Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

KEPERAWATAN KELOMPOK 6

Telenursing Sebagai Landasan Dalam Layanan Keperawatan


Home Visit

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Informasi


Keperawatan yang diampu oleh Bapak Edi Purwanto, S.Kep., Ns., M.Ng

Disusun oleh:

Ulfatul Khoiriyah 202110420311030

Tasya Nabila Agustin 202110420311031

Ummu Nadzifatul Maulidiyah 202110420311032

Fahruk Tawebin 202110420311033

Silvya Maulidatus Solichah 202110420311034

Ade Irma Fibrikasari 202110420311035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya zaman, semakin mudah pula akses terkait teknologi


informasi dimanfaatkan dalam lingkup kesehatan untuk membantu menjawab
segala permasalahan kesehatan yang ada. Hal tersebut juga dijadikan peluang
untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan jangkauan
pelayanan keperawatan khususnya bagi masyarakat Indonesia, termaksud
masyarakat di daerah terpencil dan jauh (rural area) (Padila et al., 2018).
Telehealth nursing menjadi salah satu teknologi keperawatan yang terus
mengalami perkembangan. Telenursing merupakan salah satu sistem teknologi
informasi dan komunikasi modern dalam bidang kesehatan yang dapat
digunakan untuk memberikan layanan atau asuhan keperawatan melalui jarak
jauh (Nurfallah, 2021). Bahkan dibanyak negara telenursing telah tumbuh
sangat cepat, hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya yaitu biaya
perawat kesehatan yang lebih terjangkau, meningkatnya jumlah lansia dan
penyakit kronis, dan peningkatan cakupan perawatan kesehatan untuk jarak
jauh seperti di pedesaan, wilayah kecil, atau berpenduduk jarang (Padila et al.,
2018).
Bentuk-bentuk telenursing dapat berupa triage telenursing, call-
centerservices, konsultasi melalui securee mail messaging system, konseling
melalui hotlineservice, audio atau video conferencing antara pasien dengan
petugas kesehatan atau dengan sesama petugas kesehatan, discharge planning
telenursing, home-visit telenursing dan pengembangan websites sebagai pusat
informasi dan real-time counseling pada pasien (CNA, 2005; Centrefor E-
Health Nursing, 2006; Canadian Nursing Informatics Association, 2015 dalam
Padila et al., 2018).
Home visit adalah perwujudan kepedulian perawat (caring) terhadap banyak
permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh Lansia, perawat komunitas
berkewajiban membantu klien dan keluarga sampai ke tingkat kemandiriannya
(Heni et al. dalam Lisnawat et al., 2021). Salah satu tujuan telehealth atau home
visit telenursingyang dipaparkan oleh Cady et al. (dalam Padila et al., 2018)
adalah untuk meningkatkan akses yang lebih komprehensif dan meningkatkan
kualitas layanan kesehatan. Dalam hal ini pasien dapat dengan mudah
memberikan kabar menegenai kondisi kesehatannya setelah proses pemulihan
ataupun saat mula terkena sakitnya kepada perawat, yang telah dipercaya dalam
memberikan pelayanan kepada pasiennya.
Untuk itulah home visit telenursing pada sistem informasi manajemen
diharapkan mampu menjawab permasalahan pemberian asuhan keperarawatan
yang belum merata di Indonesia, guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat serta menambah pemasukan tambahan bagi institusi kesehatan yang
menyediakan layanan tersebut.

1.2. Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


Adapun tujuan umum Bertujuan untuk menggambarkan penerapan dari
penggunaan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) berbasis telenursing melalui
pemberian asuhan keperawatan oleh perawat profesional yang terintegrasi
secara sistematis dan berfokus pada efektivitas hasil dari aplikatif telenursing
itu sendiri.

1.2.2 Tujuan khusus


Adapun tujuan khusus yang diambil dalam permasalahan dari topik yang di
angkat dengan literatur review yakni:

a. Mengidentifikasi jenis telenursing.


b. Gambar bentuk pelayanan homecaredengan telenursing.
1.3. Manfaat

1.3.1 Manfaat bagi penulis


Manfaat bagi penulis yakni bisamemahami dan memperluas pemahaman
terkait ilmu teknologi di bidang kesehatan dengan menerapkan dengan salah
satu teknik telenursingdi pelayanan homecare.

1.3.2 Manfaat bagi institusi


Manfaat bagi institusi dapat dijadikan dan digunakan untuk referensi sebagai
sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam wawasan dunia
teknologi ilmu kesehatan.

1.3.3 Manfaat bagi pembaca


Manfaat bagi pembaca bisa memperoleh dan meningkatkan wawasan terkait
kemajuan teknologi di era modern dengan menggunakan telenursing untuk
pelayanan kesehatan homecare.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Telenursing


MenurutAmerican NurseAssociation (ANA), telenursing adalah bagian
daritelehealth yang fokusnya pada praktek keperawatan(Asiri,2016)yang terjadi
ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar klien dengan menggunakan
teknologi informasi komunikasi dan sistem berbasis web(Schlachtaet al, 2007).
Telenursing juga didefinisikan sebagai suatu proses pemberian, pengaturan dan
koordinasi asuhan serta layanan kesehatan melalui teknologi informasi dan
komunikasi(Scotia, 2017).Selain itu telenursing juga membantu pasien dan
keluarga untuk ikut berpartisipasi aktif dalam perawatan terutama self-management
untuk penyakit kronis dan mengurangi lama perawatan (length of stay). Sistem ini
memfasilitasi perawat memberikan informasi dan dukungan yang akurat secara
online.

Teknologi yang dapat digunakan dalam telenursing sangat


bervariasimeliputi: telepon, personal digital assistants, smartphone, mesin
faksimili, tablet, komputer, internet, video danaudio conferencingdan system
informasi komputer (Scotia, 2017). Walaupun terdapat sedikit perubahan dalam
pemberian asuhan keperawatan melalui telenursing tetapi hal tersebut tidak
merubah prinsip pemberian asuhan keperawatan secara fundamental(Asiri,
2016).Seorang perawat yang melakukan telenursing tetap menggunakan proses
keperawatan untuk mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan,
mengevaluasi dan mendokumentasikan asuhan keperawatan(Sanderson, 2018).

Telenursing juga melibatkan proses pemberian pendidikan kesehatan


kepada klien, serta adanya sistem rujukan. Selain itu telenursing juga tetap
mengharuskan adanya hubungan terapeutik antara perawat dan klien, dalam
telenursing hubungan tersebut dapat terbina melalui penggunaan telepon,
internet atau alat komunikasi yang lainnya(Scotia, 2017).Prinsip yang harus
dilakukan dalam menerapkan telenursingantara lain meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan, meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan,
mendefinisikan peran dan tanggung jawab secara fleksibel dan mengurangi
penyampaian informasi yang tidak perlu serta melindungi privasi dan
keamanan informasi yang berkaitan dengan klien(Scotia, 2017).

Selain itu telenursing juga meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam


pemberian pelayanan keperawatan di rumah (home care), karena telenursing
merupakan salah satu program yang menyediakan perawat klinis melalui
telekomunikasi kepada pasien di rumah. Teknologi ini juga memungkinkan tenaga
kesehatan dan keperawatan profesional untuk tetap bisa memantau dari jarak jauh
segala kondisi dan situasi pasien selama di rumah, khususnya kondisi yang
mengarah pada keadaan abnormal.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Telenursing


Ada empat faktor penting yang mempengaruhi implementasi telenursing
menurut Yun E.K & Park H.A. (2006), dan Hoglund A.T. (2007), empat faktor
tersebut yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal.
Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang meliputi legislasi dan
regulasi. Dalam mengontrol kualitas dan kelangsungan telenursing sangat
dibutuhkan pengaturan dan supervisi pelayanan pemerintah. Untuk penerapan
telenursing disepakati bahwa praktek keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas
dan peraturan legal serta adanya standart operasional prosedur yang dibuat oleh
organisasi profesi keperawatan atau pendidikan keperawatan.

Aspek ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis akibat


penggunaan telenursing dan government recognition for cost effectiveness
merupakan prioritas utama. Investasi pemerintah dalam proyek telenursing
merupakan prioritas untuk megaktifkan telenursing di daerah rural dan area
kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi system telenursing yang mahal dan uang
perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan (Barret, et.al 2009).

Aspek sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial


tentang telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari
pemberi pelayanan kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat,
merupakan hal pentingdalan implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi
antara profesi kesehatan akan membangun pemahaman yang lebih baik tentang
telenursing pada publik. Adanya pengakuan publik terhadap keperawatan itu
sendiri merupakan faktor kunci dalam pelaksanan telenursing.

Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten telenursing dan


pengembangan sistem pelayanan. Pelatihan dan pendidikan perawat serta teknologi
informasi mendukung pengembangan dan pengoperasian telenursing.
Pengembangan teknologi informasi untuk menjaga privasi pasien dan keamanan
informasi. Standarisasi, pelatihan keperawatan dan penelitian untuk pengembangan
system telenursing dan pelaksanaannya, teknologi informasi medis dan
pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional yang mungkin
diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus terintegrasi
dalam strategi pelaksanaan telenursing (Johnsson A-M & Willman A, 2009).

2.3. Hambatan Implementasi Telenursing


Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam
telenursing, meliputi: perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan dalam kategori
perilaku bermakna ada ketakutan bahwa perawat akan mendelegasikan tugas ke
mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap telenursing akibat kurangnya
penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi. Namun
dengan adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa merasakan
manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul sebagai
issue kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang
telenursing. Secara teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data
mendukung perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja.
Ketersediaan system penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider
membutuhkannya, faktor penghambat lainnya dikutip dari jurnal lain yaitu
kesulitan dalam menggunakan teknologi karena kurangnya petunjuk, kurangnya
pendidikan, dan kurangnya bantuan dan dukungan bagi perawat dan pasien. Kita
bisa menghadapi kegagalan teknologi, ancaman terhadap keselamatan pasien dan
malpraktek. Untuk memastikan percakapan klien dengan perawat adalah masalah
etika yang besar.

Dalam proses komunikasi jarak jauh (telenursing)terdapat juga


hambatan pada semua elemen yaitu pengirim pesan, penerima pesan dan
pesan itu sendiri. Tantangan utama yang dihadapi dalam telenursingyaitu
terjadinya komunikasi yang tidak memadai tentang kondisi klinis pasien sehingga
menyebabkan terjadinya kesalahan klinis, keterbatasan sistem pendukung
komputer mengenai komunikasi, kurangnya referensi visual saat berkomunikasi
antara perawat dengan pasien terutama komunikasi tanpa video, kesulitan
dalam memahami komunikasi nonverbal khusunya biladilakukan
menggunakan telepon. Dalam interaksi dengan video, sumber visual merupakan
mekanisme kompensasi jarak, memberirasa kedekatan, integrasi, perlindungan,
dan keamanan untuk mengungkapkan kebutuhan, harapan dan perasaan.Meskipun
teknik ini menggunakan sumber daya yang berbeda untuk mengatasi
hambatan waktu dan jarak, untuk pelaksanaan perawatan yang tepat, perawat
harus menerima pelatihan khusus untuk mengembangkan keterampilan dan
kemampuan berkomunikasi(I et al., 2016).

2.4. Manfaat Implementasi Telenursing


Pemanfaatan teknologi telenursing mempunyai banyak manfaat dan
keuntungan bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan
pemerintah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Remelet et al
(2014) tentang dampak pelayanan telenursingterhadap kepuasan keluarga dan
hasil kesehatan anak dengan penyakit rematik inflamasi menerangkan bahwa
penyakit rematik inflamasi memiliki dampak yang siginifikan terhadap kualitas
hidup anak dan fungsi keluarganya. Kontrol penyakit dan penanganan gejala
penting untuk meminimalkan kecacatan dan rasa sakit. Dalam hal ini
perawat berperan penting untuk mendukung tim medis dalam mengontrol
penyakit, kebutuhan dalam perubahan pengobatan, memberikan dukungan dan
saran serta mengidentifikasi pelayanan terbaik untuk mencapai hasil yang
optimal bagi pasien dan keluarga melalui telenursing. Dalam hal ini
telenursingdirancang untuk mendukung orang tua dan anak-anak dalam
menghadapi penyakit rematik inflamasi. Intervensi telenursingini dirancang untuk
menjamin kesinambungan perawatan anak-anak dan keluarga mereka melalui
telepon dan membantu keluarga memenuhi kebutuhannya untuk mendapatkan
informasi kesehatan, dukungan afektif dan bantuan dalam mengambil keputusan.
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Telehealth nursing menjadi salah satu teknologi keperawatan yang terus
mengalami perkembangan. Pelayanan telenursing menjadi pelayanan tertinggi
yang berdampak pada kemampuan meningkatkan komunikasi yang efektif
antara perawat dengan pasien. Dengan adanya pelayanan telenursing ini perawat
menjadi bertambah semangat dalam belajar meningkatkan kapasitas dirinya
guna memberikan pelayanan keperawatan yang lebih baik. Pemanfaatan
telenursing perawat merupakan bagian sentral dari penggunaan teknologi ini.
Dengan demikian, telenursing bukan peran baru bagi perawat. Setiap perawat
yang telah memberikan bimbingan atau pendidikan melalui
komputerisasi/online berarti telah menggunakan telenursing.

3.2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Penyusun
mengaharapkan untuk para pembaca memberi saran atau masukan untuk
memperbaiki makalah ini. Semoga dengan disusunnya makalah ini bisa
menambah ilmu kita sebagai tenaga kesehatan khusunya sebagai seorang
perawat, serta dapat meningkatkan keterampilan dalam melakukan metode
pembelajaran pada semua pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Fadhila, R., & Afriani, T. (2020). Penerapan telenursing dalam pelayanan kesehatan:
Literature Review. Jurnal Keperawatan Abdurrab, 3(2), 77-84. doi:
https://doi.org/10.36341/jka.v3i2.837
Idha Nurfallah. (2021). Penerapan Telenursing dalam meningkatkan pelayanan
keperawatan pada pasien Homecare dengan Stroke: Literatur review. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 11(2), 215–224.doi:
https://doi.org/10.56338/pjkm.v11i2.2062
Padila, Lina, F. L., Febriawati, H., Agustina, B., & Yanuarti, R. (2018). Home Visit
Berbasis Sistem Informasi Manajemen Telenursing. Jurnal KeperawatanSilampari,
2(1), 217–235. doi:: https://doi.org/10.31539/jks.v2i1.305

Anda mungkin juga menyukai