PREOPERATIF PERDARAHAN
Disusun oleh:
Airin Aldiani
0910710030
Pembimbing:
dr. Karmini Yupono, SpAn, KAP
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama
Umur
: Ny. PB
: 34 tahun
Alamat
Status
Register
Tanggal MRS
Jam MRS
Jenis Pembedahan
Rencana Anestesi
: Wlingi, Blitar
: Menikah
: 111855xx
: 5 Juli 2014
: 19.00 WIB
: Eksplorasi laparotomi + Trepanasi evakuasi SDD
: General Anesthesia - intubasi
Secondary Survey
B5 : TFU sesuai UK
(N : 11,5 11,8)
(N : 28,9 30,6)
Ur/Cr
SGOT
SGPT
: 14/0,6 mg/dL
: 103 U/L
: 113 U/L
Serum Elektrolit
Natrium
: 140 mmol/L (N : 136 145)
Kalium
: 3,57 mmol/L (N : 3,5 5,0)
Klorida
: 107 mmol/L (N : 98 108)
Analisis Gas Darah
pH
: 7,43
(N : 7,35 7,45)
pCO2
: 23,3 mmHg (N : 35 45)
pO2
: 203,9 mmHg (N : 80 100)
HCO3: 15,7 mmol/L (N : 21 28)
BE
: -8,8 mmol/L (N : [-3] [+3])
SaO2
: 99,8 %
(N > 95 %)
P/F ratio
: 145,64
USG FAST: Laserasi hepar grade II, cairan bebas 1000 cc, gravida
intrauterine T/H, fatty liver
CT scan kepala: Edema serebri, ICH + SDH + SAH temporoparietal
sinistra
2.4 Assessment
ASA 4 internal bleeding, peningkatan TIK, penurunan kesadaran,
transaminitis.
Diagnosa Pra Bedah : G2P1001Ab000 18-20mgg T/H, CKS 335,
ICH, SDH, SAH, internal bleeding.
2.5 Planning
Tanggal dilakukan anestesi
Jenis Anestesi
: 6 Juli 2014
: GA intubasi
Jenis Pembedahan
PEMBAHASAN
1.
Definisi Perdarahan
Perdarahan, atau secara teknis dikenal sebagai hemorargik, adalah
mengakibatkan kehilangan darah sebanyak 30% atau lebih dari estimated blood
volume. Perdarahan dapat terjadi secara internal, di mana kebocoran darah dari
pembuluh darah di dalam tubuh, atau eksternal, yaitu kebocoran darah yang
diserta luka terbuka pada kulit luar.1-3
2.
dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari tubuh dan
terlihat jelas keluar dari luka tersebut.
Terdapat beberapa jenis luka terbuka yaitu:
Luka Gores/ Abrasi: Bagian kulit lapisan atas terkelupas sehingga hanya
aliran
darah
vena
yang
lebih
stabil
Perdarahan Kapiler
Perdarahan Vena
Perdarahan Arteri
tidak terlihat karena kulit masih utuh. Perdarahan internal mungkin terjadi di
dalam jaringan-jaringan, organ-organ, atau di rongga-rongga tubuh termasuk
kepala, dada, dan perut. Perdarahan internal terjadi ketika kerusakan pada arteri
atau vena menyebabkan darah terlepas dari sistem sirkulasi dan terkumpul di
dalam tubuh. Jumlah perdarahan tergantung pada jumlah kerusakan pada organ
dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplainya, serta kemampuan tubuh
untuk memperbaiki pecahan- pecahan pada dinding-dinding dari pembuluhpembuluh darah.1-2
Diagnosis internal bleeding ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa dapat digali adanya riwayat
trauma dan gejala-gejala yang dirasakan pasien. Gejala perdarahan internal
mungkin tersembunyi dan muncul hanya dengan nyeri, tetapi jika ada kehilangan
darah cukup, pasien mungkin mengeluh kelemahan, kepala ringan , sesak
napas , dan gejala yang lebih berbahaya seperti syok . Gejala bergantung pada
lokasi perdarahan. Pada perdarahan di hemithorax menimbulkan gejala sesak
dan
nyeri
dada.
Jika
ada
perdarahan
pencernaan,
pasien
mungkin muntah darah merah terang, atau jika sudah dalam perut untuk periode
waktu, muntahan mungkin terlihat seperti bubuk kopi, dan buang air besar
berdarah. Pada perdarahan di kavum abdomen, akan ada nyeri perut dan perut
yang tegang/kaku. 1,4-5
Dari pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya:
Tanda & gejala spesifik pada perdarahan dalam pada pasien cedera
kepala:
4.
5.
Tes darah :
o
Complete blood count (CBC)
o
Golongan darah & uji crossmatch darah
o
Faal hemostasis darah PPT, aPTT, dan INR
o
Tes kehamilan & toxicology (bila diperlukan)
o
Kadar laktat & base deficit
Radiologi:
o
Foto polos radiologi
o
CT scan
o
USG FAST 1,4-5
Klasifikasi Perdarahan
Tabel 1 Klasifikasi Perdarahan
Tatalaksana Perdarahan
Seperti halnya dalam situasi mengancam jiwa lainnya, manajemen
wajah yang luas, hematoma leher yang meluas, dan luka bakar besar wajah atau
lainnya), atau untuk memberikan ventilasi dalam mengurangi risiko gagal napas
yang ada atau yang akan datang.
Intubasi trakea sering diperlukan. Tanda-tanda klinis dari kegagalan
pernapasan termasuk takipnea, dangkal sesak napas, penggunaan otot aksesori,
stridor, gerakan dinding dada paradoks seperti pada pasien flail chest, sianosis,
kebingungan, atau analisa gas darah yang abnormal (PO2 < 60 mmHg atau
PCO2 > 50 mmHg biasanya disertai pH 7.30). Intubasi diperlukan apabila
terdapat apneu atau cardiopulmonary arrest.
Ventilasi harus dilanjutkan sampai akses jalan nafas telah diperoleh.
Bahkan
setelah
intubasi,
ventilasi
biasanya
digunakan
sampai
status
semua
pasien
yang
menjalani
tindakan
pembedahan
membutuhkan akses vena untuk administrasi cairan dan obat, dan beberapa
pasien bahkan membutuhkan transfusi komponen darah. Sehingga, seorang
dokter harus dapat memperkirakan volume intravaskular agar dapat mengatasi
defisit cairan atau kehilangan darah yang terjadi. Evaluasi volume intravaskular
dapat dilakukan dengan mengamati riwayat pasien, pemeriksaan fisik, maupun
pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis dapat diketahui faktor-faktor penting
seperti intake oral, adanya diare atau muntah yang persisten, kehilangan darah
yang signifikan, serta adanya pemberian cairan intravena atau transfusi darah.
Dari pemeriksaan fisik, dapat dilihat tanda-tanda hipovolemia, seperti turgor kulit
yang abnormal, dehidrasi membran mukosa, peningkatan heart rate, penurunan
tekanan darah, serta penurunan produksi urin
10
Jumlah Cairan
4 mL/kg/jam
Tambahkan 2 mL/kg/jam
Tambahkan 1 mL/kg/jam
besar perdarahan)
Jika perdarahan terjadi di sekitar lengan atau tungkai, maka tinggikan
bagian tersebut di atas tinggi jantung.
8. Menempatkan pasien pada posisi syok (posisi kaki lebih tinggi daripada
kepala) pada pasien nontrauma.
9. Menjaga pasien dalam kondisi hangat
Untuk perawatan pasien perdarahan dalam akibat trauma dilakukan
pertolongan:
6.
jiwa
dan
merupakan
kegawatdaruratan
di
bidang
medis.
penurunan kesadaran, trauma kepala dengan ICH, SDH, dan SAH, disertai
internal bleeding dan gravida 20 minggu.
Pada pasien ini estimasi kehilangan darah sekitar > 1500 mL dengan nadi
124-135x/menit, tekanan darah 124/75mmHg, RR 24x/menit, penurunan
kesadaran. Maka dapat disimpulkan pasien jatuh pada derajat syok kelas 3.
Maka dari itu diperlukan resusitasi awal menggunakan kristalloid (NaCl 0,9%)
sampai 20% kehilangan cairan terpenuhi, kemudian ditambahkan dengan kolloid
sampai 40% kehilangan cairan terpenuhi setelah itu kekurangan volume darah
diganti dengan transfusi darah PRC. Pada pasien ini dilakukan transfusi PRC
sebanyak 2 labu sebelum dilakukan operasi karena dari pemeriksaan penunjang
pada pasien ini didapatkan kadar Hb sebesar 6,3 g/dL.
Setelah di resusitasi pasien terus di monitor setiap 15 menit untuk
mengecek respon terhadap pemberian cairan. Pada pasien ini setelah di monitor
didapatkan perbaikan tanda-tanda vital. Respon pasien terhadap resusitasi
cairan tergolong dalam kategori transient response (respon sementara) dimana
terdapat perubahan tanda-tanda vital namun terkadang naik-turun.
Terapi pre-operasi yang diberikan pada pasien ini antara lain adalah:
- Elevasi kepala 30o: pada pasien dengan edema serebri, posisi kepala
yang netral penting untuk menghindari kompresi jugular dan
hambatan outflow vena, serta untuk menurunkan tekanan hidrostatik
CSF. Pada pasien normal maupun pasien dengan cedera otak,
-
serebri.
Pemberian antikonvulsan: sebagai profilaksis terhadap terjadinya
kejang post-trauma.
Pemberian antipembekuan
perdarahan hebat.
Pemberian obat-obatan lambung: karena sebelum operasi pasien
darah:
karena
pasien
mengalami
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
5.
6.
7.
8.
Care 2nd Edition. Taylor & Francis Publisher: New York, USA
9. Rossaint, et al. 2010. Management of Bleeding Following Major
Trauma: An Updated European Guideline in Critical Care Vol. 14.
BioMed Central: Germany.
10. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. 2013. Morgan & Mikhails
Clinical Anesthesiology 5th Edition. McGraw Hill: USA.
11. Spahn DR, Bouillon B, Cerny V, Coats TJ, Duranteau J, Filipescu D, et al.
2013. Management of bleeding and coagulopathy following major trauma:
an updated European guideline. Critical Care 17:R76