KELAS b
Pukul : 12.30
Pertanyaan :
RETARDASI MENTAL
1. Bagaimana cara mengetahui tingkat keparahan retradasi mental selain dilihat dari nilai IQ?
(Dewi Asmara)
2. Gejala apa saja yang sering muncul pada anak yang terkena penyakit retardasi mental ?
(Ellysa Amanda)
3. Bagaimana patofisiologi dari retardasi mental? (Tyan Lassanova)
4. Apa komplikasi dari retardasi mental? Penatalaksanaan apa yang bisa dilakukan untuk
menghadapi komplikasi tsb? (Farah Nabila)
5. Bagaimana cara menghadapi anak retardasi mental? (Regi Bayu)
Jawaban :
Gejalanya:
1) Kesulitan berbicara.
2) Lambat dalam mempelajari hal-hal penting, seperti berpakaian dan makan.
3) Kesulitan dalam pengendalian emosi, seperti mudah marah.
4) Ketidakmampuan memahami konsekuensi atas tindakan yang diambil.
5) Penalaran yang buruk dan sulit memecahkan suatu masalah.
6) Daya ingat yang buruk. Nilai IQ pasien juga dapat menunjukkan tingkat keparahan
kondisi yang diderita.
Tatalaksanannya :
1) Pengobatan
2) Terapi bermain
Menambahkan:
AUTISME
1. Di etiologi autisme ada faktor keluarga dan faktor genetik, nah jelaskan apakah kedua faktor
ini saling berkaitan atau tidak dalam etiologi autisme ini? (Tika Sari)
2. Pada umur berapa biasanya gejala autisme bisa dideteksi? (Sari Damayanti)
3. Jika penyakit autisme ini melakukan terapi. Apakah kemungkinan suatu saat akan bisa
berinteraksi sosial dengan baik ? Jika tidak, apakah ada hambatan saat melakukan terapi?
Sebutkan hambatan tersebut! (Mutia Kansha)
4. Sebagai seorang yg awam bagaimana kita dapat menemukan gejala autism? (Sinta
Anggraeni)
Jawaban :
1. Tyan Lassanova menjawab Tika Sari
Gen yang diwariskan orangtua adalah salah satu faktor utama yang membuat seseorang
lebih berisiko mengalami autisme. Namun, ada beberapa gen dalam tubuh yang dipercaya
menyebabkan autisme. Dalam beberapa kasus, autisme bisa berkaitan dengan gangguan
genetik seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous. Sindrom fragile X adalah
kondisi genetik yang dapat menyebabkan masalah perkembangan, terutama gangguan
kognitif. Anak yang mewariskan gen ini umumnya mengalami keterlambatan
perkembangan bicara, kecemasan, perilaku hiperaktif dan impulsif.
2. Ellysa Amanda menjawab Sari Damayanti
Sejak anak berusia 18 hingga 36 bulan. ,hal tersebut sudah terlihat dari awal, yakni 1
tahun pertama kehidupannya. *Nah, anak dengan autisme sering* kali terlambat
perkembangan bahasanya dan ada gangguan perilaku di atas. Misalnya, ia punyai minat
yang berulang pada sesuatu. Ia sangat suka dengan tokoh-tokoh tertentu. Lalu, apa yang
membedakannya dengan anak lain? Anak dengan autisme akan benar fixated atau hanya
mengarahkan pandangannya pada tokoh tersebut.” Vera menambahkan, fungsi-fungsi
sensomotor merupakan hasil pengembangan dari refleks-refleks yang dimiliki anak. Nah,
refleks plus pola tidur dan bangun pada bayi usia 0 hingga 6 atau 8 bulan dipengaruhi
oleh susunan saraf pusat.
3. Dewi Asmara menjawab Mutia Kansha
Ketika seseorang sudah menjalankan terapi autisme, itu sangat mungkin untuk bisa
berinteraksi dengan baik selagi terapinya betul-betul sudah dijalankan dan pasti ada
perubahan walaupun harus dengan perlahan-lahan. Tetapi terapi autisme ini memang
mempunyai hambatan yaitu hambatan dalam berkomunikasi dengan therapist karena
respont yang minim, sulit memusatkan perhatian, rendahnya frekuensi komunikasi, dan
echolalia yaitu sebuah kondisi dimana penyandang autisme menirukan berulang-ulang
kata yang didengar ataupun diingat meskipun tidak mengetahui maknanya.
4. Farah Nabila menjawab Sinta Anggraeni
Sekitar 25–30 persen anak dengan autisme kehilangan kemampuan berbicara, meski
mereka mampu berbicara saat kecil. Sedangkan 40 persen anak dengan autisme, tak
berbicara sama sekali. Selain itu, ciri-ciri autisme terkait komunikasi dan interaksi sosial
yaitu :
1) Tidak Merespon bila Namanya Disebut. Anak yang normal akan merespon bila
namanya disebut. hanya sedikit anak yang mengidap autis akan merespon bila
namanya disebut.
2) Tidak Merespon Emosi. Anak yang normal sangat sensitif dengan emosi orang lain.
Sedangkan anak dengan autisme, lebih kecil kemungkinannya untuk tersenyum ketika
menanggapi senyuman orang lain.
3) Tidak Meniru Kebiasaan Orang Lain. Anak dengan autisme tidak suka meniru. Anak
dengan kondisi normal cenderung meniru ketika seseorang tersenyum, atau
melambaikan tangan.
4) Tidak Suka Bermain yang “Berpura-Pura”. Anak perempuan berumur dua atau tiga
tahun biasanya suka mengasuh boneka miliknya atau berperan sebagai seorang “ibu”.
Sedangkan anak dengan autisme, hanya fokus pada boneka tersebut.
Menambahkan:
1. Pada penderita ADHD apakah terus akan berkelanjutan sampai lajut usia? Jika iya/tidak
jelaskan! (Ariani Sukmadiwanti)
2. Pada usia berapa biasanya ADHD terjadi? Dan bagaimana pencegahan supaya anak tidak
mengalami ADHD? (Maya Permatasari)
3. Apakah ADHD bisa sembuh dengan cara bagaimana? (Sinta Juliani)
4. Apakah ada pengobatan lain selain melakukan terapi pada anak penderita ADHD tersebut?
(Rianty Damayanti)
Jawaban :