Abses Peritonsil
Etiologi
Proses ini terjadi sebagai komplikasi tonsillitis akut atau infeksi yang bersumber dari
kelnejar mukus weber di kutub atas tonsil. Biasanya kuman penyebabnya sama
dengan penyebab tonsillitis, dapat ditemukan kuman aerob (paling sering
Streptococcus pyogens) dan anaerob.
Patofisiologi
Infeksi kapsul tonsil - peritonsilitis - pembentukan nanah - Infiltrasi supurasi ke ruang
potensial peritonsil tersering menempati daerah superior dan lateral fosa tonsilaris
karena daerah tersebut merupakan jaringan ikat longgar-palatum mole tampak
membengkak - Pembengkakan peritonsil akan mendorong tonsil ke tengah, depan,
bawah, dan uvula bengkak terdorong ke sisi kontra lateral - iritasi pada m. pterygoid
interna - menyebabkan trismus.
PF
Palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi
.Uvula bengkak dan terdorong ke sisi kontralateral. Tonsil bengkak, hiperemis,
mungkin banyak dendrites dan terdorong ke arah tengah, depan, dan bawah.
Terapi
Pada stadium infiltrasi, diberikan antibiotika golongan penisiin dan klindamisin, dan
obat simtomatik. Juga perlu kumur-kumur dengan cairan hangat dn kompres dingin
pada leher. Jika sudah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses, kemudian
diinsisi untuk mengeluarkan nanah. Tempat insisi ialah daerah yang paling menonjol
dan lunak, atau pada pertengahan garis yang menghubungkan dasar uvula dengan
geraham atas akhir pada sisi yang sakit. Kemudian pasien dianjurkan untuk operasi
tonsilektomi. Pada umumnya tonsilektomi dilakukan sesudah infeksi tenang, yaitu 2-3
minggu sesudah drainase abses.
Komplikasi
1. Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan perdarahan, aspirasi paru atau
piemia.
2. Perjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses
parafaring. Pada perjalaran selanjutnya, masuk ke mediastinum, sehingga
menjadi mediastinitis.
3. Jika terjadi perjalaran ke daerah intracranial, dapat mengakibatkan thrombus
sinus kavernosus, meningitis, dan abses otak
Abses Retrofaring
Etiologi
1. Infeksi dalurn napas atas yang menyebabkan limfadenitis retrofaring.
2. Trauma dinding belakang faring oleh benda asing seperti tulang ikan atau
tindakan medis, seperti adenoidektomi, intubasi endotrakea, dan endoskopi.
3. Tuberkulosis vertebra servikalis bagian atas (abses dingin).
Patofisiologi
Ruang retrofaring dapat mengalami infeksi yang berkembang menjadi abses meelalui
dua cara, yaitu penyebaran infeksi melalui aliran limfe (sebagian besar) secara lokal
dari sumber infeksi atau inokulasi langsung bakteri melalui trauma tembus atau benda
asing. Pada anak, abses retrofaring akut paling banyak disebabkan infeksi saluran
pernafasan atas seperti tonsillitis dan faringitis, sinusitis paranasalis, otitis media, dan
infeksi gigi yang kemudian menyebar dan menyebabkan limfadenopati retrofaring.
Limfadenopati retrofaring kemudian menyebabkan abses retrofaring akibat supurasi
kelenjar getah bening nasofaring. Hal ini merupakan alasan abses retrofaring yang
disebabkan oleh proses non-traumatik jarang ditemukan pada orang dewasa karena
kelenjar getah bening retrofaring telah mengalami regresi. Abses retrofaring akut pada
orang dewasa biasanya disebabkan oleh inokulasi langsung patogen piogenik ke
dalam ruang retrofaring yang disebabkan trauma pada faring atau esophagus akibat
tertelan benda asing atau prosedur medis yang traumatik seperti endoskopi,
laringoskopi direk, maupun intubasi endotrakeal.
PF
Pada dinding belakang faring tampak benjolan, biasanya unilateral. Mukosa terlihat
bengkak dan hiperemis.
Terapi
Terapi abses retrofaring ialah dengan medikamentosa dan tindakan bedah. Sebagai
terapi medikamentosa diberikan antibiotika dosis tinggi. Selain itu dilakukan pungsi
dan insisi abses melalui laringoskopi langsung dalam posisi pasien baring
Tredelnburg. Pus yang keluar segera diisap, agar tidak terjadi aspirasi.
Komplikasi
1.Penjalaran ke ruang parafaring, ruang vasikuler visera.
2. Mediastinitis
3.Obstruksi jalan napas sampai asfiksia
4. Jika pecah spontan, dapat menyebabkan pneumonia aspirasi dan abses paru.
\
Abses Submandibula
Etiologi
Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, dari gigi, dasar mulut, kelenjar liur
atau kelenajr limfa submandibular. Mungkin juga sebagian kelanjutan infeksi ruang
leher dalam lainnya. Kuman penyebab biasanya campuran kuman aerob dan anaerob.
Gejala dan PF
Terdapat demam dan nyeri leher disertai pembengkakan di bawah mandibula dan atau
di bawah lidah, mungkin berfluktuasi. Trismus sering ditemukan.
Terapi
Antibiotika dosis tinggi terhdap kuman aerob dan anaerob harus diberikan secara
paraenteral. Evakuasi abses dapat dilakukan dalam anestesi lokal untuk abses yang
dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam narcosis jika letak abses dalam dan
luas. Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os hyoid,
tergantung letak dan luas abses.
Komplikasi
Sumbatan jalan napas, mediastinitis.
Angina Ludwig
Etiologi
Sumber infeksi yang seringkali berasal dari gigi atau dasar mulut, oleh kuman aerob
dan anaerob.
Gejala dan PF
Terdapat nyeri tenggorok dan leher, disertai pembengkakan di daerah submandibular,
yang tampak hiperemis dank eras pada perabaan. Dasar mulut membengkak, dapat
mendorong lidah ke atas belakang, sehingga menimbulkan sesak nafas, karena
sumbatan jalan napas.
Terapi
Sebagai terapi diberikan antibiotika dengan dosis tinggi, untuk kuman aerob dan
anaerob dan diberikan secara paraenteral. Selain itu dilakukan eksplorasi yang
bertuhjuan untuk dekompresi (mengurangi ketegangan) dan evakuasi pus (pada
angina Ludovici jarang ditemukan pus) atau jaringan nekrosis. Insisi dilakukan di
garis tengah secara horizontal setinggi os hyoid (3-4 jari di bawah mandibula). Perlu
dilakukan pengobatan terhadap sumber ineksi (gigi), untuk mencegah kekambuhan.
Pasien dirawat inap sampai infeksi reda.
Komplikasi
1. Sumbatan jalan napas
2. Perjalaran abses ke ruang leher dalam lain dan mediastinum
3. Sepsis
Pertanyaan saat sesi PBL
1. Apakah semua penderita tonsillitis akut beresiko terkena abses peritonsil?
Abses peritonsil memang merupan komplikasi tonsillitis akut tetapi tidak semua
tonsillitis akut akan menjadi abses peritonsil.