Disusun Oleh:
Anicah Sovianti
P27901121056
TINGKAT 2 SEMESTER 4
Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
Menurut Hardjatmo Tjokro Negoro, PHD dan Hendra Utama, (2001 )abses
submandibula sering disebabkan oleh infeksi di daerah rongga mulut atau gigi.
Peradangan ini menyebabkan adanya pembengkakan di daerah submandibula yang pada
perabaan sangat keras biasanya tidak teraba adanya fluktuasi. Sering mendorong lidah ke
atas dan kebelakang dapat menyebabkan trismus. Hal ini sering menyebabkan sumbatan
jalan napas. Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan napas maka jalan napas harus segera
dilakukan trakeostomi yang dilanjutkan dengan insisi garis tengah dan eksplorasi
dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah. Bila tidak ada tanda- tanda
sumbatan jalan napas dapat segera dilakukan eksplorasi tidak ditemukan nanah, kelainan
ini disebabkan Angina ludovia (Selulitis submandibular). Setelah Dilakukan eksplorasi
diberikan antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob
Nyeri tekan
Teraba hangat
Pembengkakan
Kemerahan
Demam
Menurut Siregar (2004), abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah
dikenali.Sedangkan abses dalam sering kali sulit ditemukan. Pada penderita abses,
biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih.
8. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges, 2012 diagnosa keperawatan yang lazim ditemukan pada pasien
dengan gangguan rongga mulut hingga menyebabkan abses adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian
a. Wawancara
Keluhan utama alasan klien masuk rumah sakit, biasanya keluhan yang
paling menonjol dari pasien abses submandibula adalah adanya bengkak pada
daerah submandibula disertai dengan nyeri.
a. Abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses
dalam seringkali sulit ditemukan.
b. Riwayat trauma seperti tertusuk jarum yang tidak steril atau terkena
peluru, dll.
Riwayat Aktivitas
Pada klien abses akan terjadi defisit perawatan diri disebabkan oleh
nyeri yang bertambah apabila terlalu banyak aktivitas.
Pada klien dengan abses biasanya tidak nafsu makan, nafsu makan
akan menurun.
b. Pengkajian
1) Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
b. Rambut
Tujuan : untuk mengetahui warna, tekstur dan
percabangan pada rambut dan untuk mengetahui mudah
rontok dan kotor.
c. Kuku
d. Kepala/wajah
e. Mata
f. Hidung
g. Telinga
i. Leher
j. Dada
Inspeksi :
k. Abdomen
Tujuan : untuk mengetahui bentuk dan gerakan perut ,
mendengarkan bunyi peristaltic usus, dan mengetahui
respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen.
l. Ekstremitas
- Monitor
keberhasilan
terapi
komplementer
yang sudah
diberikan
- Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS,
hipnosis,
akupresur,
terapi musik,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
teknik
imajinasi
terbimbing.
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri (mis.
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi
istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
- Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat
- Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi (gigi)
dibuktikan dengan
Diagnosa Rencana keperawatan
keperawatan Tujuan dan Intervensi Rasional
kriteria hasil
- Untuk
Terapeutik
mengencerkan
- Pertahankan sekret,
kepatenan jalan membantu
napas dengan agar dahak
head-tilt dan mudah
chin-lift (jaw- dikeluarkan
thrust jika
- Untuk
curiga trauma
mengantisipas
servikal)
i pasien saat
- Posisikan batuk, posisi
semi-Fowler dan tekniknya
atau Fowler sudah tau
- Lakukan
fisioterapi
dada, jika perlu
- Lakukan
penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik
- Keluarkan
sumbatan
benda padat
dengan forsep
McGill
- Berikan
oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan
asupan cairan
2000 ml/hari,
jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu
- Monitor
respons
emosional,
fisik, sosial,
dan spiritual
terhadap
aktivitas
Terapeutik
- Fasilitasi fokus
pada
kemampuan,
bukan defisit
yang dialami
- Sepakati
komitmen
untuk
meningkatkan
frekuensi dan
rentang
aktivitas
- Fasilitasi
memilih
aktivitas dan
tetapkan tujuan
aktivitas yang
konsisten
sesuai
kemampuan
fisik,
psikologis, dan
sosial
- Koordinasikan
pemilihan
aktivitas sesuai
usia
- Fasilitasi
makna
aktivitas yang
dipilih
- Fasilitasi
transportasi
untuk
menghadiri
aktivitas, jika
sesuai
- Fasilitasi
pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan
lingkungan
untuk
mengakomoda
si aktivitas
yang dipilih
- Fasilitasi
aktivitas fisik
rutin (mis.
ambulasi,
mobilisasi, dan
perawatan
diri), sesuai
kebutuhan
- Fasilitasi
aktivitas
pengganti saat
mengalami
keterbatasan
waktu, energi,
atau gerak
- Fasilitasi
aktivitas
motorik kasar
untuk pasien
hiperaktif
- Tingkatkan
aktivitas fisik
untuk
memelihara
berat badan,
jika sesuai
- Fasilitasi
aktivitas
motorik untuk
merelaksasi
otot
- Fasilitasi
aktivitas
dengan
komponen
memori
implisit dan
emosional (mis
kegiatan
keagamaan
khusus) untuk
pasien
demensia, jika
sesuai
- Libatkan dalam
permainan
kelompok yang
tidak
kompetitif,
terstruktur, dan
aktif
- Tingkatkan
keterlibatan
dalam aktivitas
rekreasi dan
diversifikasi
untuk
menurunkan
kecemasan
(mis vocal
group, bola
voli, tenis
meja, jogging,
berenang,
tugas
sederhana
permainan
sederhana,
tugas rutin,
tugas rumah
tangga,
perawatan diri,
dan teka-teki
dan kartu)
- Libatkan
keluarga dalam
aktivitas, jika
perlu Fasilitasi
mengembangk
an motivasi
dan penguatan
diri
- Fasilitasi
pasien dan
keluarga
memantau
kemajuannya
sendiri untuk
mencapai
tujuan
- Jadwalkan
aktivitas dalam
rutinitas sehari-
hari
- Berikan
penguatan
positif atas
partisipasi
dalam aktivitas
Edukasi
- Jelaskan
metode
aktivitas fisik
sehari-hari,
jika perlu
- Ajarkan cara
melakukan
aktivitas yang
dipilih
- Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik,
sosial,
spiritual, dan
kognitif dalam
menjaga fungsi
dan kesehatan
- Anjurkan
terlibat dalam
aktivitas
kelompok atau
terapi, jika
sesuai
Kolaborasi
- Kolaborasi
dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan
dan memonitor
program
aktivitas
- Rujuk pada
pusat atau
program
aktivitas
komunitas, jika
perlu
Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
dan pasien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus
pada pasien dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaimana digambarkan
dalam rencana yang sudah dibuat di atas. Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan
dan perwujudan dan rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Pada tahap ini, perawat sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara
integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan (Setiadi, 2010)
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. (Sumirah dan
Budiono, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih, Zulfaniah Triani. 2022. “Nyeri Akut (Abses Leher) Pada Tn. Z Di Ruangan Ruby
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak”. Pontianak : Sekolah
Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Noviyanti, Anggi . 2019. “Asuhan Keperawatan Post Operasi Insisi Drainase Abses
Submandibula Dengan Nyeri Akut Di Ruang Perawatan Melati Iv Rsud
Dr.Soekardjo Kota Tasikmalaya”. Tasikmalaya : Stikes Bhakti Kencana
Bandung
Pradana, Fajar Ardian Aji. 2019. “Laporan Pendahuluan Abses Submandibula”.
Pekalongan : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Tokai, Rohman. 2017. “LP Abses Submandibula “ dari link
https://www.scribd.com/document/356189487/Lp-Abses-Submandibula
diakses pada 13 April 2023