Anda di halaman 1dari 10

ABSES LEHER DALAM

Oleh :
Rangga Kembang Taruna S.Ked
PENDAHULUAN

o Abses Leher Dalam adalah adanya penumpukan pus atau cairan


nanah dalam ruangan potensial yang terletak diantara fascia leher dalam.

o Penumpukan nanah ini terjadi sebagai akibat dari peradangan yang meluas, seperti
pada infeksi gigi, mulut, faring, tonsil, sinus paranasal, dan telinga tengah.

o Kebanyakan kuman penyebab yaitu golongan streptococcus, staphylococcus, kuman


anaerob bacterioides atau kuman campuran.

o Berupa : Abses peritonsil, retrofaring, parafaring, submandibular, dan angina


Ludovici.
Abses Peritonsil (Quinsy)

Abses peritonsil adalah infeksi bakteri yang menyebabkan munculnya nanah di sekitar tonsil.

a. Etiologi : Komplikasi tonsilitis akut, kuman aerob dan anaerob

b. Gejala : Gejala tonsilitis, nyeri menelan yg hebat, otalgia sesisi, mulut berbau, hipersalivasi, suara
gumam (hot potato voice), pembekakan kelenjar sumbmandibula & nyeri tekan, kadang2 trismus.

c. Pemeriksaan :

o Sukar karena trismus.

o Palatum mole bengkak & nonjol ke depan, teraba fluktuasi.

o Uvula bengkak terdorong ke sisi kontralateral.

o Tonsil bengkak, hiperemis, dan dapat terdorong, terkadang terdapat detritus.


d. Terapi :

o Stadium Infiltrasi : Antibiotic penisilin atau klindamisin, obat simtomatik, kumur air hangat,
kompres

dingin leher.

o Stadium Abses : Pungsi abses dan insisi keluarkan nanah. (Insisi pada bagian nonjol dan lunak),

anjurkan pasien tonsilektomi. Biasa dilakukan 2-3 minggu setelah drainase.

(Tonsilektomi a chaud = bersamaan), (tonsilektomi a tiede = 3-4 hari),


(tonsilektomi a froid = 4-6 mgg).

e. Komplikasi :

 Abses pecah spontan → perdarahan, aspirasi paru, piemia.

 Perjalanan abses ke daerah parafaring, lanjut ke mediastinum (mediastinitis)


Abses Retrofaring

Abses retrofaring adalah terkumpulnya nanah di ruang retrofaring yang merupakan salah satu daerah
potensial di leher dalam. Sering pada anak2 usia <5 thn.

a. Etiologi : ISPA → limfaadenitis retrofaring, trauma retrofaring oleh benda asing / timdkan medik
(adenoidektomi, intubasi ET, endoskopi), Tuberkulosis vertebra servikal.

b. Gejala & tanda : Nyeri dan sukar menelan, anak rewel tidak mau makan, demam, leher kaku & nyeri, sesak
nafas karena sumbatan jln nafas, perubahan suara serak (stridor). Dinding belakang faring tampak benjol,
mukosa hiperemis.

c. Diagnosis : Ditegakan terdapat tanda & gejala klinis, rwyt ISPA

Foto Rontgen jaringan lunak leher : peleberan ruang retrofiring >7mm, pelebaran retrotrakeal
>14mm (anak) >22mm (dewasa), lordosis servikal ↓.
d. Terapi :

 Medikamentosa : Antibiotic dosis tinggi aerob & nonaerob IV

 Bedah : pungsi & insisi dengan laringoskopi

 DI rawat inapkan sampai tanda infeksi hilang

e. Komplikasi :

 Abseb ke ruang parafaring, ruang vaskuler visera

 Mediastinitis

 Obstruksi jalan nafas sampai asfiksia

 Bila pecah spontan : pneumonia aspirasi dan abses paru


Abses parafaring

Abses parafaring merupakan salah satu infeksi leher dalam yang dapat menimbulkan komplikasi serius
dan mengancam nyawa. 

a. Etiologi : langsung akibat tusukan jarum saat analgetic (radang)

Perjalanan abses peritonsil, retrofiring, dan submandibula.

b. Tanda & Gejala : Trismus, febris tinggi, pembekakan sekitar

angulus mandibula, pembekakan dinding lateral faring.

c. Diagnosis : rwyt, tanda dan gejala, foto rontgen atau CT Scan.

d. Terapi : Antibiotik dosis tinggi IV, insisi drainase jk 24-48 jm tidak membaik. Rawat inapkan

e. Komplikasi : peradangan intrakranial, mediastinitis.


Abses Submandibula

a. Etiologi : infeksi gigi, dasar mulut, faring, kelenjar saliva, kelenjar limfe
submandibula.
b. Gejala & Tanda : Demam, nyeri leher disertai pembekakan dibawah mandibula,
trismus.
c. Terapi : Antibiotik dosis tinggi IV, evakuasi abses
Angina Ludovici

Infeksi ruang submandibula berupa selulitis dgn tanda khas berupa pembekakan seluruh ruang submandibula.

a. Etiologi : Sumber infeksi dari gigi, dasar mulut.

b. Gejala & Tanda : nyeri tenggrokan dan leher, pembekakan submandibula hiperemis & keras pada

perabaan. Dasar mulut bengkak.

c. Diagnosis : terdapat tanda klinis, Riwayat infeksi.

d. Terapi : Antibiotik dosis tinggi IV, Evakuasi pus.

e. Komplikasi : Sumbatan jalan nafas, abses ke leher lainnya dan mediastinum, sepsis.
Daftar Pustaka

Efiaty, A., Dkk. 2020. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. Edisi VII, Jakarta : Badan Penerbitan FKUI.

Anda mungkin juga menyukai