Anda di halaman 1dari 10

TELENURSING (perkembangan pelayanan keperawatan terkini di Indonesia dari sisi teknologi) Era global merupakan awal dari segala

perkembangan dunia secara menyeluruh termasuk didalamnya adalah teknologi informasi. teknologi informasi telah menjadi kebutuhan yang terus berkembang di berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut terjadi sebagai akibat semakin majunya pola pikir manusia yang selalu ingin segera memperoleh informasi secara cepat dan instan tanpa membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, telah banyak dimanfaatkan oleh berbagai pihak dalam memberikan layanan akses informasi yang dibutuhkan, termasuk bidang kesehatan. Kebutuhan pelayanan informasi di bidang kesehatan khususnya keperawatan merupakan bagian yang terus membangun diri untuk dapat memberikan informasi keperawatan secara cepat, tepat, efektif dan efisien. Perawat, sebagai pemberi layanan keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan. Masyarakat modern semakin familier dengan pemanfaatan media internet untuk mendapatkan informasi keperawatan misalnya melalui telenursing, teleconference, videoconference, call centre, dimana media ini memudahkan masyarakat mendapatkan layanan keperawatan tanpa harus meninggalkan rumah. Dengan semakin berkembangnya istilah telenursing dalam model pelayanan keperawatan yang berbasis informatika kesehatan, maka dalam kesempatan ini akan dipaparkan lebih jauh mengenai telenursing/tele keperawatan (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) dalam upaya meningkatkan profesionalisme perawat Indonesia. DEFINISI 1. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Dengan menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optikal) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh dengan menggunakan transmisi elektrik atau optikal, antar manusia dan atau komputer (http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm) 1. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring (http://www.allhealthnet.com/ dalam http://nurmartono.blogspot.com/2006/07/ telenursing. html) Telenursing terjadi ketika perawat menemukan kebutuhan kesehatan klien melalui penilaian, triage dan ketetapan informasi, menggunakan informasi, komunikasi dan berbasis jaringan system. Telenursing memudahkan akses ke pelayanan kesehatan yang berkenaan dengan populasi yang jauh dari pelayanan (under-serviced) dan area remote seperti halnya memudahkan monitoring pelayanan di rumah atau individu dengan permasalahan kesehatan kronis (http://www.anmc.org.au/docs/May_06_Guideline_on_Telenursing.pdf). Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursing centre dan melalui unit mobile. Telepon triage dan home care saat ini merupakan aplikasi yang tumbuh yang paling cepat. Perawat home care menggunakan sistem yang

memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisikondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali mereka yang mempunyai cardiopulmonary diseases. Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga mereka. KEUNTUNGAN Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 (dalam http://www.icn.ch/matters_telenursing. htm; http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=berita_dtl.php&id=42) ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu : 1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home) 2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis 3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS 4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi 5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif. ISU ASPEK LEGAL Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan

startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet. Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah : 1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga 2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya 3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email 4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek. Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia. Diposkan oleh ganjar di 01.43 Tidak ada komentar:

jilid 2
Isu Penggunaan Telenursing Pada Pelayanan Kesehatan Dalam Keperawatan

1.Pendahuluan Perkembangan keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi era globalisasi. Zaman era globalisasi ini, perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatan, dimana pasien atau klien yang membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan, dimana semakin ditandai dengan tingginya pengguna internet di Indonesia, dan semakin banyaknya website di bidang kesehatan. Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti pula perkembangan. dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Salah satunya adalah telenursing menjadi alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Telenursing diadakan dalam upaya meningkatkan peran perawat Indonesia menghadapi Indonesia Sehat 2010 melalui bidang informatika kesehatan. Peranan keberhasilan pembangunan kesehatan sangat menentukan tercapainya tujuan pembangunan nasional, karena dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan pada era globalisasi, tenaga kesehatan yang sehat akan menunjang keberhasilan program pelayanan kesehatan dan juga akan mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan penduduk. Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui isu penggunaan telenursing pada pelayanan kesehatan dalam keperawatan guna meningkatkan kualitas kesehatan pasien.

2.Analisis Isu Penggunaan Telenursing Pada Pelayanan Kesehatan Dalam Keperawatan Telenursing disebut juga pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh. Telenursing adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Telenursing menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer (inna-ppni, 2006). Menurut sumber lain, telenursing yaitu upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring (wikipedia, 2008). Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggi karena beberapa faktor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angka penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan kesehatan jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil. Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh menggunakan media teknologi informatika memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam hal ini menggunakan fasilitas internet. Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit , kedokter ataupun perawat untuk mendapatkan layanan perawatan kesehatan. Waktu yang dibutuhkan untuk layanan kesehatan menjadi lebih sedikit. Pasien dapat melakukan kontak dirumah melalui koneksi internet menggunakan media video conference untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan pengobatan. Aplikasi telenursing dapat diterapkan dalam model hotline atau call centre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan rumah sakit dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing memiliki beberapa keuntungan menurut Britton, Keehner, Still & Walden pada tahun1999 yaitu: efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan, dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis, telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di rumah sakit, dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Di indonesia sendiri telenursing baru diterapkan disalah satu universitas negeri terkemuka di Indonesia yakni Universitas Gajah Mada. Telenursing yang ada di UGM melalui program elearning atau model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM. Seperti untuk perawatan luka bisa dilihat di e-lisa UGM studi dengan terlebih dahulu menjadi anggota. Telenursing juga dapat memberikan kesempatan kerja kepada perawat yang memiliki pengalaman klinik namun perawat tersebut telah pensiun atau tidak bekerja lagi disebuah institusi pelayanan kesehatan ataupun dirumah sakit. Keefisienannya dapat dilihat dari untuk mengurangi resiko terjangkitnya infeksi nosokomial atau infeksi yang berasal dari rumah sakit dn dapat memberikan kenyamanan ruang dan waktu bagi pasien, keluarga pasien, dan perawat. Dalam sistem penerapannya telenursing memiliki beberapa faktor yang harus diaplikasikan

dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. Beberapa faktor yang ada dalam penerapan sistem telenursing dalam suatu rumah sakit yaitu: faktor legalitas, faktor financial, faktor keterampilan, dan faktor motivasi. Faktor legalitas yaitu otonomi profesi keperawatan atau institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan telenursing. Faktor financial yaitu dalam pelaksanaannya telenursing membutuhkan sarana dan prasarana yang cukup besar dan memerlukan dukungan yang kuat dari pemerintah, rumah sakit dan organisasi profesi dalam melaksanakan telenursing. Faktor keterampilan yakni dalam menjalankan sistem telenursing diperlukan keterampilan dan pengetahuan dari perawat, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang perawat harus sejalan dengan pengetahuannya dalam bidang teknologi informasi. Faktor motivasi yakni dalam menjalankan sistem telenursing diperlukan motivasi yang kuat dari perawat yang menjalankannya tanpa motivasi tidak akan berjalan dengan baik. Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing yaitu praktek telenursing masih dilarang, sebagai contoh disalah satu negara adidaya yakni Amerika serikat praktek telenursing dilarang karena perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki izin atau lisensi di setiap negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Malpraktek dan akontabilitas yang berkaitan dengan telenursing masih dalam perdebatan dan mencari solusi untuk pemecahannya. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan yang mengatur praktek, standar operasi prosedur atau SOP, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Dalam menjalankan sistem telenursing, perawat harus memiliki komitmen yang tinggi dan kuat agar dapat mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai dengan kode etik dalam keperawatan. Beberapa hal terkait dengan isu penggunaan telenursing, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan teknologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah: Jaminan dari seluruh data pasien harus bersifat rahasia dan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga, Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon), dan Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email. 3.Kesimpulan Telenursing disebut juga pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh. Telenursing adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Telenursing menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer (inna-ppni, 2006). Telenursing memiliki beberapa keuntungan menurut Britton, Keehner, Still & Walden pada tahun1999 yaitu: Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis, dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di rumah sakit, Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, dan dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Dalam sistem penerapannya telenursing memiliki beberapa faktor yang harus diaplikasikan dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. Beberapa faktor yang ada dalam penerapan sistem

telenursing dalam suatu rumah sakit yaitu: faktor legalitas, faktor financial, faktor keterampilan, dan faktor motivasi. Isu yang terjadi dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam bentuk telenursing yaitu praktek telenursing masih dilarang dan malpraktek dan akontabilitas yang berkaitan dengan telenursing masih dalam perdebatan dan mencari solusi untuk pemecahannya. Penggunaan telenursing dapat digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang pprofessional dan dapat meningkatkan kemandirian dan kepuasan pasien serta keikutsertaan keluarga pasien secara aktif. Daftar Pustaka Martono, Nur. (2006). Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh). Alternatif Asuhan Keperawatan Indonesia Menjelang Indonesia Sehat 2010. Diambil 11 Maret 2009, dari http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=71 Sepdianto, Tri Cahyo. (2008). Telenursing. Diambil 11 Maret 2009, dari http://72.14.235.132/search?q=cache:sNyBnz1XBSgJ:152.118.148.220/pkko/files/TELENU RSING%2520tRI%2520cAHYO.doc+telenursing&cd=6&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=fire fox-a Fajrina, Sherly Rani. (n.d.). Telemedicine. Diambil 11 Maret 2009, dari http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=1238&Itemid=9 Astuti, Resti Yuni. (n.d.). Memperawatkan Internet Dan Menginternetkan Perawat. Diambil 11 Maret 2009, dari HTTP://RSUDRAZA.BANJARKAB.GO.ID/?PAGE%20ID=23 Diposkan oleh ganjar di 01.27 Tidak ada komentar:

jilid 1
Apa itu telenursing??

Definisi : a. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer 4) b. Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. 5) d. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine atau telehealth)7) Bagaimana aplikasi dan keuntungan telenursing

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata. Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. 5) Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda, Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. 7). Telenursing telah lama diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di Amerika Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional telemedicine/telehealth Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine termasuk didalamnya telenursing. Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15% pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing 4). Pasien tirah baring, pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson, Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet, videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi, dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan normal seorang perawat home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 7 pasien perhari, maka dengan menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 16 pasien seharinya 5). Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS, peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care). Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka jumlah kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia, dengan penduduk yang terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita diabetik ulcer. 4) Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan RS dan mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga dapat

digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan, pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam mengimplementasikan protokol penanganan medis.8.) Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan, peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference, pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan penatalaksanaan sesak napas. Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan pasien yang tidak terbatas. Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan telenursing adalah yaitu : 1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat darurat, RS dan nursing home) 2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis 3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS 4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan tehnologi 5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat secara interaktif. Dalam model pendidikan di Indonesia telenursing telah dikembangkan Universitas Gajah Mada (UGM) lewat e-learning/model e-lisa yang terintegrasi di semua fakultas UGM. Seperti untuk perawatan luka bisa dilihat di e-lisa UGM studi dengan terlebih dahulu menjadi anggota. http://elisa.ugm.ac.id/comm_view.php?Kebutuhan_Dasar_Man. Atau juga model pembelajaran keperawatan yang dikembangkan fakultas keperawatan UPN Veteran Jakarta http://www.belajarkeperawatan.com/ , yang saat ini justru banyak berkembang di institusi pendidikan keperawatan swasta di Indonesia. Hal ini mungkin saja terintegrasi dengan fakultas kedokteran atau kesehatan di universitas yang bersangkutan seperti di PSIK UMY Jogjakarta. http://els.fk.umy.ac.id/ Selain itu telenursing dapat memberikan kesempatan kepada perawat yang berpengalaman klinik namun telah pensiun/ tidak lagi bekerja di pelayanan kesehatan, namun masih dapat memberikan asuhan keperawatan secara online. Hal ini juga menghindari kontak langsung, meminimalkan resiko infeksi nosokomial, memberikan privasi ruang dan waktu bagi pasien dan perawat. Dapat dibayangkan bagi penderita HIV/AIDS, atau pasien pengguna narkotika/obat terlarang /alkoholik akan lebih merasa terjaga privasinya dengan pelayanan telenursing ini .

Penggunaan tehnologi dalam telenursing juga dapat menjadi dasar database data keperawatan, yang terintegrasi dalam sistem informasi kesehatan/kedokteran. Dalam praktek sehari-hari penerapan Informatika Kedokteran bisa dilihat seperti: 1. Proses pengolahan data Data adalah tulang punggung proses informatika selanjutnya. Dalam bidang ini dipelajari bagaimana memperoleh dan mengeluarkan data, merawat data, dll. Kesemuanya dibutuhkan agar pengambilan keputusan manusia bisa dipercepat. 2. Telekomunikasi Masuk dalam bidang ini adalah telekonsultasi, teleradiologi, telekardiologi, telenursing dan tele yang lainnya 3. Medical Imaging Yang masuk dalam area ini seperti: ultrasound, radiologi, kedokteran nuklir, dll 4. Sistem Informasi Terdapat dua pembagian besar sistem informasi yaitu yang berfokus pada pasien dan yang berfokus pada keperawatan 5. Web dan internet Perkembangan dunia telekomunikasi begitu cepat. Saat ini aplikasi yang berbasis web sudah mulai digemari karena lebih mudah digunakan dari manapun dan kapan saja. Sebaliknya, sifat website pun sudah mulai berubah. Jika dahulu hanya bersifat satu arah (broadcast),misalnya menginformasikan jam praktek dokter, artikel kesehatan, dll. Kemudian berkembang menjadi bersifat interaktif (dua arah), seperti: tanya jawab, dll. Akhir-akhir ini, aktivitas di website bisa dijadikan sebagai salah satu alat untuk proses bisnis, seperti: proses pendaftaran pasien, melihat rekam medik dll. 9)(Dr. Erik Tapan MHA) Seputar Isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan/privasi pasien dalam kaitan telenursing dan Informasi kesehatan Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik dan kerahasiaan pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Dibanyak negara, dan di beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang (perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam perdebatan dan sulit pemecahannya. 8.) Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet . 4) Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan

isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah : Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang diberikan harus tetap terjaga Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui internet atau telepon) dan keuntungannya Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat email Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek. 10) Di Amerika Serikat khususnya telah ada 29 negara bagian yang membuat UU tentang ketentuan, etik dan peraturan telehealth termasuk telenursing yang terlingkup dalam telehealth legislation 1997 yang berdasar The Telecommunications Reform Act of 1996 charged, dan ada 53 UU yang sedang dibahas di Amerika ditahun tersebut. 11) Dengan melihat potensi dan perkembangan pelayanan keperawatan, sistem informasi kesehatan dan penggunaan internet di Indonesia, bukan tidak mungkin hal ini mendasari telenursing berkembang di Indonesia (dalam berbagai bentuk aplikasi tehnik komunikasi) dan beragam tujuan. Hal ini tidak lain agar pelayanan asuhan keperawatan dan perkembangan ilmu, riset dan pendidikan keperawatan di Indonesia dapat sejajar minimal dengan perkembangan tehnologi kesehatan, dan kedokteran di Indonesia, menjelang Indonesia Sehat 2010.
http://ganjarunggul4.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai