Anda di halaman 1dari 69

Clinical Science Session

Otitis Media Supuratif Kronis


Pembimbing:
dr. Panca Bagja, SpTHT-kl

Disusun oleh:
Nathaniel Nickander 1415089
Erik Yosua G 1415109
Leoni Agnes 1415128
Deca Mediana Djohan 1415172
Sasya Azkalita 1215160

Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL


RS Immanuel
Bandung
2019
Identitas Pasien
• Nama : Ny. I R
• Umur : 55 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Kota tempa tinggal: Bandung
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Suku bangsa : Sunda
• Agama : Islam
• Status pernikahan : Menikah
Anamnesis
• Keluhan utama : keluar cairan dari telinga kanan
• Anamnesis khusus :
Seorang wanita dating ke poli THT dengan keluhan keluar carian dari
telinga kanan sejak 5 hari yang lalu. Cairan yang keluar berwarna bening,
encer dan tidak terlalu banyak, tidak berbau dan tidak bercampur darah.
Keluhan dirasakan berulang 2 kalli dalam 6 bulan terakhir. Pasien mengeluh
kurangnya pendengaran terutama pada telinga kanan.
pasien menyangkal adanya riwawyat trauma telinga, kemasukan benda
asing di telinga, penggunaan obat-obat tertentu dalam jangka panjang. Pasien
menyangkal adanya demam, batuk, pilek, nyeri kepala, nyeri di belakang
telinga, ataupun muka mencong.
Anamnesis
• Riwayat penyakit dahhulu : 6 bulan yang lalu pernah mengalami keluhan
serupa dan diberi obat tetes telinga dan membaik. HT (-), DM (-), TB paru
(-), Cedera kepala (-)
• Riwayat penyakit keluarga : (-)
• Riwayat kebiasaan : sering membersihkan telinga dengan cottonbud
terutama bila terasa gatal dan tidak pernah menutup telinga saat mandi.
Menyelam, naik pesawat (-)
• Riwayat operasi : riwayat operasi tenggorokan (-)
• Usaha berobat : (-)
• Riwayat alergi : (-)
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: baik
• Kesadaran : compos mentis
• Kesan sakit : ringan
• TB : 156 cm
• BB : 57 kg
• BMI : 23,4 kg/m²
• Tanda – tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• N : 80 x/menit, regular, equal, isi cukup
• R : 20x/menit
• S : 36,7 °C
Status Generalis
• Kepala :
• Wajah : bentuk dan ukuran simetris
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea letak sentral
• Thorax :
• Pulmo :
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris
• Palpasi : bentuk dan pergerakan simetris, tactile fremitus ka=ki
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : VBS ka=ki, Rh -/-, wh-/-
• Cor :
• Inspeksi : DBN
• Palpasi : DBN
• Perkusi :DBN
• Auskultasi : BJ murni s1=s2 murni regular, murmur -
Status Generalis
• Abdomen
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : tympani
• Palpas : soepel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
• Ekstremmitas : akral hangat, CRT <2”
Status Lokalis
Telinga Kanan Kiri
1. Preauricula
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
2. Auriula
Kelainan kongenital Tdiak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
3. Postauricula
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Tumor Tidak ada Tidak ada
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
Canalis acusticus externus
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
Serumen Ada Ada
Benda asing Tidak ada Tidak ada
Inflamasi Tidak ada Tidak ada
Granulasi/polip/tumor Tidak ada Tidak ada
Sekret Ada, mukoserosa, tidak berbau, Tidak ada
sedikit, darah (-)
Membran timpani
Warna Keruh Putih mutiara
Permukaan Rata Rata
Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Refleks cahaya Tidak ada Ada
Perforasi Ada, sentral di kuadran antero Tidak ada
inferior, bulat 3mm
Tes Pendengaran
Kanan Kri

Tes garputala
• Rinne (-) (+)
• Webber (+)  (lateralisasi ke kanan)
• Schwabach Memanjang Sama dengan pemeriksa

Kesan Tuli konduktif normal


Status Lokalis Hidung
Hidung Kanan Kiri

Keadaan luar Bentuk dan ukuran normal Bentuk dan ukuran normal

Pasase udara Baik Baik

Rhinoskopi anterior
mukosa Normal Normal
sekret Tidak ada Tidak ada
septum Tidak ada deviasi Tidak ada deviasi
konka inferior Tidak hiperemis, tidak edema Tidak hiperemis, tidak edema
konka media Tidak terlihat Tidak terlihat
tumor / polip Tidak ada Tidak ada

Rhinoskopi posterior Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Status lokalis mulut dan tenggorok
• Mulut : mukosa merah muda, basah
• Gigi : caries dentis (-)
• Palatum durum : TAK
• Palatum molle : TAK
• Uvula : sentral, deviasi (-), merah muda
• Lidah : TAK
Tonsila palatina Kanan Kiri

Mukosa Normal Normal

Ukuran T1 T1

Kripta Normal Normal

Detritus - -

Membran - -

• Dinding posterior faring : mukosa normal, granula (-), oedem (-)


• Laringoskopi indirek : tidak dilakukan
Resume
• Seorang perempuan, 55 tahun datdang ke poli THT dengan keluhan otore
auris sejak 5 hari yang lalu. Otore berwarna bening, encer dan sedikit,
tidak berbau, tidak bercampur darah. Keluhan dirasakan berulang 2x
dalam 6 bulan terakhir. Terdapat keluhan hearing loss di auris dextra.
• Trauma (-) benda asing di tellinga (-), penggunaan obat dalam jangka
waktu panjang (-), febris (-), batuk (-), flu (-), cephalgia (-), nyeri belakang
auris (-), parase facialis (-)
• RPD: 6 bulan yang lalu suspek otitis media akut stadium supuratifa 
membaik sete;ah diberi obat teter telinga
• Riwayat kebiasaan : >> membersihkan telinga dengan cottonbud
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: baik
• Kesadaran : compos mentis
• Kesan sakit : ringan
• TB : 156 cm
• BB : 57 kg
• BMI : 23,4 kg/m²
• Tanda – tanda vital
• TD : 120/80 mmHg
• N : 80 x/menit, regular, equal, isi cukup
• R : 20x/menit
• S : 36,7 °C
• Status Generalis : TAK
Status Lokalis
I. Telinga
• Preauricula : TAK
• Auricula : TAK
• Post Auricula : TAK
• CAE : sekret mukoserosa, tidak berbau, sedikit, darah
(-)
• Memb. Timpani : dextra  keruh, permukaan berlubang,
reflex cahaya (-), perforasi di antero inferior, bulat 3 mm.
• Tes pendengaran : tuli konduktif auris dextra
Diagnosis Banding
• Otitis media supuratifa tipe benign auris dextra
• Otitis media supuratifa tipe maligna auris dextra
• Otitis media akut stadium perforasi
Usul Pemeriksaan
• Kultur dan tes sensitivitas antibiotic dari sekret telinga
• Audiometri nada murni
• Timpanometri
• Foto rontgen mastoid posisi Schuller
Diagnosis Kerja
Otitis Media Supuratifa Tipe Benign Auris Dextra
Penatalaksanaan
• Non farmakologi :
• Edukasi :
• Menjaga kebersihan telinga
• Mencegah masuknya air ke dalam telinga pasien, dilarang berenang
• Tidak membersihkan telinga sendiri dengan menggunakan cotton bud
• Kontrol berkala
• Farmakologi :
• Anti inflamasi : triamsinolon tab 4 mg x 1
• Antibiotik tetes telinga : ofloxacin ear drops 2 x 5 tetes
• Dekongestan : rhinos SR tab 2 x 1
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
ANATOMI TELINGA
• Auricula atau telinga luar diperdarahi oleh cabang dari A.
carotis externa , A. carotis externa bercabang menjadi :
• A. auricular posterior
• A. auricular anterior
TELINGA DALAM (LABYRINTHUS
Osseus)
Membrana Tympani (Gendang
Telinga)
FISIOLOGI PENDENGARAN
• Fungsi telinga :
• Daun telinga  menampung , memantulkan dan menguatkan
suara
• Meatus acusticus externus  menghantarkan getaran
• Membrana timpani  menerima getaran
• Tulang pendengaran  sebagai pengharntar getaran (bersifat
seperti pengungkit)
• Tuba Eustachii  mengatur tekanan telinga dalam
• Organon corti  sensoris untuk menerima impuls suara
• Hantaran suara dapat diterima melalui :
• Bone conduction
• Air conduction
Definisi Otitis Media

Otitis Media ialah peradangan sebagian atau


seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Klasifikasi Otitis Media

Otitis Media

Non supuratif
Supuratif
(serosa)

Akut barotrauma Otitis media serosa Otitis Media


Otitis Media Akut
(aerotitis) kronis Supuratif Kronis
Definisi Otitis Media Supuratif Kronis

OMSK adalah infeksi kronis di telinga


tengah dengan perforasi membrane
timpani dan secret yang keluar dari
telinga tengah terus-menerus atau
hilang timbul.
Epidemiologi
• Insidensi OMSK: 39 kasus per 100.000 orang (usia ≤ 15 tahun)
• Prevalensi OMSK: pria = wanita
Perjalanan Penyakit

Bila berlangsung > 2 bulan


Otitis Media Akut dengan
Otitis Media Supuratif Kronis
perforasi membrane timpani
Faktor yang berperan:
- Terapi yang
terlambat diberikan
- Terapi yang tidak
Bila < 2 bulan: Otitis adekuat
Media Supuratif - Virulensi kuman
Subakut tinggi
- Daya tahan tubuh
pasien rendah
- Higiene buruk
Letak Perforasi Membran Timpani
Perforasi Sentral
Perforasi terdapat pada pars tensa,
sedangkan diseluruh tepi perforasi masih
ada sisa membran timpani

Perforasi Marginal
Sebagian tepi perforasi langsung berhubungan
dengan annulus atau sulkus timpanikum

Perforasi Atik
Perforasi terletak pada pars flaksida
Jenis OMSK
• Berdasarkan jenisnya:
• Benign/ tipe aman/ tipe mukosa
 Proses radang terbatas pada mukosa saja
 Perforasi letak sentral
 Kolesteatoma (-)
• Maligna/ tipe bahaya/ tipe tulang
 OMSK dengan kolesteatoma
 Perforasi letak marginal / atik

Kolesteatoma
Suatu epitel kista epithelial yang berisi deskuamasi
epitel (keratin) yang terus menumpuk sehingga
kolesteatoma bertambah besar
Jenis OMSK
• Berdasarkan aktivitas secret yang keluar:
• Aktif: OMSK dengan secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif
• Tenang: OMSK dengan keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering
Etiologi dan FR
• Perforasi membrane timpani pada OMSK, dapat diakibatkan oleh:
• Trauma
• Iatrogenik
• Setelah episode otitis media akut,
• OMSK meningkat pada:
• RPD otitis media akut
• Lingkungan tempat tinggal pada penduduk
• Keluarga dengan jumlah anggota keluarga banyak
• Kelainan kraniofasialdapat menjadi factor resiko khusus OMSK: Cleft
palate, Down syndrome, cri du chat syndrome, choanal atresia,
DiGeorge syndrome, cleft lip, microcephaly
Faktor Resiko Otitis Media
Intrinsik
• Prediposisi genetic
• Usia
• Bayi dan anak: tuba eustachius pendek, lebar dan agak horizontal
• Laki > perempuan
• Kelainan anatomi:
• Palatoskisis : insersio m. tensor veli palatine di palatum mole tidak ada sehingga sulit membuka
tuba dengan adekuat saat proses mengunyah
• Sindrom Down
• Kelainan kraniofasial lainnya
• Kelainan system imun:
• Imaturitas imun
• Alergi inhalasi
• Imunokompromais: tumor ganas, AIDS, terapi imunosupresif, defisiensi imunoglobulin
Faktor Resiko Otitis Media
Ektrinsik

• Kurang/ tidak memperoleh ASI


• Riwayat infeksi saluran nafas atas
• Penyakit hidung dan/ sinus
• Kunjungan rutin ke pusat layanan kesehatan : meningkatkan resiko
pajanan patogen
• Pajanan asap rokok: mengganggu bersihan mukosilier
Patogenesis dan
Patofisiologi
Patogenesis
Faktor
Faktor Faktor Infeksi
Lingkunga
Penjamu Anatomi
n
• Tuba
• Allergi Eustachii • Musim • Bakteri
• Defisiens • Palatosc • ASI/boto
i imun hisis • Virus
l air susu
• Usia • Labiosch • Dot bayi
isis
Patogenesis
Patogenesis
• Faktor-faktor tersebut menyebabkan kelainan oklusi dari tuba
estachius
• Oklusi tuba esutachius menyebabkan fungsi tuba eustachi baik
regulasi tekanan udara, proteksi dan drainase terganggu
• Hal tersebut menyebabkan terjadinya infeksi dan inflamasi di telinga
tengah.
Patofisiologi
• Stadium Oklusi
• Terjadinya tekanan negatif di telinga tengah akibat absorpsi udara
• Membran timpani mengalami retraksi/ berwarna keruh pucat/
terkadang normal
• Efusi
Patofisiologi
• Stadium Hiperemis
• Pembuluh darah melebar di membran
timpani sehingga membran timpani
nampak oedem dan hiperemis
• Sekret yang terbentuk bersifat serosa
sehingga sulit dinilai
• Gejala : rasa penuh dlm telinga dan
demam, pendengaran dapat sedikit
berkurang
• Otoskopi : injeksi pembuluh darah
membran Timpani sekitar manubruim
tepi pars tensa dan pars flasida
Patofisiologi
• Stadium Supurasi
• Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,
menyebabkan bulging.
• Tekanan yang berkelanjutan menyebabkan iskemi lalu nekrosis membran
timpani.
• Gejala: Otalgia, demam, pendengaran terganggu, muntah, kejang,
meningismus, nyeri tekan mastoid
• Otoskopi: Pada bagian yang nekrosis terlihat bagian yang kekuningan lembek,
yang akan menjadi tempat perforasi atau ruptur.
Patofisiologi
• Stadium Perforasi
• Pengobatan yang terlambat arau kurang adekuat dapat menyebabkan ruptur
pada membran timpani
• Ditandai dengan keluarnya darah dan nanah dari telinga tengah ke telinga luar
• Gejala: Otore (serosanguinolen lalu mukopurulen), Otalgia berkurang,
pendengaran makin berkurang, keadaan umum pasien membaik, demam
tidak dirasakan
• Otoskopi : Perforasi kecil pars tensa disertai otore
Patofisiologi
• Apabila infeksi dan inflamasi di
telinga tengah berkelanjutan
(kronik) sehingga sekret terus
dikeluarkan maka gendang
telinga tidak dapat mengalami
resolusi yang mengakibatkan
keluarnya otore terus
menerus dari telinga tengah
mengalir ke telinga luar
melalui gendang telinga.
Terapi tidak
Infeksi Kronis Malnutrisi adekuat / terlambat Trauma

Edema mukosa
Destruksi telinga tengah
daerah Perforasi Kronis
membranosa
Mukosa polipoid

Ossifikasi Terbentuk jaringan Ulserasi


daerah labirin granulasi mukosa

Terekspos
Epitel secretory
lapisan
>>
Gangguan kapsul tulang
Pendengaran

Sekret mucoid & Osteitis ,


mukopurulen Periostitis

Perubahan
osteoclast, hilang
matriks tulang ,
Penatalaksanaan
Terapi OMSK
• Sering relaps, karena satu atau beberapa keadaan :
• Perforasi membran timpani permanen (telinga tengah berhubungan dengan
dunia luar)
• Sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.
• Sudah terbentuk jaringan patologik ireversibel di rongga mastoid
• Gizi dan higiena yang kurang.
Terapi non bedah
• Prinsip : konservatif atau medikamentosa
Sekret keluar terus menerus → Obat cuci telinga (H2O2 3% 3-5 hari) →
berkurang → obat tetes telinga dengan antibiotika dan kortikosteroid →
tidak ˃ 1-2 minggu
Pilihan antibiotika oral → ampisilin atau eritromisin, 2nd line dengan
ampisilin klavulanat
Terapi bedah
• Tujuan :
• Menghentikan infeksi secara permanen
• Memperbaiki MT yang perforasi
• Mencegah komplikasi
• Memperbaiki pendengaran
• Sekret telah kering → obs 2 bulan masih perforasi → miringoplasti /
timpanoplasti
• Bila sumber infeksi tetap ada/ rekuren infeksi → terapi sumber infeksi
Terapi OMSK tipe bahaya
• Prinsip : pembedahan (mastoidektomi dengan atau tanpa
timpanoplasti)
• Bila ada abses subperiosteal retroaurikuler → insisi dahulu
Jenis Pembedahan
1. Mastoidektomi sederhana (Simple mastoidectomy)
OMSK aman → pembersihan r. mastoid dari jar. Patologik → infeksi tenang,
telinga tidak berair lagi, fx pendengaran tidak diperbaiki.
2. Mastoidektomi radikal
OMSK bahaya + infeksi/ kolesteatoma meluas → mencegah komplikasi
intrakranial.
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
Kolesteatoma di atik tidak merusak c. timpani → membuang jar. Patologik,
menpertahankan pendengaran yang masih ada.
4. Miringoplasti
OMSK tipe aman dengan perforasi → cegah reinfeksi
5. Timpanoplasti
OMSK tipe aman kerusakan lebih berat / tidak bisa dengan medikamentosa
6. Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach
tympanoplasty)
OMSK bahaya atau OMSK aman dengan jar. Granulasi luas → menyembuhkan
penyakit dan memperbaiki pendengaran tanpa mastoidektomi radikal.
Pemeriksaan Klinik
Bakteriologi
• Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adl Pseudomonas
aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada
OMSA Streptokokus pneumonie, H. influensa, dan Morexella kataralis.
Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella,
dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.
Prognosis
• Pasien dengan OMSK memiliki prognosis yang baik apabila menjaga
agar tidak terjadi infeksi. Pemulihan terkait hilangnya pendengaran
bervariasi tergantung tingkat keparahannya.
• Mortalitas OMSK terkait erat dengan komplikasi
Komplikasi
Komplikasi
Komplikasi Ekstratemporal
Intratemporal Komplikasi intracranial
Komplikasi di telinga tengah • Abses ekstradural
 Paresis nervus facialis • Abses subdural
 Kerusakan tulang • Abses otak
pendengaran • Meningitis
 Perforasi membrane timpani • Tromboflebitis sinus
Komplikasi ke rongga mastoid lateralis
 Petrositis • Hidrosefalus otikus
 Mastoiditis koalesen Komplikasi ekstrakranial
Komplikasi ke telinga dalam • Abses retroaurikular
 Labirinitis • Abses Bezold’s
 Tuli saraf/sensorineural • Abses zigomatikus
Pencegahan
• Edukasi pasien untuk menghindari factor etiologi yang menyebabkan
rekurensi penyakit
• Edukasi pasien agar menjaga telinganya tetap kering untuk mencegah
terjadinya komplikasi, bahkan setelah pengobatan medis menunjukkan
hasil yang dan telinga yang kering
• Mencukupi kebutuhan gizi dan hygiene yang baik

Anda mungkin juga menyukai