Disorder (ADHD)
Member us
• Mutiara pebriantih
• Ayu anggraini
• Sofie yudliandini
• Syahroni
• Rayu geulis srikandi
• Syifa nurul hanifah
• Lintang dyah hapsari
• Rahmat hidayat
• Balqis firdausya
• Annisyifa nur hikmah sari
• Ika nurlaella s)
• Sulistia agustin
• Afifah nurhasanah
• Siti nuraida
• Siti mutiara
Apa itu ADHD ?
DEFINISI ADHD
ADHD adalah suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder
(sulit memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (kerusakan kecil di otak), Minimal
Brain Damage (kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (terlalu banyak bergerak / aktif),
dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3 - 5% anak usia sekolah menderita ADHD
(Permadi, 2009). ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan
neurobiologis yang ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil.
(ownsend, 1998)
Penyebab ADHD
1. Perspektif biologis
Faktor-faktor risiko pada saat kelahiran yang diduga terkait dengan ADHD adalah kelahiran
yang prematur, berat lahir yang sangat rendah, dan luka/trauma saat kelahiran. Luka pada otak
setelah kelahiran juga ditemukan berkaitan dengan ADHD. Kemudian beberapa ahli menemukan
bahwa area-area tertentu dari otak anak ADHD, ukurannya lebih kecil dan aktivitasnya lebih sedikit
sebanyak 5-10% dibandingkan area normal. Ditemukan pula kaitan antara ADHD dengan zat-zat
kimia yang terdapat dalam sel otak (Tynan, 2005). Selain itu, penderita ADHD diketahui mempunyai
kerusakan pada frontal-limbic system (National Institute of Mental Health, 2000).
lanjutan
Hiperaktif mungkin merupakan proses belajar, dimana terjadi modeling tingkah laku
terhadap orangtua atau teman. Orangtua pada anak yang hiperaktif akan sering memberi
perintah serta mempunyai hubungan interaksi yang negative. Ketika dilakukan pengobatan
secara simultan, perintah dan tingkah laku yang ditampilkan orangtua menurun. Jadi dengan
demikian perilaku anak hiperaktif juga menurun karena interaksi negative dengan orangtua
menurun (Rose & Rose, 1982 dalam Kurtz, 2005).
Jangan jauhi aku,
Aku sama seperti kalian.
Subkategori ADHD
3. Attention-Deficit/Hyperactivity, Combined Type : Subkategori ini digunakan jika enam (atau lebih)
gejala kurangnya perhatian (inattention) dan enam (atau lebih) gejala hiperaktif-impulsif telah dialami
selama minimal enam bulan.
Pedoman Identifikasi ADHD
Identifikasi ADHD dapat digunakan pedoman yang di keluarkan oleh American Psychiatric
Association, menerapkan kriteria untuk menentukan gangguan pemusatan perhatian dengan
mengacu kepada DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 4th edition tahun
2005) sebagai berikut:
● Kurang perhatian : anak ADHD paling sedikit mengalami 6 atau lebih dari gejala-gejala
berikutnya, dan berlangsung selama paling sedikit 6 bulan sampai suatu tingkatan yang
maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.
● Hiperaktivitas Impulsifitas
1. Hiperaktivitas : Sering mengalami kesulitan dalam bermain atau terlibat dalam kegiatan
senggang secara tenang, Sering gelisah dengan tangan atau kaki mereka, dan sering
menggeliat di kursi, Sering berbicara berlebihan.
2. Impulsivitas : Mereka sering memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai, Mereka sering
mengalami kesulitan menanti giliran, Mereka sering menginterupsi atau mengganggu orang lain.
Kriteria ADHD dalam DSM-IV-TR
1. Berbagai kesalahan yang sembrono, tidak mendengarkan dengan baik, tidak mengikuti instruksi,
mudah teralihkan, mudah lupa dengan aktivitas sehari-hari.
2. Bergerak terus dalam posisi duduk, berlari kesana kemari tanpa tujuan (pada orang dewasa, selalu
bergerak gelisah), bertingkah laku seolah “di gerakkan oleh sebuah motor”, berbicara tanpa henti.
3. Terjadi di dua lingkungan atau lebih, di rumah dan di sekolah atau di tempat kerja.
4. Disabilitas yang parah dalam fungsisosial, akademik, atau pekerjaan.
5. Tidak terdapat karakteristik gangguan lain seperti skizofrenia, gangguan anxietas, gangguan mood
Treatment ADHD
1. Treatment Medis
Obat-obatan yang biasa digunakan untuk ADHD, di kenal sebagai stimulants, adalah
methylphenidate (ritalin), dextroamphetamine (dexedrineataudextrostat), dan pemoline (cylert).
Pada kebanyakan anak, obat-obatan membantu mengurangi hiperaktivitas dan meningkatkan
kemampuan untuk memfokuskan pikiran pada suatu tugas atau aktivitas, serta meningkatkan
koordinasi fisik, seperti menulis dan olahraga (Wenar&Kerig, 2000).
• Social Skill Training: membantu anak ADHD mempelajari perilaku yang baru. Terapis mendiskusikan dan
memberi contoh perilaku yang diharapkan, seperti menunggu giliran, berbagi mainan dengan teman, meminta
bantuan, kemudian memberi kesempatan pada anak untuk melakukan hal-hal tersebut. Dalam penelitian ini
anak diajarkan teknik-teknik berinteraksi secara positif dengan orang lain.
• Support Group: anggota dari support group berbagi kesulitan dan kesuksesan. Berbagi kisah dengan orang
lain yang mempunyai masalah serupa membuat anak dan orangtua tidak merasa sendirian.
• Parenting Skill Training: memberikan pengarahan kepada orang tua untuk mengatasi perilaku anak ADHD
mereka. Bila orangtua menemui tanda-tanda penderita gangguan pemusatan perhatian pada anak mereka,
pertama kali yang harus dilakukan adalah mengkonsultasikan persoalan yang dialami anaknya kepada ahli
terapi atau psikologanak.
Kasus Dan Asuhan Keperawatan
Kasus
Anak M usia 7 tahun siswa kelas 1 sekolah dasar datang ke rumah sakit bersama ibunya dengan
keluhan tak bisa duduk tenang. Energi anak saya seperti tiada habisnya. Ia sangat bawel, sulit
berkonsentrasi, agresif, suka mendominasi pergaulan, berlarian ke sana - kemari dan sering
mengganggu teman-teman nya. Ibu mengatakan anak nya sering terjatuh karena sering berlarian
tanpa tujuan. Anak M lebih banyak berdiri dan tidak fokus pada pekerjaan sekolah nya, ibunya
mengikuti bahwa anak M berganti - ganti aktivitas dan tidak pernah sampai selesai. Misalnya,
bermain bermain bongkar pasang dan selang beberapa menit kemudian sudah beralih pada
permainan yang lain. Kondisi seperti ini bisa mempengaruhi prestasinya disekolah. An. M juga
mengungkapkan bahwa dia malas mengerjakan PR yang susah dan dia bilang tidak pernah
mendapatkan nilai bagus dan selalu mendapat nilai merah. Anak M seringkali sulit di kontrol. Dia
sering mengabaikan apa yang ibunya perintahkan. Dari pemeriksaan ditemukan banyak luka atau
parut bekas terjatuh, konsentrasi buruk.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas Anak Identitas Penanggung Jawab
6. Hidung (penciuman)
Bentuk simetris, kebersihan hidung baik tidak terdapat kotoran hidung, tidak terdapat polip
7. Mulut
Tidak terlihat peradangan dan pendarahan pada mulut, fungsi pengecapan baik, mukosa bibir kering
8. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada gangguan dalam bernafas, tidak ada bunyi tambahan dalam bernafas,
dengan frekuensi nafas 25 x/mnt
9. Kulit
Terlihat sedikit kusam, tidak terdapat lesi maupun luka, turgor kulit baik (dapat kembali dalam 2
detik) ,kulit klien teraba panas dengan suhu 37,4 oC
10. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada luka peradangan, tidak ada kotoran yang melekat pada kulit
• Dirumah : klien makan 3x sehari dengan menu sayur sop dan klien suka
minum air putih dan susu.
Pola eliminasi
• Dirumah : Klien BAB 1x/hari dengan konsistensi padat dan bau khas feses,
BAK klien 4-5 x/hari berwarna kuning jernih dan berbau amoniak
• Dirs : Klien BAB 1x dalam 2 hari dengan konsistensi padat dan berbau khas
feses, dan klien BAK 2-3 x /hari berwarna kuning jernih dan berbau amoniak
Data fokus
Data subjektif Data objektif
Do :
1. Ekspresi wajah tidak
responsiv
Do :
Diagnosa Keperawatan
PPNI. (2016). Standar luaran keperawatan indonesia: definisi dan kriteria hasil
keperawatan edisi 1. jakarta: DPP PPNI.
Ummah, R. (2015). ASKEP ADHD.
Thank you