Anda di halaman 1dari 23

OLEH Andy Kumara S.

Ked
Kepanitraan klinik madya bagian THT RSU Provinsi NTB Fakultas kedokteran universitas Islam Al-Azhar Mataram

Rinitis alergi merupakan proses inflamasi mukosa hidung dengan sekumpulan gejala terdiri dari bersin, hidung tersumbat, gatal pada hidung, dan keluar cairan dari hidung. Penyakit ini timbul pada semua golongan umur, tetapi frekuensi terbanyak yaitu anakanak dan dewasa muda.

Penyebab rinitis alergi adalah semua zat yang berperan sebagai alergen pada seorang individu. Zat-zat yang menimbulkan alergi pada seorang penderita belum tentu menimbulkan alergi pada orang lain. Selain itu, macam alergen dapat merangsang lebih dari satu macam organ.

Mekanisme terjadinya rinitis alergi merupakan reaksi antigen antibodi pada kontak kedua menyebabkan terjadinya degranulasi sel mediator, yang berakibat terlepasnya zat-zat mediator terutama histamin. Hal ini menimbulkan gejala klinik. Ada 2 macam rinitis alergi yaitu rinitis alergi musiman dan rinitis alergi sepanjang tahun. Gejala kedua rinitis ini hamper sama, hanya berbeda dalam sifat berlangsungnya.

Diagnosa berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan rinoskopi anterior tampak mukosa edema,basah, berwarna pucat, atau livid disertai adanya sekret yang encer dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan sitologi hidung, hitung eosinofil, Ig E total Ig E spesifik dengan RAST atau ELISA serta pemeriksaan in vivo dengan uji kulit.

Penatalaksanaan rinitis alergi secara garis besar terdiri dari tiga cara yaitu menghindari atau eliminasi alergen dengan cara edukasi, farmakoterapi, dan imunoterapi.

Identitas Penderita Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaaan Suku Bangsa Agama Alamat Tanggal Pemeriksaan

: : : : : : :

Soni Chandra 28 tahun Laki-laki Pegawai Swasta Jawa Hindu Mataram : 7 Juni 2012

Anamnesa Keluhan Utama : Bersin-bersin, hidung tersumbat, dan gatal pada hidung Penderita datang dengan keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat dan gatal-gatal pada hidung sejak satu minggu yang lalu, kumat-kumatan, bersin lebih dari 5 kali sehari setiap keluhan muncul, terutama saat pagi hari. Keluhan dirasakan bertambah berat bila banyak debu beterbangan. Saat bersin-bersin disertai dengan keluhan keluar ingus/cairan bening, encer dan keluar terus menerus. Biasanya hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan atau keduanya, sehingga mengganggu nafas. Tidak ada keluhan nyeri kepala maupun nyeri pada daerah pipi. Riwayat demam daan sakit menelan disangkal. Penderita sudah bebeerapa kali berobat ke dokter daan keluhan dirasakan berkurang, akan tetapi penderita mengeluhkan gejala-gejala tersebut masih sering kambuh lagi. Riwayat penyakit alergi tidak diketahui oleh pasien. Riwayat pemeriksaan asma maupun dermatitis disangkal. Riwayat Atopi pada keluarga disangkal. Penderita mengatakan menderita hipertensi sejak beberapa tahun terakhir akan tetapi tidak terkontrol.

Pemeriksaan Fisik Status Present : Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 140/80 Nadi : 82 x/ menit Respirasi : 20 x/ menit Temp. Axila : 36,5oC

Status General : Kepala : Normocephali Mata : anemis -/-, ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor THT : Sesuai status lokalis Leher : pembesaran KGB (-) Thorak : Cor : S1 S2 tunggal murmur (-) Po : Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonci /Abdomen : Bising usus (+) normal, distensi (-), H/L tidak teraba Ekstremitas : hangat (+), edema (-)

No.

Pemeriksaan Telinga

Telinga kanan

Telinga kiri

1. 2.

Tragus Daun telinga

Nyeri tekan (-), edema (-)

Nyeri tekan (-), edema (-) dan ukuran dalam

Bentuk dan ukuran dalam Bentuk

batas normal, hematoma (-), batas normal, hematoma (-), nyeri tarik aurikula (-) 3. Liang telinga nyeri tarik aurikula (-)

Serumen (-), hiperemis (-) Serumen (-), hiperemis (-), membran timpani intak, furunkel (-), edema (-), otorhea (-)

furunkel (-), edema (-),

4.

Membran timpani

Retraksi hiperemi

(-), (-),

bulging edema

(-), Retraksi (-), hiperemi

(+), (-),

bulging edema

(-), (-),

perforasi (-), cone of light (+)

perforasi (-), cone of light (+)

Pemeriksaan Hidung Hidung luar

Hidung kanan Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)

Hidung kiri Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri tekan (-), deformitas (-)

Rinoskopi anterior Vestibulum nasi Cavum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)

Bentuk (normal), mukosa pucat (-), Bentuk (normal), mukosa pucat (hiperemia (-) ), hiperemia (-) Mukosa normal, sekret (-), massa berwara putih mengkilat (-).

Meatus nasi media

Mukosa normal, sekret (-), massa berwara putih mengkilat (-).

Konka nasi inferior

Edema (-), mukosa hiperemi (-)

Edema (-), mukosa hiperemi (-)

Septum nasi

Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-)

Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-)

Bibir Mulut Geligi Lidah Uvula

Mukosa bibir basah, berwarna merah muda (N) Mukosa mulut basah berwarna merah muda Normal Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-) Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-), pseudomembran (-)

Palatum mole Faring

Ulkus (-), hiperemi (-) Mukosa hiperemi (-), reflex muntah (+), membrane (-), sekret (-)

Tonsila palatine

Kanan T1

Kiri T1 hiperemi (-)

Fossa Tonsillaris dan Arkus Faringeus

hiperemi (-)

Resume Penderita laki-laki, 28 tahun, Jawa, Hindu, pegawai swasta, mengeluh bersin-bersin, gatal pada hidung dan hidung tersumbat sejak 1 minggu yang lalu. Bersin-bersin timbul terutama saat pagi hari dan dirasakan bertambah berat jika terdapat banyak debu bertebaran. Keluhan terjadi secara hilang timbul, dimana keluhan bersin sering disertai dengan keluarnya ingus yang banyak, bening dan encer seperti air, tidak berbau. Kadang-kadang disertai keluhan hidung tersumbat kanan atau kiri atau keduanya. Keluhan sakit kepala ataupun nyeri pada pipi tidak didapatkan. Riwayat asma dan dermatitis disangkal. Riwayat Atopi pada keluarga disangkal. Didapatkan riwayaat hipertensi sejak beberapa tahun terakhir akan tetapi tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status present paada penderita didapatkan tekanan darah yang sedikit meningkat dari normal, status general dalam batas normal dan pada status lokalis THT didapatkan telinga dalam batas normal dan tenggorokan dalam batas normal.

Diagnosa Banding Usulan pemeriksaan Uji kulit : uji cukut (skin prick test), uji gores (scratch test), skin end point titration Pemeriksaan sitologi hidung terhadap adanya sel-sek eosinofil Pemeriksaan sekret hidung Pemeriksaan IgE spesifik (RAST) Rontgen sinus paranasal (posisi waters) Diet eliminasi dan tes provokasi (untuk alergi makanan)
Rinitis Alergi Rinitis Vasomotor

Diagnosa Kerja Rinitis Alergi Penatalaksanaan KIE


Hindari kontak dengan alergen yang diduga sebagai penyebab, terutama yang sering kontak adalah debu rumah dengan cara membersihkan rumah secara teratur dengan masker. Penderita disarankan juga memakai jaket pada udara dingin dan bila bepergian jauh. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita disarankan untuk berolahraga teratur, makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

Medikamentosa
CTM 3 x 4 mg selama 7 hari Pseudoefedrin 3 x 1 tab selama 7 hari Dexametason 3 x 1 tab selama 7 hari Imunoterapi

PEMBAHASAN

1. Pasien ini di diagnosa rinitis alergi karena : Dari anamnesa didapatkan pasien ini mengeluh bersinbersin lebih dari 5 kali pada saat serangan, disertai gatalgatal pada hidung, keluar ingus banyak, bening, dan encer seperti air dan tidak berbau, serta hidung tersumbat di kedua sisi. Keluhan akan muncul terutama jika berada di udara yang banyak debu. Keluhan yang dialami sangat menggangu pernafasan dan kenyamanan pasien, sehingga mengganggu aktivitas pasien dan menurunkan produktivitas pasien saat bekerja. Pasien sudah membawanya berobat ke dokter beberapa kali, akan tetapi keluhan tetap muncul dan kumat-kumatan.

Riwayat penyakit alergi tidak diketahui oleh pasien. Riwayat pemeriksaan asma maupun dermatitis disangkal. Riwayat Atopi pada keluarga disangkal. Tidak didapatkan keluhan pada telinga, ataupun pada faring sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien tidak mengalami komplikasi pada bagian telinga maupun tenggorokan Dari pemeriksaan fisik status general dalam batas normal. Pada pemeriksaan THT ditemukan pada telinga kesan tenang, tenggorok kesan tenang. Pada hidung didapatkan kavum nasi sempit, discharge serous, mukosa pucat, konka kongesti. Diagnosa banding rinitis vasomotor kita singkirkan karena pada pasien ini menonjol ada bersin-bersin yang paroksismal (>5 kali), discharge yang encer, hidung tersumbat, hidung gatal, mukosa pucat dan dicetuskan oleh debu.

2. Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu KIE 1. Hindari kontak dengan alergen yang diduga sebagai penyebab, terutama yang sering kontak adalah debu rumah dengan cara membersihkan rumah secara teratur dengan masker. 2. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita disarankan untuk berolahraga teratur, makan makanan bergizi dan istirahat yang cukup.

Medikamentosa

CTM 3 x 4 mg selama 7 hari sebagai antihistamin yang bekerja menghambat efek histamin pada tingkat resptor H 1 (kompetitif inhibitor), sehingga akan menurunkan fase cepat dari proses patofisiologi dari rinitis ini. Hal ini akan mengatasi gejala yang timbut akibat keluarnya histamin berupa meningkatnya sekresi kelenjar dan bersin, yang secara klinis tampak rinore, hidung tersumbat dan bersin. Pseudoefedrin 3 x 1 tab selama 7 hari sebagai dekongestan yang akan menyebabkan vasokontriksi sehingga akan mengurangi sumbatan pada hidung. Dexametason 3 x 1 tab selama 7 hari sebagai anti inflamasi yang bekerja dengan mengurangi sel mast dan basofil yang tersensitisasi sehingga dapat menurunkan, mencegah gejala berikutnya.

Imunoterapi

DAFTAR PUSTAKA

Blumenthal M. N. Kelainan Alergi Pada Pasien THT. dalam BOIES : Buku Ajar Penyakit THT ( Boies Fundamental of Otolaringology) editor Adams G. L. et al, penerbit EGC, Jakarta, 1997, hal 190-200. Baratawidjaja K., Rhinitis Alergi : Patofisiologi Dan Beberapa Pendekatan Klinis, dalam Simposium Sehari Inovasi Teknologi di Era Millenium Dalam Terapi Klinis Alergi, Hotel Millenium Sirih, Jakarta, 2001 Lanny J Rosenwasser. Treatment of Allergic Rhinitis. American Journal of Medicine. Vol 113. Excerpta medica. 2002 Suprihati, Manajemen Rinitis Alergi Terkini Berdasarkan ARIA WHO, dalam Simposium Sehari Inovasi Teknologi di Era Millenium Dalam Terapi Klinis Alergi, Hotel Millenium Sirih, Jakarta, 2001 Kasakeyan E., Rusmono N., Alergi Hidung dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan, editor Soepardi E. A. et al, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta, 1997, hal 102-106.

Anda mungkin juga menyukai