Anda di halaman 1dari 56

CASE REPORT OTITIS

MEDIA AKUT STADIUM


PERFORASI
Erika Agustina Kasdjono
(1061050173)
Pembimbing:
Dr. Bambang Suprayogi,SpTHT-KL

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA

EPIDEMIOLOGI

SERING TERJADI PADA


ANAK-ANAK
FAKTOR PENYEBAB :
1. ANATOMI
2. DAYA TAHAN
TUBUH

ANATOMI

Definisi
Peradangan sebagian atau seluruh
mukosa
telinga
tengah,
tuba
eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid, proses peradangan terjadi
dalam waktu kurang dari 3 minggu
yang disertai dengan gejala lokal dan
sistemik

Penyebab otitis media tersering


Streptococcus pneumonia

Faktor Predisposisi

ttp://www.ncbi.nlm.nih.gov

Patofisiologi

STADIUM OMA
DILIHAT BERDASARKAN GAMBARAN
MEMBRAN TIMPANI :

STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUS

Anamnesis : Tinnitus,
gangguan pendengaran
dan rasa penuh di telinga.
Otoskopi
Retraksi membran timpani
Membran timpani tampak
normal atau berwarna
keruh pucat.

STADIUM HIPEREMIS
Anamnesis :Selain gejala stadium oklusi,
mulai didapati rasa nyeri.
Otoskopi : Membran timpani hiperemis
karena
pelebaran pembuluh darah.

STADIUM SUPURASI
Anamnesis : Keluhan
semakin meningkat, suhu
badan meningkat.
Otoskopi :
Membran timpani
menonjol keluar
(bulging)
Ada bagian yang
berwarna pucat
kekuningan.

STADIUM PEFORASI
Anamnesis :
Keluhan berkurang, pendengaran
berkurang, suhu tubuh menurun.
Ruptur
membran
timpani
sehingga sekret berupa nanah
yang jumlahnya banyak akan
mengalir ke liang telinga luar.
Otoskopi:
Penuh sekret purulen
Membran timpani hiperemis &
perforasi

STADIUM RESOLUSI
Membran timpani
keadaan normal

kembali

ke

Sekret akan berkurang dan akhirnya


mengering
Pendengaran kembali normal

Diagnosis of Acute Otitis Media


requaires
History of acute onset of
signs and symptoms

Recent, usually abrupt onset of signs


and symptoms of middle ear
inflammation and effusion

The presence of middle ear


effusion

- Bulging of tympanic membrane


- Limited or absent mobility of tytmpanic
membrane
- Air fluid level behind the tytmpanic
membrane
- Otorrhea

Signs and symptoms of


middle ear inflammation

-Distinct erythema of tytmpanic


membrane
- Distinct otalgia

erican Academy of Pediatrics diangnosis and management of acute otitis media

Otitis media akut

TATALAKSANA

Oklusi tuba Eustachius


Tujuan terapi : membuka kembali tuba Eustachius,
sehingga tekanan negatif di telinga tengah hilang.
Terapinya :
a. Obat tetes hidung : HCL Efedrin 0,5%(anak <12 t
hn), HCL Efedrin 1%(anak >12 thn dan dewasa)
b. Antibiotik: Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari;
Anak 25 mg/KgBB 4xsehari, Amoksisilin: Dewasa
500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 xsehari,
Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10
mg/KgBB sehari
c. Antihistamin bila ada tanda-tanda alergi
d. Antipiretik

2. Hiperemis
Terapinya : antibiotik, obat tetes hidung , analgetik.
Terapi awal diberikan penisilin atau ampisilin, jika
alergi penisilin maka berikan eritromisin.
3. Supurasi
Terapinya : antibiotik & miringotomi, bila membran
timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejalagejala klinis lebih cepat hilang dan ruptur dapat
dihindari

4. Perforasi
Terapinya : antibiotik & obat cuci telinga H2O2 3%
selama 3-5 hari.
Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat
menutup kembali dalam waktu 7-10 hari.
5. Resolusi
Terapinya : antibiotik

Recommendations For Clinical Care Guidelines On The Management Of


OTITIS MEDIA In Aboriginal And Torres Strait Islander Population,2011

25

Recommendations For Clinical Care Guidelines On The Management


26 Of
OTITIS MEDIA In Aboriginal And Torres Strait Islander Population,2011

American Academy of Pediatrics, Subcommittee on management


of Acute Otitis Media, 2004

27

Komplikasi
Kelainan intratemporal
Mastoiditis akut
Parese n. facialis
Labirinitis
Petrositis

Kelainan ekstratemporal
Abses subperiosteal

Kelainan intracranial
Tromboflebitis
Hidrosefalus otikus
Empiema subdura
Abses subduran/ekstradura/cerebral

Analisa Kasus

KEPANITERAAN KLINIK ILMU THT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA

29

Identitas Pasien
Nama
: An. FRS
Umur
: 6 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin
: laki - laki
Alamat
: Rawamangun Selatan,
Jakarta Timur
Pendidikan terakhir : SD
Suku
: Batak
Agama
: Kristen
Tanggal datang : 10 Maret 2016

Anamnesis
Keluhan utama: keluar cairan dari telinga kanan
RPS:
Pasien datang ke poli THT RS UKI dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kanan pasien sejak 2 hari yang lalu.
cairan berwarna putih kekuningan, jumlahnya banyak,
kental, dan tidak berbau. 1 minggu sebelum keluar cairan
dari telinga, pasien mengalami batuk (+) dan pilek (+)
cairan berwarna bening dan agak kental, darah (-),
sekarang keluhan hidung berair sudah tidak ada lagi selain
itu pasien juga mengalami demam tinggi 4 hari yang lalu,
demam tidak naik turun, dan tidak disertai berkeringat di
malam hari, dan sekarang sudah tidak demam lagi.

Pasien kemudian tampak sangat rewel dan


sering memegangi telinganya. Keesokan
harinya demam turun, namun mulai keluar
cairan dari telinga kanan pasien. Riwayat
telinga berair sebelumnya disangkal,
Riwayat trauma pada telinga disangkal,
tidak terdapat nyeri pada dahi dan wajah,
tidak ada nyeri tenggorok.

32

RPD:
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang
sama sebelumnya
Riwayat alergi : bersin-bersin pagi hari (-), karena
debu, bulu binatang atau makanan (-), riwayat
asma bronkial (-)
Riwayat trauma, keluar darah dari hidung, suka
mengorek telinga disangkal.
Riwayat mengkonsumsi obat obatan untuk telinga
dan hidung disangkal.
Riwayat keluar cairan dari telinga disangkal
Pasien terkadang
suka berenang
1x dalam
seminggu
RPK:

Resume Anamnesis
Kesimpulan hasil anamnesis:
Cairan keluar dari telinga (+)
Demam (+)
Riwayat batuk dan pilek (+)
Riwayat berenang (+)

Pemeriksaan Fisik
Status generalisata
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran
: compos mentis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan telinga
Auricula

Kanan

Kiri

Kelainan Kongenital

Tidak ada

Tidak ada

Trauma

Tidak ada

Tidak ada

Radang

Tidak ada

Tidak ada

Nyeri Tarik

Tidak ada

Tidak ada

Nyeri Tekan Tragus

Tidak ada

Tidak ada

Kesan : auricula dextra et sinistra normotia

Kanan

Kiri

Preauricula

Tenang

Tenang

Infraauricula

Kelenjar tidak
membesar

Kelenjar tidak
membesar

Retroauricula
Liang dan Dinding

Tenang

Tenang
Kiri

Telinga

Sekret/Serumen

Kanan
Lapang/sempit

Lapang

Lapang

Hiperemis

Hiperemis

Tidak ada

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Massa

Tidak ada

Tidak ada

Bau

Ada

Tidak Ada

Warna

Kekuningan

Jumlah

Banyak

Jenis

Basah

37

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan telinga

Discharge mucopurulent

Tidak ada
kelainan

Membran timpani

Kanan

Kiri

Utuh

Tidak utuh

Utuh

Warna

Suram

Putih keabuan seperti mutiara

Refleks Cahaya

Positif

Bulging

Tidak ada

Tidak ada

Retraksi

Tidak ada

Tidak ada

Atrofi

Tidak ada

Tidak ada

Perforasi

Sentral

39

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan telinga

Perforasi central

Tidak ada
kelainan

Uji pendengaran

Kanan

Kiri

Rinne

Weber

Lateralisasi ke arah
telinga sakit

Tidak ada lateralisasi

Schwabah

Memanjang

Sama dengan
pemeriksa

Audigram

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Uji keseimbangan

Kanan

Kiri

Romberg

Jalan di tempat
dengan lutut
diangkat

Test berjalan

Nistagmus spontan

Nistagmus posisi

41

Hidung
Pemeriksaan

Kelainan

Hidung Luar

Deformitas

Tidak ada

Kelainan Kongenital

Tidak ada

Trauma

Tidak ada

Radang

Tidak ada

Massa

Tidak ada

Kesan : Biasa

42

Pemeriksaan hidung (anterior)


Vestibulum

Cavum nasi

Vibrise

Ada

Ada

Radang

Tidak ada

Tidak ada

Cukup lapang

Cukup lapang

Cukup lapang

Tidak ada

Tidak ada

Ukuran

Eutrofi

Eutrofi

Warna

Merah muda

Merah muda

Permukaan

Licin

Licin

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Ukuran

Eutrofi

Eutrofi

Warna

Merah muda

Merah muda

Permukaan

Licin

Licin

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Sempit
Lapang
Secret

Lokasi
Jenis
Jumlah
Bau

Konka inferior

Konka media

Septum

Cukup

lurus/ Cukup lurus

Cukup lurus

Massa

deviasi
Lokasi

Tidak ada

Tidak ada

Bentuk

Tidak ada

Tidak ada

Meatus media

Sekret

Tidak ada

Tidak ada

Meatus inferior

Sekret

Tidak ada

Tidak ada

44

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan hidung (anterior)

Tidak Ada
Kelainan

Pemeriksaan Tenggorok

Pemeriksaan

Kelainan

Dekstra

Sinistra

Tidak ada

Tidak ada

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Bifida

Tidak ada

Tidak ada

Palatum mole +Arkus

Simetri/tidak

Simetris

Simetris

Faring

Warna

Merah muda

Merah muda

Bercak/eksudat

Tidak ada

Tidak ada

Warna

Merah auda

Merah muda

Permukaan

Tidak bergranul

Tidak bergranul

Ukuran

T1

T1

Warna

Merah muda

Merah muda

Permukaan

Licin

Licin

Muara kripti

Tidak ada

Tidak ada

Detritus

Tidak ada

Tidak ada

Eksudat

Tidak ada

Tidak ada

Warna

Merah muda

Merah muda

Edema

Tidak ada

Tidak ada

Abses

Tidak ada

Tidak ada

Trismus
Uvula

Dinding faring

Tonsil

Peritonsil

Tumor

Gigi

Lidah

Lokasi

Tidak ada

Tidak ada

Bentuk

Tidak ada

Tidak ada

Ukuran

Tidak ada

Tidak ada

Permukaan

Tidak ada

Tidak ada

Konsistensi

Tidak ada

Tidak ada

Karier/Radiks

Tidak ada

Tidak ada

Kesan

Higiene mulut baik

Higiene mulut baik

Warna

Merah muda

Merah muda

Bentuk

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Deviasi

Tidak ada

Tidak ada

Massa

Tidak ada

Tidak ada

47

Pemeriksaan Tenggorok

Tidak Ada
Kelainan

Pemeriksaan Kelenjar getah


bening leher
Inspeksi : tidak ditemukan
pembesaran kelenjar getah bening
Palpasi : tidak teraba pembesaran
kelenjar getah bening

49

Resume Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan THT
Telinga:
AD: discharge (+) mucopurulent, perforasi
central membran timpani
AS : membran timpani intak

Hidung
: dbn
Tenggorok : dbn

Resume
Diagnosis Utama
: Otitis media akut auricula dextra stadium perforasi
Diagnosis Banding : Otitis media supuratif kronis
Pemeriksaan Anjuran
: Pemeriksaan darah rutin
Terapi
H2O2 3% 3 tetes, 2 kali sehari, diberikan selama 3hari pada telinga kanan

Otopain 3 tetes, 2 kali sehari, diberikan pada hari ke 4 hari pada telinga kanan
Amoksisilin sirup, 3 kali sehari 1 C diberikan selama 7 hari

Prognosis
quo ad vitam
quo ad sanam

: Bonam
: Dubia ad bonam

Edukasi
Menjaga higiene telinga
jangan mengorek telinga
Menjaga agar air tidak masuk ke telinga
jika pilek, batuk, dalam 2 hari tidak sembuh cepat berobat

Analisa Kasus
Pasien An. FRS usia 6 tahun 6 bulan datang dengan keluhan
keluar cairan dari telinga kanan. Pasien datang ke poli THT RS
UKI dengan keluhan keluar cairan dari telinga kanan pasien
sejak 2 hari yang lalu. cairan berwarna putih kekuningan,
jumlahnya banyak, kental, dan tidak berbau. 1 minggu
sebelum keluar cairan dari telinga, pasien mengalami batuk
(+) dan pilek (+) cairan berwarna bening dan agak kental,
darah (-), sekarang keluhan hidung berair sudah tidak ada
lagi selain itu pasien juga mengalami demam tinggi 4 hari
yang lalu, demam tidak naik turun, dan tidak disertai
berkeringat di malam hari, dan sekarang sudah tidak demam
lagi. Pasien kemudian tampak sangat rewel dan sering
memegangi telinganya. Keesokan harinya demam turun,
namun mulai keluar cairan dari telinga kanan pasien. Riwayat
telinga berair sebelumnya disangkal, Riwayat trauma pada
telinga disangkal, tidak terdapat nyeri pada dahi dan wajah,
tidak ada nyeri tenggorok

52

Untuk menegakkan diagnosis otitis media, perlu


dilakukan pemeriksaan otoskopi. Ditemukan adanya
adanya pengeluaran cairan berwarna kekuningan
pada canalis auditorius eksterna disertai perforasi
sentral pada membran timpani telinga kanan dan
reflex cahaya (cone of light) telinga kanan negatif.
Kemungkinan stadium otitis medianya ialah stadium
perforasi. Penyebab yang mungkin sebagai pencetus
otitis media pada pasien di atas adalah Pasien
mengalami batuk pilek, kebiasaan pasien yang sering
berenang, dan anatomi dari tuba eustachius pada
anak anak sehingga mudah terjadi infeksi.

53

Pada
kasus
diatas
penatalaksanaan
adalah:
Pembersihan
liang
telinga
dengan
suction
,
Pemberian obat cuci telinga H 2O2, pemberian obat
oral: Amoksisilin sirup ( Antibiotik ), Otopain
( Polymixin B sulfate 10.000 IU, Neomycin sulfate 5
mg, Fludrocortisone acetate 1 mg, Lidocaine HCL 40
mg). Sesuai dengan literatur Pada stadium perforasi,
diberikan obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
serta antibiotik yang adekuat.

54

Referensi
1) Djaafar Z, Helmi, Restuti R. In: Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 7.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2012: p 58-70.
2) Recommendations For Clinical Care Guidelines On The
Management Of Otitis Media In Aboriginal And Torres Strait
Islander Population,2011.
3) Munilson,Jacky. Yan Edward, Yolazenia. Penatalaksanaan
Otitis Media Akut. Diunduh dari respository.unand.ac.id
pada 18 Maret 2016.
4) Donaldson, Jhon. 2014. Acute otitis media diakses pada
http://emedicine.medscape.com/article/859316overview
#aw2aab6b2b4aa
20 Maret 2016
5) Kerschner, J.E., 2007. Otitis Media. In: Kliegman, R.M., ed.
Nelson Textbook of Pediatrics. 18th ed. USA: Saunders
Elsevier
6) Heather L, Burrows. 2013. Otitis Media. Guidelines for
Clinical Care. University of Michigan Health System

Terima Kasih...

56

Anda mungkin juga menyukai