Anda di halaman 1dari 19

RANGKUMAN

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

NAMA : EKA KURNIATI

191STYC21

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI NURSE S1 ALIH JENJANG

2021
Tren Dan Isue Teknologi Di Bidang Kesehatan

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa,

tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi

pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.

Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan

kejadiannya berdasarkan fakta

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau

tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial,

politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,

ataupun tentang krisis.Issu adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak

namun belum jelas faktannya atau buktinya

Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang d.bicarakan

banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta

ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek

legal dan etis keperawatan.Saat ini trend dan issu keperawatan yang sedang

banynak dibicarakan orang adalah Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ

manusia, tentunya semua issu tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal

dan etis dalam keperawatan.

Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam

berbagai bidang yang meliputi:

Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah

upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan

dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara

perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini
yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan,

mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit

kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia

(Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi

intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik

sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem

ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit

Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik

informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum

memadai.

Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursing centre dan

melalui unit mobile. Telepon triage dan home care saat ini merupakan aplikasi yang

tumbuh yang paling cepat. Perawat home care menggunakan sistem yang

memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti

tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via

internet. Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan

menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang

dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi

suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak

nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisi-

kondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali

mereka yang mempunyai cardiopulmonary diseases.

Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam

perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu

memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu
dan memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan

ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia

pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merek

Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan

beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus

penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah

terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.

Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah

perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu

tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah

pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. 5)

Peran Keperawat dalam Menghadapi Tren dan Isu Sistem Teknologi Bidang

Kesehatan

Tenaga keperawatan merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi

yang sangat besar dalam proses pemberian layanan kesehatan dan juga dalam

proses peningkatan mutu dari layanan kesehatan, dimana tenaga kepewaratan

tersebut memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pelayanan yang

diberikan pada klien. Munculnya berbagai teknologi dan sistem informasi dalam

dunia kesehatan yang aplikatif saat ini telah banyak berkembang dan digunakan

dalam semua tatanan rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan

mengharuskan semua tenaga kesehatan untuk turut aktif dalam penggunaan media

elektronik tersebut. Teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan yang

saat ini banyak banyak berkembang yaitu seperti telemedika, e-health, dan

telenursing. Dengan perkembangan teknologi kesehatan ini, diharapkan dan


sekaligus mengharuskan tenaga kesehatan khususnya perawat untuk berperan aktif

dalam pengaplikasian teknologi sistem informasi tersebut dalam bidang

keperawatan. Berikut peran perawat dalam menghadapi kemajuan dan

perkembangan teknologi informasi dalam bidang kesehatan:

1. Perawat sebagai motor penggerak dalam profesi kesehatan yang ada di rumah

sakit dalam penerapan teknologi dan sistem informasi dalam dunia kesehatan

saat ini telah banyak dikembangkan. Dalam hal ini, berarti seorang perawat harus

mampu menggunakan teknologi tersebut dalam melakukan proses layanan

keperawatan. Penggunaan teknologi untuk perawat dapat diawali dengan

penggunaan media pendokumentasian keperawatan yang berbasis

komputerisasi. Sehingga dengan demikian, perawat harus mampu menguasai

teknologi untuk proses layanan yang diberikan.

2. Perawat sebagai pengguna kemajuan teknologi dan sistem informasi untuk

proses pemberian kontinuitas keperawatan pada pasien. Dengan menggunakan

kemajuan teknologi dan sistem informasi tersebut, perawat akan tetap mampu

mengontrol dan memberikan layanan keperawatan bagi pasien secara

berkelanjutan atau kontinu, walaupun pasien sudah telah meninggalkan rumah

sakit.

3. Perawat sebagai penyedia layanan keperawatan (caring) untuk semua klien tanpa

terbatas ruang (tempat) dan waktu. Ini berarti layanan caring yang menjadi prinsip

dan ciri dari keperawatan akan tetap tercurah untuk klien dimanapun dan

kapanpun tenaga keperawatan dibutuhkan. Meskipun penggunaan teknologi dan

sistem informasi dalam pemberian layanan keperawatan tersebut dilakukan

secara tidak langsung, tetapi layanan tersebut tidak menghalangi pemberian

pelayanan caring dari perawat.


4. Perawat sebagai profesi yang mampu meningkatkan profesionalitasnya dalam

bidangnya. Tekonologi e-health atau telemedika yang telah dikuasai dan telah

diaplikasikan oleh perawat akan menjadi bukti profesionalismenya dalam

pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat.

5. Perawat sebagai monitoring kesehatan bagi pasien. Dengan menggunakan

kemajuan teknologi dan sistem informasi seperti teknologi telemedika dan e-

health, perawat dengan mudah memberikan pendidikan atau edukasi kesehatan

sekaligus promosi kesehatan pada klien guna sebagai alat informasi dalam

pencegahan penyakit.

6. Perawat sebagai penyedia layanan komunikasi interkatif bagi klien atau pasien.

Dengan menggunakan teknologi dan sistem informasi seperti e-health dan

telemedika, perawat akan menyediakan layanan komunikasi dan informasi

kepada klien atau pasien mengenai penyakitnya. Layanan komunikasi yang

disediakan perawat untuk pasien atau klien ini akan membantu pasien atau klien

dalam pemahaman penyakitnya, pasien atau klien akan secara aktif untuk

berpartisipasi dalam mengakses, menerima, dan mengetahui kelanjutan dari

pengobatan medis yang dilakukan pasien atau klien.

7. Perawat harus mampu dan terampil dalam menggunakan teknologi informasi,

karena saat ini pasien atau konsumen telah banyak yang terampil dalam mencari

informasi tentang penyakit dari berbagai literatur yang tersedia. Sehingga apabila

perawat tidak mampu dan tidak terampil dalam hal perkembangan dan kemajuan

teknologi, maka akan menyebabkan ketidakmampuan perawat dalam

menafsirkan berbagai bentuk pertanyaan kesehatan dari para pasien atau

konsumen.

Sehingga dengan demikian, konstribusi peran perawat terhadap perkembangan


teknologi informasi dalam bidang kesehatan akan terasa lebih nyata, aman, dan

lebih efektif untuk meningkatkan kualitas layanan keperawatan yang diberikan

kepada masyarakat pada umumnya. Dengan hal inilah pemberdayaan kesehatan

bagi seluruh masyarakat akan terlaksana dengan baik.

Peluang Keperawatan Untuk Memanfaatkan Trend dan Isu Untuk

Meningkatkan Pelayanan Keperawatan

Dengan adanya perkembangan teknologi dan sistem informasi di dalam bidang

kesehatan tersebut, memberikan dampak positif bagi perawat. Sistem informasi

dapat memberikan kemudahan kepada perawat dalam menganalisa dan melihat

laporan penyakit, perawat bisa melihat trend penyakit apa yang paling banyak

diderita oleh pasien dalam periode tertentu, sehingga bisa menyiapkan cara untuk

melakukan pencegahan penyakit, seperti dengan melakukan penyuluhan.

Selain itu, dengan menggunakan sistem komputerisasi perawat dapat melakukan

pencatatan dan pencarian rekam medik dengan cepat. Dengan adanya sistem

informasi, diharapkan hambatan-hambatan yang terjadi pada pencatatan manual

dapat terselesaikan dengan baik dan cepat sehingga hambatan tersebut tidak

terulang lagi, seperti hambatan dalam pelayanan kesehatan, pengelolaan data

medik pasien, maupun data administrasi yang dimiliki oleh klinik, sehingga

mengakibatkan redudansi (prediksi) data, unintegrated data, human error, dan

terlambatnya informasi.

Berikut merupakan contoh trend dan isu keperawatan dalam sistem informasi

kesehatan :

Pemanfaatan sistem informasi untuk pengelolaan medik dan jasa kesehatan di

klinik. Merupakan proses-proses seperti pencatatan registrasi pasien,


pendokumentasian, rekammedis pasien dan proses-proses lain di bidang kesehatan

dapat berjalan cepat tanpa proses yang berbelit-belit. Beberapa komponen-

komponen yang membutuhkan suatu system informasi dapat diakses dalam layanan

kesehatan, misalnya pendataan pasien, mencakup rekammedis pasien selama

menjalani konsultasi rawat jalan, pencatatan transaksi pemeriksaan, pendataan

stokobat, dan pembuatan laporan bulanan. Dengan demikian jika perawat dapat

menjalankannya dengan baik hal tersebut tentunya akan mempermudah dalam

pengaktualisasian peran perawat itu sendiri.

Prosedur dan alur Sistem informasi di Rumah Sakit

Dalam melakanakan Sistem informasi melalui input data, proses dan output

1) Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam proses

pelaksanaan SIMRS agar dapat berjalan dengan baik, meliputi:

a. SDM (Sumber Daya Manusia)

b. Sarana dan prasarana

2) Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, meliputi :

a. Pengumpulan data

b. Pengolahan data merupakan proses mengubah data menjadi informasi.

c. Penyimpanan merupakan proses menyimpan data seperti data pasien.

3) Luaran (output) adalah hasil akhir dari proses yaitu ketersedian informasi,

dimana untuk ketersedian informasi dapat dilihat dari indikator pelayanan

rawat inap rumah sakit.


Pelaksanaan sistem Informasi Kesehatan di Rumah Sakit

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Terintegrasi merupakan

suatu paket sistem aplikasi yang terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada

semua fungsi pelayanan rumah sakit mulai dari transaksi manajemen antrian,

pendaftaran, pelayanan perawatan, pelayanan penunjang, manajemen operasi/

bedah sentral, rekam medis, manajemen keperawatan, kasir/mobilisasi dana,

pelayanan piutang, manajemen material, stok barang/obat, akuntansi dan keuangan,

kepegawaian, gizi, linen/laundry, dan fungsi pelayanan rumah sakit lainnya.

Dalam pelayanannya sistem informasi ini dapat dibagi dalam tiga bagian:

a. Sistem Informasi Klinik: Sistem informasi yang secara langsung untuk membantu

pasien dalam hal pelayanan medis. Seperti Sistem informasi di ICU, Sistem

Informasi pada alat CT Scan, USG.

b. Sistem Informasi Administrasi: Sistem informasi yang membantu pelaksanaan

administrasi di rumah sakit. Seperti Sistem Infromasi Pendaftaran, Sistem

Infromasi Billing system, Sistem Infromasi Farmasi, Sistem Infromasi Penggajian.

c. Sistem Informasi Manajemen: Sistem informasi yang membantu manajemen

rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Seperti: SIM pelayanan, Sistem

Infromasi Keuangan, Sistem Infromasi Pemasaran

Peran Sistem Infomasi Kesehatan dalam Akreditasi di Rumah Sakit

Syarat untuk akreditasi rumah sakit dijelaskan melalui Permenkes Nomor 34

Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah Sakit. Proses akreditasi rumah sakit wajib

dilakukan paling sedikit tiap 3 tahun sekali. Menurut pasal 7 peraturan tersebut

menyebutkan bahwa setiap rumah sakit harus melakukan persiapan untuk proses

akreditasi pada beberapa kegiatan pokok, yaitu:


1. Penilaian mandiri (self assessment) menggunakan pedoman instrumen

akreditasi yang berlaku.

2. Workshop yang dilakukan untuk pemenuhan standar akreditasi rumah sakit.

3. Bimbingan akreditasi, yaitu proses pembinaan terhadap rumah sakit untuk

meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei akreditasi.

Di sinilah peran SIMRS terintegrasi dinilai cukup penting, khususnya pada proses

penilaian mandiri terhadap setiap layanan medis dan non-medis yang dihadirkan.

Adapun SIMRS terintegrasi dapat membantu peningkatan penilaian pada beberapa

kriteria, yaitu:

1. Pelayanan rumah sakit yang berjalan penuh (full operation), dengan adanya

SIMRS terintegrasi, Anda dapat menjalankan semua layanan yang dimiliki

dengan maksimal, sehingga asesmen untuk kriteria ini dapat meningkatkan

penilaian saat proses survei.

2. Bersedia memenuhi kewajiban untuk meningkatkan mutu pelayanan dan

keselamatan pasien, yang dapat dibantu SIMRS terintegrasi dengan

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan pasien, mulai dari pelayanan

pasien yang lebih cepat, antrean online yang lebih efisien, hingga menurunkan

risiko malapraktik.

Konsep Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer

Dokumentasi Keperawatan Elektronik (Komputerisasi) adalah suatu modul

keperawatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf

perawat. Dokumentasi keperawatan yang terkomputerisasi dibuat dalam rangka

memudahkan dan mempercepat pendokumentasian asuhan keperawatan yang

dibuat.
Manfaat :

 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan,

 Tidak perlu gudang yang besar dalam penyimpanan arsip

 Penyimpanan data (Record) pasien menjadi lebih lama

 EHR yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat

dipertanggung jawabkan

 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu

dalam pengambilan keputusan yang cepat

 Meningkatkan produktivitas bekerja

 Mengurangi kesalahan dalam menginterprestasikan pencatatan.

Menurut Holmas (2003, dalam Sitorus 2006) terdapat beberapa keuntungan utama

dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:

 Standarisasi, terdapat pelaporan data klinik yang standar yang mudah dan

cepat diketahui

 Kualitas, meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan

waktu perawat berfokus pada pemberian asuhan

 Accessibility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik

tentang semua pasien dan suatu lokasi

Program-Program Yang Dirancang Dalam SISTEM INFORMASI MANAGER (SIM)

Keperawatan

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM (Sistem

Informasi Manager) Keperawatan antara lain :

a. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan

mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North American


Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan mengacu pada

Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu

pada Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa

Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah dilengkapi

dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu pada 13 Divisi

Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse dan

standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada dalam

Nursing Outcome Clasification (NOC) dengan model skoring.

b. Standart Operating Procedure (SOP)

Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan

perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP

merupakan aktifitas detail dari NIC.

c. Discharge Planning

Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat

perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit. Dalam sistem, discharge

planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang

selanjutnya hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.

d. Jadwal dinas perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer,

sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.

e. Penghitungan angka kredit perawat.

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka

kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian

dengan tenaga perawat. Disamping itu, kesempatan perawat untuk

menghitung angka kredit sangat sedikit. Sehingga penghitungan angka kredit


banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM

Keperawatan, angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-

hari, yang secara otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau

bulanan.

f. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.

Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input

perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk

pembuatan standar asuhan keperawatan.

g. Daftar NIC terbanyak

Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-

masing diagnosa keperawatan yang ada.

h. Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu

periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan pasien. Laporan

ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan

pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat

bantu operan shift.

i. Laporan statistik

Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman

keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang

tersebut.

j. Resume Perawatan

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus

dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk

melihat secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika


pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan

dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam

data-data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.

k. Daftar SAK

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based

nursing, yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar asuhan

keperawatan yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap, SAK

banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia. Dalam sistem informasi

manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah

dibuat.

l. Presentasi Kasus On Line

Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses

dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat

dapat dilakukan on line ketika pasien masih di rawat

m. Mengetahui Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui

jasa tindakan yang dilakukannya.Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring

Aktifitas Perawat Manajemen perawatan dapat mengakses langsung

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-

masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa

n. Laporan Shif

Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang

akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan

pada masing-masing pasien.

o. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat


Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN

atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence. Akan diketahui

apakah seorang pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi atau belum

Penerapan Komputerisasi Dalam Dokumentasi Keperawatan

   Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk dikembangkan dengan

berbasis komputer, walaupun demikian pendokumentasian asuhan keperawatan

yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan

pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini mempunyai

banyak kelemahan. Menurut Hariyati, RT (1999) pendokumentasian tertulis ini sering

membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang

telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan

lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form

pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual

juga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa

lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperawatan sering terselip.

Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan

dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu

pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di

ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat menjadi

bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada pada

posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.

   Oleh karena itu pendokumentasian keperawatan yang menggunakan Sistem

Informasi Manajemen Keperawatan perlu diterapkan, dimana fasilitas yang dibuat

menjadi lebih lengkap, karena memuat berbagai aspek pendokumentasian seperti


yang telah diuraikan diatas sistem ini memuat standar asuhan keperawatan, standart

operating procedure (SOP), discharge planning, jadwal dinas perawat, penghitungan

angka kredit perawat, daftar diagnosa keperawatan terbanyak, daftar NIC terbanyak,

laporan implementasi, laporan statistik, resume perawatan, daftar SAK, presentasi

kasus on line, mengetahui jasa perawat, monitoring tindakan perawat & monitoring

aktifitas perawat laporan shift dan monitoring pasien oleh PN atau kepala ruang saat

sedang rapat. Hal sesuai dengan pendapat Jasun (2006) yang mengatyakan bahwa

Sistem Informasi Manajemen Keperawatan merupakan “papper less” untuk seluruh

dokumen keperawatan perlu diterapkan untuk pendokumentasian keperawatan pada

masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh pernyataan Sitorus (2006) yang

mengatakan bahwa pendokumentasian pada pemberian asuhan keperawatan dapat

dilakukan secara manual atau berbasis komputer. Namun terbukti bahwa penerapan

berbasis komputer memberikan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu untuk

mendukung proses profesionlisme keperawatan di Indonesia, penerapan

dokumentasi berbasis komputer menjadi sangat penting.

Kelebihan Dan Kekurangan Komputerisasi Dalam Praktek Keperawatan

A. Kelebihan Komputerisasi Dalam Praktek Keperawatan  

 Penggunaan teknologi salah satunya adalah komputer di tempat kerja

memberikan pengaruh terhadap peningkatan efektifitas waktu kerja.

 Penggunaan komputer akan memberikan kemudahan dalam melakukan

pekerjaan karena komputer mampu menyimpan data dan memunculkannya

kembali di saat diperlukan.

 Memudahkan perawat merencanakan asuhan keperawatan, dapat

mengevaluasi dan memperbarui informasi setiap saat, memanggil data yang


sesuai dengan diagnosis keperawatan tertentu, serta mengurangi

penggunaan berbagai  flowsheet.

 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan.

 Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam

penyimpanan arsip.

 Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan

baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan

 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu

pengambilan keputusan secara cepat.

 Meningkatkan produktivitas kerja.

 Mengurangi kesalahan dalam menginterpretasikan pencatatan

 Menghimpun berbagai data klinis pasien tentang hasil pemeriksaan dokter,

digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan

laboratorium maupun interpretasi klinis.

 Catatan yang siap sedia. Rekam medis pasien telah siap sedia untuk

digunakan dan waktu untuk mengambilnya sedikit.

 Megurangi dokumentasi yang berlebihan

 Mencetak instruksi pemulangan

 Ketersediaan data

 Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat.

 Mempermudah penetapan biaya.

 Catatan terorganisasi dan dokumentasi sesuai dengan standar keperawatan.


B.  Kekurangan Penggunaan Komputer Dalam Praktek Keperawatan

 Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat

tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk diakses.

 Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu

dengan yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala

sesuatu dapat dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap

muka

 Keterbatasan kapasitas penyimpanan data

 Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor

lainnya)

 Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai

kelemahan, diantaranya adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan

proses keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan computer.

Kendala umum:

 Peningkatan biaya untuk startup, memelihara, melatih, dan upgrade  

 Kerahasiaan, privasi dan keamanan sulit untuk menjamin

 Masih belum membudayanya pengambilan keputusan berdasarkan

data/informasi.

 Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia untuk

mengelola dan mengembangkan sistem informasi

Aplikasi Software Asuhan Keperawatan

Software adalah sistem yang beroperasi didalam sebuah komputer dimana terdapat

hubungan antara software dan hardware melalui apa yang disebut dengan sistem

operasi. Sofware banyak digunakan sebagai program yang akan dipakai didalam
komputer sebagai software komersial. Software asuhan keperawatan adalah

software yang mengandung sebuah program dengan menggunakan “database

management” berisi data-data pengkajian kesehatan seorang pasien yang kemudian

data-data tadi akan dikelompokkan dan dianalisa untuk dapat memunculkan

diagnosa keperawatan Dari diagnosa keperawatan akan muncul perencanaan

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan oleh perawat. Didalam

mendokumentasikan tindakan keperawatan, perawat cukup mengacu pada

intervensi yang telah tersedia, sehingga ketika pemberian tindakan selesai dilakukan

perawat dapat melakukan evaluasi terhadap diagnosa yang ada. Software asuhan

keperawatan akan menggunakan sistem ”Data Base Management” yang diawali

dengan format pengkajian kesehatan bagi setiap pasien yang masuk. Perawat akan

memasukkan seluruh data dari hasil pengkajian yang dilkaukan kedalam format

pengkajian yang ada didalam komputer. Selanjutnya dengan data yang masuk, akan

teranalisa seluruh diagnosa yang muncul beserta perencanaan tindakan

keperawatan. Ketika perawat melakukan tindakan keperawatan, maka perawat akan

mendokumentasikan tindakan keperawatan didalam komputer sehingga semua

tindakan akan tercatat dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai