: Bp. S : Laki-laki : 40 tahun : Ketandan RT02 Banguntapan Bantul : Karyawan : 09:59 11:19 Tanggal 2 Oktober 2013
Identitas Pasien
Keluhan Utama
Telinga terasa tebal pada daun telinga kanan, terasa ada benjolan, dan dirasa mengganggu.
Anamnesis
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Os datang ke poli THT dengan keluhan terasa ada benjolan pada daun telinga kanan, dan mengganggu saat tidur. Benjolan dirasa membesar 1 minggu ini, awalnya benjolan kecil lama kelamaan dipakai terasa semakin membesar. Benjolan tidak terasa nyeri , besarnya 1cm.. Tidak ada keluhan pada pendengaran pada telinga kanan dan kiri , bising(-), keluar cairan(-), demam(-), batuk(-), pilek(-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU OS sebelumnya sudah pernah merasakan keluhan seperti ini. Riwayat alergi obat, makanan, debu, maupun udara dingin disangkal
KEADAAN UMUM Kesadaran : Compos mentis BP : 110/ 70 HR : 80x/menit RR : 20x/ menit T : 36C
PEMERIKSAAN FISIK
: Simetris, mesochepal, rambut hitam : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem (-/-), reflek cahaya (+/+) : Deformitas (-), discharge (-) : Simetris, deformitas (-/-), nyeri tekan(-/-), serumen(-/-) : Lidah kotor (-), faring hiperemis (-) : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Paru: Inspeksi gerak (-) Palpasi Perkusi Auskultas
: ictus cordis tidak tampak. : ictus cordis teraba tidak kuat angkat. : batas jantung normal. : S1 > S2, reguler, gallop (-) : Dada kanan dan kiri simetris, ketinggalan : Vokal fremitus kanan = kiri. : Sonor seluruh lapang pandang. : Suara Dasar : Vesikuler +/+ Suara Tambahan: Ronchi (-/-),Wheezing (-/-)
Thorax
: datar : peristaltik (+) normal : supel, nyeri tekan epigastrium (-), Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba, undulasi (-) : Tymphani (+)
Abdomen
TELINGA Bentuk Daun Telinga Deformitas Kelainan Kongenital Tumor Nyeri tekan tragus Penarikan daun telinga Regio mastoid Liang telinga
KANAN Normal (+) Tidak ada Tidak ada Tidak nyeri Tidak nyeri Tidak ada kelainan serumen (-) padat, keras, warna hitam, sekret (-), hiperemis (-), oedem (-)
KIRI Normal (-) Tidak ada Tidak ada Tidak Nyeri Tidak Nyeri Tidak ada kelainan serumen (-), sekret (-), hiperemis (-), oedem (-)
Membran timpani
MT intak, hiperemis (-), edema MT intak, hiperemis (-), edema (-), refleks cahaya (+) (-), refleks cahaya (+)
Hidung
Kanan Deformitas (-) (-) (-) (-) (-) Lapang, Rambut (+) Mukosa:Hiperemis (-) Sekret (-) Massa (-) (-) Sekret (-) Oedem (-) Hiperemis (-) Oedem (-) Hiperemis (-) Kiri (-) (-) (-) (-) (-) Lapang, Rambut (+) Mukosa:Hiperemis (-) Sekret (-) Massa (-) (-) Sekret (-) Oedem (-) Hiperemis (-) Oedem (-) Hiperemis (-)
Tenggorokan
Arkus faring Uvula Faring Tonsil Palatum Durum Palatum Mole Simetris, massa (-) Ukuran dan bentuk normal, letak lurus di tengah Hiperemis (-), post nasal drip (-) , massa (-), Pseudomembran (), granul (-) , bercak-bercak putih (-) T0 T1, hiperemis -/-,kripta normal, detritus -/Simetris, massa (-) Simetris, massa (-), bercak-bercak keputihan (-)
Daun telinga kanan terdapat benjolan, benjolan tampak berwarna merah. Telinga kiri dalam batas normal
KESAN
DIAGNOSIS KERJA
PENATALAKSANAAN
Hematoma daun telinga biasanya disebabkan oleh trauma. Hematoma aurikuler adalah hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan tertimbunnya darah dalam ruang antara perikondrium dan tulang rawan (kartilago)
Definisi
Hematoma biasanya terjadi pada remaja atau orang dewasa yang mempunyai kegiatan yang melibatkan kekerasan, namun bisa saja dijumpai pada usia lanjut dan anak-anak. 40% berpeluang terjadi pada atlet.
Epidemiologi
- Trauma ( rudapaksa) - Biasa dapat terjadi akibat olahraga yang berhubungan dengan kekerasan seperti tinju.
Etiologi
Trauma darah cepat terkumpul di antara kartilago aurikularis dan perikondrium perikondrium tidak mampu menyuplai darah secara adekuat ke kartilago kematian kartilago deformitas telinga
Patofisiologi
1. Pembengkakan (karena ada gumpalan darah). 2. Perubahan bentuk telinga (deformitas). 3. Ada/tidak ada rasa nyeri. 4. Perubahan warna (tampak massa berwarna ungu). 5. Ada rasa panas. 6. Kemerahan. 7. Benjolan di aurikula (daun telinga). 8. Fluktuasi/ kenyal
MANIFESTASI KLINIS
Anamnesis : benjolan di aurikula (daun telinga) tidak/ada rasa sakit ada/tidak ada riwayat ruda paksa biasanya tidak ada rasa panas
Anamnesis
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI Pada hematoma aurikuler biasanya ditemukan benjolan pada aurikular bagian depan pada daerah cekungan Pembengkakan karena ada gumpalan darah Adanya perubahan bentuk pada telinga atau deformitas Perubahan warna dimana biasanya tampak massa berwarna ungu, kemerahan dan
PALPASI : Adanya nyeri tekan/ rasa sakit Benjolan di aurikula (daun telinga) dan adanya fluktuasi atau terasa kenyal.
Mengeluarkan isi hematoma yaitu bisa secara aspirasi atau insisi. Aspirasi dilakukan dengan jarum untuk mencegah reakumulasi dari hematoma. Prinsip selanjutnya setelah dilakukan aspirasi atau insisi dilakukan penekanan untuk mencegah reakumulasi
TERAPI
aspirasi dan insisi untuk mengeluarkan isi hematom dan mencegah reakumulasi dari hematoma, penekanan untuk mencegah reakumulasi antara lain dengan cara : - pembalutan seperti pemasangan perban, - penekanan lokal dengan blaster yang dijahit, - menggunakan penekanan gips yang dipasang di depan dan di belakang, - menggunakan perban gips yang melingkari daun telinga, dan pemberian antibiotik yang adekuat untuk mencegah terjadinya infeksi.
Kesalahan penanganan hematoma auris, dapat menyebabkan perikondritis aurikuler. Perikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga terjadi karena trauma. Dapat terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut (cauliflower ear).
Komplikasi
Cauliflower Ear
TERIMA KASIH