Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

PITYRIASIS VERSICOLOR

Oleh :
dr. Nur Jannah

Pembimbing:
dr. Wiryati Husin

Puskesmas Air Saga - Tanjung Pandan


Belitung
2018
Identitas Pasien
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Nn. K
 Umur : 15 tahun
 Jenis Kelamin : wanita
 Agama : islam
 Status : Pelajar
 Nomor RM : 405023
Riwayat Penyakit
Sekarang

Keluhan Utama
Wanita 15 tahun, datang
dengan keluhan nyeri
tenggorokan dan nyeri saat
menelan yang dirasakan sejak
2 hari sebelum ke Puskesmas
Keluhan Tambahan
pasien mengalami demam disertai dengan
meriang, pusing, mual dijumpai dan muntah
tidak dijumpai, mengorok saat tidur dijumpai,
serta ibu pasien mengeluhkan adanya bau
mulut pada anaknya,
pasien mengaku sering mengalami gejala
tersebut secara berulang dan terakhir
kambuh beberapa bulan sebelumnya, namun
pasien tidak mampu mengingat persis kapan
mengalami keluhan serupa. Pasien juga
mengeluhkan batuk dan pilek, nafsu makan
berkurang karena sulit menelan makanan
Riwayat Pemakaian Obat :
Paracetamol
Riwayat penyakit keluarga : -
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien sering mengeluhkan keluhan yang sama
dalam beberapa bulan terakhir
Riwayat pekerjaan:
Pasien pelajar SMP yang tinggal dengan
orangtua
Lain-lain :
Pasien sering konsumsi makanan d luar rumah,
dan sering minum es
Pemeriksaan Fisik
Status Presents
Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis (E4M6V5)
Tanda-Tanda Vital :
TD : 120/800 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 38,9oC
Berat Badan : 42 kg
Tinggi Badan : 145 cm
BMI : 19,97 kg/m2 (normoweight)
Status Generalisata
Mata : konjungtivaanemis -/-,
sklera ikterik -/-, mata cowong -/-
Mulut : faring hiperemis +/+,
tonsil T4/T3 , permukaan tonsil
tidak rata, hiperemis (+), kriptus
melebar (+) detritus (+) mukosa
basah
Leher : pembesaran KGB (-)
Paru : Abdomen :
Inspeksi : tampak
Inspeksi : tampak
simetris
simetris
Palpasi :teraba simetris
Auskultasi : BU (+)
Perkusi : sonor di kedua
lapangan paru normal
Auskultasi : vesikuler +/ Palpasi : supel, nyeri
+, rhonki -/-, wheezing tekan (-)
-/- Perkusi : timpani

Jantung : Bunyi jantung I


dan II reguler, murmur
Ekstremitas : akral
(-), gallop (-) hangat, CRT < 2
detik, edema (-)
Status Lokalisata
Tenggorokan
Bibir Mukosa bibir basah, berwrna
merah muda
Mulut Mukosa mulut basah, berwarna
merah muda
Geligi Normal
Lidah Tidak ada ulkus,
pseudomembrame (-)
Uvula Bentuk normal, hiperemi (+),
edema (+), pseudomembrane (-)
Palatum mole Ulkus (-), hiperemi (+)
Faring Mukosa hiperemi (+), reflek
muntah (+), membrame (-)
Tonsila palatine T4/T3, Hiperemis (+), Kripta
melebar (+), detritus (+)
Fossa Tonsilaris dan arkus Hiperemi (+)
faringeus
Diagnosis

Tonsilitis Kronik
Eksasebasi Akut
Tata Laksana
Medikamentosa
Antibiotik sistemik : Cefadroxil 2
x 500 mg
Analgetik antipiretik:
Paracetamol 3 x 500 mg
Mukolitik : Ambroxol 3 x 30 mg
Steroid : Dexametasone 3 x
0,5 mg
Edukasi
◦ Untuk sementara hindari makanan
yang berminyak, minuman atau
makanan dingin, manis atau yang
mengiritasi tenggorokan
◦ Menjaga higiene mulut agar tidak
terjadi tonsilitis berulang.
◦ Meminum antibiotik sesuai aturan.
◦ Datang kembali kontrol 1 minggu
setelah pengobatan, dan di
anjurkan rujuk ke spesialis THT
Prognosis
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad
bonam
TONSILITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT
Epidemiologi
 Menurut RISKESDAS 2013, 5 provinsi tertinggi :
1. NTT (41,7%)
2. Papua (31,1%)
3. Aceh (30,0%)
4. NTB (28,3%)
5. Jatim (28,3%)
 Period prevalensi (25,0%)
 Karakteristik penduduk tertinggi pada umur 1-4
tahun
Definisi
Tonsilitis Kronis diartikan sebagai infeksi
atau inflamasi pada tonsila palatina yang
menetap yang disebabkan oleh serangan
ulangan dari Tonsilitis Akut yang
mengakibatkan kerusakan yang permanen
pada tonsil
organisme patogen dapat menetap untuk
sementara waktu ataupun untuk waktu yang
lama dan mengakibatkan gejala-gejala akut
kembali ketika daya tahan tubuh penderita
mengalami penurunan, ini yang disebut
TONSILITIS KRONIS EKSASERBASI AKUT
ETIOLOGI TONSILITIS
Faktor Resiko
Close contact with an infected person
Faktor usia ( anak dan remaja )
Ispa berulang
Immunodeficiency

Pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat


Oral Higiene yang buruk
Paparan yang menahun (merokok, makanan)
Pengaruh cuaca dan aktifitas fisik
Patofisiologi
Infeksi yang berulang Faktor
Predisposisi
Kerusakan epitel dan jaringan limfoid tonsil

Pelebaran kripta

Peningkatan pembentukan detritus

Penurunan integritas epitel tonsil

Lebih mudah infeksi


Gejala Klinis
Gejala tonsillitis kronis dibagi menjadi :
1. Gejala lokal, yang bervariasi dari rasa
tidak enak di tenggorok, sakit
tenggorok, sulit sampai sakit menelan.
2. Gejala sistemik, rasa tidak enak badan
atau malaise, nyeri kepala, demam
subfebris, nyeri otot dan persendian.
3. Gejala klinis tonsil dengan debris di
kriptenya, udema atau hipertrofi tonsil
Pemeriksaan Fisik
Tonsilitis Akut Tonsilitis Kronis Tonsilitis Kronis
Eksaserbasi akut
Hiperemis dan Hiperemis dan Memebesar/
edema edema mengecil tapi tidak
hiperemis
Kripte tidak Kripte melebar Kripte melebar
melebar
Detritus (+/-) Detritus (+) Detritus (+)
Perlengketan (-) Perlengketan (+) Perlengketan (+)
Antibiotika, Sembuhkan radangnya, Bila mengganggu
analgetika, obat Jika perlu lakukan lakukan
kumur Tonsilektomi
tonsilektomi 2 – 6
minggu setelah
peradangan tenang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan untuk
memperkuat diagnosa tonsilitis
adalah pemeriksaan laboratorium
meliputi :
a. Leukosit ↑
b. Hemoglobin ↓
c. Usap tonsil untuk pemeriksaan
kultur bakteri dan tes sensitifitas.
Penatalaksanaan
Medikamentosa
 Pemberian antibiotik
 Simptomatis
Non medikamentosa
- Pembedahan (tonsilektomi)
Indikasi tonsilektomi
Tonsilitis berulang lebih dari 3x dalam
setahun
Tonsilitis berulang yang disebabkan
streptococcus B hemoliticus
Nafas berbau (halitosis)
Rhinitis, sinusitis kronik, abses peritonsil
yang tidak sembuh dengan pengobatan.
Hipertrofi tonsil
Otitis media supuratif / efusi
Curiga keganasan tonsil
Sumbatan jalan nafas (sleep apnea)
Komplikasi
a. Peritonsilitis
b. Abses peritonsiler (quinsy)
c. Abses parafaringeal
d. Abses retrofaring
e. Kista tonsil
f. Dan komplikasi organ jauh lain
nya.

Anda mungkin juga menyukai