BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan otak merupakan bentuk paling fatal pada penyakit stroke dan
memiliki morbiditas tertinggi dari setiap subtipe stroke. Ekstensi perdarahan
intraventrikular (IVH) merupakan tanda prognostik sangat rendah, dengan angka
kematian diperkirakan antara 50% dan 80%. IVH adalah kontributor yang
signifikan dan independen terhadap morbiditas dan mortalitas, namun terapi
diarahkan pada ameliorating bekuan intraventrikular masih terbatas. Istilah stroke
hemoragik seringkali digunakan sebagai sinonim dari perdarahan intraserebral
(ICH). Stroke hemoragik adalah stroke yang diakibatkan oleh perdarahan arteri
otak didalam jaringan otak (intracerebral hemorrhage) dan atau perdarahan arteri
diantara pembungkus otak, piamater dan arachnoidea (WHO, 2005).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
B. EPIDEMIOLOGI
C. ETIOLOGI
Etiologi IVH bervariasi dan pada beberapa pasien tidak diketahui. Tetapi
menurut penelitian didapatkan :
1. Hipertensi, aneurisma
Bahwa IVH tersering berasal dari perdarahan hipertensi pada arteri parenkim
yang sangat kecil dari jaringan yang sangat dekat dengan sistem ventrikuler
2. Kebiasaan merokok
3. Alkoholisme
Dari studi observasional dilaporkan meningkatnya kejadian stroke perdarahan
pada pasien merokok dan konsumsi alkohol.
4. Etiologi lain yang mendasari IVH di antaranya adalah anomali pembuluh
darah serebral, malformasi pembuluh darah termasuk angioma kavernosa dan
aneurisma serebri merupakan penyebab tersering IVH pada usia muda. Pada
4
D. PATOFISIOLOGI
Bagan 1. Patofisiologi
5
E. GEJALA KLINIS
F. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis dari IVH sangat sulit dan jarang dicurigai sebelum CT scan
meskipun gejala klinis menunjukkan diagnosis mengarah ke IVH, namun CT
Scan kepala diperlukan untuk konfirmasi.1,3 Menurut luasnya darah pada
gambaran CT scan kepala, IVH diklasifikasikan menurut Graeb IVH grading
system.
Dinilai berdasarkan ada tidaknya volume darah pada tiap sistem ventrikel.
Dinilai pada sisi kiri dan kanan. Bila didapatkan > 6 , dapat diindikasikan adanya
hidrosefalus akut dan menjadi suatu indikasi adanya penanganan segera.3
G. PENATALAKSANAAN
Penanganan emergency
untuk monitor dan tatalaksana TIK. Cerebral perfusion pressure (CPP) 50-70
mmHg beralasan untuk dipertahankan tergantung dari autoregulasi serebri. (IIb;
C). (rekomendasi baru).
2. Drainase ventrikuler sebagai terapi untuk hidrosefalus beralasan pada
pasien dengan penurunan tingkat kesadaran.
3. Terapi hidrosefalus pada pasien dilanjutkan dengan konsul ke bagian
bedah saraf dengan rencana tindakan VP shunt cito. Ventriculoperitoneal (VP)
Shunt merupakan tehnik operasi yang paling popular untuk tatalaksana
hidrosefalus, yaitu LCS dialirkan dari ventrikel otak ke rongga peritoneum.
Pemberian obat anti kejang
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat ditimbulkan, yaitu5:
1. Hidrosefalus. Hal ini merupakan komplikasi yang sering dan kemungkinan
disebabkan karena obstruksi cairan sirkulasi serebrospinal atau
berkurangnya absorpsi meningeal. Hidrosefalus dapat berkembang pada
50% pasien dan berhubungandengan keluaran yang buruk.
2. Perdarahan ulang (rebleeding), dapat terjadi setelah serangan hipertensi.
3. Vasospasme. Hubungan antara intraventricular hemorrhage (IVH) dengan
kejadian dari vasospasmeserebri, yaitu:
- Disfungsi arteriovena hipotalamik berperan dalam perkembangan
vasospasmeintrakranial.
- Penumpukkan atau jeratan dari bahan spasmogenik akibat gangguan dari
sirkulasicairan serebrospinal.5
9
I. PROGNOSIS
IVH merupakan salah satu faktor risiko independent penyebab kematian
setelah terjadinya ICH. Penilaian terhadap GCS dan volume pada IVH dapat
dijadikan prediksi hasil yang akan didapatkan oleh pasien. GCS yang rendah serta
volume IVH yang besar akan memberikan prognosis yang buruk.4
10
BAB III
LAPORAN KASUS
Hipertensi (+)
Stroke (+)
Disangkal.
e. Riwayat Kebiasaan
- Nadi : 82x/menit
- Pernafasan : 22x/menit
- Suhu : 37,oC
- NPS : 5-6
b. Status Internus
- Kulit : Warna kulit sawo matang
- Kepala : Normosefal
- Mata : Mata simetris
Pupil isokor(3mm/3mm)
Conjungtiva palpebra anemis (-/-)
Reflek cahaya (+/+)Sklera ikterik (-/-)
- Hidung : Nafas cuping hidung (-)
Deformitas (-)Septum deviasi (-)
Konka hiperemis(-)Pembesaran konka(-)Sekret (-)
Belakang
1. Inspeksi Simetris, statis, dinamis Simetris, statis, dinamis
2. Palpasi Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-) Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra = sinistra Stem fremitus dextra =
sinistra
3. Perkusi Sonor diseluruh lapangan paru Sonor diseluruh lapangan
paru
4. Auskultasi Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler
Ronki (-) Ronki (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V 2cm medial linea
midclavicula sinistra
Perkusi : Dalam batas normal
Auskultasi : Suara jantung murni: SI, SII (normal) reguler
- Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar,warna sama seperti kulit sekitar
Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal
Perkusi : Timpani diseluruh regio abdomen, ascites (-)tidak
terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal
tidak teraba
c. Status Neurologi
- Keadaan Umum : Lemah
- Kesadaran : Stupor
- GCS :6
- Nervus Kranial :
N1 (Olfactorius)
Daya penciuman : Kanan (normal), Kiri (normal)
N2 (Optikus)
Daya Penglihatan : Kanan (normal), Kiri (normal)
Lapangan Pandang : Kanan (normal), Kiri (normal)
Pengenalan Warna : Kanan (normal), Kiri (normal)
8
N3 (Okulomotorius)
Bentuk : Kanan (normal), Kiri (normal)
Ukuran : Kanan (3mm), Kiri (3mm)
Gerakan Bola Mata : Atas (normal/normal)
Bawah (normal/normal)
Diplopia : (-/-)
Reflek Pupil Direct : (+/+)
Reflek Pupil Indirect : (+/+)
N4 (Trochlearis)
Gerakan Bola Mata : Bawah (normal/normal)
N5 (Trigeminus)
Motorik : Menggigit (normal)
Mengunyah (normal)
Membuka mulut (normal)
Sensorik : Kanan (normal), Kiri (normal)
N6 (Abdusen)
Gerakan Bola Mata : Kanan (normal), Kiri (normal)
N7 (Fasialis)
Menutup Mata : Kanan (normal), Kiri (normal)
Sudut Bibir : Kanan (normal), Kiri (normal)
Angkat Alis : Kanan (normal), Kiri (normal)
Kerut Dahi : Kanan (normal), Kiri (normal)
Mengembungkan Pipi : Kanan (normal), Kiri (normal)
N8 (Vestibulokoklearis)
Pendengaran : Kanan (normal), Kiri (normal)
N9 (Glosofaringeus)
Daya Perasa : Normal
Reflek Muntah : (+)
N10 (Vagus)
Arkus Faring : Simetris
N11 (Assesorius)
Memalingkan Kepala : Kanan (normal), Kiri (normal)
Angkat Bahu : Kanan (normal), Kiri (normal)
N12 (Hipoglosus)
Artikulasi : Kanan (normal), Kiri (normal)
Menjulurkan Lidah : Kanan (normal), Kiri (normal)
Tremor Lidah : (-)
9
d. Rangsangan Meningeal
- Kaku Kuduk : Kanan (+), Kiri (+)
- Kernig Sign : Kanan (+), Kiri (+)
- Brudzinski 1 : Kanan (-), Kiri (-)
- Brudzinski 2 : Kanan (-), Kiri (-)
- Brudzinski 3 : Kanan (-), Kiri (-)
- Brudzinski 4 : Kanan (-), Kiri (-)
e. Ekstremitas
- Kekuatan Otot : 3 3
3 3
- Lateralisasi Sinistra
f. Reflek Fisiologis
- Bisep : Kanan (+4), Kiri (+4)
- Trisep : Kanan (+4), Kiri (+4)
- Patella : Kanan (+4), Kiri (+4)
- Achille : Kanan (+4), Kiri (+4)
g. Reflek Patologis
- Hoffman : Kanan (+), Kiri (+)
- Tromner : Kanan (+), Kiri (+)
- Babinski : Kanan (-), Kiri (-)
- Chaddock : Kanan (-), Kiri (-)
- Oppenheim : Kanan (-), Kiri (-)
h. Saraf Otonom
- Miksi : Dalam Batas Normal
- Defekasi : Dalam Batas Normal
i. Sensibilitas
- Rasa Raba : Kanan (+), Kiri (+)
- Rasa Nyeri : Kanan (+), Kiri (+)
- Suhu : Kanan (+), Kiri (+)
12
b. CT-Scan
1.5 Diagnosa
a. Diagnosa Klinis : Penurunan kesadaran, kelemahan anggota gerak
Vomiting, kejang
b. Diagnosa Topis : Ventrikel cerebri
c. Diagnosa Etiologi : Intraventrikel hemorragik
1.6 Terapi
- Head elevasi 30o-40o
- O2 2-3 liter
- IVFD Asering 20 gtt/ i
- Inj Citicolin 1000mg/ 12j
- Inj mecobalamin 1A/ 8j
-
1.7 Diagnosa Akhir
Intraventrikel Hemorragik
12
Haloperidol 2x 0,5 mg
Herbesser CD 3x1
Laxadyn syr 3x C1
Phenitoin 2x 100mg
P/ PBJ
10
BAB IV
KESIMPULAN
Etiologi IVH bervariasi dan pada beberapa pasien tidak diketahui. Tetapi
menurut penelitian hipertensi, aneurisma, kebiasaan merokok, alkoholisme dari studi
observasional dilaporkan meningkatnya kejadian stroke perdarahan pada pasien
merokok dan konsumsi alkohol. Etiologi lain yang mendasari IVH di antaranya
adalah anomali pembuluh darah serebral, malformasi pembuluh darah termasuk
angioma kavernosa dan aneurisma serebri merupakan penyebab tersering IVH pada
usia muda. Pada orang dewasa, IVH disebabkan karena penyebaran perdarahan akibat
hipertensi primer dari struktur periventrikel.
Penilaian terhadap GCS dan volume pada IVH dapat dijadikan prediksi hasil
yang akan didapatkan oleh pasien. GCS yang rendah serta volume IVH yang besar
akan memberikan prognosis yang buruk.4
10
DAFTAR PUSTAKA
4. Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf RSUD
Arifin Achmad/FK UNRI. Pekanbaru. 2007.
5. Dewanto George, J. Wita, Riyanto Budi, Turana Yuda. Diagnosis dan Tata
Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC. 2007.
6. Rumantir CU. Pola Penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Periode 1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter
Spesialis Bidang Ilmu Penyakit Saraf. 2000.