Anda di halaman 1dari 32

REFLEKSI KASUS

RHINITIS ALERGI

Oleh :
Hilma Fitria Nur Faiz 01.210.6183
Pembimbing : Kolonel CKM dr.Budi Wiranto, Sp.THT-KL

Identitas Pasien

Nama
: An. P.M
Usia
: 12 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat
: Jl. Irian 28 PA III
Mertoyudan
Pekerjaan
: Pelajar
Agama : Islam
Status
: Belum Menikah

Anamnesis (11 Desember


2015)

KU

Hidung tersumbat

RPS :
Pasien datang ke poli THT RST dr. Soedjono dengan
keluhan hidung tersumbat sejak kurang lebih 4 tahun
yang lalu. Keluhan tersebut hilang timbul. Keluhan
tersebut dirasakan setiap hari terlebih saat pagi hari
dan bergantian antara lubang hidung kanan dan kiri .
Pasien juga mengeluh kadang kadang bersin dan
keluar ingus yang berwarna putih bening. Keluhan ini
semakin bertambah berat 3 hari terakhir namun
tidak sampai mengganggu aktifitas sehari - hari..

Pasien juga mengeluh hidung sering


terasa gatal, sakit kepala (-), nyeri daerah
wajah (-), gangguan penghidu (-), lendir
yang tertelan ke tenggorokan (-), nyeri
telan (-), suara sengau (-), demam (-).
Keluhan pada telinga dan gangguan
pendengaran disangkal oleh pasien
Riwayat pengobatan
Belum pernah diobati, tidak sedang
konsumsi obat.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

penyakit serupa
sakit gigi
alergi
DM
hipertensi
penyakit jantung

:
:
:
:
:
:

diakui
disangkal
disangkal
disangkal
disangkal
disangkal

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

penyakit serupa : diakui


alergi
: disangkal
DM
: disangkal
hipertensi
: disangkal
penyakit jantung : disangkal

PEMERIKSAAN
FISIK

Status Generalis

Kondisi umum : Baik


Kesadaran
: Compos Mentis
Status gizi
: Baik
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
RR
: 20x/m
Suhu
: 36.5 c
Nadi
: 80x/menit

STATUS LOKALIS THT


Kepala dan leher :
Kepala : Mesocephale
Mata
: Konjungtiva anemis (-)
Wajah : Simetris, nyeri tekan pada pipi, antara
kedua mata dan dahi (-)
Leher : Pembesaran kelenjar limfe (-)
Gigi dan Mulut :
Gigi geligi : Normal
Lidah : Normal, kotor (-), tremor (-)
Pipi : Bengkak (-), nyeri (-)

TELINGA
Dextra
Auricula

Pre auricular

Retro auricular

Mastoid

CAE

Membran timpani

Bentuk normal,
Hiperemis (-)
Edema (-)
nyeri tarik (-)
Hiperemis (-)
Edema (-)
Fistula (-)
Nyeri tekan tragus (-)
Hiperemis (-)
Edema (-)
Fistula (-)
Nyeri tekan (-)
Edema(-)
Nyeri tekan (-)
Serumen (+)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Furunkel (-)
Otorea (-)
Intak putih mengkilat
Refleks cahaya (+)
Perforasi (-)
Retraksi (-)

Sinistra
Bentuk normal
Hiperemis (-)
Edema (-)
nyeri tarik (-)
Hiperemis (-)
Edema (-)
Fistula (-)
Nyeri tekan tragus (-)
Hiperemis (-)
Edema (-)
Fistula (-)
Nyeri tekan (-)
Edema (-)
Nyeri tekan (-)
Serumen (+)
Edema (-)
Hiperemis (-)
Furunkel (-)
Otorea (-)
Intak putih mengkilat
Refleks cahaya (+)
Perforasi (-)
Retraksi (-)

HIDUNG
Bagian Hidung Luar

Bentuk

Dextra

Sinistra

Normal / Tidak ada

Normal / Tidak ada

deformitas

deformitas

Inflamasi atau tumor

Nyeri tekan sinus

Sekret

+ (mukoid) sedikit

Mukosa

Basah, Pucat (+)

Basah, Pucat (+)

Perdarahan

(-)

(-)

Massa

(-)

(-)

Edema/Hipertrofi (-)

Edema/Hipertrofi (-)

Hipertrofi (+)

Hipertrofi (+)

Rhinoskopi anterior

Konka nasi media


Konka nasi inferior.
Septum

Deviasi septum (-)

TENGGOROKAN
Lidah

Stomatitis (-), Tongue geographic (-)

Mukosa

Hiperemis (-)

Uvula

Bentuk normal, ditengah, hiperemis (-)


Tonsil

Dextra

Sinistra

Ukuran

T1

T1

Permukaan

Rata

Rata

Warna

Hiperemis (-)

Hiperemis (-)

Kripte

Melebar (-)

Melebar (-)

Detritus

(-)

(-)

Faring

Mukosa hiperemis (-), dinding rata, granular


(+)

Pemeriksaan tambahan untuk


mencari gejala spesifik alergi :

Allergic shiner
: (-)
Allergic salute
: (-)
Allergic crease
: (-)
Facies adenoid
: (-)
Cobblestone Appearance
: (+)
Geographic tounge
: (-)

RINGKASAN
ANAMNESIS
Hidung tersumbat (+)
Keluhan pilek, hidung
gatal dan kebiasan
bersin-bersin pada
pagihari (+)
Riwayat penyakit
keluarga : ayah pasien
sering bersin-bersin di
pagi hari

PEMERIKSAAN HIDUNG
Hidung luar terlihat
normal
Rhinoskopi anterior:
Sekret (+) mukoid
Hipertrofi konka

inferior (+)
Mukosa terlihat
pucat

Pemeriksaan alergi:
cobblestone (+)

DIAGNOSIS

b.

Diagnosis
Banding
Rhinitis
Alergika
Rhinitis Vasomotor

Diagnosis Sementara

a.

Rhinitis Alergi

Usulan Pemeriksaan
Penunjang

Invitro

Hitung eosinofil
IgE total
Sitologi hidung
IgE spesifik dengan RAST atau ELISA

Invivo
SET (Skin End Point Titration)
IPDFT (Intracutaneus Provocative Dillituional

Food Test)
Challenge test

TERAPI

Medikamentosa
Fexofed 2x1
Nortifen 2x1
Dexametason 3x1

Nonmedikamentosa
Menghindari allergen penyebab

Edukasi

Minum obat secara teratur sesuai


petunjuk dokter
Meningkatkan kondisi badan dengan
asupan gizi yang cukup, olaraga serta
istirahat yang cukup

PROGNOSA

Qou ad vitam
: dubia ad bonam
Qou ad sanam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis keluhan utama


pasien adalah hidung tersumbat yang
dirasakan kurang lebih 4 tahun yang
lalu, hilang timbul dan bergantian
hidung kanan dan kiri, pasien sering
bersin-bersin dan tersumbat dirasakan
memberat saat pagi hari. Keluhan ini
merupakan keluhan yang khas pada
rhinitis, terutama rhinitis alergi. Gejala
pada rhinitis alergi akan muncul
dicetuskan oleh allergen baik itu
inhalan, injektan, ingestan maupun
kontaktan.

Gejala rhnitis alergi yang khas ialah terdapatnya


serangan bersin berulang. Gejala lain ialah keluar
ingus yang encer dan banyak, hidung tersumbat,
hidung dan mata gatal, yang kadang kadang
disertai dengna banyak air mata yang keluar
(lakrimasi). Sering gejala yang timbul tidak
lengkap, terutama pada anak. Kadang-kadang
keluhan pada hidung pada tersumbat merupakan
keluhan utama atau satu gejala yang diutarakan
oleh pasien.
Pada pemeriksaan fisik rhinoskopi anterior
ditemukan adanya gambaran khas berupa edema
mukosa hidung,warna pucat. Konka nasalis inferior
berwarna hipertrofi, permukaan konka licin dan
terdapat secret mukoid sedikit. Hasil pemeriksaan
ini sesuai dengan pemeriksaan fisik rhinitis alergi.

Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi anterior: mukosa edema, basah, warna
pucat, sekret encer dan banyak. Bila persisten:
mukosa hipertrofi

Nasoendoskopi: bayangan gelap di daerah


bawah mata akibat stasis vena sekunder karena
obstruksi hidung (allergic shiner).

Dapat ditemukan hal-hal berikut:


Anak menggosok-gosok hidung karena gatal
dengan punggung tangan (allergic salute).

Allergic crease : garis melintang pada dorsum nasi


1/3 bagian bawah akibat bekas gosokan tangan anak

Facies adenoid:: mulut sering terbuka dengan


lengkung langit-langit tinggi disertai gangguan
pertumbuhan gigi-geligi

Cobblestone apperance : dinding posterior faring


tampak granular dan edema
Penebalan dinding lateral faring

Geographic tongue: lidah seperti gambaran peta

Orang yang alergi menjadi sensitif terhadap


rangsang dingin

Pemeriksaan Penunjang
In vitro:

Hitung eosinofil darah tepi : dapat


normal/meningkat
IgE total : seringkali normal kecuali jika terdapat
bersamaan penyakit alergi yang lain
IgE spesifik dengan RAST (Radio Immuno Sorbent
Test)/ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Test)

In vivo:
Mencari allergen penyebab (Skin test, uji
intrakutan atau intradermal tunggal atau berseri
(SET))

Alergi makanan diidentifikasi dengan


Intracutaneus Provocative Dilutional Food
Test (IPDFT) atau diet eliminasi dan
provokasi (Challenge Test)

Tatalaksana

Menghindari kontak dengan allergen penyebab


Medikamentosa:
Non-operatif AH1

Oral:
Generasi 1:
Chlorpheniramin
dewasa 3-4x4 mg/hari (max 24 mg/hari)
anak-anak 6 12 tahun: 0.5 dosis dewasa
anak-anak 1 6 tahun: 0.25 dosis dewasa
Generasi 2:
Cetirizine 1x10 mg/hari
Loratadine 1x10 mg/hari

Topikal (intranasal)
Azelastine nasal spray (137 mcg per spray)
Dekongestan oral Ephedrine 3-4x50 mg,
Phenylpropanolamine 3-4x25 mg,
Pseudoephedrine 3-4x60 mg

Dekongestan topikal (intranasal)


Oxymethazoline tetes hidung 1-3 x 2-3 tetes
larutan 0,05% (HCl) di setiap lubang hidung

Kortikosteroid topikal (intranasal)


Dipilih apabila gejala utama sumbatan
hidung akibat respon fase lambat tidak
berhasil diatasi, Triamnicolone acetonide
nasal spray 220 mcg/hari (2 semprotan tiap
lubang hidung sehari)

Antikolinergik topikal
Ipratropium bromida 3-4 x 0,4-2 ml/hari (3-4
x 2 semprot)

Operatif
Konkotomi parsial (pemotongan
sebagian konka inferior)
Konkoplasti

Komplikasi

Polip hidung
Otitis media
Sinusitis paranasal

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai