Anda di halaman 1dari 17

Penanggulangan Krisis

Laryngospasme/Bronkospasme
Bronkospasme adalah bentuk paling sering dari reactive
airway disease. Laringospasme perioperatif adalah
komplikasi life threatening selama periode perioperatif
dengan insidensi 0.78-5%, tergantung dari jenis operasi,
usia pasien, Teknik anestesia, kondisi sebelumnya.
Pasien dengan asma dan chronic obstructive pulmonary

Definisi
disease (COPD) menunjukan adanya hipersensitivitas
jalan napas sebagai respon terhadap iritan mekanis atau
farmakologis.

Pasien dengan asma dan COPD terkontrol, insidensinya


hanya sekitar 2% sedangkan insidensi bronkospasme
selama anestesi umum berkisar 0.2 %.
Manifestasi
• Laringospasme:
• Diagnosis → glotis tertutup dan pita suara

Klinis
terlihat, yang biasanya tidak mungkin dalam
sebagian besar kasus.
• Stridor inspirasi, gerakan pernapasan
paradoksikal, tarikan pada suprasternal dan
supraclavicular, serta penurunan kadar oksigen
dengan cepat.
• Ketika obstruksi berlanjut menjadi obstruksi
saluran napas yang lengkap, gerakan dada
mungkin berlebihan tetapi tidak ada gerakan
pada kantong reservoir dan tidak ada pembacaan
kapnogram.
• Bronkospasme: • Desaturasi merupakan manifestasi paling umum.
Manifestasi lain→ bradikardia (6%), edema paru
• Wheezing ekspirasi
tekanan negatif (4%), henti jantung (0,5%),
• Waktu ekspirasi yang memanjang aspirasi paru (3%), aritmia, dan kematian.
RECOGNIT ION OF
BRONCHOSPASM
Patofisiologi laringospasme
Mekanis Kimiawi Termal
Faktor Predisposisi Bronkospasme

Mekanis (misalnya
Infeksi saluran napas akut Udara yang kering dan
Alergi Hiperaktivitas bronkus bronkospasme saat
ataupun kronik. dingin.
intubasi)

Farmakologis Airway Ansietas pada pasien Pasien dengan obesitas


Faktor Risiko Laringospasme
Diagnosis Banding Bronkospasme

1. Obstruksi mekanis 2. Laringospasme • Insidensi bronkospasme perioperatif dilaporkan pada sekitar 9%


pasien asma yang menjalani tindakan anestesi umum, sebagian besar
terjadi setelah insersi ETT.
3. Hiperaktivitas 4. Kedalaman anestesi
• Perokok mempunyai insidensi yang lebih tinggi untuk terjadinya
bronkial yang tidak adekuat
bronkospasme perioperatif, terutama pada pasien wanita dan usia
muda, juga lebih tinggi pada pasien dengan bronchitis kronik

5. Farmakologikal 6. Airway soiling


Perbandingan onset bronkospasme
Manajemen
Penanganan
Laringospasme
Manajemen
Penanganan
Bronkospasme
Pencegahan

01 02 03
Pasien dengan faktor risiko Eksaserbasi asma akut dan sering Bronkodilator, kortikosteroid inhalasi
bronkospasme harus dilakukan terjadi merupakan indikasi untuk dan oral preoperatif, chest
pemeriksaan yang teliti sebelum penundaan pembedahan elektif. physiotherapy, dan konsultasi ke
dilakukan pembedahan. dokter paru mungkin dapat dilakukan
sebelum pembedahan.
Referensi
• 1. Looseley A. Management of bronchospasm during general anaesthesia. Updat Anaesth. 2011;27(1):17-21.
• 2. Westhorpe RN, Ludbrook GL, Helps SC. Crisis management during anaesthesia: bronchospasm. Qual Saf
Health Care. 2005;14(3):1-6. doi:10.1136/qshc.2002.004457
• 3. Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful
Anwar, Malang, Indonesia, Rahmadinie A, Vitraludyono R, Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif,
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar, Malang, Indonesia. Tatalaksana
Bronkospasme selama Anestesi Umum. JAP. 2020 Oct 31;1(3):9–17.
• 4. World Federation of Societies of Anaesthesiologists 2020: Update Comprehensive Review of Laryngospasm

Anda mungkin juga menyukai