Anda di halaman 1dari 32

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

PERAN SISTEM INFORMASI DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN

Banyak masyarakat mengeluh dengan pelayanan kesehatan


yang diterimanya dari perawat. Untuk itu kinerja perawat
perlu ditingkatkan sehingga kualitas pelayanan asuhan
keperawatan bisa diberikan dengan baik. Salah satu ukuran
berkualitas atau tidaknya suatu pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat adalah tingkat kepuasan bagi
masyarakat penerima jasa pelayanan itu sendiri (Maria, 2009).
Lanjutan…

Pelayanan keperawatan di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah


satu pelayanan di bidang kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam
menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Dengan
jumlah tenaga perawat yang paling besar di lingkungan rumah sakit,
keberadaan pelayanan keperawatan harus mampu dimanej dengan baik
untuk menghasilkan kualitas mutu pelayanan keperawatan yang diberikan.
Peningkatan kualitas sistem informasi keperawatan merupakan salah satu
solusi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tidak dipungkiri
bahwa selama ini perkembangan sistem informasi keperawatan di negeri ini
belum berjalan dengan baik.

Penggunaan sistem berbasis paper dibandingkan dengan sistem perekaman


berbasis komputer meskipun transisi dari manual ke dokumentasi elektronik
telah berlangsung selama 15 tahun terakhir. Hal ini mencerminkan sangat
lambat proses adaptasi komputer dalam dokumentasi keperawatan, sehingga
perlunya penyegaran dalam penerapan sistem informasi keperawatan untuk
kelengkapan dokumentasi keperawatan.
Lanjutan…
Jasa pelayanan kesehatan sebagai bentuk industri
pelayanan kesehatan akan menimbulkan persaingan dalam
memberikan jasa pelayanan perawatan di setiap pelayanan
kesehatan. Rumah sakitpun sebagai organisasi bergerak
dibidang jasa pelayanan kesehatan dituntut untuk
menyiapkan diri menghadapi persaingan dari teknologi
yang dimilikinya. Sistem informasi berbasis internet dan
teknologi sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan
organisasi karena dapat meningkatkan efisiensi dan
efektivitas proses bisnis, dan dapat memfasilitasi
pengambilan keputusan manajemen, sehingga dapat
memperkuat posisi kompetitif dalam pasar yang cepat
sekali berubah termasuk pelayanan rumah sakit (O’Brien,
2005).
Lanjutan…
Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini
tenaga perawat untuk memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit
atau puskesmas. Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,
mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang
dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan.

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan


melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang
diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Tugas perawat bukan hanya
semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat namun juga
berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar
NANDA, bukan hanya pada kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi
ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas ataupun Rumah Sakit.
Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi
dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi
dokumentasi/pencatatan tersebut dilakukan secara manual atau tulis tangan.
Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas perawat juga
berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian
pasien berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.
Lanjutan…
Standar pengetahuan perawat yang harus dimiliki diantaranya ilmu
biomedis, farmakologi, hukum, manajemen dan yang lainnya,.
Sehingga di lapangan perawat akhirnya harus memiliki kemampuan
melakukan analisa kebutuhan pasien dengan analisa keilmuan yang
tepat dan benar. Perawat melakukan interaksi di rumah sakit selama 24
jam, sehingga tahu pada setiap perubahan respon pasien. Kebutuhan
pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan memberikan respon
terhadap pasien, sehingga perawat melakukan fungsi advocacy pasien
sehubungan dengan pengobatan yang diberikan oleh dokter.

Sistem informasi adalah sistem komputer yang mengumpulkan,


menyimpan, memproses, memperoleh kembali, menunjukkan, dan
mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan dalam praktik,
pendidikan, administrasi dan penelitian (Malliarou et al., 2007 dalam
Malliarou & Zega, 2009). Banyak manfaat yang didapatkan dalam
penggunaan system informasi. Manfaat tersebut tidak hanya
mengurangi kesalahan dan meningkatkan kecepatan serta keakuratan
dalam perawatan, tetapi tetapi juga menurunkan biaya kesehatan
dengan koordinasi dan peningkatan kualitas pelayanan.
Lanjutan…
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah seperangkat
tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur,
perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling
berkaitan dan dikelola secara terpadu yang menyediakan
dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan,
perencanaan program kesehatan, monitoring pelaksanaan dan
evaluasi di setiap jenjang administrasi kesehatan.

SIK bertujuan untuk mengatasi terfragmentasinya data


kesehatan, mengurangi redudansi dan inkonsistensi,
mempercepat proses pengolahan data, serta memperbaiki
mekanisme pelaporan, kelengkapan dan integrasi data pada
tingkat administrasi yang lebih tinggi.
Lanjutan…
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer,
ilmu informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Callie,
2010).

Sedangkan menurut ANA (Mcline, 2005) dalam Callie (2010)


system informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan
tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses
pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi
asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih
asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi
pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang
ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi
yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu
organisasi.
Lanjutan…
System informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dalam mencapai standar mutu pelayanan. Indikator klinik
mutu pelayanan antara lain: pengukuran angka pasien jatuh,angka
decubitus, pneumonia nosokomial, infeksi nosokomial, dan angka
kejadian medical error (Lewis, 2003).

System informasi berbasis computer ini akan mengidentifikasi


berbagai macam kebutuhan pasien, mulai dari dokumentasi asuhan
keperawatan, dokumentasi pengobatan, sampai perhitungan
keuangan yang harus dibayar oleh pasien terhadap perawatan yang
telah diterima (Callie, 2010).

Di luar negeri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya


form pengisian tidak lagi menjadi masalah. Hal ini karena pada
rumah sakit yang sudah maju, seluruh dokumentasi yang berkaitan
dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah
dimasukkan dalam komputer. Sistem ini sering dikenal dengan
Sistem Informasi Manjemen.
Lanjutan…
Dokumentasi yang cukup banyak mulai dari pencatatan data
pasien, asuhan keperawatan, administrasi keuangan, catatan medis,
catatan data penunjang akan terasa ringan jika dikomputerisasikan.
Model komputerisasi yang digunakan saat ini sudah mulai
berkembang dengan kegiatan yang meminimalkan kerja perawat
dalam mencatat manual dan memaksimalkan upaya yang dilakukan
untuk melakukan pelayanan keperawatan anak dengan
memperhatikan prinsip-prinsip perawatan anak. Modal awal untuk
memulai kegiatan mungkin cukup besar antara lain dengan
persiapan software computer dan program yang dikerjakan
bersama teman-teman dari teknologi informatika; pelatihan SDM
perawat yang akan melakukan kegiatan, pihak manajerial sebagai
pemegang keputusan akan sangat menentukan keberhasilan
program. Namun untuk kebutuhan jangka panjang akan sangat
murah yaitu dengan kegiatan yang lebih banyak bisa dilakukan
untuk pasien, waktu dan tenaga perawat dapat lebih di hemat.
Lanjutan…

Upaya penerapan model-model pendokumentasian


terkomputerisasi tentu saja bisa dilakukan di Indonesia
tergantung dari pengetahuan perawat, kemampuan perawat
setelah mengetahui, dan kemauan perawat untuk sama-
sama bekerja keras mensukseskan program. Perawat-
perawat anak yang terjerat di dalam rutinitas umumnya
sulit untuk diajak berkembang, dan keadaan ini harus
diimbangi dengan upaya managerial untuk mensupport
terlaksananya program melalui program pelatihan, reward
and punishment, keterlibatan aktif manager, dan program
evaluasi periodik. Teknologi sistem informasi keperawatan
yang digunakan hendaknya selalu dievaluasi untuk
merevisi yang kurang dan mengembangkan yang sudah
ada sesuai kebutuhan program dan pengguna (Larry,2003).
Manfaat Sistem Informasi Keperawatan

Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di


lingkungan rumah sakit salah satunya adalah
membantu perawat dalam melakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar
pasien diberikan oleh perawat diberbagai tatanan
pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses
keperawatan.
Lanjutan…

Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan tujuan


untuk mengkaji pasien secara jelas, menyiapkan rencana keperawatan,
mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan untuk mengontrol
kualitas asuhan keperawatan. Perawat dapat memiliki pandangan
terhadap data secara terintegrasi (misalnya integrasi antara perawat
dan dokter dalam rencana perawatan pasien).
Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut perawat
dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan dibandingkan
bila dilakukan pencatatan secara manual. Di samping itu, data yang
tercatat dengan menggunakan sistem informasi keperawatan akan
lebih terjamin keberadaannya. Resiko data yang dicatat akan hilang
sangat kecil. Berbeda dengan pencatatan yang berdasarkan paper base,
dimana kemungkinan untuk hilangnya data sangat mungkin untuk
terjadi. Selain itu keberadaan sistem informasi keperawatan juga akan
meningkatkan keefektifan dan efisien kerja dari tenaga keperawatan
(Cheryl, 2007).
Lanjutan…

Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem


informasi keperawatan, yaitu:
1) Manajemen lebih efisien,
2) Penggunaan sumber biaya lebih efektif,
3) Meningkatkan program perencanaan,
4) Meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).

Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga,


2009):
1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di
nurse station
2) Mengurangi penggunaan kertas
3) Dokumentasi keperawatan secara automatis
4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
5) Mengurangi biaya
6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur
Lanjutan…
 Menurut American Association of Nurse Executive (1993)
dalam Saba & McCormick (2001) mengemukakan
manfaat penting dalam penggunaan informasi teknologi,
yaitu:
1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat,
2) Meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien,
3) Meningkatkan dokumentasi,
4) Meningkatkan komunikasi,
5) Meningkatkan perencanaan,
6) Meningkatkan standar praktik keperawatan,
7) Kemampuan menetapkan masalah,
8) Meningkatkan evaluasi keperawatan, dan
9) Mendukung organisasi yang dinamik.
Lanjutan…

Sebenarnya untuk menerapkan sistem informasi keperawatan di


lingkungan rumah sakit tidaklah terlalu sulit untuk diterapkan,
tinggal komitmen untuk menerapkannya saja yang diperlukan.
Dalam masa serba teknologi seperti saat ini, kiranya hampir semua
perawat dapat mengoperasikan komputer sebagai sebuah perangkat
dalam penerapan sistem informasi keperawatan. Ini merupakan
sebuah modal yang sangat besar yang sangat mendukung penerapan
sistem informasi keperawatan. Tinggal masalahnya sekarang adalah
bagaimana komitmen kita bersama, mulai dari manajemen level atas
sampai dengan manajemen level paling bawah untuk
memperjuangkan penerapan sistem informasi keperawatan di setiap
unit pelayanan keperawatan. Alasan kurangnya ketersediaan dana
untuk mengembangkan sistem informasi keperawatan merupakan
sebuah alasan klasik yang tidak boleh ada lagi. Apalagi melihat akan
pentingnya sistem informasi keperawatan bagi peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan pada
umumnya (Cornelia, 2007).
Lanjutan…

Pendapat diatas didukung juga oleh hasil penelitian Laurie (2008) yang
mengatakan penerapan sistem informasi manajemen terkomputerisasi atau
ORMIS (of an or management information system) memerlukan signifikan
komitmen sumber daya manusia. Kemampuan perawat dituntut untuk bisa
menggunakan keahliannya secara efektif untuk menggunakan teknologi
dimana mengubah bentuk data informasi ke dalam pengetahuan untuk
praktek klinis, riset, dan pendidikan. Keinginan dalam membuat sistem
informasi di rumah sakit sangat diharapkan oleh tenaga profesional untuk
membantu pemecahan masalah yang ada.

Pelaksanaan sistem informasi keperawatan di rumah sakit, yakni


mengkombinasikan ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan
yang didesain untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan data,
informasi, dan pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan asuhan
keperawatan (Davis, 2002). Sistem informasi keperawatan sedang
dikembangkan secara terus menerus dimasa depan ilmu keperawatan akan
bersandar pada kemampuan sistem informasi untuk memudahkan hasil
diagnosa, manajemen, riset, pendidikan, pertukaran informasi, dan kerja
sama/kolaborasi.
Lanjutan…
Saba dan McCormick (2001), mengatakan bahwa integrasi ilmu
keperawatan, ilmu komputer dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, memproses, mengatur data dan informasi untuk
menyokong praktek keperawatan, administrasi, pendidikan, penelitian,
dan pengembangan ilmu keperawatan. Kebutuhan akan sistem
informasi manajemen mendukung perawat dalam membantu
pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi di rumah sakit
memungkinkan perawat menggunakan sistem informasi manajemen
untuk mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga
tercapainya mutu asuhan keperawatan yang lebih baik.
Menurut Anita (2008) yang melakukan penelitian difokuskan pada
eksplorasi Computerized Provider Order Entry (CPOE) dan
dampaknya terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh perawat. Hasilnya
CPOE adalah teknologi yang dirancang mengganti paperbased proses
order entry, komunikasi, dan koordinasi dengan metode otomatis,
salah satunya dalam implementasi kolaborasi untuk pemberian resep
obat di perawatan akut. CPOE terbukti dapat meningkatkan efisiensi
komunikasi dan mengurangi kesalahan transkripsi obat-obatan serta
mengurangi waktu perawatan pada pasien, sehingga angka kesakitan
dan kematian pasien menurun.
Lanjutan…

Menurut Cheryl (2007) penggunaan proses perbaikan yang


berkelanjutan untuk memastikan program pendidikan
dokumentasi yang akurat untuk pengembangan
pengetahuan dan profesional staf keperawatan. Proses
empat tahap sebagai berikut:
(1) mulai sebuah tim dan identifikasi masalah;  
(2) menganalisis proses saat ini dan menentukan lingkup
dan akar penyebab,
(3) meningkatkan proses, mencari alternatif, merancang
dan menerapkan solusi; dan
(4) mengukur dampak dan mempertahankan hasilnya.
Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem
informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan
dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan
keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi keperawatan
juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.

Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language


(SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada
pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah
data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis
menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan
masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu
melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan
pengkajian kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka
perawat sedikit terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data
untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang munculpun
menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan
oleh komputer merupakan analisa baku.
Lanjutan…
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh
komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian
perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data yang
ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih
etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga di
sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer, karena
judgment terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang
dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria,
2009).

Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan


menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal
memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing
diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam
hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.
Lanjutan…

Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi


keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC)
dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC
yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan (Maria,
2009).

Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan


menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal
mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan,
menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari
aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah implementasi
yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan
langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga
tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing masing
tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri yang telah
disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal mendokumentasikan
dalam sistem informasi keperawatan (Laurie, 2008). Sedangkan untuk
evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian subyek, observasi,
analisa, dan planning keperawatan.
Contoh Aplikasi Asuhan Keperawatan

Aplikasi merupakan aplikasi berbasis web dan untuk dapat


mengakses aplikasi dibutuhkan browser (Mozilla firefox
atau Google Chrome). Dalam uji coba aplikasi ini aplikasi
pada webserver dengan mengetikkan pada browser :
http://localhost/askeppneumonia. Pada halaman browser
akan muncul seperti pada gambar
Lanjutan…

Pengelolaan Basis Pengetahuan


Langkah awal dalam pengelolaan data basis pengetahuan
(Domain, Class, Tipe Class, Diagnosis, Batasan Karakteristik
dan Faktor Berhubungan). Dalam proses pengelolaan data basis
pengetahuan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pengolahan Data Domain, merupakan tahapan pendefenisian
Domain yang terdapat pada NANDA.
Lanjutan…

b. Pengkajian Pasien, merupakan pencatatan batasan


karakteristik dari pasien ketika perawat melakukan
suatu interview.
Lanjutan…

c. Menampilkan hasil Diagnosis, merupakan langkah


seorang perawat untuk menampilkan hasil diagnosa.
Lanjutan…
d. Menampilkan Rencana Tindakan, merupakan langkah
seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan.
Lanjutan…

e. Menampilkan Tujuan Tindakan, merupakan langkah


seorang perawat untuk menampilkan rencana tindakan.
Lanjutan…

Penerapan sistem informasi keperawatan terkomputerisasi terkait intervensi yang


dilakukan di beberapa RS di Indonesia diharapkan spesifik mulai dari Nursing Out
Come (NOC) yang baku klasifikasi dan jelas kriterianya; Nursing Intervention
Clasification (NIC) disusun secara baku pada setiap klasifikasinya dan disesuaikan juga
dengan klasifikasi tujuan (NOC). Perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada
masing-masing diagnosa keperawatan yang sesuai dengan tujuan penanganan masalah
pasien. Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan
label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas
perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan
pelaksana dari aktifitas tersebut.

Implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumen asuhan keperawatan


langsung diintegrasikan dengan Billing System Rumah Sakit, sehingga tidak ada double
entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga
sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal
mendokumentasikan dalam SI Keperawatan. Artinya penulisan implementasinya juga
dibakukan sehingga perawat yang bertugas mengetik sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Evaluasi kriteria, skala, dan target. Setelah perawat menentukan kriteria,
skala dan target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya tinggal memilih skala
yang sesuai dengan kondisi pasien, antara 1 – 5, disesuaikan dengan kondisi pasien.
Lanjutan…

Pendokumentasian sangat penting untuk dilakukan oleh


seluruh tenaga kesehatan yang langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan pasien. Beberapa alternative
penyelesaian masalah yang berhubungan dengan dokumentasi
yang kurang efektif adalah dengan mengembangkan system
informasi dan pendokumentasi secara elektronik, sehingga
memudahkan dan informasi terhadap mutlidisiplin terutama
dengan melakukan control terhadap pemberian obat terhadap
pasien, dimana perawata melakukan fungsi advocacy terhadap
resiko medical error dengan menuliskan rekomendasi dalam
catatan pasien di computer.
Hasil yang diharapkan dengan system informasi dapat
meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit,
sehingga medical error dapat dihindari.
Daftar Pustaka
Hamzah. 2016. Rancang Bangun Sistem Informasi Asuhan
Keperawatan Bagi Penderita Pneumonia. Yogyakarta : Jurnal Sistem
Informasi (JSI), VOL. 8, NO. 1

Ningsih, Ratna. 2010. Penerapan Sistem Informasi Keperawatan


dalam Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan di Rumah Sakit.
Jakarta

Zubaidah. 2011. Peran Sistem Informasi Manajemen Keperawatan


Terhadap Patient Safety dalam Keperawatan Anak. Jakarta
Lanjutan…

Lestari, Endah Sri, dkk. 2016. Evaluasi Sistem Informasi Kesehatan di


Provinsi Jawa Tengah Dalam Rangka Penguatan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional. Semarang: Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia, Volume 4 No. 3

Indari. 2015. Pengaruh Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) Asuhan


Keperawatan Anak Berbasis Teknologi Terhadap Pengetahuan Tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan di Ruang Anak Rumah
Sakit Saiful Anwar Malang. Malang: Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti,
Volume 3, Nomor 3

Solikhah, Umi. Kebutuhan Penerapan Teknologi Informasi Keperawatan Di


Ruang Rawat Anak. Jakarta

Herwina, Erin Rika. Rekomendasi Keperawatan Bagian Sistem Informasi


Antisipasi Medical Error Sebagai Upaya Patient Safety. Jakarta

https://www.google.co.id/searchq=sistem+informasi+keperawatan&source=
lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj00fq1gs_XAhWBzLwKHW62CE
EQ_AUICigB&biw=1366&bih=662
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai