Anda di halaman 1dari 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MANAJEMEN AKTIF KALA IV
1. Pengertian
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu.
2. Tujuan
Untuk memastika ibudan bayi dalam kondisi stabil serta mendeteksi dini komplikasi
pasca salin dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
3. Indikasi
Dilakukan pada ibu bersalin kala IV
4. Persiapan alat
a. Baki dan alas
b. Handscoon
c. Spignometer
d. Stetoskop
e. Thermometer
f. Jam tangan digital
g. bengkok
h. Perlak dan alas
i. Pispot
j. Gelas ukur

5. Tahap pra interaksi


a. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
b. Cuci tangan
6. Tahap orientasi
a. Menyampaikan salam dan memperkenalkan diri
b. Menyaimpaikan maksud dan tujuan pemeriksaan
c. Menjaga privacy pasien
d. Memastikan kandung kencing kosong
e. Ibu berbaring terlentang dengan kaki sedikit ditekuk
7. Tahap kerja
• Cuci tangan
• Gunakan sarung tangan.
• Posisikan ibu dalam keadaan dorsal recumbent
• Ukur tanda – tanda vital
• Palpasi kandung kemih : Bila kandung kemih penuh, uterus berkontraksi tidak baik.
Minta ibu untuk berkemih
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

a. Kaji Fundus Uterus


• Lakukan rangsangan taktil (pemijatan) pada uterus untuk merangsang uterus
berkontraksi , jika Kontraksi tidak baik maka uterus teraba lembek bila perlu berikan
injeksi oksitosin atau methergin
• Evaluasi tinggi fundus dengan dengan meletakkan jari tangan secara melintang
antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih
bawah : TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat
b. Pemeriksaan Genetalia (Vagina)
• Inspeksi struktur, regangan, edema vagina, keadaan liang vagina (licin,
kendur/lemah) adakah hematoma, nyeri, tegang
• Inspeksi keadaan vulva, berwarna merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet
• Kaji anus untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka
periksa anus dengan rectal toucher
d. Pemeriksaan Perineum
Inspeksi perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema,
drainage. Periksa perineum dari perdarahan aktif Jika ada ukur perdarahan
menggunakan gelas ukur, dan periksa apakah ada laserasi akibat persalinan atau tidak.
Jika ada maka segera lakukan penjahitan sesuai dengan derajat laserasi.

Laserasi dapat dikategorikan dalam :


• Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
• Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu
dijahit
• Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani.
• Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan
spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera
Jika terjadi perdarahan :
Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut atau seperti
darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir,
kontraksi atau kandung kencing).
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

8. Terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan/kenyamanan klien
b. Simpulkan hasil kegiatan
c. Kontrak pertemuan

9. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai