Anda di halaman 1dari 58

REFERAT

INTERNA
HEMATOKEZIA

SITI SINAR DEWI AMELIA


15 19 777 14 352

PEMBIMBING :
D R . Y O M A S A R I N A M A R A , S P. P D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2019
PENDAHULUAN

• Perdarahan saluran cerna bagian bawah ditandai


dengan hematokezia keluarnya feses dari rectum
disertai darah warna merah maroon atau darah
merah segar.
• Perdarahan saluran cerna bagian bawah terjadi
pada orang tua berusia antara 63-77 tahun, selalu
meningkat 20% pada usia dewasa, 50% pada usia
lansia.
• Hematokezia menunjukkan perdarahan saluran
pencernaan di mulai dari lambung, usus, hingga anus.
DEFINISI

• Hematokezia adalah BAB berdarah yang


menyebabkan tinja menjadi berwarna merah terang
akibat darah dapat berbentuk gumpalan atau telah
bercampur dengan tinja.
EPIDEMIOLOGI

jenis kelamin laki-


20% pada usia Dirawat dirumah
laki maupun
dewasa dan 50% sakit 23%, 3,6%
perempuan
pada usia lansia rawat jalan
(sama)

perdarahan perdarahan
orang tua berusia
saluran cerna saluran cerna
antara 63-77
bagian bawah bagian atas
tahun
adalah 3,6 % adalah 3,5–7%
ETIOLOGI

1. hemoroid
ETIOLOGI

2. Fissura ani
ETIOLOGI

3. Radang usus
ETIOLOGI

4. Tumor jinak
ETIOLOGI

5. Kanker usus besar


ETIOLOGI

6. Usus iskemia
ETIOLOGI

7. Polip
MANIFESTASI KLINIS

• Bab berdarah
• Demam ringan 38-39°C
• Nyeri di perut
• Penurunan berat badan
• Anemia akibat kehilangan darah seperti lemas,
detak jantung tak beraturan dan pingsan
• Denyut nadi cepat takikardia
• Keringat dingin
• Berkurangnya frekuensi buang air kecil
• Kesadaran menurun
• Hiperperistaltik
DIAGNOSIS

• Anamnesis
Anamnesis biasanya tidak dapat mendiagnosis
sumber perdarahan. Riwayat hemoroid atau IBD
sangat penting. Nyeri abdomen atau bab berdarah
merupakan petunjuk kepada kolitis atau neoplasma.
Keganasan kadang ditandai dengan penurunan
berat badan, anoreksia, limfadenopati atau massa
yang teraba
DIAGNOSIS

• Pemeriksaan fisik
Colok dubur untuk menilai sifat darah yang keluar
dan ada tidaknya kelainan pada anus (hemoroid
internus, tumor rektum).
Pemeriksaan fisik abdomen untuk menilai ada
tidaknya rasa nyeri tekan (iskemia mesenterial),
rangsang peritoneal (divertikulitis), massa intra
abdomen (tumor kolon dan penyakit Crohn).
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang

1. Anoskopi/Rektoskopi
2. Sigmoidoskopi
3. Kolonoskopi
4. Push Enteroskopi
5. Barium Enema (colon in loop)
6. Angiografi/Arteriografi 6
7. Blood Flow Scintigraphy (Nuclear Scintigraphy)
8. Operasi Laparatomi Eksplorasi
DIFERENSIAL DIAGNOSIS

• Divertikulosis
• Angiodisplasia
• Kolitis iskemia
• Penyakit perianal
• Neoplasia kolon
PENATALAKSANAAN

• Resusitasi
• Angiografi terapeutik
• Terapi bedah
• Terapi Pilihan Hemoroid
KOMPLIKASI

Perdarahan yang persisten biasanya berasal dari


usus halus dan tidak dapat dijangkau dengan
tindakan terapi endoskopi, hanya dapat dilakukan
diagnosis saja. Komplikasinya yaitu Syok hipovolemik,
gagal ginjal akut, anemia karena perdarahan.
PROGNOSIS

Meskipun sebagian besar perdarahan diventrikuler


bersifat self-limited dan sembuh spontan. Hilangnya
darah bersifat massif dan cepat pada 9-19% pasien.
Pada pasien dengan penyakit komorbid, malnutrisi
atau penyakit hati memiliki prognosis buruk.
Pengunaan aspirin dan NSAID berkaitan erat dengan
meningkatnya resiko perdarahan diventrikuler
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. MT
Umur : 60 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Tg. Tururuka No.40
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Tanggal pemeriksaan : 17 September 2019
ANAMNESIS

Keluhan utama :

BAB darah
Riwayat penyakit sekarang :

Pasien laki-laki usia 60 tahun masuk rumah sakit dengan


keluhan sering Buang Air Besar lebih dari 10 kali per hari
hal ini dialami sejak 1 tahun yang lalu.kadang kadang
disertai dengan adanya darah dengan konsistensi cair
dan ada lendir, lebih banyak air dan kadang ada ampas,
sehingga mengganggu aktivitas keseharian pasien. Selain
itu kadang pasien merasa nyeri pada perut bagian
bawah hal ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu . mual (-),
muntah (-), akhir-akhir ini pasien merasakan lemas,
Demam (-), BAK normal seperti biasa.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini
dan dia pernah berobat di curigai ada keganasan
pada area rectosigmoid.

Riwayat Penyakit dalam Keluarga


Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan
demam yang sama dengan pasien.

Riwayat Pengobatan
Pasien sering mengkonsumsi obat anti nyeri dan
obat untuk menghentikan perdarahan pasien.
Riwayat Sosial dan Lingkungan
Pasien merupakan anak pertama dari 3
bersaudara. Bersama dengan isterinya dan anak
anaknya tinggal di daerah yang padat penduduk.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Present
Keadaan umum : Tampak lemas
Kesadaran : Kompos mentis
GCS : E4V5M6
Nadi : 96 kali/ menit
Respirasi rate : 20 kali/ menit
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Tempt axilla : 36,5 C
Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Anemis -/-, icterus -/-
Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran kelenjar tyroid (-).

Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : Gerakan dada simetris bilateral
Palpasi : Nyeri tekan (-), Vocal Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak,
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1/S2 regular, murmur (-)

Abdomen
Inspeksi : Tampak datar
Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat
Palpasi : Nyeri tekan pada regio lumbal dextra dan
umbilical
Perkusi : Timpani

Ekstremitas : Akral hangat (+) di keempat ektremitas,


edema ekstremitas (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

DARAH LENGKAP (11 September 2019)

WBC : 8,7 x 103uL


RBC : 4,9 x 106uL
HGB : 12,2 g/dL
HCT : 38,3 %
MCV : 78,5 fL
MCH : 25 pg
MCHC : 31,9 g/dL
PDW : 9,1 fL
PLT : 373 x 103uL
MPV : 8 fL
GDS : 93 mg/dl
DARAH LENGKAP (15 September 2019)

WBC : 8,4 x 103uL


RBC : 4,85 x 106uL
HGB : 15,7 g/dL
HCT : 46,2 %
MCV : 95 fL
MCH : 32,4 pg
MCHC : 34 g/dL
PDW : 27,3 %
PLT : 12 x 103uL
MPV : 10,4 fL
Darah Lengkap (21 September 2019)

WBC : 8,4 x 103uL


RBC : 5,2 x 106uL
HGB : 12,9 g/dL
HCT : 38%
MCV : 78,7 fL
MCH : 24,8 pg
MCHC : 31,5 g/dL
RDW-CV : 10,3 %
RDW-SD : 43,4 fL
PLT : 286 x 103uL
MPV : 8,6 fL
PDW : 9,8 %
PCT : 14,4%
DARAH LENGKAP (22 September 2019)

WBC : 10,4 x 103uL


RBC : 5,50 x 106uL
HGB : 13,4 g/dL
HCT : 41,6 %
MCV : 76 fL
MCH : 24,4 pg
MCHC : 32,3 g/dL
RDW-CV : 13,0 %
RDW-SD : 35 fL
PLT : 309 x 103uL
NEUT% : 66,5%
LYM% : 22,5%
Tumor marker (13 september 2019)

CEA : 18,99 ng/ml


PEMERIKSAAN RADIOLOGI (FOTO USG
ABDOMEN)
Hepar : ukuran dan echo parenkim dalam batas normal,
tidak tampak dilatasi vaskuler maupun bile duct, tidak
tampak echo mass
GB : dinding tidak menebal, tidak tampak echo batu
Lien dan pancreas : ukuran dan echo parenkim dalam
batas normal, tidak tampak echo mass
Ginjal kanan : ukuran dalam batas normal, tidak tampak
dilatasi PCS, tidak tampak echo batu maupun mass
Ginjal kiri : ukuran dalam batas normal, tidak tampak
dilatasi PCS, tidak tampak echo batu maupun mass
VU : dinding tidak menebal, mukosa regular, tidak tampak
echo batu
Tampak lesi hipoechoic pada dinding bowel area
hipokondrium kiri
Kesan : Susp. Colitis
Anus : tidak tampak benjolan, tidak tampak luka
Rektum : tampak mukosa irregular, berbenjol-benjol,
hiperemis, edema, rapuh, mudah berdarah
Sigmoid : tampak polip bertangkai
Colon desendens : tampak mukosa regular, tidak
tampak masa ataupun ulkus
Colon transversum : tampak mukosa regular tidak
tampak massa ataupun ulkus
Colon ascendent : tampak mukosa regular, tidak
tampak massa ataupun ulkus
Dilakukan biopsy direktumdan polip
Kesan : colitis dd keganasan , polip colon
Pemeriksaan radiologi (Colonscopy) tanggal 17
september 2019

Usus: tidak tampak benjolan, tidak tampak luka


Rectum : tampak mukosa irregular, berbenjol-benjol,
hiperemis, edema, rapuh, mudah berdarah
Colon descendens : tampak mukosa regular, tidak
tampak mukosa ataupun ulkus
Colon transversum : tampak mukosa regular, tidak
tampak massa ataupun ulkus
Colon ascendent : tampak mukosa regular, tidak
tampak massa ataupun ulkus
Kesan : colitis dd keganasan , polip colon
RESUME

Pasien laki-laki usia 60 tahun masuk rumah sakit


dengan keluhan BAB yang dialami sejak 1 Tahun
yang lalu. Dirasakan sangat memberat satu bulan ini
dengan konsistensi bervariasi kadang padat kadang
cair, kadang terdapat darah kadang bersih, kadang
ada ampas dan lendir kadang tidak ada ampas dan
lendir, pasien merasa sangat lemas dan
menegeluhkan beberapa hari ini di sertai dengan
nyeri pada bagian perut sebelah kiri bawah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum: tampak lemas, kesadaran : E4V5M6, tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi : 90 kali/ menit, respirasi
rate : 20kali/ menit, tempt axilla : 36,5 C.
Skala Nyeri : 4, rumple leedtest (-), Kepala:
Normocephali, Mata: Anemis -/-, icterus -/-, Mulut :
Sianosis (-), bibir kering (-) Leher: pembesaran kelenjar
getah bening (-), pembesaran kelenjar tyroid (-).
Untuk pemeriksaan paru-paru, di dapatkan
inspeksi : Gerakan dada simetris bilateral, palpasi :
Nyeri tekan (-), Vocal Fremitus kiri = kanan, perkusi :
Sonor kedua lapangan paru, auskultasi: Suara nafas
ronkhi -/-, wheezing -/-.
Untuk pemeriksaan jantung, di dapatkan inspeksi:
ictus kordis tidak tampak, palpasi: ictus cordis teraba
di ICS V linea midclavicularis sinistra,perkusi : batas
jantung normal, auskultasi : S1/S2 regular, murmur (-).
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan inspeksi:
tampak datar, auskultasi : peristaltik (+) kesan
meningkat, palpasi : nyeri tekan pada regio lumbal
kiri dan umbilicalis, pembesaran hepar (-),
pembesaran lien (-), perkusi : timpani. Ekstremitas :
Akral hangat (+) di keempat ektremitas, edema
ekstremitas (-),
DIAGNOSIS KERJA
Hematokezia ec. Colitis

DIAGNOSIS BANDING
Susp. ca rectosigmoid
Polip rectal
PENATALAKSANAAN

Non medikamentosa
• Meningkatkan intake cairan
• Makan tinggi serat agar tidak terjadi konstipasi karena
beresiko timbul wasir dan diventrikulitis
• Berhenti merokok
• Membatasi kebiasaan minum alkohol

Medikamentosa
• IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
• Amlodipine 5 mg 1x1
• Kalnex 1amp/12 jam
• Drips adona/12 jam (dalam nacl 0,9% 100cc)
• Inj ceftriaxone 1gr/12 jam
MONITORING

1. Keluhan
2. Evaluasi tanda vital
3. Balance cairan
PEMBAHASAN
ANAMNESIS

Pasien laki laki usia 60 tahun masuk rumah sakit


dengan keluhan sering BAB cair dan sudah terjadi
dalam satu tahun terakhir dan memberat semejak
satu bulan terakhir, konstitensi BAB bervariasi kadang
kadang cair kadang padat, kadang berampas
kadang tidak, kadang dengan darah namun kadang
tidak ada darah, sehingga mengnggu aktivitas pasien
sehari hari. Pasien juga mengeluhkan sering ada nyeri
bagian perut bagian kiri bawah dalam satu bulan
terakhir, pasien juga mengeluhkan lemas jika
beraktivitas.
Sebelumnya pasien sudah pernah di periksa dan
dicurigai adanya keganasan pada colorektal. Selain
itu pasien juga mengalami penurunan nafsu makan.
Satu hari Buang air besar disertai darah lebih dari 10
kali.
Pasien dalam kasus ini masuk dengan bab
berdarah sudah 1 tahun yang lalu dan memiliki
riwayat penyakit yang sama sebelumnya dan
memberat 1 bulan terakhir, nyeri bagian perut
bagian bawah dirasakan sudah satu bulan terakhir,
lemas jika melakukan aktivitas dan mengalami
penurunan nafsu makan.
PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan


umum: tampak lemas, kesadaran : E4V5M6, tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi : 90 kali/ menit, respirasi
rate : 22 kali/ menit, tempt axilla : 36,5 C, skala Nyeri :
4, Kepala: Normocephali, Mata : Anemis -/-, icterus -
/-, Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-) Leher:
pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar tyroid (-). Untuk pemeriksaan paru-paru, di
dapatkan inspeksi : Gerakan dada simetris bilateral,
palpasi : Nyeri tekan (-), Vocal Fremitus kiri = kanan,
perkusi : Sonor kedua lapangan paru, auskultasi:
Suara nafas ronkhi -/-, wheezing -/-.
Untuk pemeriksaan jantung, di dapatkan inspeksi:
ictus kordis tidak tampak, palpasi: ictus cordis teraba
di ICS V linea midclavicularis sinistra,perkusi : batas
jantung normal, auskultasi : S1/S2 regular, murmur (-).
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan inspeksi:
tampak datar, auskultasi : peristaltik (+) meningkat,
palpasi : nyeri tekan pada regio umbilical dan lumbal
sinistra, pembesaran hepar (-), pembesaran lien (-),
perkusi : timpani. Ekstremitas : Akral hangat (+) di
keempat ektremitas, edema ekstremitas (-).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan pada


kasus ini yaitu pemeriksaan USG abdomen dan
pemeriksaan Colonscopy, pemeriksaan tumor marker
dan pemeriksaan darah rutin.
Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk
menilai adanya tidaknya tanda tanda infeksi karena
pada anamnesis didapatkan peningkatan leukosit
sehingga dicurigai adanya peradangan yang
dicurigai karena bakteri.
Disertai dengan pemingkatan dari berbagai fraksi
leukosit. Dan didapatkan penurunan kadar dari
Platelet pada hari pertama dan kedua setelah
dirawat hal ini diakibatkan perdarahan dari BAB
yang masih aktif.
Pada pemeriksaan lain yaitu pemeriksaan Tumor
marker CEA sebagai penanda tumor kolon di
dapatkan nilai 18,99 yang jauh lebih tinggi dari nilai
normalnya, yang dapat menandakan untuk penyakit
colitis ini mengarah ke keganasan.
Pemeriksaan USG abdomen di dapatkan hasil lesi
hipoechoid pada dinding bowel pada area hipokondrium
kiri dengan kesan susp colitis. Hal ini sesuai dengan teori
jika terdapat masa atau lesi pada pemeriksaan USG
abdomen akan didapatkan gambaran hipoechoid.
Selanjutnya pada pemeriksaan colonscopy pada
tanggal 17 september 2019 didapatkan pada rectum
tampak mukosa irreguler, berbenjol-benjol, hiperemis,
edema, rapuh, mudah berdarah.dengan kesan colitis dd
keganasan, ataupun polip colon.
Alasannya : pemeriksaan penunjang colonoscopy,
pemeriksaan darah lengkap, CEA dan USG abdomen
dapat memperkuat diagnosis dari hematokezia.
PENATALAKSANAAN

IVFD Nacl 0.9% 20 tpm


Amlodipine 5mg 1x1
Adona dalam nacl 0.9% 100 cc
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Kalnex 1amp/12 jam
Pada kasus ini terapi yang diberikan belum sesuai
dengan teori dimana penanganan dari hematokezia
pertama karena keluhannya BAB darah makan
dapat diberikan untuk mengurangi tanda
simptomatik seperti perdarahan maka diberikan
kalnex/12 jam dan adona sebagai anti
perdarahannya, amlodipine 5 mg karena saat
pasien masuk pasien memiliki tekanan darah tinggi
140/90 mmhg, dan ceftriaxone untuk mengurangi
infeksi penyebab colitis.
Namun pada kasus ini belum di berikan
kortikosteroid sistemik, namun seharusnya diberikan
kortikosteroid dengan dosis rata-rata yang banyak
digunakan untuk fase remisi 40-60 mg prednison atau
serata dengan prednisolon dengan dosis 0,5 – 1,0
mg/kgBB.tindakan terapi kemudian tappering off
dose setelah remisi yang tercapai dalam waktu 8-12
minggu. (16)
Immunomodulators adalah obat-obat yang
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pada pasien
dengan colitis bagaimanapun, sistem kekebalan
tubuh menjadi abnormal.
Immunomodulators mengurangi peradangan
jaringan dengan mengurangi populasi sel kekebalan
tubuh dengan mengganggu produksi protein yang
mempromosikan aktivasi kekebalan dan peradangan.
Contohnya adalah azathioprine, methotrexate. Efek
samping yang sering timbul adalah seperti nausea,
dispepsia, leukopeniam limfoma, hepatitis, dan
pankreatitis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai