Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN UJIAN KASUS

SINUSITIS MAKSILARIS KRONIK DEXTRA


LAPORAN KASUS
INDETITAS PASIEN
• Nama : Ny. O H
• Umur : 29 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Perum CKM Karawang
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Pemeriksaan : 08 Juni 2018
• Pemeriksaan : Autoanamnesis di RS Bayukarta
• Pukul : 17.00 WIB
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA : Hidung kanan tersumbat sejak 5 hari yang lalu.

KELUHAN TAMBAHAN :

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Pasien datang ke RS Bayukarta dengan keluhan utama nyeri pada pipi kanan
sejak kurang lebih 3 hari yang lalu dan disertai demam. Pipi dirasakan tebal dan nyeri. Nyeri
pada pipi dikatakan semakin memberat. Keluhan lainnya yaitu berupa hidung kanan yang
tersumbat kira-kira semenjak 14 hari yang lalu. Pasien mengatakan agak susah untuk
bernafas dan sering mencium bau yang tidak enak serta ingus dari hidung kanan dikatakan
kental dengan warna kuning kehijauan dan dikatakan sering tertelan. Tidak ada nyeri tekan
pada hidung. Tidak ada riwayat memasukan benda kedalam hidung. Tidak ada penurunan
pendengaran.Tidak ada nyeri telan. Pasien tidak merasa pusing. Pasien belum berobat ke
dokter maupun tenaga medis lainnya. Pasien ada riwayat gigi bolong kanan atas sejak 1
bulan yang lalu. Pasien baru pertama kali mengalami sakit yang seperti ini.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
Tidak ada
RIWAYAT PENGOBATAN :
Pasien sudah mengkonsumsi obat penurun panas dibeli diwarung
RIWAYAT ALERGI :
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan dan obat-obatan.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Baik, tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Suhu : 36,6 ºC
• HR : 88x / menit
• RR : 18x / menit
STATUS GENERALISASI
Kepala

Kanan Kiri

Bentuk pupil Isokor Isokor

Reflek cahaya + +

Pergerakan bola mata Normal normal

Lapang pandang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Ketajaman penglihatan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Konjungtiva Tidak anemis Tidak anemis

Sklera Tidak ikterik Tidak ikterik


Paru-paru

Inspeksi Bentuk normal, simetris dalam keadaan statis maupun dinamis, tidak tampak
retraksi sela iga

Palpasi Tidak teraba massa, pergerakkan dada simetris saat statis maupun dinamis

Perkusi Sonor pada semua lapang paru

Auskultasi Normal, vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi Tidak ada nyeri tekan

Perkusi Batas kiri jantung di sela iga ke-4, linea midklavikularis kiri

Auskultasi BJ I-II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)


Abdomen

Inspeksi Abdomen membuncit, tidak tampak ada benjolan, tidak ada bekas
luka operasi, peristaltik usus tidak terlihat

Palpasi .Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

Perkusi Timpani pada seluruh lapang perut.

Auskultasi Bising usus (+), nomoperistaltik.

Ekstremitas

Refleks fisiologis: ++ ++

++ ++
STATUS LOKALIS THT
• TES PENDENGARAN
Tes Berbisik : Tidak dilakukan
Tes Penala
Tes Rinne : tidak dilakukan
Tes Weber : tidak dilakukan
Tes Schwabach : tidak dilakukan
HIDUNG
RHINOSKOPI ANTERIOR

Dekstra Sinistra
• Mukosa : hiperemis merah muda
• Kavun nasi : sempit lapang
• Septum Nasi : tidak ada deviasi tidak ada deviasi
• Konka Inferior : hipertropi eutrofi
• Meatus nasi media : secret (+) mukupurulen sekret (-)
serumukous
pus(+) pus (-) hiperemis (+)
hiperemis (-)
• Discharge : ada sekeret tidak ada
• Massa : tidak ada tidak ada
• Perdarahan : tidak ada tidak ada
• Krusta : tidak ada tidak ada

RHINOSKOPI POSTERIOR
• Koana : tidak dilakukan
• Adenoid : tidak dilakukan
• Orifficium Tuba : tidak dilakukan
• Torus Tubarius : tidak dilakukan
• Fossa Rusenmuller : tidak dilakukan
RONGGA MULUT
• Oral Hygiene
Oral hygiene : tidak baik
Mukosa bucogingiva : tidak hiperemis, ulkus (-)
• Gigi
Karang gigi : (+)
Karies gigi : (+)
Fraktur : (-)
• Palatum : tidak hiperemis, edema (-)
TENGGOROKAN
MAKSILO FASIAL
Inspeksi
Dekstra sinistra
Bentuk : normal normal
Parese N VII : tidak ada tidak ada
Racoon eyes : tidak ada tidak ada
Massa : tidak ada tidak ada
Palpasi
Krepitasi : tidak ada tidak ada
Nyeri Tekan : tidak ada tidak ada
Parestesi : tidak ada tidak ada
Benjolan : tidak ada tidak ada
Maloklusi : tidak ada tidak ada
LEHER
• Inspeksi
KGB Oedema Hematom Luka
Submental : -/- -/- -/- -/-

Submandibula : -/- -/- -/- -/-

Upper jugulare : -/- -/- -/- -/-

Mid jugulare : -/- -/- -/- -/-

Lower jugulare : -/- -/- -/- -/-

Supra clavicula : -/- -/- -/- -/-

Trigonum superior : -/- -/- -/- -/-


Palpasi
Massa KGB
Submental : -/- -/-

Submandibula : -/- -/-

Upper jugulare : -/- -/-

Mid jugulare : -/- -/-

Lower jugulare : -/- -/-

Supra clavicula : -/-


-/-
Trigonum superior: : -/-
-/-
• Pasien datang dengan keluhan utama nyeri pada pipi kanan sejak kurang
lebih 3 hari yang lalu. Pipi dirasakan tebal dan nyeri. Keluhan lainnya yaitu
berupa hidung kanan yang tersumbat kira-kira semenjak 14 hari yang lalu.
Pasien mengatakan agak susah untuk bernafas dan sering mencium bau
yang tidak enak serta ingus dari hidung kanan dikatakan kental dengan
warna kuning kehijauan dan dikatakan sering tertelan.
• Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan luar : nyeri tekan pipi kanan
Pemeriksaan rhinoskopi anterior : hidung kanan discharge (+), warna
kuning kehijauan, kental, berbau, hiperemis, konka inferior edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Polos Waters (28/06/2016) 2. Nasoendokopi
DIAGNOSIS KERJA

• Sinusitis maxilaris akut dextra

1. Sinusitis maksilaris dentogen


2. Sinusitis frontalis akut
3. Rinitis alergi
PENATALAKSANAAN

• Medika mentosa
• Antibiotik : amoxilin clavuranat 3x 500mg
• Kortikosteroid : methilprednisolone 1 x 4 mg
• Antihistamin : cetirizine 1 x 10 mg
• Analgetik : parasetamol 3 x 500mg
• Dekongestan : Pseudoefedrin 3 x 60 mg

RENCANA PEMERIKSAAN LANJUTAN

• Konsultasi kedokter gigi untuk gigi geraham atas

PROGNOSIS

• Ad Vitam : dubia ad bonam


• Ad Fungsionam : dubia ad malam
• Ad Sanasionam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI SINUS PARANASALIS

Sinus maxilaris
1. Sinusitis komplikasi orbita
2. Ostium sinus maksilaris terletak
lebih tinggi dari dasar sinus,
Kompleks ostio-meatal (KOM) : draninase gerak silia, drainase
Infindibulum etmoid melalui infundibulum yang sempit
Resesus frontalis 3. Dasar sinus maksilaris berdekatan
Bulla etmoid dengan akar gigi rahang atas
Sel-sel etmoid anterior ostiumnya dan premolar (P1 & P2) ,molar (M1 &
ostium sinus maxilaris M2) akar2 gigi menonjol kedalam
sinus  infeksi sinusitis
FISIOLOGI SINUS PARANASAL

• Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)


• Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
• Membantu resonansi suara
• Sebagai peredam perubahan tekanan udara
• Membantu produksi mukus.
DEFINISI SINUSITIS
 Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal
 Sinusitis maksilaris adalah peradangan atau inflamasi pada
mukosa sinus maksilaris
KLASIFIKASI
• Berlangsung selama 3 minggu atau kurang
Sinusitis • Episode serangan kurang dari 4 kali dalam setahun
• Membaik dengan pemberian terapi yang optimal
maksilaris
akut

• Berlangsung lebih dari 8 minggu/bulan/tahun


Sinusitis • Episode serangan lebih dari 4 kali dalam setahun
maksilaris • Tidak membaik dengan terapi sehingga harus dibuang
lewat pembedahan
kronis
KALSIFIKASI

Rhinogenik (penyebab kelainan atau masalah di hidung),


Segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung
dapat menyebabkan sinusitis.

Dentogenik/Odontogenik (penyebabnya kelainan


gigi), yang sering menyebabkan sinusitis infeksi
adalah pada gigi geraham atas (pre molar dan
molar).
ETIOLOGI & FAKTOR PREDISPOSISI
• Faktor Predisposisi :
Sinusitis maksilaris sering didapatkan pada pasien yang disertai
dengan ditemukannya kasus Odontogen, Rhinitis alergi dan Rhinitis
kronik

• Etiologi :
Virus (Rhinovirus, Virus influenza dll.)
Bakteri (Pneumococcus, Streptococcus pneumoniae dll.)
Jamur (Phaeohyphomycosis, Pseudallescheria dll.)
PATOFISIOLOGI
Organ-organ yang mukosa yang silia tidak dapat
membentuk kompleks Edema berhadapan akan bergerak dan ostium
osteo-meatal letaknya saling bertemu tersumbat.
berdekatan

tekanan negatif di rhinosinusitis non- Bila kondisi ini


Transudasi (serous).
dalam rongga sinus bakterial menetap

sekret terkumpul Sekret menjadi rhinosinusitis akut


multiplikasi bakteri
dalam sinus purulen bakterial

Jika terapi tidak bakteri anaerob Mukosa makin


Hipoksia
berhasil/ tidak diobati berkembang membengkak
GEJALA & TANDA
• Demam sampai menggigil, malaise, lesu serta nyeri.
• Sekret mukopurulen keluar dari hidung terkadang berbau busuk.
• Kurangnya sensitifitas dalam merasakan rasa dan bau.
• Inspeksi di dapatkan pembengkakan di daerah muka yaitu pipi dan
kelopak mata bawah.
• Palpasi dan perkusi akan terasa nyeri.
• Rhinoskopi posterior didapatkan post nasal drip.
• Transiluminasi akan tampak gambaran bulan sabit di bawah rongga
mata.
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari sinusitis maksilaris akut adalah :


• Sinusitis dentogen
• Sinusitis frontalis akut
• Rhinitis alergi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Foto polos (posisi waters, PA dan lateral)
• CT scan sinus merupakan gold standart
• Pemeriksaan mikrobiologik dan tes resistensi
• Naso-edoskopi
• Sinuskopi
KOMPLIKASI
1.Kelainan pada orbita : Edema palpebra, Selulitis orbita, Abses
subperiosteal, Abses orbita, Trombosis
sinus cavernosus
2.Kelainan intrakranial Abses duramater: Meningitis akut, Abses
otak
3.Kelainan pada tulang :Osteomyelitis, Abses subperiosteal
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• Antibiotika
• Dekongestan
• Antihistamin
• Analgetika dan antipiretik
Non-medikamentosa
• Irigasi
• Operasi
PROGNOSIS
Prognosis tergantung dari ketepatan serta cepatnya penanganan
yang diberikan. Semakin cepat maka prognosis semakin baik.
Pemberian antibiotik serta obat-obat simptomatis bersama dengan
penanganan faktor penyebab dapat memberikan prognosis yang
baik
KESIMPULAN
• Sinus maksilaris merupakan sinus yang paling besar dan juga
paling sering mengalami infeksi atau peradangan.
• Pasien pada kasus ini didiagnosis dengan sinusitis maksilaris
dextra akut yang ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan
fisik serta didukung dengan pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan yang adekuat dapat membuat prognosis yang
baik
• THANK YOU . . .

Anda mungkin juga menyukai