Anda di halaman 1dari 33

SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL LAPORAN KASUS

RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES MEI 2022


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

OTITIS MEDIA AKUT


…………………………………………………………………………………………………………………………………………

Oleh:
Bartolomeus Umbu Flugentius, S.Ked
2008020043

Pembimbing:
dr. Tince Sarlin Nalle, Sp.THT-KL
 
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK
SMF/BAGIAN ILMU THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. W.Z. JOHANNES KUPANG
2022
BAB 1 PENDAHULUAN
Definisi
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustakhius, antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan otitis
media non supuratif (otitis media serosa, otitis media sekretori,
otitis media musinosa, otitis media efusi/OME).
Epidemiologi

AAP (2020) Amerika : 5.000.000 kasus AOM


terjadi setiap tahun pada anak-anak AS

Lidya Purba, DKK (2016) : Di Asia Tenggara,


Indonesia di peringkat ke-4 negara dengan
prevalensi penyakit telinga tertinggi (4,6%)
OMA : di Sumetera Utara yaitu 2,2%, dan di
Jakarta Timur yaitu 5,38%

OMA biasanya terjadi pada anak usia 3 bulan dan


3 tahun, dengan puncak insiden usia 6 hingga 11
bulan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Anatomi
Klasifikasi
Etiologi

• Faktor pertahanan tubuh


terganggu
• Obstruksi tuba eusthachius
• Infeksi saluran pernafasan atas
• Bakteri piogeik
Patofisiologi
Stadium OMA
Diagnosis

• Anamnesis :

• bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.


• Pada anak yang sudah dapat bicara keluhan utama adalah nyeri di dalam telinga, keluhan
disamping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat pilek sebelumnya.
• Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula
gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar.
• Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi dapat sampai 39.5 ˚ C
(pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu
tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit.
• Bila terjadi ruptur mebran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh
menurun dan anak tidur tenang.
Diagnosis
Diagnosis – pemeriksaan
penunjang

• Efusi telinga tengah juga dapat dibuktikan dengan


timpanosentesis
• Untuk menilai keadaan adanya cairan di telinga tengah juga
diperlukan pemeriksaan timpanometeri pada pasien.
Tatalaksana
a. Stadium Oklusi: bertujuan untuk membuka tuba eustachius
sehingga tekanan negatif ditelinga tengah hilang. Untuk ini diberikan
obat tetes hidung HCL efedrin 0,5% dan pemberian antibiotik apabila
penyebab penyakit adalah kuman, bukan virus atau alergi.

b. Stadium Presupurasi: analgetika, antibiotika yang dianjurkan


biasanya golongan ampicillin atau penicilin. Pemberian antibiotika
dianjurkan minimal 7 hari. Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis
50-100 mg/kg BB per hari, dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40
mg/kg BB dibagi dalam 3 dosis, atau eritromisin 40 mg/kg BB/hari
Tatalaksana
c. Stadium Supurasi: diberikan antibiotika dan obat-obat simptomatik.
Dapat dilakukan miringotomi bila membran menonjol dan masih utuh
untuk mencegah perforasi.
d. Stadium Perforasi: sering terlihat sekret banyak yang keluar dan
kadang terlihat keluarnya sekret secara berdenyut (pulsasi).
Pengobatannya adalah obat pencuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
dan diberikan antibiotika yang adekuat.
e. Stadium Resolusi: maka membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi da perforasi membran timpani menutup.

- Miringotomi
Komplikasi

a. Paralisis saraf kranial


b. Labirinitis
c. Mastoiditis
d. Meningitis
BAB 3 LAPORAN KASUS
Indentitas pasien
Nama : Tn. EM

Usia : 19 tahun

Tanggal Lahir : 5 Juni 2002

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen protestan

Status : BPJS

Alamat : Oesapa

Nomor Rekam Medis : 553803

Kunjungan : Poli THT


 
Keluhan Utama:
Nyeri di telinga bagian dalam sebelah kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang dengan keluhan nyeri di bagian dalam telinga sebelah kanan
sejak 3 hari lalu, keluhan ini disertai dengan kemampuan pendengaran yang
berkurang dan keluar cairan lewat telinga kanan. pasien awalnya memiliki
riwayat batuk pilek, bersin disertai demam 1 minggu sebelumnya, pasien tidak
minum obat untuk keluhan batuk pileknya dan dibiarkan hilang dengan sendiri.
Telinga terasa penuh disangkal pasien, makan muinum pasien dalam batas
normal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
-
Riwayat Pengobatan:
-
Riwayat Psikososial dan kebiasaan:
Pasien tidak minum alkohol, pasien aktif merokok ± 3-4 batang setiap hari.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak baik
Kesadaran : Compos mentis
BB : 54 kg
Tanda vital  
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
HR : 73 x / menit, regular, kuat angkat
RR : 20 x / menit
Suhu : 36.5 0C
SPO2 : 99 %
Status Generalis  
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)(-), pupil isokor
Leher : Pembesaran KGB (-), stridor (-), retraksi (-)
: Simetris, vesikuler (+)/(+), Rhonki (-)(-), Wheezing (-)/(-),
Thorax
retraksi (-), BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-)
Abdomen : Supel
Ekstremitas : Akral hangat, turgol kulit baik, CRT < 2 detik
Status THT-KL

Dextra Telinga Sinistra


   
Inspeksi Aurikula
Edema (-), hiperemi (-), massa (-) Edema (-), hiperemi (-), massa (-)

Edema (-), hiperemi (-),   Edema (-), hiperemi (-),


massa (-), fistula (-), abses (-) Pre-Aurikula massa (-), fistula (-), abses (-)

Edema (-), hiperemi (-), Retro-Aurikula Edema (-), hiperemi (-),


massa (-), fistula (-), abses (-) massa (-), fistula (-), abses (-)

   
KAE
   
   
Lapang Lapang
perforasi, refleks cahaya (-) Membran Timpani Intak refleks cahaya (+)
(+) Sekret (+)
(-) Pendarahan Aktif (-)
Status THT-KL
Dextra Hidung Sinistra
Inspeksi
Bentuk normal Bentuk normal
Hidung Luar
Lapang Kavum Nasi Lapang
Merah Muda Mukosa Merah muda
Dekongesti Konka Dekongesti
Septum: tidak deviasi
(+) Sekret (+)
(-) Pendarahan (-)
Status THT-KL

Tenggorokan

Faring Mukosa tidak licin, merah muda, pseudomembran (-)

Tonsila palatina T2/T2, merah muda, kripte melebar (-)/(-), detritus (-)/(-)
Diagnosis
Acute suppurative otitis media dextra
 
Tatalaksana
Medika mentosa:
Toilet telinga
Azitromisin 1x
Cetirizin 2x10 mg
Meloksikam 2x1 tab
 
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
BAB 4 PEMBAHASAN
Pembahasan
Teori Kasus
• Gejala klinik OMA bergantung pada stadium • pasien datang dengan keluhan nyeri di bagian
penyakit serta umur pasien. dalam telinga sebelah kanan sejak 3 hari lalu
• Pada anak, keluhan utama adalah nyeri di dalam • keluhan ini disertai dengan kemampuan
telinga, suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat pendengaran yang berkurang dan keluar cairan
riwayat pilek sebelumnya. lewat telinga kanan.
• Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, • pasien awalnya memiliki riwayat batuk pilek
selain rasa nyeri terdapat pula gangguan disertai demam 1 minggu sebelumnya, pasien
pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa tidak minum obat untuk keluhan batuk
kurang dengar. pileknya dan dibiarkan hilang dengan sendiri.
• Pada bayi dan anak kecil gejala khas OMA ialah suhu • Telinga terasa penuh disangkal pasien, makan
muinum pasien dalam batas normal.
tubuh tinggi dapat sampai 39.5 ˚ C (pada stadium
supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba
anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang dan
kadang-kadang anak memegang telinga yang sakit.
• Bila terjadi ruptur mebran timpani, maka sekret
mengalir ke liang telinga, suhu tubuh menurun dan
anak tidur tenang.
Pembahasan
Teori Kasus
• Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan
perforasi membram timpani dextra.
Pembahasan
Teori Kasus
• Terapi diberikan sesuai stadium OMA • Pada pasien diberikan terapi
• Stadium Perforasi: sering terlihat Toilet telinga, Azitromisin 1x500
sekret banyak yang keluar dan mg, Cetirizin 2x10 mg,
kadang terlihat keluarnya sekret Meloksikam 2x1 tab
secara berdenyut (pulsasi).
Pengobatannya adalah obat pencuci
telinga H2O2 3% selama 3-5 hari dan
diberikan antibiotika yang adekuat.
BAB 5 KESIMPULAN
• Telah dilaporkan kasus pasien laki-laki usia 19 tahun dengan diagnosis Acute
suppurative otitis media dextra
• Berdasarkan anamnesis ditemukan keluhan keluhan nyeri di bagian dalam
telinga sebelah kanan sejak 3 hari lalu, keluhan ini disertai dengan
kemampuan pendengaran yang berkurang dan keluar cairan lewat telinga
kanan. pasien awalnya memiliki riwayat batuk pilek disertai demam 1
minggu sebelumnya, pasien tidak minum obat untuk keluhan batuk pileknya
dan dibiarkan hilang dengan sendiri. Telinga terasa penuh disangkal pasien,
makan minum pasien dalam batas normal,
• Pemeriksaan fisik ditemukan adanya perforasi pada membram timpani
dextra pasien. Tatalaksana pada pasien diberikan sesuai stadium OMA.
• Pada pasien diberikan terapi Toilet telinga, Azitromisin 1x500 mg, Cetirizin
2x10 mg, Meloksikam 2x1 tab.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai