DALAM
Pembimbing :
dr. Irma Suryati, Sp. THT-KL
Disusun oleh :
Jean V C Tahapary
112021043
Definisi
● Abses leher dalam adalah Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam
sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga
tengah dan leher. Kebanyakan kuman penyebab adalah Streptococcus, Staphylococcus, kuman anaerob
Bacterioideus atau kuman campuran.
● Abses leher dalam dapat berupa abses peritonsil, abses retrofiring, abses parafaring, abses submandibular dan
angina ludovici (Ludwig’s Angina).
Anatomi
Lapisan Leher dalam
Ruang potensial leher dalam adalah ruang yang terbentuk oleh sekat-
sekat fasia leher yang terdiri atas :
● Lapisan superficial dari deep cervical fascia (Investing Layer)
● Lapisan tengah dari deep cervical fascia yang terdiri atas :
a. Lapisan muscular
b. Lapisan visceral
● Lapisan dalam dari deep cervical fascia yang terdiri atas :
a. Alar fascia
b. Prevertebral fascia
Ruang Leher Dalam
Ruang leher dalam sering diklasifikasikan menjadi tiga kelompok anatomi berdasarkan hubungannya dengan hyoid.
(modifikasi Hollingshead)
1. Ruang yang melibatkan sepanjang leher :
a. Ruang retropharyngeal (posterior visceral, retroviseral, retroesophageal)
b. Danger space
c. Ruang prevertebral
d. Ruang visceral vaskular
2. Ruang yang terbatas di atas tulang hyoid
a. Ruang paraparing (faringomaxilla, lateral faring, perifaring)
b. Ruang submandibular dan submental
c. Ruang parotis
d. Ruang masticator
e. Ruang peritonsil
f. Ruang temporal
3. Ruang yang terbatas di bawah tulang hyoid
g. Ruang pretrakea
h. Ruang suprasternal
Diantara ruang-ruang ini terdapat hubungan yang memungkinkan infeksi pada satu ruang dapat meluas ke ruang-ruang
potensial lainnya.
Abses Peritonsil
Definisi
● Kebanyakan abses peritonsil timbul sebagai komplikasi tonsilitis atau faringitis, tetapi juga dapat merupakan penyebaran
odontogenik atau trauma mukosa lokal.
● Abses peritonsil juga diyakini mucul dari penyebaran infeksi kelenjar mukosa weber yang terletak di bagian superior
tonsil.
● Patogen penyebab sama dengan kuman penyebab tonsilitis, terutama streptokokus, namun tidak jarang infeksi
polimikroba dan melibatkan bakteri anaerob
Gejala dan Tanda
● Nyeri tenggorokan
● odinofagia (nyeri menelan)
● demam ringan
● Trismus (kesulitan membuka mulut)
● Otalgia ipsilateral
● Kesulitan menelan air liur.
● Perubahan suara sering terjadi (suara kentang panas / hot popato voice)
● Napas bau
● Limfadenopati servikal anterior ipsilateral.
● Apabila demam lebih dari 39,4°C harus dicurigai adanya perluasan ke parafaring dan sepsis
Pemeriksaan
● Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan perdarahan, aspirasi paru atau piemia,
● Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring menyebabkan terjadinya abses parafaring. Pada penjalaran
selanjutnya masuk ke mediastinum, sehingga terjadi mediastinitis.
● Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat mengakibatkan trombus, sinus kavernosus, meningitis dan abses
otak.
Abses Retrofaring
Definisi
● Abses retropharyngeal adalah Kumpulan nanah di ruang retrofiring.
● Hal ini terjadi dalam dua bentuk yaitu abses retrofaring akut primer yang
biasa terjadi pada bayi dan anak (usia kurang dari 5 tahun) dan abses
retrofaring kronis yang umum terjadi pada dewasa.
● Abses retrofiring terbentuk akibat limfadenitis supuratif dari kelenjar
retropharyngeal henle, yang terletak di kedua sisi retrofiring. Kelenjar ini
menerima limfatik dari rongga hidung, faring tuba eustachius dan telinga
tengah. Kelenjar ini akan mengalami atrofi antara usai 3 dan 5 tahun, sehingga
abses retrofiring akut jarang terjadi pada anak di atas usia 5 tahun.
● Kelenjar henle Ketika terinfeksi awalnya akan menjadi adenitis, kemudian
periadenitis dan pembentukan abses terjadi. Abses biasanya satu sisi.
Etiologi
● Terapi medikamentosa diberikan antibiotik dosis tinggi, untuk kuman aerob dan anaerob. Diberikan secara parenteral.
Antibiotik tersebut diantaranya klindamisin, sefalosporin generasi ketiga (misalnya, ceftriaxone), atau penisilin yang
resisten beta-laktamase (misalnya, ampisilin-sulbaktam atau piperacillin-tazobactam).
● Selain itu dilakukan pungsi dan insisi abses melalui laringoskopi langsung dalam posisi pasien baring trendelnburg. Pus
yang keluar segera diisap, agar tidak terjadi aspirasi.
Komplikasi
● Ruang parafaring berhungan dengan setiap ruang leher dalam lainnya dan juga berhubungan dengan ruang karotid.
● Akibatnya infeksi berasal dari ruang masticator, parotis, ruang submandibular, sublingual, ruang retrofaring dan
peritonsil semua dapat menyebar ke ruang ini
● Karena itu Ketika pasien datang dengan abses parafaring, harus dilakukan pemeriksaan setiap ruang lain untuk
memastikan bahwa tidak ada ruang lain yang terlibat
Etiologi
● Trismus
● Indurasi atau pembengkakan disekitar angulus mandibula
● Demam tinggi
● Pembengkakan dinding lateral faring, sehingga menonjol kearah
medial.
● Dapat dilakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgent jaringan
lunak AP atau CT scan.
Terapi
● Proses peradangan dapat menjalar secara hematogen, limfogen atau langsung (perkontinuitatum) kearah sekitarnya.
● Penjalaran keatas dapat mengakibatkan peradangan intracranial
● ke bawah menyusuri selubung karotis mencapai mediastinum.
● Abses juga dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah. Bila pembuluh karotis mengalami nekrosis, dapat
terjadi ruptur sehingga terjadi perdarahan hebat.
● Bila terjadi periflebitis atau endoflebitis, dapat timbul tromboflebitis dan septikemia.
Abses Submandibula
Definisi
● Infeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar liur atau kelenjar limfa submandibula. Mungkin juga
sebagai kelanjutan infeksi ruang leher dalam lain.
● Kuman penyebab biasanya campuran kuman aerob dan anaerob.
Gejala dan Tanda
● Antibiotika dosis tinggi terhadap kuman aerob dan anaerob harus diberikan secara parenteral.
● Evakuasi abses dapat dilakukan dalam anestesi lokal untuk abses yang dangkal dan terlokalisasi atau eksplorasi dalam
narcosis bila letak abses dalam dan luas.
● Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os. Hyoid, tergantung letak dan luas abses.
● Pasien rawat inap 1-2 hari hingga gejala dan tanda infeksi reda.
Angina Ludwig
Definisi
● Angina ludwig terutama berasal dari infeksi gigi pada gigi geraham mandibula
● Faktor predisposisi gigi antara lain kebersihan mulut yang buruk, karies gigi, dan perawatan gigi.
● Sumber infeksi seringkali disebabkan oleh kuman aerob dan anaerob.
Gejala dan Tanda
Abses leher dalam merupakan suatu keadaan emergensi dibidang THT, dimana terdapat kumpulan nanah yang terbentuk
di ruang potensial leher dalam. Abses leher dalam sendiri terbagi atas abses peritonsil, abses retrofaring, abses parafaring
dan abses submandibular. Diagnosis dan penatalaksanaan dari abses leher dalam ini terkadang mengalami kesulitan
dikarenakan kompleksitas anatomi dari daerah abses ini sendiri. Pengobatan berupa evakuasi abses dan pemberian
antibiotika spektrum luas dosis tinggi secara parenteral banyak dipakai untuk mengatasi abses leher dalam. Insisi dan
drainase abses dapat dilakukan dengan anestesi lokal apabila terlokalisir dan dangkal, sedangkan abses yang luas dan
dalam insisi dan drainase dilakukan dengan bius umum.