Anda di halaman 1dari 25

REFLEKSI KASUS

”Otitis Media Supuratif Kronis”

Oleh:
Made Eva Indraswari (2371121097)

Pembimbing :
dr. Ida Bagus Semara Putra, Sp. THT-KL

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK – BEDAH


KEPALA LEHER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WARMADEWA
RSD MANGUSADA
2023
IDENTITAS PASIEN
Nama : SNMB
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Hindu
Bangsa/Suku : Indonesia/Bali
Usia : 25 Tahun
Pekerjaan : WIRASWASTA
Alamat : Br Munggu Gulingan Mengwi Badung
No. RM : 326231
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Telinga kanan tersumbat
Onset : 3 bulan yang lalu
Lokasi : Telinga kanan
Kualitas : Menganggu aktivitas
Kuantitas : Terus menerus
Faktor Memperberat : Mengorek telinga
Faktor Memperingan : -
Keluhan Penyerta :-
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Telinga kanan tersumbat
Riwayat Penyakit:
Pasien datang dengan keluhan telinga tersumbat sejak 3 bulan yang lalu karena air masuk ke
telinga kanan saat keramas. Keluhan dikatakan terjadi secara terus menerus dan menurunkan
kualitas pendengaran. Pasien juga mengeluh terdapat cairan berwarna kuning sejak dari telinga
kanan setelah mengorek-ngorek telinga. Riwayat pengobatan pasien tidak ada. Keluhan saat ini
tidak ada batuk (-), pilek (-), dan demam (-).
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Terdahulu
Keluhan serupa sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit kronis berupa hipertensi (-), diabetes mellitus (-), dan
penyakit lainnya (-).
Riwayat Penyakit pada Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa. Riwayat penyakit kronis pada keluarga (-).
Riwayat Pribadi, Sosial, Lingkungan
Pasien adalah seorang pegawai wiraswasta, pasien tidak memiliki kebiasaan merokok dan tidak mengkonsumsi
alcohol. Kebersihan personal pasien dikatakan cukup.
Riwayat Pengobatan
Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan obat-obatan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
• Keadaan Umum : Sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis (GCS E4V5M6)
• Tekanan Darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• RR : 20x/menit, reguler
• Suhu Aksila : 36.7 °C
• BB : 70 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Status General
• Kepala : Kelainan (-)
• THT : Sesuai status lokalis
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Thorax : DBN
• Abdomen : DBN
• Ekstremitas : DBN
Status Lokalis Telinga
Telinga Dextra Sinistra

Aurikula Nyeri tarik (-), benjolan (-), lesi (-) Normal, nyeri tarik (-), benjolan (-), lesi (-)

Nyeri tekan tragus (-), fistula (-), abses (-), Nyeri tekan tragus (-), fistula (-), abses (-),
Preaurikula
hiperemis (-) hiperemis (-)

Retroaurikula Nyeri tekan (-), fistula (-), abses (-), hiperemis (-) Nyeri tekan (-), fistula (-), abses (-), hiperemis (-)

Mastoid Nyeri tekan (-), fistula (-), abses (-), hiperemis (-) Nyeri tekan (-), fistula (-), abses (-), hiperemis (-)

Meatus Akustikus Mukosa hiperemi (-) minimal, discharge (+), Mukosa hiperemi (-), discharge (-), serumen (-),
Eksternus (MAE) serumen (-), edema (-) edema (-)

Membran Timpani Perforasi (+) sentral, intak, refleks cahaya (-) Intak, Reflek cahaya (+)
Status Lokalis Hidung
Hidung Dextra Sinistra

Inspeksi Luar Bentuk normal, deformitas (-), tumor (-), Bentuk normal, deformitas (-), tumor (-),
bengkak (-), hiperemis (-) bengkak (-), hiperemis (-)

Palpasi Nyeri (-), massa (-), krepitasi (-) Nyeri (-), massa (-), krepitasi (-)

Septum Deviasi (-)

Vestibulum Sekret (-), massa (-), hiperemis (-) Sekret (-), massa (-), hiperemis (-)

Konka inferior Sekret (-), massa (-), hipertrofi (-) Sekret (-), massa (-), hipertrofi (-)

Metaus Medius Sekret (-) Sekret (-)

Kavum nasi Tumor (-), polip (-), Sekret (-) Tumor (-), polip (-), Sekret (-)

Mukosa Hiperemis (-) Hiperemis (-)


Status Lokalis Tenggorok
Tenggorok Dextra Sinistra

Uvula Simetris (+), hiperemis (-), edema (-)

Tonsil T1, hiperemis (-), kripte (-), detritus (-) T1, hiperemis (-), kripte (-), detritus (-)

Palatum Molle Simetris (+), warna merah muda

Dinding Faring Mukosa rata (halus), hiperemis (-), reflex muntah (+), post nasal drip (-)

Regio Fasialis
• Inspeksi : Pembengkakan pipi (-), deformitas wajah (-)
• Palpasi : Nyeri tekan sinus maksilaris (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Gigi : Karies gigi (-)
Pemeriksaan Transiluminasi : Gelap
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Endoskopi telinga
ASSESSMENT
Diagnosis: Otitis Media Supuratif Kronis Fase Aktif Dekstra
Diagnosis Banding:
Otitis Media Akut Stadium Perforasi
Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Maligna
PLANNING
Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO
Metil Prednisolone 2 x 8 mg PO

KIE
Hindari masuknya air ke dalam telinga
Tidak memasukkan jari ke dalam telinga
Gunakan dan konsumsi obat sesuai instruksi dokter
Konsumsi makanan sehat dan bergizi
Olahraga teratur
Istirahat cukup
ANALISIS KASUS
PERASAAN YANG DIRASAKAN
• Perasaan menyenangkan adalah berkesempatan untuk mempelajari lebih dalam mengenai otitis
media supuratif kronis dan dapat mengetahui secara detail mengenai keluhan pasien tersebut.
• Perasaan yang tidak menyenangkan adalah saya tidak bisa mengikuti perjalanan kontrol pasien
secara menyeluruh.
EVALUASI
• Pengalaman baik yang saya dapatkan adalah saya diberikan kesempatan untuk melakukan
anamnesis, dan pemeriksaan fisik secara langsung pada pasien dengan otitis media supuratif
kronis.
• Namun saya menyadari bahwa saya masih banyak kurang dalam keterampilan menganamnesis
pasien secara sistematis dan masih ragu saat melakukan pemeriksaan fisik karena kurangnya
pengalaman saya dalam melakukan pemeriksaan langsung dengan pasien.
DEFINISI
• DEFINISI
Infeksi kronis liang telinga tengah dengan perforasi membrane timpani dan secret yang
keluar dari telinga terus menerus atau hilang timbul
• ETIOLOGI
Infeksi pada OMSK tersering disebabkan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
Aerugoinosa
ANAMNESIS
• Teori • Kasus
Anamnesis : rasa penuh di telinga, Berdasarkan anamnesis yang dilakukan didapatkan
penurunan pendengaran, tinnitus, secret Rasa penuh ditelinga dan secret yang keluar terus
telinga yang keluar terus menerus selama menerus
2-6 minggu, secret encer
PEMERIKSAAN FISIK
• Teori • Kasus
Liang telinga dan mastoid: inflamasi • Pada pemeriksaan liang telinga, tampak secret
retroaurikular (hiperemis, edema dengan atau telinga (+)
tanpa fluktuasi, nyeri tekan mastoid), kondisi • Pada pemeriksaan telinga tengah, perforasi
linag telinga ada penyempitan liang telinga sentral (+)
dan sekret telinga
Telinga tengah: perforasi sentral di pars tensa,
diseluruh tepi perforasi masih ada membrane
timpani (OMSK benigna), dan perforasi atik
di pars flaksida (OMSK maligna), tanda
inflamasi mukosa telinga tengah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Teori • Kasus
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang pada pasien tidak
• Endoskopi telinga dilakukan tetapi melalui anamnesis dan
• Kultur secret telinga pemeriksaan fisik otoskopi diagnosis otitis media
supuratif kronis sudah dapat ditegakkan.
OMSK tipe benigna tipe maligna

Sekret Mukoid, tidak berbau Purulen, berbau busuk

Perforasi Sentral Atik atau marginal

Granulasi Jarang Sering terjadi

Koleastoma Jarang terjadi komplikasi yang Sering terjadi komplikasi yang


berbahaya berbahya
Komplikasi Tidak ada Ada

Tata laksana Penanganan konservatif Pembedahan mastoidektomi


medikamentosa, ear toilet, kadang
perlu miringoplasti timpanoplasti
OMSK fase tenang OMSK fase aktif
Kavum timpani tampak basah atau kering Sekret keluar dari kavum timpani secara aktif
Sekret mukoid sampai mukopurulen
TATALAKSANA
1. Aural toilet/ cuci telinga
Larutan irigasi atau menggunakan swab kapas dapat dilakukan dirumah 4x/hari oleh pasien.
Irigasi dapat menggunakan air steril, asam asetat, normal salin, hidrogen peroksida, maupun
povidon iodin

2. Antibiotik tetes telinga


(sering dikombinasikan dengan deksametason) disertai aural toilet merupakan manajemen
konservatif lini pertama yang efektif pada pasien OMSK. Golongan quinolon merupakan
antibiotik topikal yang paling direkomendasikan

3. Kortikosteroid topikal
Pertimbangkan untuk memberikan kombinasi steroid pada pasien dengan peradangan pada liang
telinga atau mukosa telinga tengah disertai jaringan granulasi. Kombinasi yang sering digunakan
yaitu tetes telinga siprofloksasin 0,3% dengan deksametason 0,1%.
4. Antibiotik sistemik
kurang efektif dibandingkan terapi topikal karena faktor akses dimana sulitnya antibiotik
sistemik untuk mencapai konsentrasi efektif pada area telinga tengah.
Dibandingkan antibiotik topikal, antibiotik sistemik kurang efektif untuk mengatasi otorea
setelah 1-2 minggu terapi
Pemilihan antibiotik sistemik mencakup:
a) Terapi empiris yaitu antibiotik yang mencakup bakteri yang umum pada OMSK,
termasuk Pseudomonas aeruginosa.
b) Antibiotik sebisa mungkin ditargetkan sesuai etiologi infeksi, yaitu berdasarkan hasil
kultur dan uji resistensi. Antibiotik sistemik yang umumnya digunakan yaitu penisilin,
sefalosporin, aminoglikosida, klindamisin, vankomisin, kloramfenikol, dan aztreonam
REFERENSI
Mittal R, Lisi C, Gerring R. 2015. Current concepts in the pathogenesis and treatment of chronic
suppurative otitis media . Journal of Medical Microbiology
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Otitis Media Supuratif Kronik Tahun
2018
Soepardi EA., Iskandar N., Bashiruddin J., Restuti RD. (2017). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ketujuh. Jakarta : Badan Penerbit FKUI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai