantu pasien melakukan aktivitas pribadi: bergerak,
mandi, makan, dan berpakaian.
c) Setelah melakukan perawatan dan tindakan non-invasif lainnya:
pemasangan masker oksigen dan melakukan masase.
d) Setelah melakukan pemeriksaan fisik non-invasif: memeriksa
nadi, memeriksa tekanan darah, auskultasi dada, dan merekam
ECG.
5) Setelah menyentuh peralatan di sekitar pasien
Hand hygiene yang dilakukan setelah menyentuh peralatan di sekitar
pasien bertujuan untuk melindungi petugas kesehatan dari kuman yang
berada di tubuh pasien yang kemungkinan juga berada di permukaan/
benda-benda di sekitar pasien dan untuk melindungi lingkungan
perawatan dari penyebaran kuman. Contoh tindakan dari indikasi ini
adalah:
a) Setelah kontak fisik dengan lingkungan pasien: mengganti sprei
tempat tidur, memegang rel tempat tidur, dan membereskan meja
yang berada di sebelah tempat tidur pasien.
b) Setelah melakukan aktivitas perawatan: mengatur kecepatan
perfusi, dan membenahi alarm monitor.
c) Setelah kontak dengan permukaan atau benda lainnya (sebaiknya
hindari aktivitas yang tidak diperlukan).
2.4 PANDUAN ENAM LANGKAH HAND HYGIENE
Prinsip dari 6 langkah hand hygiene antara lain :
1) Dilakukan dengan menggosokkan tangan menggunakan cairan antiseptik
(handrub) atau dengan air mengalir dan sabun antiseptik (handwash).
Rumah sakit akan menyediakan kedua ini di sekitar ruangan pelayanan
pasien secara merata.
2) Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.
3) 5 kali melakukan handrub sebaiknya diselingi 1 kali handwash

WHO (2009) menyatakan 6 langkah prosedur hand hygiene,


yaitu:
1) Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan
2) Gosokan punggung dan sela-sela jari tangan dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
3) Gosokan kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
4) Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
5) Kemudian gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan
dan lakukan sebaliknya.
6) Gosok dengan memutar ujung jari ditelapak tangan kiri dan sebaliknya.
2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN PELAKSANAAN
HAND HYGIENE
Adapun Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Pelaksanaan Hand Hand
Hygiene
1) Usia
Usia berpengaruh terhadap pola pikir seseorang dan pola fikir
berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Umur seseorang secara garis
besar menjadi indikator dalam setiap mengambil keputusan yang
mengacu pada setiap pengalamannya, dengan semakin bertambah usia,
maka dalam menerima sebuah instruksi dan dalam melaksanaan suatu
prosedur akan semakin bertanggungjawab dan berpengalaman. Semakin
cukup usia seseorang akan semakin matang dalam berpikir dan bertindak
(Saragih dkk, 2010).

2) Tingkat Pendidikan

Pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir individu. Sedangkan pola


fikir berpengaruh terhadap perilaku seseorang dengan kata lain pola pikir
seseorang yang berpendidikan rendah akan berbeda dengan pola pikir
seseorang yang berpendidikan tinggi (Asmadi, 2010). Pendidikan
keperawatan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku perawat dalam
melakukan hand hygiene (Asmadi, 2010). Dengan demikian pendidikan
yang tinggi dari seorang perawat akan mempengaruhi perawat dalam
memberikan teknik pelayanan pelaksanaan hand hygiene yang optimal.

3) Masa Kerja
Masa kerja (lama kerja) adalah merupakan pengalaman individu yang
akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Semakin
lama seseorang bekerja maka tingkat prestasi akan semakin tinggi,
prestasi yang tinggi di dapat dari perilaku yang baik, menyatakan
bahwa seseorang yang telah lama bekerja mempunyai wawasan yang
lebih luas dan mempunyai pengalaman lebih banyak dalam peranannya
pembentukan petugas perilaku kesehatan. Masa kerja yang berorientasi
pada permasalahan dasar dan berorientasi pada tugas dapat
meningkatkan ketaatan dalam melakukan hand hygiene. Dengan
demikian masa kerja mempengaruhi tingkat seorang perawat dalam
pelaksanaan prosedur hand hygiene, dalam hal ini adalah sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien
4) Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi,
analisa, sintesis dan evaluasi

2.6 KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIC


Kriteria memilih antiseptik yaitu
1) Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, bacillus dan
tuberkulosis, fungi, endospora)
2) Efektivitas
3) Kecepatan aktivitas awal
4) Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan
5) Tidak mengakibatkan iritasi kulit
6) Tidak menyebabkan alergi
7) Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
8) Dapat diterima secara visual maupun estetik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersikan jari-
jemari menggunakan air atau pun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk
menjadi bersih, sebagai ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya. Antiseptik
merupakan bahan kimia untuk mencegah multiplikasi mikroorganisme pada
permukaan tubuh, dengan cara membunuh mikroorganisme tersebut atau menghambat
pertumbuhan dan aktivitas metaboliknya. Hand sanitizer antiseptik yang sering
digunakan adalah alkohol. Alkohol telah digunakan secara luas sebagai obat
antiseptik kulit karena mempunyai efek menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mencuci tangan menggunakan cairan
pembersih tangan antiseptik (hand sanitizer) terhadap jumlah angka kuman.

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, kami mengharapkan agar makalah ini dapat
menjadi referensi untuk teman-teman sesama mahasiswa. Kami mengharapkan bahwa
kita sebagai perawat dapat menerapkan teori Hand Hygiene dan Kriteria Pemilihan
Antiseptic Kami sadar bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan teman-teman dan pembaca memberikan saran dan
kritik yang membangun, agar kami di lain waktu dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai