Anda di halaman 1dari 15

Abses Leher Dalam

1. Abses Peritonsil
• Etiologi : komplikasi dari tonsillitis akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar
mucus Weber di kutub tonsil
• Patologi :
• Gejala dan klinik : seperti tonsillitis akut, nyeri menelan yang hebta, nyeri telinga di
sisi yang sama, mulut berbau, hipersalivasi, suara gumam, sukar membuka mulut,
pembengkakan kelenjar submandibular
• Pemeriksaan : susah memeriksa seluruh faring karena trismus, palatum mole
membengkak dan menonjol, teraba fluktuasi, uvula membengkk dan terdorong ke
sisi kontralateral, tonsil bengkak hiperemis, banyak detritus, terdorong ke arah
tengah depan bawah.
• Terapi :
Stadium infiltrasi : antibiotika gol penicillin atau klindamicin
Kumur dengan cairan hangat dan kompres air dingin di leher
Bila sudah terbentuk abses -> insisis abses
Dianjurkan untuk tonsilektomi, pada umumnya dilakukan 2-3 minggu setelah
drainase abses

• Komplikasi:
a. Abses pecah spontan : perdarahan , aspirasi paru
b. Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring
c. Bila menjalar ke intracranial -> thrombus sinus kavernosus, meningitis, abses
otak
2. Abses Retrofraing
• Ditemukan pada anak usia <5 tahun
• Etiologi :
a. Infeksi saluran napas atas -> limfadenitis retrofiring
b. Trauma dinding belakang faringoleh benda asing
c. Tuberkulosis vertebra cervikalis bagian atas
• Gejala & tanda : nyeri, sukar menelan, anak kecil sering nangis terus menerus dan
tidak mau makan minum, demam, leher kaku, sesak napas, stridor, mengganggu
resonansi suara, mukosa dinding belakang laring bengkak dan hiperemis.
• Diagnosis :
a. Anamsnesis : adanya riwayat infeksi saluran napas bagian atas atau trauma
b. Penunjang : foto rontgen akan tampak pelebaran ruang retrofiring >7 mm pd
anak dan dewasa serta pelebaean retrotrakeal 14 mm pada anak dan 22 mm pada
dewasa
• DD : adenoiditis, tumor, aneurisma aorta
• Terapi :
a. Medikamentosa : antibiotik dosis tinggi
b. Non-medikamentosa : pungsi dann insisi abses
• Komplikasi:
1. Penjalaran ke ruang parafaring, ruang vaskuler visera
2. Mediastinitis
3. Obstruksi jalan napas sampai asfikisia
4. Bila pecah spontan -> pneumonia aspirasi dan abses paru
3. Abses Parafaring
• Etiologi :
1. Langsung, tusukan jarum saat tonsilektomi
2. Proses supurasi kelenjar limfa leher bagiann dalam, gig, tonsil, faring,
hidung, sinus para-nasal, mastoid, dan vertebra servikal dapat
menjadi sumber infeksi
3. Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofiring atau
submandibular
• Gejala & tanda: trismus, indurasi atau pembengkakan sekitar
mandibular, demam tinggi, pembengkakan dinding lateral faring
(menonjol ke medial)
• Diagnosis : riwayat penyakit, gejala & tanda klinis, dipastikan dengan
foto rontgen jaringan lunak AP atau CT scan
• Komplikasi : peradangan dapat menjalar secara hematogen, limfogen,
atau langsung ke daerah sekitrnya
a. Peradangan intracranial
b. Kerusakan pembuluh darah
c. A. karotis nekrosis -> rupture -> perdarahan hebat
d. Periflebitis atau endoflebitis -> tromboflebitis dan septikemia
• Terapi :
a. Antibiotika dosis tinggi secara parenteral
b. Insisi abses segera dilakukan jika tidak ada perbaikan (insisi
esktraoral atau insisi intraoral)
4. Abses Submandibula
• Abses dapat terbentuk di ruang submandibular atau salah satu komponennya
sebagai kelanjutan infeksi dari kepala leher
• Etiologi : infeksi kuman aerob dan anaerob dapat bersumber dari gigi, dasar
mulut, faring, kelenjar limfa submandibular
• Gejala & tanda : demam, nyeri leher, pembengkakan dibawah mandibular dan
atau di bawah lidah, trismus
• Terapi :
a. Antibiotik dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob
b. Evakuasi abses
c. Pasien dirawat inap 1-2 hari hingga tanda infeksi reda
5. Angina Ludovici
• Infeksi ruang submandibular berua selulitis dengan tanda khas pembengkakan
seluruh submandibular, tidak membentuk abses, keras pada perabaan
submandibular
• Etiologi : infeksi kuman aerob & anaerob yang berasal dari gigi atau dasar mulut
• Gejala & tanda : nyeri tenggorok dan leher, pembengkakan di daerah
submandibular yang hiperemis dan keras saat palpasi, dasar mulut
membengkak, sumbatan jalan napas oleh lidah yang terdorong ke atas
belakang
• Diagnosis : riwayat asakit gigi, mengorek atau cabut gigi, sesuia gejala
dan tanda klinis
• Terapi :
a. Antibiotik dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob
b. Eksplorasi dan evakuasi pus atau jaringan nekrosis
c. Pengobatan terhdap sumber infeksi, missal di gigi
d. Pasien di rawat inap sampai infeksi reda

Anda mungkin juga menyukai