Kelompok 11
ADHD
(Atention defisit Hiperactivity
Disorder)
Definisi
Anak dengan gangguan pemusatan perhatian secara umum disebut
sebagai anak hiperaktif. Secara medis, gangguan ini dinamakan
attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Anak-anak yang
memiliki gangguan ini sulit untuk berkonsentrasi pada satu hal dan
cenderung tidak bisa duduk diam. Mereka bertindak secara impulsif,
yakni melakukan hal sesuai dengan keinginannya tanpa memikirkan
akibat yang ditimbulkan. Hal tersebut bisa menjadi masalah serius,
apabila anak-anak melakukan hal yang berbahaya dan melukai diri
mereka sendiri. ADHD merupakan sindrom bawaan lahir. Anak yang
lahir dari keluarga pemilik riwayat ADHD memiliki risiko tinggi
menderita gangguan ini.
Faktor Penyebab ADHD
Sebagaimana yang diketahui bahwa lobus frontal berfungsi untuk mengatur agar
pusat perhatian pada perintah, konsentrasi yang terfokus, membuat keputusan yang
baik, membuat suatu rencana, belajar dan mengingat apa yang telah kita pelajari,
serta dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tepat. Mekanisme inhibisi di
kortek berfungsi untuk mencegah agar kita tidak hiperaktif, berbicara sesuatu yang
tidak terkontrol, serta marah pada keadaan yang tidak tepat. Dapat dikatakan
bahwa 70 % dari otak kita berfungsi untuk menghambat 30 % yang lain (Tanoyo
DP, 2015).
WOC ADHD
Tipe dan Gejala ADHD
1. Faktor Keturunan
2. Cedera Otak
3. Kematangan Otak
dan Neurologis yang Tertunda
7. Bahan Tambahan
Pada makanan
Penatalaksanaan ADHD
a. Farmakologi
Obat-obat yang paling umum digunakan untuk terapi ADHD di
Indonesia yaitu Methilphenidate dan Dekstroamfetamin. Obat ini
bersifat psikostimulan yang dapat memperbaiki gejalagejala inti.
Namun obat ini hanya bekerja dengan waktu terbatas. Jika
penggunaan jangka panjang dapat berfungsi 6-12 jam dan jangka
pendek hanya 4 jam. Karena fungsi obat bertahan dalam jangka
pendek, maka obat ini bersifat ketergantungan dalam
penggunaannya (Tanoyo D.P, 2015)
Non Farmakologi
1) Anak tidak dapat duduk tenang di kursi dan 3) Kemampuan anak untuk berbicara terganggu,
mengeliat serta bergoyang-goyangsaat tetapi ia tidak dapat melakukan suatu
mencoba melakukannya. percakapan, ia menyela, menjawab
pertanyaan sebelum pertanyaan berakhir dan
2) Anak mungkin lari mengelilingi ruangan dari gagal memberikan perhatian pada apa yang
satu benda ke benda lain dengansedikit tujuan telah dikatakan.
atau tanpa tujuan yang jelas. 4) Percakapan anak melompat-lompat secara
tiba-tiba dari satu topik ke topik yang lain.
c. Mood dan afek d. Proses dan isi piker
1) Mood anak mungkin labil, bahkan sampai
marah-marah atau temper tantrum. Secara umum tidak ada gangguan pada area ini
2) Ansietas, frustasi dan agitasi meskipun sulit untuk mengkajianak berdasarkan
3) Anak tampak terdorng untuk terus bergerak tingkat aktivitas anak dan usia atau tahap
atau berbicara dan tampak memilikisedikit perkembangan
kontrol terhadap perilaku tersebut.
4) Usaha untuk memfokuskan perhatian anak
dapat menimbulkan perlawanan dan
kemarahan
d. Sensorium dan proses intelektual f. Penilaian dan daya tilik diri
1) Anak waspada dan terorientasi, dan tidak ada 1) Anak yang mengalami ADHD biasanya menunjukkan
perubahan sensori atau persepsiseperti halusinasi. penilaian yang buruk dan sering kali tidak berpikir
2) Kemampuan anak untuk memberikan perhatian sebelum bertindak.
atau berkonsentrasi tergangguan secara nyata. 2) Mereka mungkin gagal merasakan bahaya dan
3) Rentang perhatian anak adalah 2 atau 3 detik pada melakukan tindakan impulsif, seperti berlari ke jalan
ADHD yang berat 2 atau 3 menit pada bentuk atau melompat dari tempat yang tinggi.
gangguan yang lebih ringan. 3) Meskipun sulit untuk mengkaji penilaian dan daya
4) Mungkin sulit untik mengkaji memori anak, ia tilik pada anak kecil.
sering kali menjawab, saya tidak tahu, karena ia 4) Anak yang mengalami ADHD menunjukkan kurang
tidak dapat memberi perhatian pada pertanyaan mampu menilai jika dibandingkan dengan anak
atau tidak dapat berhenti memikirkan sesuati. seusianya.
5) Anak yang mengalami ADHD sangat mudah 5) Sebagian besar anak kecil yang mengalami ADHD
terdistraksi dan jarang yang mampu tidak menyadari sama sekali bahwa perilaku mereka
Tujuan
Gunakan pendekatan yang konsekuensi yang diharapkan Bantu klien menjalankan peran
tenang dan sesuai akan mampu mengontrol diri dalam lingkungan sosial
Dx 2: Resiko cedera berhubungan dengan impulsivitas, ketidakmampuan
mendeteksi bahaya
Tujuan
Tujuan
Harga diri
Keterlibatan sosial
Normalisasi keluarga
Keterampilan interaksi sosial
Motivasi
Kontro diri terhadap distorso pemikiran
Ketahanan keluarga
Intervensi
Tujuan
Koping keluarga
Normalisasi keluarga
Dukungan keluarga selama perawatan
Menghentikan terhadap pengabaian/
penelantaran
Pemulihan terhadap pengabaian
Ketahanan keluarga
Penghentian terhadap kekesaran
Intervensi
1. Teori
2. Teori sosial
psikodinamika