ETIOLOGI
Faktor
genetis.
biologis
dan
DEFINISI
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kelainan hiperaktivitas kurang perhatian
yang sering ditampakan sebelum usia 4 tahun dan dikarakarakteriskan oleh ketidaktepatan
perkembangan, tidak perhatian, impulsive dan hiperaktif. ADHD adalah gangguan perkembangan
dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak
lazim dan cenderung berlebihan. Ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam,
tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk,
atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah, suka meletup-letup, dan
aktifitas berlebihan.
Manifestasi klinis
Gejala kurang konsentrasi meliputi :
1. Gagal memberi perhatian secara penuh pada hal-hal
yang mendetail.
2. Sering mengalami kesulitan dalam memfokuskan
perhatian pada tugas atau aktivitas bermain.
3. Sering tampak tidak mendengarkan bila di ajak bicara
langsung.
4. Sering kehilangan barang-barang.
5. Sering mudah terdistraksi oleh stimulus luar.
6. Pelupa dalam aktivitas sehari-hari.
Gejala Hiperaktivitas impulsive, meliputi :
1. Tangan dan kaki sering tidak bisa diam karena gelisah
atau menggeliat di tempat duduk.
2. Sering berlarian atau memanjat berlebihan.
3. Sering tampak repot atau sering seperti diburu-buru.
4. Bicara sering berlebihan.
5. Sering menjawab pertanyaan tanpa pikir sebelum
pertanyaan belum selesai.
Penatalaksanaan Medis
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan Tiroid.
Tes
neurologist
(misalnya EEG, CT
scan).
Tes psikologis sesuai
indikasi.
Pemeriksaan
diagnostik individual
bergantung
pada
adanya gejala fisik.
Farmakologi
yang
sering
digunakan
adalah dekstroamfetamin, metilfenidat,magnes
ium pemolin serta fenotiazin. Obat tersebut
diberikan setelah makan pagi dan makan
siang, agar hanya memberikan pengaruh yang
minimal kepada nafsu makan dan tidur
penderita.
Secara umum efek samping dari pemakaian
obat-obatan tersebut diatas adalah anoreksia
dan penurunan berat badan, nyeri perut bagian
atas serta sukar tidur, anak akan mudah
menangis serta peka terhadap celaan ataupun
hukuman, detak jantung yang meningkat serta
penekanan pertumbuhan. Jika terjadi hal
demikian maka pengurangan dosis atau
penghentian pengguanaan obat-obatan perlu
dihentikan.
WOC
Faktor biologis dan genetis
Kortek Frontal
Resiko cedera
Kerusakan
interaksi sosial
Resiko keterlambatan
perkembangan
Perubahan proses
tepat atau mereka tidak dapat duduk selama makan. Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan
tidur juga merupakan masalah yang terjadi. Jika anak melakukan perilaku ceroboh atau berisiko,
mungkin juga ada riwayat cedera fisik.
Kerusakan
sosial
interaksi
berhubungan
dengan
disabilitas
perkembangan
2
(hiperaktivitas).
Perubahan proses pikir
berhubungan
dengan
gangguan kepribadian.
Resiko
cedera
berhubungan
psikologis
dengan
(orientasi
tidak efektif).
4 Resiko
keterlambatan
perkembangan
berhubungan
dengan
penyakit
mental
(hiperaktivitas),
kurang
konsentrasi.
Resiko cedera
NOC
Pengendalian
Resiko
1. Mengubah gaya hidup
untuk
mengurangii
resiko.
2. Orang
tua
akan
memilih permainan,
memberi
perawatan
dan kontak social
lingkungannya dengan
baik.
Resiko keterlambatan
perkembangan
NOC
Child Development
1. Anak akan mencapai
tahapan
dalam
perkembangan
yaitu
tidak
mengalami
keterlambatan 25 % atau
lebih area sosial/perilaku
pengaturan diri atau
kognitif,
bahasa,
keterampilan
motorik
halus dan motorik kasar.
Identifikasikan factor
yang
mempengaruhi
kebutuhan keamanan,
misalnya:
perubahan
status mental, keletihan
setelah beraktivitas, dll.
Berikan
informasi
mengenai
bahaya
lingkungan
dan
karakteristiknya
Hindarkan benda-benda
Lakukan
pengkajian
kesehatan yang seksama
untuk menentukan tingkat
fungsional.
2 Berikan aktivitas bermain
yang
sesuai,
dukung
beraktivitas dengan anak
lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, Richard E. 1992. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC
2. Betz, Cecily L. Buku saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
3. Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba
Medika.
4. NANDA. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006: Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta: EGC.
5. Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.