Anda di halaman 1dari 3

HEMATOTHORAX Hematothorax adalah terkumpulnya darah di dalam ruang antara dinding dada dan paru-paru (rongga pleura).

Penyebab paling umum dari hematothorax adalah trauma dada (baik luka tembus maupun trauma tumpul). ADAM, Inc, Hemothorax,

http://www.healthscout.com/ency/1/000126.html, April 2009


Diagnosis hematothorax ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik yaitu gerak dada asimetris (ada hemithorax yang tertinggal), perkusi redup, dan tachypnea. Selain dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis foto thorax juga dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis.

Pada hematothorax akan didapatkan gambaran sudut costophrenicus yang menumpul atau bahkan gambaran pulmo hilang akibat tertutup perselubungan. Posisi tegak (PA) adalah yang paling baik untuk melihat hematothorax karena darah akan cenderung mengisi tempat yang paling bawah/tergantung di dalam dada, sehingga akan menampakkan gambaran air fluid level, garis putih yang membedakan parenkim paru yang terisi udara dengan darah yang terkumpul di cavum thorax. Pada foto thorax PA diperkirakan sebanyak 400-500 ml darah dapat mengaburkan sudut costophrenicus. Pada kasus-kasus trauma akut dimana pasien tidak dapat berdiri, akan jauh lebih sulit untuk menentukan jumlah darah yang terkumpul di cavum thorax. Selain itu, juga didapatkan tandatanda trauma lainnya seperti fraktur costae, pneumothorax atau pelebaran mediastinum superior.

EMFISEMA SUBKUTIS Emfisema subkutis terjadi saat udara berada di lapisan subcutan dari kulit. Subcutaneous berarti jaringan dibawah kulit, dan emfisema artinya udara yang terjebak (trapped air). Hal ini terjadi oleh karena udara pada umumnya berasal dari cavum thorax, emfisema subkutis biasa terjadi pada dada, wajah dan leher, dimana dapat menyebar dari cavum thorax sepanjang fascia. Emfisema subkutis memiliki ciri khas dalam palpasi, yaitu adanya krepitasi (crunching sound). Udara dapat melewati jaringan lunak leher dari mediastinum dan retroperitoneum karena kedua daerah ini dihubungkan oleh berlapis-lapis fascia. Akibat trauma pada paru atau saluran nafas, udara naik ke lapisan perivaskular dan menuju mediastium, yang lalu akan memasuki jaringan subkutan.

Emfisema subkutis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan imaging radiologis. Pada foto thorax, emfisema subkutis dapat terlihat sebagai garis-garis radiolusen (putih) yang sesuai pola otot-otot pectoralis major. Bila garis-garis (striations) terlokalisir pada satu area saja menandakan terjadinya emfisema merupakan akibat dari suatu trauma/robekan. Namun, bila garisgarisnya difus dapat berkaitan dengan adanya emfisema interstitial atau akibat proses non-trauma seperti infeksi, prosedur pembedahan yang terlalu lama (Wikipedia, 2011). REFERENCES : Peart O (2006). "Subcutaneous emphysema". Radiologic Technology 77 (4): 296. http://en.wikipedia.org/wiki/Subcutaneous_emphysema Anonymous. 2006. Bahan Kuliah Radiologi. Available from : http://iphie265.wordpress.com/2009/09/23/radiologi-bahan-kuliah-dr-rudi-sp-r/

Schnyder P, Wintermark M (2000). Radiology of Blunt Trauma of the Chest. Berlin: Springer. pp. 1011. ISBN 3-540-66217-0. http://books.google.com/?id=Q4haCU0cX14C&pg=PA10&dq=subcutaneous+emphysema. Retrieved 2008-05-06. http://en.wikipedia.org/wiki/Hemothorax Misthos, P; Kakaris S, Sepsas E et al. (May 2004). "A prospective analysis of occult pneumothorax, delayed pneumothorax and delayed hemothorax after minor blunt thoracic trauma". European Journal of Cardio-thoracic Surgery 25 (5): 859864. doi:10.1016/j.ejcts.2004.01.044. PMID 15082295. http://ejcts.ctsnetjournals.org/cgi/content/full/25/5/859.

Anda mungkin juga menyukai