KIDNEY DISEASE
Sinta Juliani 191FK03016
Ellysa Amanda Indriani 191FK03019
Aldy Rifaldy Pratama 191FK03020
Mutia Kansha 191FK03021
Dewi Asmara 191FK03026
Maya Permatasari 191FK03027
Hafsah Syamsidar IS 191FK03028
Ariani Sukmadiwanti 191FK03030
PENGERTIAN
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan penurunan fungsi ginjal
progresif yang ireversibel ketika ginjal tidak mampu mempertahankan
metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit yang menyebabkan
terjadinya uremia dan azoternia.
Kriteria penyakit gagal ginjal kronik adalah terjadi kerusakan
ginjal lebih dari 3 bulan baik secara struktural atau fungsional dengan
atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus dengan manifestasi
kelainan patologis dan terdapat tanda kelainan ginjal baik dalam
komposisi darah atau urin atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging
test)
ANATOMI FISIOLOGI
Setiap manusia mempunyai dua ginjal dengan berat yang bervariasi. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis
dekstra yang besar. Ginjal terletak diruang retroperitoneal antara vertebra
torakal dua belas atau lumbal satu dan lumbal empat (Alatas H, 2002).
Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, lalu di
kelilingi oleh lemak perinefrik, kemudian oleh fasia perinefrik yang juga
menyelebungi kelenjar adrenal. Korteks renalis terdapat di bagian luar yang
berwarna cokelat gelap dan medula renalis di bagian dalam berwarna
cokelat lebih terang. Bagian medula berbentuk kerucut disebut pelvis
renalis, yang akan terhubung dengan ureter sehingga urin yang terbentuk
dapat lewat menuju vesika urinaria (O’Callaghan, 2009).
LANJUTAN..
Ginjal manusia masing-masing terdiri dari kurang lebih satu juta nefron. Setiap nefron
memiliki sebuah glomelurus yang terletak terutama di korteks ginjal dan hasil
penyaringannya akan menuju tubulus ginjal. Tubulus ginjal terdiri dari tubulus
proksimal, tubulus distal, serta lengkung henle dimana terjadi reabsorpsi air, elektrolit,
dan zat-zat penting yang terlarut lainnya; proses ini menghasilkan urin yang kemudian
dialirkan ke dalam duktus koligentes, dimana air dalam urin tersebut akan diabsorpsi
lebih lanjut sebelum dialirkan ke piramid ginjal. Bagian tebal dari lengkung henle
asendens memiliki sekumpulan sel yang berlekatan dengan mesangium ekstraglomerular
serta arteriol aferen, ketiganya membentuk aparatus jukstaglomerular; aparatus ini
mensekreksi renin dan berperan dalam pengaturan aliran darah ke glomerulus serta laju
filtrasinya. Ginjal menerima kurang lebih 20% dari curah jantung dan menyaring 7 L
cairan sertiap jam untuk menghasilkan 50-100 mL urin setiap jam. Hal tersebut
menunjukan efisiensi proses reabsorpsi air dan zat terlarut lainnya oleh tubulus ginjal
(Nielsen et al., 2012).
MANIFESTASI KLINIS
01 02
03 04 05
Pemeriksaan Pemeriksaan
01 lab.darah 03
Urine
pemeriksaan 04
02 Radidiagnostik
kardiovaskuler
KOMPLIKASI
01 02 03
04 05 06
- Ureum 176,4mg/dl
2
- Keatinin 7,15mg
2. DS :
- Keluhan mual muntah
DO :
- TB:153cm, IMT:17,9, BBI:47,7kg
- Bibir pucat
- Kapilari refill kembali > 3 detik
3. DS :
- Pusing kepala cenut-cenut
DO :
- TD: 150/100 mmHg
- N: 98x/menitDS :
- Keluhan Badan lemas
DO : GCS 15
B. Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan natrium
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai kebutuhan oksigen
C. Intervensi
6. Dx 1 :
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
2. Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok dan mengi
3. Monitor pola nafas
4. posisikan semifowler atau fowler
2. Dx 2 :
1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (edema, dispnea, suara napas tambahan)
2. Monitor intake dan output cairan
3. Monitor jumlah dan warna urin
4. Batasi asupan cairan dan garam
5. Tinggikan kepala tempat tidur
6. Kolaborasai pemberian diuretik
3. Dx 3 :
1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi 2.
Bantu pasien dalam menentukan pedoman piramida makanan yang paling cocok dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi
3. Atur diet yang diperlukan
4. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makan
5. Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet yang diperlukan
6. Monitor berat badan
4. Dx 4 :
1. Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung (mis. Dispnea, kelelahan)
2. Monitor tekanan darah
3. Monitor dan dokumentasi tekanan nadi proporsional
5. Dx 5 :
1. Monitor kelelahan fisik dan emosional
2. Monitor pola dan jam tidur
3. Lakukan latihan rentang gerak pasif/aktif
4. Libatkan keluarga dalam melakukan aktifitas, jika perlu
5. Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
TERIMA KASIH