Anda di halaman 1dari 42

CASE REPORT SESSION

FARINGITIS KRONIS
OLEH:
RIZKI VALENTINA
G1A107003

DOSEN PEMBIMBING:
DR. Alfian taher, Sp. THT
BAB I
PENDAHULUAN
 Faringitis : peradangan dinding faring akibat
infeksi maupun noninfeksi
 Penularan melalui droplet infection
 Sebagian besar disebabkan oleh virus (40-
60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma dan
toksin.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny.R
 Umur : 50 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Handil Jaya
 Agama : Islam
 Pekerjaan : IRT
 Pendidikan : SMA
ANAMNESIS
 (Autoanamnesis, Tgl : 16 Agustus 2013)

Keluhan Utama
 Nyeri saat menelan sejak ± 1 minggu yang
lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit

 Nyeri saat menelan yang semakin memberat


sejak ± 1 minggu yang lalu, demam (+), sakit
kepala (+), tenggorokan terasa gatal (+), rasa
mengganjal (+) dan suara serak (+).
 ± 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh nyeri
tenggorokan yang timbul mendadak dan
terus-menerus, rasa kering (+) dan panas (+),
rasa mengganjal (+), dan mulut terasa bau.
 Nyeri tenggorokan kambuh-kambuhan. r/
maag (+), sering mengeluhkan mual dan nyeri
ulu hati terutama saat telat makan
 Batuk (+), dahak (-), sulit menelan (-), sesak
nafas (-), penurunan berat badan drastis (-)
 Hidung dan telinga tak
 Minum air es atau minum alcohol (-),
merokok (-), tetapi gemar sekali memakan
gorengan
Riwayat Pengobatan

 Pengobatan di Puskesmas  antibiotik,


penurun panas, dan obat batuk sirup 
namun hanya meredakan demam, keluhan
lain perbaikan (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat dispepsia (+), Asma (-), Hipertensi (-),
Diabetes Melitus (-), Alergi obat (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada
HAL-HAL PENTING
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING

Gatal : -/- Rinore : -/- Sukar Menelan : - Suara parau : +

Dikorek : -/- Buntu : -/- Sakit Menelan : + Afonia : -

Nyeri :-/- Bersin Trismus :- Sesak napas : -

Bengkak :-/- * Dingin/Lembab : - Ptyalismus : - Rasa sakit :-

Otore :-/- * Debu Rumah : - Rasa Ngganjal : + Rasa ngganjal : -

Tuli :-/- Berbau : -/- Rasa Berlendir : +

Tinitus :-/- Mimisan : -/- Rasa Kering : +

Vertigo :-/- Nyeri Hidung : -/-

Mual :- Suara sengau : -

Muntah : -
PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran : compos mentis
 Pernapasan : 20 i/x
 Suhu : 36,8 °C
 Nadi : 80 i/x
 TD : 120/80 mmHg
 Anemia : -/-
 Sianosis : -/-
 Stridor inspirasi : -/-
 Retraksi suprasternal : -
 Retraksi interkostal : -/-
 Retraksi epigastrial : -/-
 Telinga

Daun Telinga Dbn Dbn

Liang Telinga Dbn Dbn

Membrana Timpani Dbn Dbn

Retro-aurikular Dbn Dbn

Pre-aurikular Dbn Dbn


 Hidung
 Mulut

Hasil

Selaput lendir mulut dbn

Bibir Sianosis (-) raghade (-)

Lidah Atropi papil (-), tumor (-)

Gigi Karies (-)

Kelenjar ludah dbn


 Faring
Hasil

Uvula Bentuk normal, letak ditengah, hiperemis (+)

Palatum mole Hiperemis (-)


Palatum durum Hiperemis (-)
Plika anterior Hiperemis (+)

Dekstra : tonsil T1, hiperemis (+), permukaan rata,


kripta tidak melebar, detritus (-)
Tonsil
Sinistra : tonsil T1, hiperemis (+), permukaan rata,
kripta tidak melebar, detritus (-)

Plika posterior Hiperemis (+)

Mukosa orofaring Hiperemis (+), granula (+), post nasal drip (+)
 Laringoskopi indirect

Hasil

Pangkal lidah dbn

Epiglottis Hiperemis (-), edema (-)

Sinus piriformis dbn

Aritenoid Hiperemis (-), edema (-)

Sulcus aritenoid dbn

Corda vocalis Simetris (+), massa (-)

Massa (-)
 Kelenjar Getah Bening Leher : Dbn

 Pemeriksaan Nervi craniales : Dbn


 PEMERIKSAAN AUDIOLOGI

Tes
Kanan Kiri
Pendengaran

Tes rinne + +

Tidak ada Tidak ada


Tes weber
lateralisasi lateralisasi
Sama dg Sama dg
Tes schwabach
pemeriksa/N pemeriksa/N

 Kesimpulan : Fungsi Pendengaran dbn


PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Radiologi : Tidak dilakukan pemeriksaan


 Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSIS

Faringitis Kronis
DIAGNOSIS BANDING

 Faringitis Kronis
 Abses peritonsil
 Laringitis
PENATALAKSANAAN

Terapi Medikamentosa
 Cefadroxil 3 x 500 mg
 Omeprazole 1 x 20 mg
 Paracetamol 3 x 500 mg
 Obat kumur: povidone-iodine 1%. Kumur
selama 30 detik. Ulangi 2-4 jam
 Obat batuk antitusif: dekstrometorphan HBr
sirup 3 x I cth
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)

 Mengurangi makanan atau minuman yang


berminyak, pedas, dingin, dan panas.
 Berkumur-kumur dengan menggunakan air
hangat atau antiseptik
 Istirahat yang cukup
PROGNOSA
 Quo ad vitam : bonam
 Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Faringitis Kronis

Definisi
 Kondisi inflamasi dalam waktu yang lama
pada mukosa faring dan jaringan sekitarnya.
Etiologi

 Induksi yang berulang-ulang faringitis akut


 Iritasi faring akibat merokok dan alkohol,
minuman ataupun makanan yang panas, dan
batuk kronis karena alergi.
 Akibat gangguan pencernaan pada lambung
 Pemakaian suara berlebihan
Patogenesis

 Infeksi bakteri ataupun virus  menginvasi


mukosa faring  respon inflamasi lokal 
kuman menginfiltrasi lapisan epitel  epitel
terkikis maka jaringan limfoid superfisial
bereaksi  pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit PMN  hiperemi, edema
dan sekresi eksudat yang meningkat 
melekat pada dinding faring  bercak-
bercak pada dinding faring posterior
Klasifikasi Faringitis

 Faringitis akut
Faringitis viral
Faringitis bakteria

 Faringitis kronis
Faringitis kronis hiperplastik
Faringitis kronis atrofi
Gejala Klinis

 Gatal dan kering pada tenggorokkan


 Suhu tubuh naik sampai mencapai 40°C
 Rasa lesu dan nyeri disendi
 Tidak nafsu makan (anoreksia)
 Rasa nyeri ditelinga (otalgia)
 Bila laring terkena suara parau atau serak
 Pada pem. faring hiperemis, dan menjadi kering,
gambaran seperti kaca dan dilapisi oleh sekresi
mukus.
 Jaringan limpoid biasanya tampak merah dan
membengkak
Diagnosis

 Anamnesa
 Pem. Fisik: faring hiperemis, eksudat, tonsil
yang membesar dan hiperemis, pembesaran
kelenjar getah bening di leher.
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan darah lengkap-GABHS rapid


antigen detection test bila dicurigai
faringitis akibat infeksi bakteri
streptococcusgroup A
 Throat culture

Namun pada umumnya peran diagnostik pada


laboratorium dan radiologi terbatas.
Penatalaksanaan

 Pada viral faringitis: istirahat, minum yang cukup


dan berkumur dengan air yang hangat.
 Analgetika diberikan jika perlu.
 Antivirus metisoprinol (isoprenosine) diberikan
pada infeksi herpes simpleks
 Pada faringitis akibat bakteri diberikan antibiotik
 Kortikosteroid
 Pada faringitis kronik hiperplastik dilakukan
electro cauter
Komplikasi

 Sinusitis, otitis media, epiglotitis,mastoiditis,


pneumonia, abses peritonsilar, abses
retrofaringeal
 Komplikasi lain: septikemia, meningitis,
glomerulonefritis, demam rematik akut
Prognosis

 Umumnya prognosis pasien dengan faringitis


adalah baik, sembuh dalam waktu 1-2
minggu.
BAB IV
ANALISA KASUS
 Telah dilaporkan kasus seorang wanita
dengan identitas Ny. R, usia 50 tahun
dengan faringitis kronis.

 Pasien ini di diagnosis dengan faringitis


kronis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan.
 Dari anamnesis didapatkan bahwa keluhan
nyeri tenggorokan yang di alami pasien ini
berulang dan sudah diberikan terapi dengan
antibiotik akan tetapi tidak menghilangkan
keluhan pasien secara menyeluruh.
 Gejala dari faringitis kronis yang didapatkan
pada anamnesis dari pasien ini adalah pasien
sering merasakan tenggorokkannya terasa
kering dan mengganjal, adanya nyeri
menelan dan suara menjadi serak.
 Pemeriksaan fisik pada daerah tenggorokan,
ditemukan pada bagian posterior mukosa
dinding faring tampak hiperemis, terdapat
banyak granul dan terdapat post nasal drip
yang menandakan adanya proses inflamasi
yang kronis pada bagian tersebut.

 Dari hasil pemeriksaan ini dapat disimpulkan


suatu diagnosis bahwa pada pasien ini
mengalami faringitis kronis.
 Terapi yang di berikan antibiotik cefadroxil yang
merupakan golongan sefalosporin. Hal ini di
pertimbangkan karena pasien sudah sering
menggunakan amoxicillin akan tetapi keluhannya
tidak membaik.

 Pemberian Proton Pump Inhibitor pada pasien ini


untuk mengurangi produksi asam lambung
sehingga keluhan dapat menghilang.
 Pemberian obat batuk antitusif bertujuan untuk
meringankan dan meredakan gejala batuk tidak
berdahak yang dialami pasien.

 Pemberian obat kumur pada pasien ini


dimaksudkan untu menjaga hygiene mulut untuk
mencegah infeksi yang lebih berat.
 Pasien juga diberikan penjelasan untuk mengatur
pola makan, berkumur-kumur dengan
menggunakan air hangat atau antiseptik, dan
istirahat yang cukupagar tidak terjadi faringitis
kronis yang berulang.

 Prognosis pada pasien ini adalah baik, biasanya


dengan obat pasien sudah merasakan keluhannya
menghilang, akan tetapi pasien harus tetap
menjaga pola makannya agar tidak muncul lagi
gejala yang serupa.
BAB V
KESIMPULAN
 Faringitis kronis adalah kondisi inflamasi dalam
waktu yang lama pada mukosa faring dan
jaringan sekitarnya.
 Faringitis kronis terbagi menjadi faringitis kronis
hiperplastik (granular) dan faringitis kronis atropi
atau kataralis.
 Yang terpenting pada faringitis kronik, proses
pencegahanlah yang harus dilakukan yaitu
dengan menghindari makanan yang pedis dan
berminyak dan juga makanan atau minuman yang
dingin.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai