Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI MODEL MARTHA E ROGERS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Dosen Pembimbing : Lia Nurlianawati,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Di susun oleh :
KELOMPOK 3
Tyan Lassanova Fazrin Nugraha (191FK03017)
Sinta Anggraeni (191FK03022)
Maya Permatasari (191FK03027)
Siti Julaeha (191FK03032)
Sri Dewi Mey (191FK03037)

Kelas A

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta yakni nabi Muhammad SAW.
Makalah ini memuat Teori dan Contoh Aplikasi dari Model Martha E Roger.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Bandung ,29 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
1.4 Manfaat .................................................................... Error! Bookmark not defined.
bab 2 TINJAUAN TEORI.......................................................................................................4
2.1 Biografi Martha E. Rogers ............................................................................................ 4
2.2 Definisi Keperawatan menurut Martha E. Rogers ................................................ 5
2.3 Asumsi Dasar ............................................................................................................. 5
2.4 Prinsip Hemodinamika ............................................................................................. 6
2.5 Kegunaan Prinsip Rogers dalam proses Keperawatan ......................................... 7
2.6 Teori Rogers dan Karakteristik Teori .................................................................... 8
2.7 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan . 9
2.8 Aplikasi Konsep Keperawatan Martha E. Rogers ............................................... 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11
3.2 Saran......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan
konsep keperawatan. Teori keperawatan juga mengidentifikasi dan menjabarkan konsep
khusus yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan sehingga teori
keperawatan didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ada di alam dan sesuai dengan
kenyataan yang ada. Selain itu teori keperawatan harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam
mengembangkan model konsep keperawatan.

Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam penyelesaian masalah
keperawatan, pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk model praktek
keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.

Pandangan model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan
keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan
tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan. Dalam
keperawatan terdapat beberapa model konsep keperawatan berdasarkan pandangan ahli
dalam bidang keperawatan, yang mmemiliki keyakinan dan nilai yang mendasarinya, tujuan
yang hendak dicapai serta pengetahuan dan keterampilan yang ada.

Salah satu teori keperawatan yang dapat diterapkan oleh perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers tentang “ Unitary
Huaman Being “. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan
individu yang holistik, saling memberikan timbal balik dengan individu yang lain dan
lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang keempat konsep dalam paradigma keperawatan
yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan merupakan satu kesatuan
yang utuh dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi
layanan keperawatan seharusnya mampu memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat maupun
lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut. Perawat harus mempunyai landasan teori
keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan menerapkan teori yang tepat dan sesuai
dengan kondisi lingkungan di instansi pelayanan kesehatan. Bedasarkan hal tersebut maka

1
kelompok akan menganalisa dan membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat
dapat menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan pada pasien bedasarkan
teori ini, oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan sangat
diperlukan dibahas dan di sajikan, sehingga pada akhirnya perawat diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
bedasarkan pada suatu teori keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi Keperawatan menurut Martha E. Rogers?
2. Apa saja asumsi dasar yang dikembangkan oleh Martha E. Rogers?
3. Apa saja prinsip Hemodinamika?
4. Apa kegunaan Prinsip Martha E. Rogers dalam Proses Keperawatan?
5. Bagaimana Teori dan Karakteristik Teori Martha E. Rogers?
6. Bagaimana Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset
Keperawatan?
7. Bgaimana contoh aplikasi dari Konsep Keperawatan Martha E. Rogers?

1.3 Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang aplikasi Teori Model
Keperawatan menurut Martha E. Roger dalam praktik keperawatan.
2. Untuk mengetahui Konsep dasar teori keperawatan Martha E Roger.
3. Untuk mengetahui asumsi-asumsi dasar dari teori Martha E Roger.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip hemodinamik menurut Martha E Roger.
5. Untuk memahami konsep keperawatan Martha E Roger Kedalam aplikasi asuhan
keperawatan.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang aplikasi Teori Model Keperawatan menurut
Martha E. Roger dalam praktik keperawatan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Teori Keperawatan Martha E. Roger.
3. Mahasiswa dapat mengetahui asumsi-asumsi dasar Teori Keperawatan
4. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip hemodinamik menurut Martha E. Roger.

2
5. Mahasiswa dapat memahami konsep keperawatan Martha E. Roger ke dalam aplikasi
keperawatan

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Biografi Martha E. Rogers

Martha Elizabeth Rogers lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas ,Texas. Beliau
memulai karier sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada
tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1933.
Beliau menerima gelas Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari
George Peabody Colege di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mendapat gelar
MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas
Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di
Poenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan
sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimle MD dengan memperoleh gelar MPH tahun
1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau ditetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New
York University pada tahun 1954. Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Profesor
dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan. Pada
tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat memakai gelar Profesornya dan terus aktif
mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 Maret 1994.

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan


manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam
interaksi yang terus menerus dengan lingkungan (lutjens,1995), selain itu, manusia
merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang
lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian ( Rogers 1970) manusia yang utuh
merupakan “empat sumber dimensi energi yang di identifikasi oleh pola dan manisfestasi
karakteristik spesifik yang menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat ditinjau berdasarkan
bagian pembentukan nya” (Maminer – Toey,1994). Keempat dimensi yang digunakan oleh

4
Martha E.Rogers antara lain yaitu sumber energi, keterbukaan, keteraturan dan
pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip
mengenai bagaimana berkembang.

2.2 Definisi Keperawatan menurut Martha E. Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanistis/humanitarian yang menggambarkan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuhdan dalam perkembangan hipotesis
secara umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan
praktis.Ilmu Keperawatan adalah ilmu kemanusiaan ,mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia.

Roger mengungkapkan bahwa aktifitas yang didasari prinsip-prinsip kreatifitas ,seni


dan imajinasi.Aktifitas keperawatan dinyatakan Roger merupakan aktifitas yang berakar pada
dasar ilmu pengetahuan abstrak ,pemikiran intelektual ,dan hati nurani. Roger menekankan
bahwa keperawatan adalah di siplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi
keterampilan ,dan teknologi.Aktifitas keperawatan meliputi pengkajian ,intervensi ,dan
pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia atau individu
seutuhnya.

2.3 Asumsi Dasar

Dasar teori Roger adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi ,sosiologi ,agama ,filosofi ,perkembangan sejarah dan mitologi.Teori Roger
berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.Ilmu Keperawatan adalah ilmu yang
mempelajari manusia ,alam ,dan perkembangan manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Roger (1970) ada lima
dasar asumsi tentang manusia :

1. Manusia adalah satu kesatuan.


2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan energi.
3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat di ulang dan tidak dapat di
prediksi sepanjang ruang dan waktu

5
4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra ,bahasa dan berpikir ,sensual dan
emosi.

Berdasarkan pada asumsi – asumsi tersebut, terdapat 4 batasan utama yang ditunjukan oleh
Martha E. Roger :

1. Sumber energi
2. Keterbukaan
3. Pola – pola perilaku
4. Ukuran – ukuran 4 dimensi

Martha E. Roger mengemukanakan empat konsep besar tersebut dan menghadirkan


lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu uang individu utuh.
Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan
seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu.
Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir,
merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi,
medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukan dengan ciri – ciri
dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu
pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.

2.4 Prinsip Hemodinamika

Prinsip hemeodinamika terdiri dari 3 pemisahan prinsip, yaitu integral, resonansi dan
helicy (Roger (1970, 1988, 1992)). Dengan kombinasi prinsip hemeodinamika dan konsep
manusia dari definisi perawat, sebuah teori menyatakan dapat dijadikan dalil. Sebuah teori
yang tepat mungkin menyatakan jika perawat menggunakan prinsip hemeodinamika untuk
melayani umat manusia.

1. Integral

Badan manusia dan lingkungannya tidak dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran


proses kehidupan terus terjadi pembaharuan interaksi antara badan manusia dan
lingkungannya. Keduanya saling berinteraksi yang konstan dan saling bertukar dimana

6
pembentukan keduanya ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka, integral adalah
kelanjutan proses interaksi antara manusia dan lingkungan.

2. Resonansi

Pertukaran adalah pola manusia dan bidang lingkungan disebarkan dari gelombang
yang berpindah dari gelombang yang lebih tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang
yang lebih pendek dari frekuensi yang lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan
manusia adalah simfoni dari ritme yang bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman
manusia di lingkungannya seperti kompleks kesatuan gelombang resonansi mereka
dengan dunia istirahat.

3. Helicy

Manusia dan alam adalah dinamis, sitem terbuka dalam pertukaran adalah hak
berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan bidang lingkungan.
Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan. Jika, pertukaran tidak dapat diprediksi.
Akhirnya, pertukaran langsung menuju peningkatan perbedaan dan kerumitan. Proses ini
dan polanya tidak dapat di prediksi, dinamis, dan peningkatan perbedaan.

Helicy meliputi konsep perubahan ritmis, pengaruh, evolusioner, dan kesatuan bidang
lingkungan terhadap peningkatan keragaman dan kompleksitas dan ritme yang tidak
tepat diulang. Akibatnya, prinsip dari hemedinamik adalah cara melihat manusia dalam
keutuhan mereka. Perubahan dalam proses kehidupan manusia yang tidak dapat kembali,
nonrepeatable, berirama dan menyajikan keragaman pola tumbuh.

2.5 Kegunaan Prinsip Rogers dalam Proses Keperawatan

Prinsip – prinsip hemodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan


arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan.Keperawatan,
adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses
keperawatan oleh perawat menunjukan kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu
aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan. Dalam tahap keperawatan,
semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan dikumpulkan.

7
Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam keadaan yang
mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan
dan mendapat respon dari data yang ada. Pertanyaan seri pertama mencerminkan prinsip
integral. Seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonansi. Seri terakhir dari pertanyaan
akan dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola gagasan, terkadang akan
ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy sebagai pertimbangan.

Sebagai hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.


Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses keperawatan dan
itu mencerminkan prinsip – prinsip homeodinamik. Irama, pola, keanekaragaman, interaksi
dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk
mengetahui pola pertukaran bagian-bagian tersebut dalam proses kehidupan yang
mencangkup hubungan manusia dan lingkungan (Roger, 1970).

Dengan membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan


keperawatan. Fokus pada perkembangan yang membutuhkan implementasi dalam lingkungan
maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini akan terkait dengan
perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu dengan lingkunganmasalah kesehatan
tidak dapat dipisahkan dari penyakit sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa
ditangani dengan efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi tindakan
penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Kesehatan tidak hanya tercapai dengan
mempromosikan hemeostatis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah
untuk meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.

2.6 Teori Rogers dan Karakteristik Teori

Teori dapat saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan suatu fenomena


tertentu. Teori keperawatan utamanya digunakan dalam prinsip hemodinamik untuk
pelayanan kemanusiaan memaksa untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda.

Teori harus murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam konstruksi utama. Hasil
perkembangan logis ini di proses dari identifikasi anggapan, melalui blok bangunan dengan
prinsip hemodinamik.

8
Teori harus relatif sederhana namun umum. Telah dinyatakan bahwa konsep Rogers
manusia yang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan (Fawcert, 1989). Namun, teori jauh
lebih sederhana dalam tingkat abstrak dan berkontribusi pada kesulitan pemahaman. Serta
didasarkan pada penggunaan sistem terbuka yang kompleks.

Teori dapat menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas teori.
Teori berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh dalam tanpa
menghilangkan kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan untuk memvalidasi mereka.
Teori ini dirancang untuk meminimalkan masalah penelitian, kurangnya kesederhanaan,
definisi operasional dan instrumen yang valid untuk mengukur hasil sehingga keperawatan
benar – benar bisa mendapatkan keuntungan dari sistem abstrak Roger.

Teori digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek mereka.
Ketika ide tersebut diaplikasikan untuk praktek keperawatan, pemahaman perilaku klien
mengambil dimensi baru. Selain itu, intervensi keperawatan seperti sentuhan terapeutik dan
penggunan cahaya, warna, musik, dan gerakan telah diturunkan dari ajaran rogers.

Teori harus konsisten dengan validasi teori lain, hukum, dan prinsip – prinsip. Sifat
abstrak dari sistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan pertanyaan untuk studi
lebih lanjut dan yang berasal dari intervensi untuk praktek keperawatan.

2.7 Hubungan Teori Keperawatan Martha E. Rogers dengan Riset Keperawatan

Martha E. Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya


sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada
tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan yang berdasarkan pada konsep teori yang
dikemukakan Martha E. Rogers.

1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien.


2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar.
3. Penyesuaian terhadap pola.
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam
proses penyembuhan.
5. Menunjukan suatu perubahan yang positif.
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan.

9
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

2.8 Aplikasi Konsep Keperawatan Martha E. Roger

Teori Martha E. Rogers tentang “ Unitary Human Being “. Menurut Roger dalam
teorinya berpendapat bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling memberikan
timbal balik dengan individu yang lain dan lingkungan disekitarnya.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada intinya Martha E. Rogers memandang perawat sebagai ilmu dan mendukung
penelitian keperawatan. Oleh sebab itu keperawatan mengembangkan pengetahuan dari ilmu-
ilmu dasar dan fisiologi, begitu juga dengan ilmu keperawatan itu sendiri. Ilmu keperawatan
bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak untuk mengembangkan penelitian
ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktik keperawatan.
Pengetahuan ilmiah keperawatan merupakan hasil penemuan terbaru mengenai keperawatan
secara humanistik, membangun dasar teori yang luas dari berbagai disiplin. Rogers
mengembangkan prinsip – prinsip homodinamik yang melekat pada prinsip – prinsip lima
asumsi dasar :

1. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan mewujudkan


karakteristik yang lebih dari dan perbedaan dari jumlah bagian – bagiannya
2. Individu dan lingkungan terus bertukar materi dan energi dengan satu sama lain
3. Proses kehidupan manusia berkembang sehingga tidak dapat di ubah dan searah
sepanjangwaktu
4. Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan yang inovatif
5. Individu dicirikan oleh kapasitas dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan
emosi

Prinsip – prinsip Integral, Resonansi dan Helicy dibandingkan dengan teori sistem
umum, teori pembangunan dan teori adaptasi. Cara untuk menggunakan prinsip – prinsip
dalam proses keperawatan dieksplorasi. Kesulitan dalam memahami prinsip – prinsip,
kurangnya definisi operasional, instrumen tidak memadai untuk pengukuran adalah
keterbatasan utama penggunaan efektif dari teori ini.

3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat di gunakan pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Teori Martha E. Rogers.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat Aziz Alimul. A. 2009, pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba Medika,
Jakarta

Merriner, Ann. 1986. Nursing Theory and Their Work. Masby Company.

Perry and Potter. Fundamental Keperawatan. EGC

12

Anda mungkin juga menyukai