Anda di halaman 1dari 28

Laringitis Kronis

Spesifik dan Non Spesifik


SPV Pembimbing: dr. Mohammad Dwijo Murdiyo, Sp. THT-KL (K),
FICS
Orin Tasha Ryani P. 190070201011025
Safira Fairuz Adani 190070201011047
Rosyida Istiqomah 190070201011037
Definisi

peradangan pada laring yang sering menyebabkan

suara serak atau kehilangan suara. selama minimal 3

minggu yang mencakup berbagai kondisi inflamasi,

infeksi, dan autoimun yang mengakibatkan

perubahan fonasi, pernapasan, dan menelan


Epidemiologi
1. Perokok memiliki resiko 1.5 kali lebih tinggi
untuk terjadi kelainan pada laring
2. Angka insiden mencapai 3,47 per 1000
penduduk, terdapat 21% dari total populasi
kemungkinan mengalami laringitis kronis selama
hidupnya
3. Dapat terjadi pada semua usia dan gender, tapi
lebih umum terjadi pada laki-laki pada usia
pertengahan
ETIOLOGI
Infeksi fungi
Vocal misuse/overuse • Candida albicans
Alkohol
Malignansi Infeksi bakteri
• Mycobacterium tuberculosis
Laryngopharyngeal reflux • Treponema pallidum
• Methicillin-sensitive
Bahan Iritan
staphylococcus aureus
(merokok, obat • Methicillin-resistant
inhalan) staphylococcus aureus
Faktor Lingkungan (iklim, • Streptococcus pneumonia
iritan kimiawi, asap, alergen) • Haemophilus influenza
• Lactobacillus spp
Infeksi • Helicobacter pylori
• Serratia marcescens

Thomas, C. M., Jetté, M. E., & Clary, M. S. (2017). Factors Associated With Infectious Laryngitis: A Retrospective Review of 15 Cases. The Annals of otology, rhinology, and laryngology, 126(5), 388–395.
https://doi.org/10.1177/0003489417694911
PATOFISIOLOGI
Proses inflamasi  perubahan epiel menebal (hiperplasia dan
mukosa laring ireversibel. hiperkeratosis), edema submukosa
dengan infiltrat inflamasi,
meningkatnya jumlah mukus

Lendir bermanifestasi dengan spasme aliran mucus terganggu  stasis


 perubahan epitel suara dan mucus di sekitar pita suara
inflamasi mencetuskan batuk reaktif

Kedua plika vokalis edema  Tekanan yang diperlukan untuk


udara lewat  Terjadi distorsi proses fonasi mengalami peningkatan
suara akibat celah yang menyebabkan manifestasi
menyempit yang akan peningkatan upaya dalam
bermanifestasi sebagai mengeluarkan suara
suara parau
Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: SoepardiEA. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI . 2007.h. 237-242
MANIFESTASI KLINIS LARINGITIS
KRONIS
• Gejala:
- Suara serak (parau) menetap
- Rasa tersangkut di tenggorok (Sering berdehem tanpa
keluar sekret)
- Batuk kering
- Suara cepat letih
- Demam (Bila terdapat infeksi)
• Tanda lainnya yang dapat menyertai berupa penggunaan
otot bantu napas selama bernapas

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: SoepardiEA. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI . 2007.h. 237-242
KLASIFIKASI
Laringitis Tuberkulosa

Spesifik

Laringitis Leutika

Laringitis kronik
Chronic laryngitis without
hyperplasia
(chronic hyperaemic
laryngitis)
Non spesifik
Chronic hypertrophic
laryngitis (chronic
hyperplastic laryngitis)
Laringitis Kronis
Spesifik
Radang kronis yang disebabkan oleh infeksi
virus atau bakteri yang spesifik dapat menular.
LARINGITIS TUBERKULOSA
Infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis ke laring
dapat terjadi melalui udara pernapasan, sputum yang • Gejala :
mengandung bakteri, atau penyebaran melalui aliran - Suara serak (parau) berat
darah atau limfa. bermingg-minggu hingga afonia
- Sering berdehem karena adanya
PRIMER : sensasi benda asing di tenggorokan
Terjadi infeksi pada laring tanpa disertai keterlibatan pada - Tenggorokan terasa kering dan
paru  Infeksi langsung melalui inhalasi panas dan kering
- Sesak nafas dan stridor
SEKUNDER : - Nyeri menelan
Terjadi infeksi pada laring dengan disertai keterlibatan - Nyeri menyebar ke telinga
pada paru  Penyebaran melalui hematogen, bronkogen, - Hemoptisis
atau limfogen
• Pada paru ditemukan proses infeksi aktif
hingga terbentuknya kaverna

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: SoepardiEA. 2007. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
LARINGITIS TUBERKULOSA
1. Stadium Infiltrasi 3. Stadium Perikondritis
• Pembengkakan dan hiperemis • Ulkus makin dalam dan mengenai
pada mukosa laring posterior kartilago aritenoid dan epiglotis
• Mukosa laring berwarna pucat • Terjadi kerusakan kartilago  muncul
• Terdapat tuberkel di submukosa, nanah berbau dan membentuk
bintik kebiruan sekuester
• Rentan pecah  ulkus • Keadaan pasien memburuk

2. Stadium Ulserasi 4. Stadium Fibrotuberkulosis


• Timbul di akhir stadium infiltrasi • Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding
• Ulkus bersifat dangkal, dasarnya posterior, pita suara, subglotik
caseosa, dan sangat nyeri • Keadaan pasien makin memburuk 
• Pasien merasa nyeri dapat menyebabkan kematian

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: SoepardiEA. 2007. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
LARINGITIS LEUTIKA
Infeksi bakteri Treponema pallidum yang terjadi
melalui hematogen. Saat ini laryngitis leutika
sudah jarang ditemui.

Laring tidak pernah terinfeksi pada stadium pertama sifilis.

Stadium kedua laring terinfeksi dengan tanda-tanda adanya


edema yang hebat dan lesi mukosa berwarna keabu-abuan.
• Gejala :
Sumbatan jalan nafas dapat terjadi karena adanya pembengkakan
mukosa. - Ditemukan guma
- Ulkus dalam, tepi kasar, merah tua,
eksudat kekuningan; dan tidak nyeri
Stadium ketiga terbentuknya guma yang nanti akan pecah dan
(ulkus durum); menyebar cepat
menimbulkan ulcerasi, perikondritis, dan fibrosis
- Suara parau dan batuk kronis
- Disfagia bila timbul guma dekat
introitus esofagus

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: SoepardiEA. 2007. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
Laringitis Kronis
Non-spesifik
Radang kronis yang disebabkan oleh infeksi
pada saluran pernapasan, paparan zat-zat
iritatif, ataupun vokal abuse
Chronic Hyperaemic Laryngitis
Kondisi inflamasi difus simetris pada laring yang melibatkan plika
ventrikularis, plika vokalis, regio interaritenoid dan basis epiglotis

Etiologi :
• Laringitis akut resolusi inkomplit
• Infeksi kronis di sinus paranasal, gigi, tonsil dan thoraks
• Faktor okupasi (paparan debu dan bahan kimia)
• Merokok dan konsumsi alkohol
• Trauma persisten akibat batuk pada penyakit paru kronis
• Vocal abuse
Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: SoepardiEA. 2007.  Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.
Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Chronic Hyperaemic Laryngitis
Klinis:
1. Suara serak
2. Rasa tidak nyaman di tenggorokan
3. Hawking konstan
4. Batuk kering
5. Ditemukan hiperemia pada laring, pita suara pucat dan membulat
Laringoskopi :
Hyperemi pada laryngeal, plika vokalis merah dan membulat, flek lender dan kental
pada plika vokalis dan interarytenoid

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: SoepardiEA. 2007.  Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Chronic Laryngitis with Hyperplasia
Kondisi inflamasi dapat bersifat difus dan simetris atau terlokalisasi, kemudian tampak
seperti tumor laring

Etiologi :
• Laringitis akut resolusi inkomplit
• Infeksi kronis di sinus paranasal, gigi, tonsil dan thoraks
• Faktor okupasi (paparan debu dan bahan kimia)
• Merokok dan konsumsi alkohol
• Trauma persisten akibat batuk pada penyakit paru kronis
• Vocal abuse
Dhingra, PL., Dhingra, S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Seventh Edition. New Delhi: Elsevier. 
Chronic Laryngitis with Hyperplasia
Klinis:
1. Hiperemia, edema, infiltrat di submukosa
2. Suara serak, batuk kering, ingin berdeham konstan, tenggorokan
tidak nyaman saat berbicara
3. Epitel skuamosa di pita suara: hiperplasia dan keratinisasi
Laringoskopi :
Mukosa laring merah dan menebal, plika vokalis merah dan bengkak
hingga terlihat membentuk nodul, ventricular band merah dan bengkak
seperti prolapse/eversi, pergerakan plika vokalis terganggu, adanya atrofi
otot/atritis sendi cricorytenoid

Dhingra, PL., Dhingra, S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Seventh Edition. New Delhi:
Elsevier. 
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Disfonia, suara serak

Sakit tenggorokan

Ada sensasi mengganjal

Sering batuk/ berdeham (throath clearing)

Disfagia, sut menelan

Adanya riwayat merokok, alkohol

Riwayat voice abuse


Dhingra, PL., Dhingra, S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Seventh Edition. New Delhi: Elsevier. 
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Fisik Leukoplakia

• Edema  glotis dan supragolitis

• Eritema glotis dan supragolitis


Reinke’s Edema
• Perubahan getaran pita suara

• Tampakan polypoid dan Reinnke Edema


pada pita suara

• Gambaran cobblestone dengan leukoplakia cobblestone


Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
● Complete blood count
● Kultur sputum
● Serologic marker
● Skin test
● pH testing
● Biopsi
● Rontgen soft tissue leher AP lateral
● X-Ray thorax AP
● videostrobe
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Edisi Revisi Tahun 2014
Diagnosa Banding
Ca laring

GERD

Vocal polyp

Glotic stenosis

Vascular Lesions of the Vocal Fold

Vocal Fold Cysts

Dhingra, PL., Dhingra, S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Seventh Edition. New Delhi: Elsevier. 
TATALAKSANA
PRINSIP TATALAKSANA
• Mengobati peradangan di hidung, faring, serta bronkus
yang mungkin menjadi penyebab laringitis kronis,
Laringitis Kronis Non
edukasi pasien untuk tidak banyak berbicara (vocal rest).
Spesifik

• OAT Primer dan sekunder


Laringitis • Istirahat suara (vocal rest)
Tuberculosis
Laringitis Kronis
Spesifik
• Penisilin dengan dosis tinggi
Laringitis Leutika • Pengangkatan Sekuester
• Bila terdapat sumbatan laring
karena stenosis, lakukan
trakeostomi

Soepardi, EA., Iskandar, N., Bashiruddin, dan Restuti, R.D. 2012 Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher, Edisi ke-7. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Tatalaksana Farmakologi
Parasetamol atau Ibuprofen sebagai antipiretik dan analgetik. Menunggu 2-3 jam
setelah makan sebelum berbaring

Pemberian antibiotik apabila penyebab adalah infeksi

GERD: Mengkonsumsi obat H2 reseptor antagonis (Ranitidine, Famotidine dan


Cimetidine), Proton pump inhibitor (PPI  Omeprazol, Lansoprazol), Prokinetik
(Domperidone dan Cisapride), dan Antasida

IDI, 2017. Panduan Praktis Klinis bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Primer.
Dhingra, PL., Dhingra, S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Seventh Edition. New Delhi: Elsevier
Tatalaksana Non Farmakologi
Puasa bicara (vocal rest)

Berhenti merokok dan hindari asap rokok

Banyak minum air putih  membantu menjaga vocal cord tetap lembab

Membatasi konsumsi alkohol dan kafein

Meningkatkan daya tahan tubuh

Menggunakan alat pelembab udara untuk menambah kelembaban udara di rumah

Hindari paparan debu atau bahan kimia yang bersifat iritatif

Dhingra, PL., Dhingra, S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Seventh Edition. New Delhi: Elsevier. 
Tatalaksana Pembedahan
●Pembedahan  stripping vocal cord
• Menghilangkan mukosa yang hiperplastik dan edema. Harus menghindari
kerusakan pada ligamen vocal.

Dhingra, PL., Dhingra, S. 2018. Disease of Ear, Nose and Throat & Head and Neck Surgery. Seventh Edition. New Delhi: Elsevier. 
EDUKASI
•Edukasi pada pasien GERD: Menghindari makan makanan berlemak, pedas dan
makanan yang mengandung kadar asam yang tinggi (coffee, orange juice, tomato
juice). Harus dihindari terutama sebelum tidur Menunggu 2-3 jam setelah makan
sebelum berbaring Meninggikan kepala saat di tempat tidur sekitar 6inchi berguna
untuk mengelevasikan laring diatas level dari lambung (saat berbaring) sehingga
sangat membantu untuk mencegah acid reflux

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: Soepardi EA, et.al. 2007. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit
Komplikasi
Pada laryngitis akibat peradangan yang terjadi dari daerah lain maka dapat terjadi inflamasi
yang progresif dan dapat menyebabkan kesulitan bernafas. Kesulitan bernafas ini dapat
disertai stridor baik pada periode inspirasi, ekspirasi atau keduanya.

Laringitis kronik akibat pemaparan yang lama dan berulang  terbentuknya jaringan parut
pada plika vokalis, penebalan plika vokalis, lesi pita vokalis dan dapat terjadi parakeratosis
atau hiperkeratosis.

Pada laryngitis leutika bila terjadi penyembuhan spontan dapat menyebabkan terjadinya
stenosis laring, karena terbentuknya jaringan parut

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: Soepardi EA, et.al. 2007. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit
Prognosis
Laringitis kronis prognosis tergantung pada kondisi yang mendasarinya.

Tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien, kebiasaan hidup sehat, dan
ketekunan berobat

Melakukan perubahan gaya hidup -> prognosisnya sangat baik. Terutama untuk
laringitis kronis terkait dengan merokok, alkohol, paparan pekerjaan, atau vocal abuse.

Diagnosis pada stadium dini berkorelasi dengan prognosis yang baik

Laringitis kronis GERD diterapi dan perubahan gaya hidup -> sembuh 2/3 kasus

Hermani B, Abdurrachman H, Cahyono A. Kelainan Laring.Dalam: Soepardi EA. Buku Ajar llmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala &
Leher.Edisi ke-6. Jakarta. Balai Penerbit FKUI . 2007
Harvard Health Publishing. 2018. Chronic Laryngitis. Harvard University.

Anda mungkin juga menyukai