UNIVERSITAS INDONESIA
Disusun oleh:
DENI SUWARDIMAN
NPM. 0906594910
Deni Suwardiman
0906594910
4 Bab, 12 halaman
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dalam berbagai bidang
kajian dan keilmuan. Di bidang kesehatan pun tidak mengenal kata mundur untuk
ikut serta dalam memanfaatkan dan menjadi garapan dalam kemajuan tersebut,
terutama kemajuan teknologi informasi yang terus dikembangkan, dengan harapan
dapat lebih mempermudah penjangkauan seluruh masyarakat dalam mengakses
pelayanan kesehatan dan keperawatan. Salah satu aplikasi teknologi untuk
keperawatan adalah telenursing.
Kontak dengan klien dan keluarga dalam keperawatan jiwa menjadi sangat
penting, karena intervensi dan implementasi asuhan keperawatannya
memfokuskan secara langsung kepada klien dan keluarga, hal tersebut menjadi
sangat penting terutama untuk keluarga intensitas pemberian pendidikan
kesehatan melalui psikoedukasi keluarga mempunyai peranan penting untuk
dilaksanakan. Telenursing sendiri dapat menjadi solusi, dimana stigma yang
melekat pada klien dan keluarga dengan gangguan jiwa menjadi lebih terjaga
privacy untuk mendapatkan pelayanan informasi asuhan keperawatan dengan
psikoedukasi melalui telenursing.
2
Dari uraian singkat di atas maka selanjutnya akan dibahas tentang telenursing,
penerapannya dalam pelaksanaan psikoedukasi klien dan keluarga gangguan jiwa
serta keuntungannya bagi dunia keperawatan.
B. TUJUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI TELENURSING
B. PENERAPAN TELENURSING
Terdapat tiga jenis informasi yang akan terolah pada sistem ini antara lain: (1) e-
mail dari pasien yang melaporkan status kesehatan; (2) Data vital sign: monitoring
tekanan darah secara regular, nadi dan temperature; (3) video-mail, yang berfungsi
untuk meningkatkan evaluasi pasien. Pasien mengakses informasi kesehatan pada
website. Informasi yang terkumpul dipusat pelayanan kesehatan dan perawatan
akan memutuskan apakah memberikan perawatan melalui instruksi telenursing
atau mengunjungi pasien.
C. Fungsi Telenursing
Telenursing dapat melakukan fungsi-fungsi berikut:
Pemantauan pasien yang menderita penyakit kronis.
Koordinasi perawatan untuk pasien dengan penyakit atau kondisi yang rumit,
D. Psikoedukasi Keluarga
Family Psychoeducation therapy adalah salah satu elemen program perawatan
kesehatan jiwa keluarga dengan cara pemberian informasi dan edukasi melalui
komunikasi yang terapeutik. Program psikoedukasi merupakan pendekatan yang
bersifat edukasi dan pragmatik (Stuart & Laraia, 2005 ).
Indikasi dari terapi psikoedukasi keluarga adalah anggota keluarga dengan aspek
psikososial dan gangguan jiwa. Terapi ini juga dapat diberikan kepada keluarga
yang membutuhkan pembelajaran tentang mental, keluarga yang mempunyai
anggota yang sakit mental/ mengalami masalah kesehatan dan keluarga yang ingin
mempertahankan kesehatan mentalnya dengan training/ latihan keterampilan.
Berdasarkan uraian tujuan yang akan dicapai kelompok, pencapaian terapi Family
Psyhcoeducation therapy dapat dilakukan dalam 5 sesi :
Sesi 1 : Pengkajian Masalah Keluarga
Sesi 2 : Perawatan Klien dengan masalah kesehatan
Sesi 3 : Manajemen Stres Keluarga
Sesi 4 : Manajemen Beban Keluarga
Sesi 5 : Pemberdayaan Komunitas Membantu Keluarga
6
BAB III
PEMBAHASAN
Definisi legal ilmu perawatan hampir selalu meliputi (1) Penggunaan ilmu
perawatan pendidikan,(2) Pemikiran kritis, dan (3) Pengambilan keputusan. Jadi
jelas bahwa telenursing merupakan bentuk asuhan keperawatan yang legal.
Seperti halnya dalam perawatan secara langsung dan menurut pengertian
telenursing di atas, maka hanya jarak perawat secara langsung dengan klien yang
berbeda, sedangkan pemberian asuhan keperawatannya diharapkan tetap dengan
menggunakan teleconference, diharapkan suatu sentuhan langsung walau tidak
terjadi dapat memberikan manfaat secara langsung. Perawat tetap harus
menggunakan pengetahuan, keterampilan, pertimbangan, dan pemikiran yang
kritis, serta dapat menemukan pemecahan masalah perawatan klien.
Begitu pula penerapan telenursing dalam keperawatan jiwa. Dimana sudah jelas
proses asuhan keperawatan jiwa selalu melibatkan keluarga, dan hal ini bisa
7
dikatakan selalu terkendala oleh adanya stigma yang sudah melekat. Sehingga
keluarga pun untuk proses pemulihan klien sangat terhambat peran sertanya.
Besar harapan telenursing dapat menjadi solusi, dengan perkembangan akses
internet, mobilisasi data melalui phone mobile, diharapkan penerapan telenursing
ini bisa menjembatani proses asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan
jiwa.
banyak orang.
Kunjungan ke ruang gawat darurat dan rawat inap mungkin berkurang pasien
Call center bisa menjawab pertanyaan yang berada dalam lingkup pasien,
ditentukan.
Pasien yang baru pulang dari rumah sakit dapat dimonitor di rumah untuk
Dibeberapa Negara maju seperti Amerika dan Australia praktik telenursing ini,
sudah menjadi suatu pelayanan utama dengan protocol yang sangat optimal dan
tertata jelas, sehingga profesionalisme pelayanan keperawatan sangat terjamin
dengan regulasi yang cukup baik.
Di Indonesia sendiri yang sudah lama dirintis adalah pemberian pelayanan asuhan
keperawatan langsung kerumah klien (Home Care). Bentuk pelayanan ini belum
menggunakan system telenursing, yang ada hanya sebatas pelayanan call center
pelayanan darurat. Mengingat sudah jelasnya perkembangan ilmu dan teknologi
informasi, sudah seyogyanya organisasi profesi keperawatan di Indonesia mampu
menyususn suatu program layanan telenursing yang berkualitas dengan landasan
penggunaan teknologi yang dimulai dengan hal atau alat sederhana sekalipun.
9
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric
Nursing (7th edition). St. Laouis: Mosby.