Anda di halaman 1dari 58

BST CBD

Rhinosinusitis
Preseptor : dr. Pramusinto
Adhy, Sp.THT-KL

Disusun Oleh :
Herlina Sari Haloho 1915030

SMF/BAGIAN ILMU THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2021
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Usia : 33 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tinggal : Bandung
Pekerjaan : Pegawai bank
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sudah menikah
Anamnesis
1. Keluhan utama : nyeri pada daerah pipi kiri.
2. Anamnesis khusus :
Pasien datang ke poliklinik THT dengan keluhan terasa nyeri pada pipi sebelah kiri. Keluhan pasien
ini dirasakan sejak kurang lebih 10 hari yang lalu. Pasien mengaku nyeri bertambah berat saat bagian pipi
di tekan. Keluhan pasien ini disertai dengan adanya pilek dan batuk, serta hidung terasa tersumbat sejak 2
minggu yang lalu. Hidung tersumbat akan hilang bila cairan yang ada dihidung dikeluarkan. Pasien
mengatakan cairan yang keluar berwarna kuning kehijauan, kental, dan tidak berbau busuk pada hidung
sebelah kiri.
Pasien juga mengeluhkan adanya demam yang hilang timbul. Pasien merasa keluhannya ini
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien menyangkal adanya nyeri kepala,sakit gigi/gigi berlubang, bau
mulut, nyeri menelan, nyeri tenggorokan , nyeri ataupun keluar cairan dari telinga.
Anamnesis
● Riwayat penyakit dahulu : Pasien sering mengalami
pilek disertai bersin-bersin, hidung tersumbat, dan
keluar cairan dari hidung berwarna jernih sejak 2
tahun yang lalu dan jarang diobati
● Riwayat penyakit keluarga : (-)
● Riwayat kebiasaan : rokok (-), alkohol (-)
● Riwayat operasi : (-)
● Usaha beroba : minum obat pilek namun tidak
membaik
● Riwayat alergi : pasien memiliki a;ergi debu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos Mentis
Kesan sakit : ringan
BB : 68 kg
TB : 165 cm
BMI : 24,97 kg/m2
Tanda-tanda Vital
● Tekanan darah : 120/70 mmHg
● Nadi : 80x/menit, regular, equal, isi cukup
● Respirasi : 21x/menit
● Suhu : 37,80 C
Status Generalis
Kepala
○ Wajah:
- bentuk dan ukuran simetris
○ Mata:
- konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar, trakea letak sentral
Toraks:
○ Pulmo
■ Inspeksi, Palpasi : bentuk dan pergerakan simetris,
taktil fremitus ka=ki
■ Perkusi: sonor
■ Auskultasi: VBS ka=ki, ronkhi -/-, wheezing -/-
○ Cor :
■ Inspeksi : DBN
■ Palpasi : DBN
■ Perkusi batas – batas jantung; dalam batas normal
■ Auskultasi : BJM s1=s2 murni reguler , murmur -.
Status Generalis
Abdomen
• Inspeksi : cembung
• Auskultasi : bising usus + normal
• Perkusi : tympani
• Palpasi : soepel, hepar dan lien tidak teraba,
nyeri tekan (-)

Ekstremitas : akral hangat, CRT< 2’’


Status Lokalis Telinga
Kanan Kiri
1. Preauricula
• Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada

2. Auricle
• Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada
• Inflammasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada
3. Post Auricle
• Infiltrat Tidak ada Tidak ada
• Fistula Tidak ada Tidak ada
• Inflamasi Tidak ada Tidak ada
• Tumor Tidak ada Tidak ada
Kanan Kiri
4. Canalis acusticus externus
Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada

Tidak ada Tidak ada
 Cerumen
Tidak ada Tidak ada
 Benda asing
Tidak ada Tidak ada
 Inflamasi
Granule/polyp/tumor Tidak ada Tidak ada

Sekret Tidak ada Tidak ada

5. Membran Timpani

Putih mutiara Putih mutiara


 Warna
intak intak
 Permukaan
Tidak ada Tidak ada
 Cicatrix
(+) (+)
 Reflek cahaya
(-) (-)
 Perforasi
9
Status Lokalis Hidung
Hidung Kanan Kiri
Keadaan luar Bentuk & ukuran Bentuk & ukuran normal
Pasase udara normal Menurun
Normal
Rinoskopi
Anterior Hiperemis
Mukosa Normal (+) mukopurulen
Sekret Tidak ada Tidak ada deviasi
Septum Tidak ada deviasi Hipertrofi
Konka inferior Normal Sulit dinilai
Konka media Sulit dinilai Tidak ada
Tumor/ Polip Tidak ada
Rhinoskopi Posterior
Kanan Kiri
Choana Normal Normal
Concha media Normal Normal
Mukosa Nasopharing Merah muda Merah muda

sekret (+) (+)


polip - -

Kanan Kiri
Transiluminasi Sinus

Sinus Frontalis Terang Terang

Sinus Maxillaris Terang Gelap


Palpasi Sinus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (+)
Perkusi Sinus Nyeri ketuk (-) Nyeri ketuk (+)
Status Lokalis Mulut & Tenggorok

● Mulut : Mukosa merah muda, basah


● Gigi : Caries dentis (-)
● Palatum Durum : Tidak ada kelainan
● Palatum Molle : Tidak ada kelainan
● Uvula : Letak di tengah
● Lidah : Tidak ada kelainan
Tonsila Palatina Kanan Kiri

Ukuran T1 T1
Kripta Tidak melebar Tidak melebar
Detritus (-) (-)
Membran (-) (-)

Dinding posterior faring: mukosa normal, granula (-), Oedem (-)


Laring : Laringoskopi indirek  Tidak dilakukan
Resume
● Keluhan Utama: Nyeri pada pipi kiri
● Anamnesis khusus:
○ Pasien datang dengan keluhan nyeri pipi kiri sejak ±10 hari yang lalu,
bertambah berat jika pipi ditekan sejak 7 hari lalu. Keluhan disertai
batuk dan rhinore, kongesti nasal, dengan sekret yang mukopurulent
dan tidak berbau pada nasal sinistra sejak 2 minggu yang lalu, disertai
adanya febris intermittent.
○ RPD: sering rhinore disertai bersin-bersin, kongesti nasal, dan sekret
yang serous sejak 2 tahun yang lalu dan jarang diobati
○ Riwayat berobat: minum obat pilek namun tidak membaik
○ Riwayat alergi: alergi debu +
Resume
● Pemeriksaan Fisik
○ Keadaan Umum: baik
○ Kesan Sakit: riangan
○ Tanda Vital:
■ Tekanan darah : 120/70 mmHg
■ Nadi : 80x/menit
■ Respirasi : 21x/menit
■ Suhu : 37,8°C
Hidung Kanan Kiri
Rhinoskopi Anterior
Mukosa Normal Hiperemis
Sekret Tidak ada (+) mukopurulen
Konka inferior Normal Tidak ada deviasi
Rhinoskopi Posterior
Sekret (+) (+)
Transluminasi Sinus
Sinus Maksilaris Terang Gelap
Palpasi sinus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (+)
Perkusi sinus Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (+)
Usulan Pemeriksaan Penunjang
● Hematologi rutin: Hb, Ht, Trombosit, Leukosit, LED, hitung jenis
● Foto X-ray Sinus Paranasalis Posisi Waters dan Caldwell
● Nasoendoskopi
DIAGNOSIS BANDING
● Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra ec rhinogen
● Rhinosinusitis maxillaris akut sinistra ec dentogen
Diagnosis Kerja
○ Rhinosinusitis maksilaris akut sinistra ec rhinogen
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
● Hindari faktor pencetus seperti alergen
● Sering kontrol berkala
● Obati sampai tuntas bila muncul keluhan pilek
Penatalaksanaan
Medikamentosa

• Antibiotik : Amoxicillin 3x 500 mg pc PO


• Nasal dekongestan : Pseudoefedrin 2 x 60 mg PO
• Mukolitik : Ambroxol 3x 30 mg PO
• Analgetik-antipiretik : Paracetamol 3x 500 mg PO bila demam
Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
01
ANATOMI
HIDUNG
● Hidung adalah
organ berbentuk
pyramid; pangkal,
batang, puncak,
kolumela, lubang
hidung
● Bagian tulang
● Bagian kartilaginea
ANATOMI SINUS
PARANASALIS
● Terdapat 4 sinus:
• Sinus maxillaris
• Sinus Frontalis
• Sinus sphenoidalis
• Cellulae Ethmoidale
(anterior dan posterior)

● Merupakan rongga berisi udara


● Bermuara pada ke dalam cavitas
nasi
● Dipersyarafi Nervus trigeminus
Sinus maxilaris / antrum highmore

● Sinus yang paling pertama berkembang  berisi cairan saat lahir


• Perkembangan bifasik  0-3 tahun dan 7-12 tahun
• Sejak lahir s.d. 9 tahun  di atas cavitas nasi
• Umur 9 tahun  bagian bawah sinus maxilaris sejajar dengan bagian bawah
cavitas nasi
• Berhubungan erat dengan pertumbuhan gigi dengan infeksi sinus maxillaris,
serta ekstrasi gigi yang menghasilkan fistula oral antral
● Struktur sinus maxilaris  Berbentuk pyramid dengan volume 15 ml (34x33x23
mm)

○ Dasar  Dinding nasal dengan puncak menuju processus zygomaticum

○ Anterior
■ Foramen intraorbitalis bagian midsuperior dengan N.Infraorbitalis
melewati atap sinus dan keluar melewati foramen
■ Bagian paling tipis dinding anterior di atas gigi caninus  fossa cannina

○ Atap  Dibentuk dasar orbita

○ Posterior  Fossa pterygomaxilaris dengan arteri maxillaris interna, ganglion


sphenopalatine, kanalis vidian, nervus palatinus, dan foramen rotundum
Sinus sphenoidalis
• Terletak dalam corpus ossis sphenoidales, terbuka ke atap cavitas nasi
melalui bukaan pada dinding
• Batas:
• Superior  Cavitas cranii (dekat dengan glandula hypofisis
dan chiasma opticum )
• Lateral  Sinus cavernosus
• Inferior dan Anterior  Cavitas nasi
• Dipersyarafi
• Cabang n. opthalmicus (ramus ethmoidalis posterior)
• N. maxilaris (ramus orbitalis dari ganglion
pterygopalatinum)
SINUS FRONTALIS
● Ukuran bervariasi
● Terletak paling superior diantara sinus
● Berbentuk segitiga dan bagian dari os frontale
● Bermuara  Dinding lateral meatus nasi medius bagian anterior
hiatus semilunaris
● Dipersyarafi  N. supraorbitalis
● Diperdarahi  A. ethmoidalis anterior
Cellulae ethmoidalis

• Terletak pada kedua sisi os ethmoidale


• Dipisahkan:
 cavitas orbitalis oleh lamina orbitalis os ethmoidale
 Cavitas nasi oleh dinding medial labyrinthus ethmoidale
• Bermuara
 Cellulae ethmoidales anterior dan medial Meatus nasi medius
 Cellulae ethmoidales posterior bermuara Meatus nasi superior
• Dipersyrafi
 N. nasociliaris
 Rami orbitales N. maxillaris
• Diperdarahi  A. ethmoidalis anterior dan posterior
Rhinosinusitis
Definisi
Rhinosinusitis merupakan inflamasi mukosa pada hidung dan sinus paranasalis
yang ditandai dengan adanya 2 atau lebih gejala,

○ Hidung mampet/ nasal blockage/congestion


○ Nasal discharge
○ nyeri pada wajah
○ Penurunan atau hilang nya kemampuan penghidu
KLASIFIKASI

Berdasar patologis
Berdasar lama
perubahan jaringan
penyakit, Litton (1971)
sinus, Eggston (1933)
• Akut: 1-3 minggu • Sinusitis hipertrofikan
• Subakut: 3 minggu-3 atau polipoid
bulan • Sinsuisitis atrofikan
• Kronis: lebih dari 3 atau fibrotik
bulan • Sinusitis hipertrofikan
papilare

Acute rhinosinusitis in adults: an update on current management NCBI. 2007.


https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2600057/
ETIOLOGI

● Sumber yang dapat menyebabkan peradangan pada sinus:


○ Infeksi hidung
○ Infeksi faring
○ Infeksi gigi
■ Perkontinuitatum
■ Infeksi gigi kronis
○ Trauma pada sinus
■ Fraktur terbuka
■ Kontusio pada sinus
■ Benda asing dalam sinus
■ Barotrauma atau aerosinusitis
ETIOLOGI
 bakteri
Spesies bakteri Persen kasus
Streptokokus pneumonia 24-45
TANDA INFEKSI ANAEROB Haemofilus influenza 13-30

Streptokokus beta hemolitikus grup 2-6


• Sekret berbau busuk A
• Infeksi terjadi setelah Spesies Neiseria 0-1
prosedur pembedahan atau
Stafilokokus aureus 0-10
infeksi gigi
• Kerusakan jaringan dan Basilus gram negative 1-9
pembentukan abses
Batang gram enterik negatif 20-30
• Bakteri campuran yang
tampak pada pewarnaan
gram atau kultur anaerob
adalah gram negatif

Etiologi: bacteroides dan


streptokokus anaerob
Virus
Jamur (jarang)
• Rhinovirus
• Rhicerebral
• Para influenza 1 phycomycosis
dan 2
• Aspergilosis
• Echo 28
• candidiasis
• Coxsakie A21
• Respiratori
Syncytial virus
Disfungsi cilia - Deviasi septum Alergi Infeksi
- Hipertrofi adenoid
- Tumor atau Polip Inflamasi
- Benda asing paranasal
- Abnormalitas kongenital sinus
Sekresi
Oedem
mukus >>

Obstruksi ostium sinus

Gangguan drainase mukus

Mukus terakumulasi di
sinus

Overgrowth bakteri
PATOGENE
Bakteri
Infeksi
gigi
masuk ke Rhinosinusitis SIS
sinus
Rhinosinusitis
Inflamasi akut Febris

Mukus >> Akumulasi secret di sinus ↑ tek. sinus

Post iritasi pada Ear


Nasal bagian Nasal Cephalg Facial
Hiposmi pain/
Discharge belakang Obstructio ia pain
a fullnes
tenggorokan n
s

faringit Batu halitosi


is k s

PATOFISIOL
OGI
Gejala Rhinosinusitis
Kriteria diagnosis:
> 2 gejala mayor
kombinasi 1 gejala mayor dan 2 gejala
minor
Jika hanya ditemukan 1 gejala mayor
dengan >2 gejala minor dinyatakan
sugestif.
Gejala mayor: Gejala minor :
• Nyeri/rasa tertekan di wajah • Nyeri kepala
• Rasa penuh di wajah • Demam (pada RS kronik)
• Hidung tersumbat • Bau mulut
• Hidung berair/bernanah/perubahan warna • Mudah lelah
ingus
• Sakit gigi
• Penurunan/berkurangnya penghidu
• Nanah dalam rongga hidung • Batuk
• Demam (hanya RS akut) • Nyeri/rasa tertekan/rasa
penuh di telinga
Pemeriksaan Penunjang

● Transluminasi (jarang digunakan)  hanya dapat dilakukan pada sinus


frontal dan maxilla
Pemeriksaan Penunjang

Foto polos  posisi waters (sinus maksila dan frontal), PA (sinus


frontal) dan lateral (sinus frontal, sfenoid, ethmoid). Akan terlihat
perselubungan, air fluid level, atau penebalan mukosa.
Pemeriksaan Penunjang
● CT-Scan (Gold Standard)  menunjukan penebalan mukosa yang terisolasi atau difus, perubahan
tulang, atau kadar cairan udara. penunjang diagnosis sinusitis kronik yang tidak membaik dengan
pengobatan atau pra-operasi sebagai panduan operator saat melakukan operasi sinus.

● Kultur dan tes sensitivitas


PENATALAKSANAAN

● Nasal Saline
 Pembilasan saline ke tiap lubang hidung 1-2
kali/hari  memperbaiki fungsi hidung scr
mekanis
• Antihistamin dan dekongestan
 Diberikan secara oral
 Contoh : Rhinos SR (Pseudoefedrin + Loratadine)
• Hindari alergen pencetus, berikan steroid intranasal
• Contoh: Mometasone furoate (Nasonex)
• Mukolitik  jika sekret pada hidung kental
• Contoh: Ambroxol 30mg
• Obat simptomatis : Paracetamol tab 500 mg untuk demam,
ibuprofen tab 400mg sebagai analgetik
• OPERATIF
Indikasi:
• Komplikasi supurasi seperti subperiosteal
orbital abses.
• Refraktori sinusitis yang mendasari penyakit
paru.
• Penyakit kronis yang mengganggu kualitas
hidup pasien.
Operatif Konservatif
Irigasi rongga  pada sinusitis yang gagal
dengan pemberian pengobatan,
membersihkan sinus dari pus, mengambil
bahan untuk
Intranasal pemeriksaan
antrostomi, sitologi.
biasanya dilakukan
pada sinus maksilaris.
Polypectomi.
Adenoidectomi.
Operasi Caldwell - Luc
● mengeluarkan lapisan mukosa yang telah rusak secara ireversibel pada sinus maksilaris
Pembedahan

● Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)


 Tujuan : memperbaiki fisiologi hidung dan sinus paranasal
 Indikasi : sinusitis akut rekuren, sinusitis kronis, sinusitis jamur
alergi, rhinosinusitis hipertrofi kronis, polip, mukokel
 Komplikasi : trauma orbita, hematom, pendarahan, kebocoran
cairan serebrospinal, herniasi komponen otak, pendarahan
intrakranial, meningitis
 Perawatan post operasi: rawat inap, antibiotik, terapi komplikasi,
follow up (pengangkatan tampon, evaluasi keberhasilan
pengobatan)
Functional Endoscopic Sinus Surgery
Komplikasi Rhinosinusitis
Akıbat adanya post Komplikasi pada mata
nasal drıp • Edema
• Faringitis kronis • Selulitis orbital
• Otitis media • Abses superiosteal
• Bronkiektasi • Abses orbita
• Gastritis • Trombosis sinus cavernosus

Komplikasi Intrakranial
MUKOKEL • Meningitis
• Abses epidural
• Abses subdural
OSTEOMIELITIS • Abses otak
• Trombosis sinus cavernosus
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai