Nim : 858304538
Prodi : PGPAUD
Soal :
1. Apa yang terlintas pada pikiran Anda saat pertama kali mendengar kata “Autism” dan apa
yang harus kalian lakukan sebagai seorang guru untuk menangani anak dengan gangguan
tersebut?
2. Mengapa Autism digolongkan pada PDD dan apa pula makna dari ASD?
Jawaban :
1. Saat pertama mendengar kata autisme menurut saya itu adalah gangguan mental yang
menyebabkan seseorang sulit beradaptasi karena adanya kelainan dalam dirinya.
Yang dapat dilakukan sebagai seorang guru untuk menangani anak dengan gangguan autisme
yaitu:
Anak autisme memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan emosinya. Sering kali
orang tidak mengerti apakah mereka sedang marah, kesal, sedih, atau lainnya. Untuk
mengenali emosi anak optisme yang menjadi persyaratan utama adalah kualitas
hubungan antara guru dan anak. Bila karet semuanya baik guru akan mudah mengenali
apa yang dirasakan anak, apa saja kesukaannya, dan situasi Apa yang membuatnya
tidak bisa berkonsentrasi, atau malah meledak marah. Artinya guru harus benar-benar
menyelaminya agar dengan mudah mengantisipasi kondisi atau kejadian yang
memancing anaknya menjadi sensitif.
Tidak semua anak autisme memiliki IQ rendah. Walaupun beberapa anak menunjukkan
tingkat intelegensi di bawah rata-rata, namun beberapa yang lain memiliki intelijensi rata-
rata, di atas rata-rata, bahkan ada juga yang jenius. Melihat kenyataan tersebut,kita
harus tetap melakukan usaha untuk mengembangkan potensi anak. Hal yang pertama
kali harus dilakukan adalah mengatasi terlebih dahulu hambatan komunikasinya. Apabila
anak masih belum dapat memberikan kontak mata, maka akan sulit bagi kita untuk
dapat membuatnya tertarik memperhatikan Apa yang sedang diajarkan. Meskipun anak
autisme tampak tidak peduli tidak berarti ia tidak belajar. Kesempatan belajar bagi anak-
anak dengan gangguan autisme harus tetap dibuka seluas-luasnya.
Sampai saat ini penyebab pasti dari gangguan autisme masih diteliti. Kanner mengatakan
bahwa penyebab utama dari gangguan autisme adalah pola asuh orang tua. Ia menyebutkan
istilah refrigerator parenting. Istilah ini merujuk pada orang tua yang cerdas dan obsessive
dengan gaya pengasuhan yang dingin, kaku, dan bersifat mekanis. Dengan cara ini tidak akan
bisa mengembangkan emosi dan sosial nya. Keadaan ini akan memicu timbulnya gejala
autisme pada anak. Walaupun demikian, pandangan awal tentang penyebab autisme ini tidak
memperoleh dukungan ilmiah.
Sedangkan rutter mengatakan bahwa gangguan autisme bukan merupakan gangguan mental
akibat penolakan terhadap kenyataan yang dihadapi, akan tetapi merupakan suatu gangguan
perkembangan yang serius yang muncul di awal kehidupan seorang anak yang terjadi akibat
permasalahan biologis. Selain faktor genetik, para ahli juga percaya bahwa gangguan autisme
berhubungan erat dengan adanya kerusakan pada otak.
Adanya perilaku, minat, dan kegiatan yang bersifat stereotip (kaku) dan repetitive
(berulang)
Perkembangan terlambat
Menyukai rutinitas
Permasalahan sensoris
Minat spesifik
Permasalahan belajar
Inna tension atau gangguan pemusatan perhatian adalah salah satu simptom utama
yang biasanya dimiliki oleh anak ADD/ADHD. Gangguan pemusatan perhatian ini bukan
berarti anak dengan gangguan add atau adhd tidak bisa memasarkan perhatian
sebaliknya mereka sangat memperhatikan semua yang ada di sekitarnya. Semua
rangsang stimulus yang ada di lingkungan akan diterima namun mereka tidak mampu
mengendalikan stimulus mana yang harus diabaikan dan mana yang harus direspon.
Dengan kata lain anak-anak dengan add atau adhd tidak dapat memilah manasti mulus
yang penting dan tidak untuk ditindaklanjuti sehingga mereka mudah sekali berhenti
mengerjakan satu kegiatan dan beralih ke kegiatan lain.
Hiperaktivitas
Hiperaktivitas adalah salah satu simptom ADD/ADHD yang lebih terkenal di masyarakat.
Hiperaktivitas adalah kondisi fisik seseorang yang ditandai dengan aktivitas motorik
yang berlebihan.
Impulsif